Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Sebelum TA saya udah berniat untuk refreshing, yah, senang-senang sebelum susah-susah :) hahaha

Diharapkan refreshing ini cukup untuk mengganti SP (semester pendek) lalu yang kupake kuliah KP (semacam pra TA gitu lah :p) yang ternyata waktunya mepet pake banget. Hampir setiap hari saya mengerjakan laporannya, bahkan hingga H-2 Idul Fitri laporannya belum selesai. Inilah cobaan pra TA...

Mungkin karena kasihan mahasiswinya yang udah nggak bisa mikir (pikirannya udah sampai duluan di rumah, jiwanya masih galau antara pulang dan mengerjakan, sementara raganya masih terjebak di depan laptop) akhirnya laporan tersebut boleh dikumpulkan di H+ sekian setelah lebaran *wink terharu banget ini.

Fast foward. Saya bisa menyelesaikan laporan TA sesuai waktu yang ditentukan.

Untuk menyambut TA, kami semua sebagai calon mahasiwa TA berencana untuk refreshing sekejap, suatu kebetulan karena teman saya Pepi menawarkan untuk main ke rumahnya di Lampung. Meskipun sebelumnya saya sempat khawatir nggak jadi ke Lampung gara-gara nggak ada kabar lanjutan, saya PD aja packing untuk refreshing besok, mau jadi atau nggak itu urusan nanti.

Paginya Pepi sms katanya kalau ingin ikut ke Lampung kumpul di kampus jam 12an, nggak sia-sia kan packing semalam.

Malemmya saya packing buat besok, mau jadi apa enggak itu urusan nanti . Paginya saya disms Pepi, katanya kalau mau ikut ke Lampung kumpul hari ini jam 12 kumpul di kampus, hahaha...

Sekitar jam ½ 12an saya pergi ke kampus, setelah sebelumnya saya packing lagi ( yang semalem belum beres J) agak aneh sih, soalnya udah jam segitu belum ada yang ngesms suruh kumpul ke kampus. Begitu sampe kampus depan gedung emang gak ada orang sama sekali, saya langsung ngira ditipu ama anak-anak. 1 jam lebih saya nunggu sampai akhirnya anak-anak datang. Jadinya berangkat jam 3 huuu... tau gitu tidur dulu di kosan T.T

Sebelum pergi, makan Sabana dulu 😀 bosen sih, tapi saya males nyebrang, terus jajan-jajan dulu di Giant dengan Ica dan Jajang.

Rencananya Pepi dan Ratum mau ke Almen ambil sleeping bag dan kirim ke rumah Pepi di Lampung  pake mobilnya Ucup. Tapi akhirnya kita semua malah ikut mobilnya Ucup, dengan pertimbangan naik DAMRI dari Terminal Cicaheum ke Terinal Leuwi Panjang itu ribet dan lama. Bisa dibayangkan, gimana dempet-dempetannya 15 peserta tour ini dimobilnya Ucup. Rasanya udah kaya sosis yang bungkusnya di-vacuum. Badan nggak bisa gerak, kaki apalagi... ini belum termasuk bawaan bersama ya kaya kompor,panci dan peralatan diving-nya Ratum.

Sebelum ke Terminal Leuwi Panjang, kita mampir ke Almen mau ambil sleeping bag, bongkar muat dulu yaini. Untungnya sleeping bag, kompor, panci dan peralatan diving-nya Ratum dipaketin, nggak kebayang gimana nasib kita. Saya merasa agak pusing, gara-gara arah pandangan yang gak jelas & bau gorengan (tepatnya bala-bala, lebih spesifiknya lagi adonan ½ mateng yang dicampur kol) hahaha


Sampailah kami di Terminal Leuwi Panjang, nggak langsung naik bis karena nungguin Daniel yang janjian ketemu disana, coba cek foto dibawah ini, tampak jelas wajah-wajah lega...



Di sepanjang jalan waktu nyari bis, banyak orang-orang semacam calo yang nanya-nanya tujuan, masih mending kalau cuma ditanya tapi doang, kalo sampe disambangin & diikutin segala, kan ngeselin banget (bagi saya) . Kalau nggak dijawab ya anggap aja udah tahu mau kemana, kalau pun gak tau pasti nanya juga kan akhirnya. Jangan ngeselin -__-

Karena bis jurusan Bandung-Merak ada tiap jam, kami mendapatkan bis yang masih kosong, bis sebelumnya baru aja berangkat. Mungkin karena masih dalam suasana Lebaran yang udah lewat 2 minggu yang lalu, bis yang bersangkutan mematok tarif Rp. 60.000 – Rp. 65.000. cukup ngeselin (bagi saya (lagi) hehe) karena kondekturnya nggak ngasih tiket.  Masalahnya tiketnya ituuu... mau dikoleksi


Nggak lama duduk di bis, saya langsung ketiduran begitu bangun disambut Ica yang lagi nyerocos, dari tadi, sejak naik bis. Hahaha.. parah.. dan nggak ada tanda-tanda mau berhenti. Perasaan saya mengatakan kalau saya laperrr banget... hehe. Ralat, bukan cuma saya, tapi semuanya. Di kampus tadi cuma makan siang, makan malemnya belum, gorengan yang tadi di mobilnya Ucup nggak usah dianggap... cuma numpang lewat :p

Menuju arah Cilegon, udah mulai kerasa hareudang haha... daerah di sekitar pelabuhannya cukup tertata rapi dan indah kalau dilihat di malam hari (belum tau versi siangnya). Ini kali pertamanya saya melihat pelabuhan sungguhan, pelabuhan aktif yang benar-benar melayani penyebrangan antar pulau. Sekalinya ke Tanjung Perak dulu (yang entah di bagian sebelah mananya) saya memang menemukan pelabuhan, ada kapal, ada jangkar, ada tambat dll, tapi meragukan karena jarang sekali orang yang berlalu lalang (sekilas info).

Hal yang pertama kali (harus) dilakukan adalah mencari makan, udah seliweran kemana-mana akhirnya milih nasi goreng, selain lumayan cepat juga karena kami sudah tahu standar rasa dan harganya. Bedasarkan @inforatum Nasi Goreng adalah pilihan yang ideal untuk kita saat itu.

Nasi goreng @inforatum


Selesai makan, kami langsung menuju loket pembelian tiket, harganya sekitar Rp. 11.000an. setelah membayar petugas memberikan kami semacam kartu pass, yang diambil lagi oleh petugas ketika akan memasuki jalan menuju kapal. Nama kapal yang ingin kami naiki adalah MUFIDA, karena dari jauh kapal tersebut terlihat lebih terang benderang, daripada kapal satunya yang namanya nggak terlihat.

Ketika saya berjalan di lorong yang menghubungkan bangunan pelabuhan dan kapal, terbersit dalam ingatan saya sosok-sosok berjubel yang saya lihat di laporan mudik Lebaran. Ada yang mengangkut oleh-oleh di kardus air mineral / mie instan, ada yang berusaha menggeret koper, ada yang mengapit tas di ketiak, ada yang menjinjing plastik makanan, ada yang memegang erat partner mudiknya.

Penampilan lusuh. Keringat bercampur nafas. Suasana memanas. Ohh.. jadi ini tohh.. tempat desek-desekannya orang yang mudik.. ;) Pemandangan pelabuhan Merak di malam hari memang indah, apalagi jika dilihat dari atas kapal, woww... terlihat kentara sekali aktivitas di malam harinya.


Hanya 1-2 orang dari kami yang pernah naik kapal fery, karenanya, ketika semua orang (lain) sibuk mencari posisi duduk yang nyaman, kita malah berjalan-jalan santai berkeliling kapal. Seakan-akan menemukan area baru yang mesti diekspansi. Kita berjalan-jalan mengitari kapal, melihat kelas-kelas kapal, dek, kamar mandi dan lorong, hanya untuk mengetahui bawasanya tujuan sesungguhnya adalah mencari tangga menuju lantai paling atas.

Ada beberapa orang yang sudah duduk-duduk dan petugas yang mengepeli lantai dengan sejenis oli yang licin. Kita memilih duduk di sudut biar nyaman ngobrolnya. Saya duduk paling ujung, di sebelah Mamet, Mamet disebelah Boceng, disebelah lainnya masih kosong, tapi ada bapak-bapak duduk sendiri agak jauh, lalu pergi dan digantikan oleh seorang wanita paruh baya yang pakai jaket hijau dan kerudung yang dipakai sembarang, hanya membawa dirinya sendiri tanpa barang bawaan.

Tempat duduk yang disediakan terbuat dari pipa besi tanpa alas, dan sandarannya ialah pagar kapal, berbahaya bagi gadget semacam HP dan kamera, resiko untuk terjun bebas ke laut sangatlah tinggi. Di sudut yang sesudut-sudutnya. Ica mulai nyampah dan mulai nyanyi. Sementara Ica nyanyi-nyanyi, wanita disamping saya mulai seperti menggeserkan dirinya, dekat-dekati saya. Saya anggap dia kedinginan, akibat sendiri.

Meskipun angin sudah bukan sepoi-sepoi lagi, dan kapal sudah mengangkat sauh. Langitnya bersih dan terang tanpa cela. Saya bisa melihat luas tanpa terhalangi. Ada bulan sedang tebar pesona. Kapal sudah mempercepat lajunya, tapi seakan-akan belum meninggalkan pelabuhan, masih jelas titik-titik lampu di pulau Jawa.

Rasanya di atas kapal itu, seperti main jungkit-jungkitan, waktu tingggi seperti mau melayang, dan waktu jatuhnya seperti dihempaskan. Tidak sakit, tapi perasaan saya mendadak menciut. Mengembang. Menciut lagi. Mengembang lagi. Seterusnya sampai di pelabuhan.

Saya suka duduk diatas sini, lihat apa yang belum pernah saya lihat, meski pantat saya sakit. Menjauhi pelabuhan, kapal didekati angin. Hembusannya mengerayangi muka, tangan, tubuh, kaki dan semua milik kita. Saya merasa kebas juga kering didera angin. Lebih khawatir dibawa angin biar jatuh ke laut.

Saya tahu wanita yang disamping saya sudah berusaha menggeserkan tubuhnya semakin dekat. Tapi saya tidak khawatir, dari datangnya dia tidak lihat saya, Cuma curi-curi pandang dengan wajah penuh minat pada Ica, tertarik mungkin. Hehe Semakin lama semakin dekat, sampai tersisa ± 1 jengkal. Begitu lagu habis, tiba-tiba dia (wanita tersebut, yang tadi) tepuk tangan sendiri, kegirangan sambil bilang “amin, amin, amin, amin”. Zzzzzzzzzzzz

Saya diam, Mamet diam, Boceng diam. Tak berapa lama, entah mungkin tak kuasa mengontrol perilakunya atau memang tak sadarkan diri. Wanita itu setengah berlari menghampiri Ica, menggenggam tangannnya, menghamburkan segala puji dan sanjung. Ica diantara kaget dan bingung Cuma bilang ‘iya’ dan ‘makasih’. Wanita itu kembali duduk, masih disamping saya.

Kita langsung bersikap waspada dan berencana untuk pindah, lebih tepatnya kabur untuk menghindari hal-hal yang nggak diinginkan. Biar nggak menimbulkan kecurigaan, kita pindah sebagian-sebagian, sebagian mencari tempat yang aman dan sebagian mengawasi wanita itu. Karena hampir semua tempat sudah penuh, kami putuskan untuk duduk di lorong pinggir kapal. Pemandangannya memang nggak senyaman diatas, tapi masih bisa melihat laut dan lampu di kejauhan.

Meski kita udah pindah tempat, wanita itu sepertinya mencari-cari dan secara mengejutkan muncul dari ujung lorong, oh nooo... modusnya sama, berpegangan pada pagar. Semakin lama, semakin mendekat, makin mendekat dan akhirnya lewat. Pfffuuiihh... ± 1 jam di atas kapal sudah membuat kami bosan. Jadilah sisa waktu digunakan untuk bikin password. Hahaha tema besarnya, yaitu tadi ‘amin, amin, amin, amin’

Kapal mulai melambat, dari sini bisa lihat Lampung masih berupa lampu-lampu. Kelap kelip. Orang-orang yang tidur di lantai mulai bangun, siap-siap, padahal masih jauh. Mulai turun, padahal belum sampai. Orang-orang mulai memadati lorong menuju jembatan penyebrangan, padahal belum siap. 

Karena orang-orang memenuhi jalan-jalan menuju arah keluar. Kami duduk-duduk di kelas yang ada tempat duduknya dan bisa nonton TV. Agak lama nunggu mereka keluar semua, atau minimal agak sepi. Tapi petugas kebersihan sudah mulai bersih-bersih dan mewanti-wanti agar segera turun, kalau nggak terbawa sampai Palembang. Hahaha...

Turun dari kapal, kami disambut calo-calo travel, nanya-nanya ‘mau kemana? berapa orang?’, nggak terkesan seperti mencari penumpang travel, lebih terkesan seperti mencari penumpang angkutan umum. Tadinya mau naik bis, Cuma demi kenyamanan bersama, jadinya naik mobil travel. Sekitar 30-35 rb. 13 orang = 2 mobil. 

Saya duduk di belakang sama Ica, Jajang & t Acit. Gak enak, sempit. Tapi di tengah juga sempit. Didepan supirnya bawa penumpang. Desek-desekan masih bisa diatasi, tapi yah.. supirnya nyalain radio apa kaset gitu, pokoknya lagunya dangdut koplo ala Lampung. maaakkkk... mana speaker-nya di pinggir saya T.T kenceng bangettt!!!

Tadinya saya berniat untuk melihat Lampung di malam hari, tapi ngantuknya nggak bisa ditahan. Masalah lagu, udahlah, anggap sebagai sambutan “welcome to Lampung”. Saya masih ½ tidur ketika lamat-lamat Ica bilang “temen-temen, maaf yah aku mau tidur” dan ia mulai membelesakkan tubuhnya diantara kami. Ooohhhh... memaksimalkan 4 paha sekaligus bukan hal yang mudah. Tapi nyatanya kami bisa tidur di mobil itu sampai 1 jam kemudian. Berdampingan. Dengan nyaman. Hehehe

Di depan rumah Pepi, mobil satunya sudah sampai duluan. Teman-teman bertebaran di teras rumahnya. Kami masuk. Mencari kamar kosong. Tidur. Bangun sekitar jam 11an, dikira jam 9an. Wew, tidurnya aja abis sholat subuh w(T.T)w. Masih males. 

Anak-anak sebagian pada mau cari barang-barang yang kurang, nyari angkot, sekalian jemput sleeping bag. Sisanya ditinggal, mandi dulu kali, ntar dateng tinggal berangkat. Hehe

Turun ke bawah ada Boceng sama Ican lagi goreng sosis di dapur. Daniel masak nasi. Yaudah, cewenya cupir (cuci piring) aja deh. Makan pagi + siang pake mie, seret-seret gimana gitu perutnya. minumnya gabisa banyak, kalau biasanya air minum dalam kemasan ukurannya ± segelas, ini Cuma ½ nya, kayak gelas buat jeli. Makin seret aja. Makanannya cukup buat yang ada di rumah, selainnya tak bersisa, tinggal nasi, itu juga masih kurang. Ratum telp yang lain, daripada datang tapi kecewa, mending cari di luar sekalian.

Santai-santai nungguin. Taunya disuruh beres-beres, angkot datang langsung pergi (katanya). Tapi kan mereka juga belum datang, gimana? Tunggu, ditunggu, akhirnya datang juga, lengkap dengan segala barang bawaan dengan kondisi belum pada mandi, hehe


Penumpang dibagi ke 2 angkot. Dengan bawaan tambahan selain tas masing-masing. Gak tau siapa yang bawa gitar dari rumah Pepi, tapi Uskir bawa pancingan. Hampir diatas tiap toko ada lambang yang sama, semacam siger buat orang nikah. Warnanya banyak emas. Dan jarang mencantumkan nama toko didepannya. Saya lihat namanya Pasar Kangkung, padahal Pepi bilang itu pasar banyak jualan Ikan, bukan kangkung.

Pasar Kangkung

Lewat jalan Ikan Sebelah (ikan asin kata saya) kami melalui pasar-pasar yang menjual berbagai kelengkapan main air dan kelontong, perumahan-perumahan dalam tahap pembangunan, bukit-bukit yang tidak terlalu tinggi, kebun-kebun gundul, tanah-tanah gersang dan pantai-pantai kurang bagus. Tidak ada sawah.


Supir angkot kami baik, diajak ngobrol kesana kemari juga mau. Waktu kita tanya ‘bapak suka nonton Korea gak?’ dia bilang ‘saya bisa sedikit bahasa Korea’ kami senang lalu tanya-tanya lagi pakai kata-kata yang sering ada di film-film Korea dan memang benar dia bisa bahasa Korea. Bapak tersebut pernah bertemu orang Korea dan belajar bahasa Korea dan bahasa .....(lupa) juga. Canggih sekali bapak angkot ini.


Di jalan kami berhenti beli ikan. Ada TPA (Tempat Penjualan Ikan) di pinggir pantai yang ada SPBU untuk kapalnya. Saya kira SPBU hanya ada di pinggir jalan. Tujuan kami Pantai Klara dan ada satunya lagi, tapi bukan Kiluan. Masih alternatif, asal bisa pasang tenda. 

Di pantai yang satunya lagi angkot kami berhenti, sementara menunggu angkot satunya lagi yang dikabarkan mogok gara-gara supirnya minta tambah ongkos, beberapa dari kami pergi ke penjaga pantai, tanya-tanya dimana bisa pasang tenda, dijawab tidak bisa, karena memang keadaannya tidak punya bibir pantai, kalau ada pun sudah dihabiskan perahu dan pasang di malam hari. Jarak antara bibir pantai dan jalan dekat, khawatir laut terlalu pasang menggenang jalan.

Nak pohon.

Dermaganya keropos, jadi nggak bisa kesana.

Pesisir pantai Lampung, indah nian.

Pemandangan dari dalam tenda.

Zoom in

Snorkling di air butek.

Kita menghabiskan malam di Pantai Klara, kurang bagus pantainya karena airnya butek.
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
You're not my life but you're the one I want to spend it with. You're not my world but you're the best thing in it...

Chuck Bass
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Di Lebaran hari ke dua, keluarga kami memilih untuk menghabiskan waktu bersama di Ciater. Kebetulan keluarga kami dari Surabaya berlebaran di Subang. Karena macet kami baru bisa sampai ke villa pada sore hari, jalannya macet banget. Seperti liburan keluarga pada umumnya, kami memasak sendiri makanannya, membawa dari rumah.


Di villa terdapat fasilitas kolam renang air hangat (bukan panas) yang cukup untuk 1 keluarga. Awalnya kita semangat, tapi lama-lama merasa kagok karena ada keluarga lain yang ikutan nyemplung 😁. Tanpa perlu aba-aba yowes bubar haha FYI bajuku luntur kena air belerang, jadi bergradasi.

Pagi harinya kami kami beres-beres kilat dan berniat untuk pulang ke Subang, tapi karena dirasa kurang padat schedule hari ini nya (^.^) kami memutuskan untuk pulang melalui jalur yang berbeda dari biasanya, via Sagalaherang dsk (dan sekitarnya).


Di perjalanan pulang itulah kami menemukan sebuah tempat wisata bernama Wisata Alam Capolaga yang baru kami ketahui keberadaannya, karena penasaran kami pun turun untuk mencari tahu. Menurut tukang parkir setempat, Wista Alam Capolaga adalah sebuah tempat (eco) wisata berhiaskan curug (air terjun) yang mengalir dari sela-sela bebatuan dan semak-semak yang rimbun serta sungai berair jernih, cocok untuk liburan keluarga atau yang mau pacaran 🤭. Kami pun terbujuk...


Untuk mencapai Wisata Alam Capolaga kami harus melalui jalanan semi berbatu, naik dan turun. Disana terdapat 2 buah curug yaitu Curug Carembong dan Curug Sawer, ukurannya air terjunnya tergolong sedang malah agak kecil dan agak kurang bagus.




Meskipun kurang puas dengan curug nya kami terhibur dengan suasana yang sejuk dan asri, terlebih lagi di bagian sungainya.yang mengalir tenang dan dangkal. Bahkan ada beberapa pengunjung (anak-anak) yang nyemplung main air.



Setelah puas melihat-lihat kami memutuskan untuk bergegas pulang karena harus packing pulang ke Surabaya.


Wisata Alam Capolaga
Kampung Panaruban Desa, Jl. Raya Cicadas, Cicadas, Kec. Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat 4128
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
pada dasarnya pria hanya ingin memiliki, sedangkan wanita hanya ingin dicintai

lupa quotenya siapaa gituu, yg jelas bukan dari kultwit :p
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

DP (resi) 1
kamu tau gak sih, aku jauh-jauh datang ke lembang buat nyariin kamu, subuh-subuh aku bangun, mandi & kedinginan buat ketemu sama kamu, nyatanya aku kecewa banget waktu datang malah liat kamu lagi males-malesan sama temen-teman kamu sambil nungguin makan,

karena aku setia, aku bela-belain nginep di rumah majikan kamu, ikut-ikutan nyariin makanan kamu yang katanya 'limited edition' itu sampe ke kebonnya, ikut-ikutan nyuapin kamu yang gak mau diem, ikut-ikutan merah susu kamu tapi akhirnya tumpah (T.T) gara-gara pekerjanya salting ada aku, & aku juga ngikut ke gudang pendinginan susu, mantengin sampe ada petugas pabrik datang mau ngambil susu kamu.

pliss dehhh selama ini aku perhatian sama kamu, aku udah ngerti banget kamu dari mulai makanan favorite, minuman favorite, tempat nongkrong favorite, kebiasaan favorite, tempat tidur favorite, sampe bagian tubuh favorite, tapi gak pernah sekali pun kamu bilang terimakasih kek, makasih kek, ma'acieh, nuhun kek, thx apalagi,

dari tadi aku ngebacot, tanggepan kamu cuma: MMMOOOOOOO...

OK, mulai sekarang kita break. B-R-E-A-K

aku, pulang!!


DP (resi) 2




Share
Tweet
Pin
Share
No comments

kalaulah ada cinta yang tak menyisakan kepedihan
maka cinta itulah yang ku cari
kalaulah ada cinta yang tak memberikan kehampaan
maka cinta itulah yang ku damba
namun sepanjang langkah yang ku ayun
sepanjang waktu yang ku tempuh
cinta yang demikian tak jua ku temukan

cinta slalu berbicara dengan bahasanya
bahasa yang begitu sulit untuk difahami manusia
begitu sulit untuk difahami...
maka seperti itu pulalah cinta kita yang terkunci
tak ada yang mampu memahaminya
sebab mereka yang ada di luar sana
tak pernah bisa menemukan kuncinya

kita slalu yakin bahwa cinta kita tak bisa diusik
kita juga slalu yakin bahwa cinta slalu keluar sebagai pemenang
sebab cinta memiliki kekuatan
cinta memiliki segala yang diperlukanya yntuk perlindungan
namun, ketika kita mendapati cinta kita kalah
masihkah kita yakin akan kekuatannya?
masihkah ada harapan untuk memenangkannya?

aku telah bertahan dengan satu harapan yang tersisa
harapan untuk kembali bertemu denganmu kelak
menata lagi kebersamaan kita
namun jika pada akhirnya kita sama-sama
mendapati diri kita dalam kenyataan yang berbeda
haruskah kita saling berburuk sangka?
atau ketika mendapati semua orang menghalangi langkah kita
haruskahkita menyerah tanpa sebuah usaha?

dulu kau pernah mengatakan bahwa ketulusankulah yang paling kau kagumi
sebagaimana aku sangat mengagumi kesederhanaanmu
pada saat itu kau begitu yakin
bahwa aku adalah anugrah yang terindah bagimu
sebagaimana aku yakin bahwa kau adalah yang terbaik bagiku
lalu ketika takdir akhirnya lebih berhak untuk bicara
haruskah kita menjadikan tuhan sebagai tersangka?

berulang kali ku coba meyakinkan diri bawha aku telah kehilanganmu
akupun telahmencoba menerima kenyataan bahwa inilah yang terbaik untuk kita
namun, semua itu tak semudah mengucapkannya
cinta yang mengikat diriku seperti patri keabadian
memasungku untuk tidak beranjak dari suatu keyakinan
bahwa hatiku tetap memilihmu

tuhan...
jika aku salah menjadikan dirimu sebagai tersangka
maka jadikanlah sisa hidupku sebagai penebusnya
berikan padaku satu jawaban saja
dari ribuan pertanyaan yang menyumbat di dada ini
satu jawaban yang akan membuatku percaya
bahwa takdirmu tak akan berlaku curang
atas cintaku
dan cukuplah semua itu
sebagai langkah awalku untuk kembali

aku memang pernah mencintaimu
kini pun aku masih tetap mencintaimu
namun cinta itu kini telah berubah
sebagaimana berubahnya malam menjadi siang
sebab, kini aku mendambakan sesuatu yang lain
sesuatu yan tak membuatku terluka
yang tak menyisakan kepedihan
dan yang tak memberikan kehampaan
ya, sesuatu yang tak membuatku egois...

kita pernah bersama
kita pun pernah bahagia
namun keindahan yang kita temukan di penghujung jalan ini
adalah keindahan yang tidak terperi
keindahan yang sanggup jadi penebus
bagi segenap luka dan air mata
meski kini kita tak lagi bersama
namun dunia menyaksikan bahwa kita
sama-sama bahagia dengan dunia kita yang baru

diambil dari prolog-prolog bab novel Mengemas Rindu karya Novia Syahidah
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Teman saya, Beye mau dateng katang ke bandung, niat aslinya mau ikutan tes D4 di Unjani hari Sabtu sampai hari Minggu, tapi nyatanya malah ngajakin main (baca: karaoke 😀) dulu hari Jum'atnya, kangen (ceritanyeee...)

Setelah gembar-gembor, ajak sana, ajak sini, banyak yang mau ikut katanya, tapi menjelang hari H peserta susut semua, cuma saya, beye, anis, hadin sama ami. janjianlah kita di Ciwalk, ternyata karaoke 2 jam udah cukup buat keleyengan haha.. belum lagi capek gara-gara koreografi ala Hadin & Beye, yang mendadak jadi model video klip, cocoklah...


Udah capek, baru makan-makan... haha... dilanjut dengan foto-foto, berhubung gak bawa tripod jadi pake timer, itu pun mesti pas-pasin, secara gelap-gelapan fotonya.


Pulangnya mereka nginep dikosan, tadinya mau nemenin Beye ngapalin buat tes besoknya, ehhh.. yang ada Beye malah tidur, kita jadinya nonton Hello Strangers sama liat-liat foto mile, gak lupa gossip ++ .
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Percaya apapun yang akan terjadi nanti
Kau tetap pesona rahasia di lagu ini
Tak peduli berapakah berat badanmu nanti
kau tetap yang ter..muah dihati

Kuakui ku tak hanya hinggap di satu hati

Kutakuti ku terlalu liar tuk dimiliki
Walau begitu semua hanya persinggahan ego ku
Dan sikapmu tlah merobohkan aku

Dan waktupun terus berlari

Dan akupun smakin mengerti
Apa yang akan ku hadapi
Apa yang akan aku cari

Chorus :

Aku tuliskan lagu sederhana
Untuk dirimu yang sangat bijaksana
Memahamiku dan mencintaiku
Apa adanya....
Apa adanya

Kembali ke:

Chorus 2:

aku goreskan lirik sederhana

untuk dirimu yang sangat bijaksana
memahamiku dan mencintaiku
apa adanya....
apa adanya..........
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

I'm so glad you made time to see me
How's life, tell me how's your family
I haven't seen them in a while
You've been good, busier then ever
We small talk, work and the weather
Your guard is up and I know why
'Cause the last time you saw me
Is still burned in the back of your mind
You gave me roses and I left them there to die

So this is me swallowing my pride,
Standing in front of you saying I'm sorry for that night
And I'd go back to December all the time

It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I'd go back to December, turn around and make it all right
I go back to December all the time
These days I haven't been sleeping

Staying up playing back myself leaving
When your birthday passed and I didn't call
And I think about summer, all the beautiful times

I watched you laughing from the passenger side and,
Realized I loved you in the fall
And then the cold came, the dark days when fear crept into my mind
You gave me all your love and all I gave you was goodbye

So this is me swallowing my pride,
Standing in front of you saying I'm sorry for that night
And I'd go back to December all the time
It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I'd go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time

I miss your tan skin, your sweet smile, so good to me, so right
And how you held me in your arms that September night,
The first time you ever saw me cry
Maybe this is wishful thinking
Probably mindless dreaming
If we loved again I swear I'd love you right

I'd go back in time and change it but I can't
So if the chain is on your door, I understand
But this is me swallowing my pride,
Standing in front of you saying I'm sorry for that night
And I'd go back to December

It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I'd go back to December, turn around and make it alright
I'd go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time

All the time
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Akhirnya dapet juga mood buat nyeritain tentang liburan ke Bromo waktu tahun-tahun kemarin hehe... 🙂 Memang udah rada kadaluarsa sih sebenarnya, tapi teman-teman saya udah pada nulis post, jadilah saya yang selama ini kepanasan gara2 belum posting :)

Banyak sekali alasan yang saya punya, dari mulai blog yang udah nggak layak (karena masih dari zaman SMA & ternyata aL4y o^.^o ) mood yang selalu fluktuatif sampai dengan teror tugas yang merajalela, but anyway... saya bersyukur masih punya keinginan untuk menulis.

Cerita dibuka dengan sebuah adegan galau yang menunjukkan tentang kebimbangan seorang mahasiswi jurusan Desain Produk Itenas yang sedang mengambil kuliah SP (semester pendek), selama kuliah menjelang 4 semester ini, belum pernah sekalipun ia merasakan istirahat (baca: liburan / senang-senang) yahh karena tuntutan tugas tentunya.


Betapa pun kuliah merupakan saat-saat yang cukup menyenangkan (setidaknya bagi dia) dengan kuliah padat merayap namun tetap lancar, keluarga yang selalu menyempatkan menengok di kosan, teman-teman yang baik dan pacar yang ganteng (tentunya) namun dia merasakan hal yang cukup mengusik bagi dirinya, bukan tentang kuliah, keluarga, teman atau pacar, tapi tentang bagaimana ia akan menjalani hidup...

Karena baginya, dia adalah tuhan bagi dirinya sendiri, yang akan menentukan pilihan sesuai dengan kehendaknya, dan cukuplah bagi dia untuk menyadari bawasanya dia memiliki kemampuan untuk mementukan pilihan hidupnya sendiri, karena dia sadar, bahwa dirinya sendirilah yang akan menjalani hidupnya *apaan sih :p.

Lihat pengumuman di FB katanya VC dan Fahria mau pada ke Bromo, ingin ikuttt... sempet bingung soalnya lagi SP, mana yang B. Inggris udah ada yang nggak masuk 1x udah gitu sketsa ngulang tapi... udah lama kuliah jarang-jarang ada yang ngajak liburan. kesempatan nggak datang 2X, belum tentu tahun depan bakalan pada ke Bromo lagi...

Selanjutnya adegan beralih ke kamar kosan , terlihat dengan tergesa-gesa ia mulai packing untuk besok, menimbang-nimbang jaket mana yang akan dibawa, Pintu diketuk, masuklah pacarnya membawa tas yang akan dipinjamkannya. semua barang segera dimasukkan ke tas itu, acara packing dianggap hampir beres (belum termasuk kamera & handycam yang masih di-charge) adegan ditutup di sebuah tempat makan di sekitar kampus.

Yahh.. duitnya pas-pasan bgt, cuma bawa 500 rb se 500 rb an aja, nggak ada kucuran dana tambahan dari ortu.

Kalau bilang mau minta uang, pasti ditanyain buat apa?
Kalau bilang mau pergi, pasti ditanyain sama siapa (aja)?
Kalau bilang mau pergi sama temen, pasti ditanyain ada orang dewasanya nggak? (masih dianggap belum cukup umur)
Kalau bilang mau pergi beberapa hari, pasti ditanyain berapa hari? (harus jawaban pasti)
Kalau bilang mau pergi ke luar kota, pasti ditanyain mau ngapain?
Kalau bilang mau ke Bromo, pasti ditanyain mau ngapain (lagi)?
Kalau bilang mau jalan-jalan (doang), pasti ditanyain kuliahnya gimana?

D.A.N L.A.I.N-L.A.I.N (wassalam...)

Makanya biar ga diinterogasi, pergi duluan, kalsu udah sampe / pulang, baru laporan

Meeting point 1: rumah VC di Garut

Keesokan harinya, pulang kuliah SP dengan langkah yang dipercepat, ia mulai membereskan barang-barang sisa packing semalam, mengecek kasur, meja, lemari, cucian, listrik & terakhir jendela kamar. diikuti langkah gontai pacarnya yang kepanasan mereka menuju stasiun Cicaheum yang jarak angkotnya bisa dihargai Rp1000.

Kebetulan, sampai di depan terminal Cicaheum, ada bis yang mau berangkat (saat itu juga) ke Garut, kebetulan juga masih ada kursi kosong, ia duduk, pacarnya berdiri di lorong bis, terjadi percakapan singkat yang diakhiri pernyataan,

Ia (masih) duduk, pacarnya turun dari bis, calo kecewa, supir menghela nafas, pedagang berlalu lalang, penumpang sibuk dengan tetek bengek masing-masing, knalopot mengeluarkan polusi, ia melihat pacarnya, pacarnya melihat ia, mereka menunggu, bis mulai bergerak, mereka berlambaian, dan tersenyum,

Kebetulan juga hari mendadak mendung di Ujung Berung, hujan mulai turun, bis mulai sesak, ia terlelap.

18 Juli 2010
*masih duduk di bis jurusan Bandung Garut yang mogok.

Daritadi VC dan Fahria ngesms terus, kayaknya takut saya nggak nyampe Garut deh, maklum artiisss... Tapi ini emang daritadi nggak nyampe-nyampe!!! Dari tadi pergi sekitaran jam 3, jam 5an baru nyampe Cileunyi, itu juga gara-gara bisnya mogok, sekali... dua kali... tiga kali...
baru nyampe mesjid Tarogong menjelang magrib, ehh.. dijemput sama Nurul pake motor haha... yang di rumah udah khawatir banget katanya, makasih yahhh... udah khawatir :)

Sampai di rumah, seakan-akan keset welcome menyambut, terdengar kericuhan di kamar paling belakang, (tempat mangkal mile kalo nginep gak tau diri :p) & mulailah mereka semua lomba bercerita, dimulai dari hal yang remeh sampai dengan yang luar biasa, akhirnya acara berhasil terhenti mendadak karena lapar, dehidrasi dan panggilan ibadah, tapi tak sedikit pun mereka semua menampakkan kelelahan di bagian rahang dan mengeluh lelah bicara, seperti ada energi ekstra (yang ghaib) untuk terus bicara, tanpa jeda.

Menjelang malam, sekumpulan remaja dewasa pergi ke minimarket terdekat untuk membeli barang-barang yang dianggap penting untuk dibawa pergi liburan, yang mana kenyataannya cuma beli karena antisipasi kehabisan uang, pulang dari minimarket kericuhan kembali terjadi, kali ini ditambahi dengan packing, butuh waktu sampai tengah malam sampai suasana senyap...

Dinginnya Garut menyapa semenjak adzan awal, mereka yang tidur bak sarden kalengan mulai berebut selimut, tarik sana.. tarik sini... berulang kali... dan menyerah pada ketukan di pintu, secepat mungkin satu persatu mulai shalat & ngantri mandi...

19 Juli 2010 hari pertama (kedua bagi saya)
*base camp mile @guest house pataruman, samping pabrik bulu mata

06.00
Qt masih cengengesan, seneng-seneng gimana gitu... mau pergi liburan

Keempat orang itu masih saja santai-santai berasa di pantai, kurang sadar diri kalau waktu mulai berlalu

06.30 
Baru berangkat, jalan-jalan sedikit ke jalan raya sampe nemu angkot jurusan Leles sampe ke Bunderan, & nungguin angkot jurusan Cibatu yang lamaaa bgt..

07.00
Gak ada angkot yang langsung jalan, maunya ngetem terus, biar penumpangnya banyak, VC nawarin naek yang ke Wanaraja dulu baru ke Cibatu, tetep aja ntarnya ngetem lagi, masalah nya kita ngejar kereta yang jam 07.30 Ega yang udah nyampe duluan tiba-tiba sms bilang kalo keretanya udah mau berangkat, beli jangan tiketnya? wahhh... makin galaulah kita semua, akhirnya demi kebaikan perserta trip,, itu angkot dari Bunderan resmi kita sewa sampe Stasiun Cibatu, awalnya supir nawarin 100rb, eh.. ditolak sama ibu-ibu penumpang lainnya, kemahalan katanya, yaudah akhirnya kita tawar 60rb, dianya mau.

Di jalan banyakk halangan, gatau itu orang yang nyebrang, apa macet-macetan ulah supir angkot lainnya, pokoknya nyarisss...

Raut-raut gelisah mulai tampak jelas terlihat, iming-iming menghabiskan waktu bersama teman di tempat yang indah mulai kabur, di angkutan umum pun, mereka (masih) ricuh, mengomentari keadaan yang dianggap kurang mendukung, berusaha memanjatkan doa walau pasrah.

07.30
Mulai panik... serasa hidup bisa berakhir dalam hitungan menit, Rega bilang loketnya udah mau tutup, beli jangan tiketnya??? beeliiii... kita emang belum yakin berapa lama lagi bakal nyampe ke Stasiun Cibatu, yang kita yakin, kita pasti nyampe ke Bromo dengan cara apapun...

07.45
Begitu sampe depan stasiun, langsung bayar & masuk nyariin Ega, begitu masuk...

... semua jantung berhenti berdetak...

... gak ada kereta sama sekali di relnya,

...

kita semua kecewa... (ngarep kalo tadi lebih cepet berangkatnya...)

... 

mulai lemas... berharap ada yang menopang kalau mendadak kolaps

Dateng Rega dengan gembolannya sambil ketawa-ketawa... 'keretanya belum dateng' kita langsung ricuh lagi, ketawa-ketawa gak percaya tapi mata berbinar-binar :p

terdengar suara kereta di kejauhan, melambai-lambai hendak sampai... semua mata mulai mencari & berbaris di sepanjang pinggir rel... menunggu saat yang tepat untuk meloncat mendapatkan tempat terbaik...

have a nice trip :3

Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Tuhan, kalau dia jodohku, maka dekatkanlah..
Kalau bukan, tolong cek lagi... siapa tahu salah baca :D
(kesimpulan nonton The Adjusment Bureau)

& saya pun sadar, bahwa, sesungguhnya, yang namanya jodoh (masih) bisa diusahakan :p 

Di pikiran saya, urusan kelahiran, kematian & jodoh memang rahasia Tuhan, tapi untuk urusan bagaimana saya (akan) menjalani hidup saya, itu (masih) menjadi suatu pilihan. Saya memang gak pernah tahu dampak pilihan saya pada pilihan-pilihan saya selanjutnya, ibarat mind map yang banyak cabang...  setelah punya satu kata, kamu bisa membuat banyak cabang sebelum akhirnya memilih satu, lalu dari kata yang kamu pilih dibuatlah cabang-cabang lainnya & kamu pilih lagi, lagi & lagi...

Meski sebenernya masih banyak kemungkinan pilihan lainnya, yang (dianggap) terbaiklah yang pasti dipilih J

Untuk saya, hidup merupakan suatu mata rantai pilihan yang tak pernah terputus, setelah saya (selesai) memilih, saya pasti (akan) dihadapkan pada pilihan selanjutnya, begitu pula selanjutnya... selanjutnya... selanjutnya... selanjutnya... puluhan selanjutnya... ribuan selanjutnya... jutaan selanjutnya... hingga tiada habisnya...

Tak terkecuali urusan jodohh,, toh sebenernya jodoh itu akibat dari pilihan-pilihan sebelumnya :p
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

boring juga sih isinya, cuma ada baju, buku, tas, sepatu, makanan, dll.

byar gak bosen lyatnya guah tambahin aja poster-poster pujaan guah, macem aming, avril, harry potter, sama cowok-cowok cakep versi majalah gadis, trus... pamflet metamorphoself, rajin amat ya guah nempelin... byarlah... yang paling parah tuh space di belakang lemarinya, penuh sama gambar & coretan guah waktu kelas 1, abisnya guah lumayan frustasi ditindas mulu sama rezimnya c ratna, so untuk menentang kebijakan-kebijakan yang dirasa sangat merugikan negara kedaulatan mile & menyalurkan kesutressan yang terpendam, guah dengan fene, shanty & vc akhirnya ngegambarin belakang lemari masing-masing... sebagai bentuk protes terhadap orde yang feodal, sungguh feodal,

aahhh... silly moment... but i likeee :D
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
cita-cita saya hari ini:
i want to be a travel writer (^.^)9
tak usah lah saya mengelilingi separuh dunia, (sementara) cukup tulis apa yang mau saya tulis saja.. (baru niat :p)



 amin
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Inikah rasanya
Bila ku sedang jatuh cinta
Setiap hela nafasku bahagia

Mengenal hatimu
Hadirkan indahnya dunia
Kau bawa irama cinta di jiwa

Reff I:
Semua yang ku mau
Hanyalah dirimu satu
Kaulah jawaban semua doa

Semua yang kurasa
Rindu dalam asa…
Didekap cinta

Hatiku untukmu…
Ho ooo… hee… eee…

Haruskah diriku
Bertanya pada bintang-bintang

Pantaskah ku mengharap cintanya
U u u u u uooo…

Reff II:

Semua yang ku mau
Hanyalah dirimu satu… u u u…

Kaulah pelita di dalam jiwa
U u u u u u u…

Semua yang kurasa
Rindu dalam asa…

Didekap cinta
Hatiku untukmu…

Hanyalah untukmu…
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ▼  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
      • Ten 2 Five - Hanya Untukmu
      • My Dream Today
    • ►  Apr (8)
      • Almari
      • Pilihan
      • Trip Bromo & Malang - Prolog
      • Taylor Swift - Back To December
      • Sheila on 7 - Terimaksih Bijaksana
      • Karaoke Nights
      • Gagamtekan
      • Mengemas Rindu
    • ►  Jun (2)
      • DP (resi)
      • Dasar
    • ►  Aug (1)
      • Wisata Alam Capolaga
    • ►  Sep (1)
      • Just Chuck
    • ▼  Nov (1)
      • Jalan-jalan part 1 ke Pantai Klara Lampung
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ►  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ►  Apr (1)

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates