Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello…

Sudah lama ya sejak terakhir aku dan teman sekalyan main jauh keluar kota. Terakhir kali main jauh yakni tahun lalu ke Tasikmalaya + Garut ke nikahannya Memed. Selebihnya belum kemana-mana, apalagi kalau bukan karena pandemi dan PPKM yang dicicil setiap minggu macem arisan Tupperware 😌.

Selama hampir setahun lebih tujuan terjauhku adalah bolak balik Bandung-Subang itu pun mesti pake travel. Parno guise… 🥺 Koronces merajalela. Dengan situesyen yang nggak kondusif ini, bahkan pergi belanja ke supermarket mesti terencana, kalau kata Icunk mah macem Uang Kaget. Itu loh… acara TV yang pesertanya ditantang untuk membeli barang sesuai list dengan waktu yang sudah ditentukan 😁😂.

Karena rencana kita untuk liburan ke Yogyakarta sudah berubah statusnya menjadi wacana, maka kita mencari opsi liburan tipis-tipis sekitaran Bandung. Asli. Otak udah ngebul macem knalpot racing, digeber mulu mikirin negara Wakanda yang semakin hari semakin ngadi-ngadi kelakuannya. Hahahasyuuu… 🥲.


Tadinya kita berencana untuk #dimobilaja, maksudnya jajan dimana gitu tapi makannya di mobil aja karena meski dine in sudah bisa 30 menit nggak yakin santai, bisi kilikiben 😅. Kemudian rencana sempat berubah menjadi wisata IKEA, tapinya nggak jadi karena jalan menuju kesana sedang diperbaiki dan kita terlanjur mager untuk daftar online.

Bimbangnya udah macem nentuin mau order apa di Go Food yaini 😅, opsinya banyak tapi yang nggak bener-bener tahu apa yang dimau. Beruntung, H-1 akhirnya Deya ngasih opsi ke Cihaniwung Kertasari, sebagai netizen yang di pick aku sih yes 🤣 Mungkin karena sudah kelamaan #dirumahaja jadinya sok sibuk gimana gitu mikirin mau bawa apa, makan apa, ngapain aja.

Diantara kita bertiga hanya Deya yang pernah ke situ Cihaniwung, karena mengantar anak didiknya (cieee… 😘) yang sedang PKL. Aku dan Icunk sama sekali belum pernah kesana, tapi kuyakin okcey sih karena pernah membaca tentang Kertasari di Quora. Sayangnya, sedari pagi cuacanya gloomy ala-ala Forks, ceudeum tapinya nggak hujan, well… mungkin karena blue moon juga kali ya *eh ngaruh nggak sih? 🧐.

Ladang kentang

Karena tahu akan melakukan perjalanan panjang, aku sengaja sarapan sejak 06.30 kek anak sekolahan haha Harap mengertilah wahai warga +62 aku nggak mau salatri dan ujung-ujungnya masuk angin macem dulu-dulu. Di chat kita berencana cabs sekitar jam 07.30, di kehidupan nyata kita cabs sekitar jam 08.30 gabut hamba nunggguin di depan Vitasari 😂.

Kita sengaja nggak membawa bekal makanan berat macem nasi atau apalah karena rencana awalnya memang mau makan di luar, nyari yang searah ke Kertasari. Sok iye banget kan nih 3 dara 🤣 Deya merekomendasikan RM. Rencong untuk membeli makan siang, kemudian Icunk search di Google katanya RM. Rencong buka sekitar 10.10. Saat sampai di depannya. Lahh… kok tutup? Ternyata yang Icunk lihat RM. Rencong cabang Banjaran 🤣🤣🤣.

Karena masih PPKM kebanyakan tempat makan masih tutup kalau pun buka lauknya belum banyak. Diantara sekian banyak opsi makanan, tahu nggak yang kita pilih apa? Nasi Padang dong 😂, untung kuahnya dipisah, jadi nasinya nggak beukah. Sebelumnya, kita sudah pasrah aja bakal makan siang pake Pop Mie dan kuah bakso di pinggir situ 😌.

Sejauh mata memandang; bawang daun, bawang daun, bawang daun dan bawang daun ✨

Menurutku vibe-nya OTW ke Kertasari ini macem Cikajang Garut, daerah pertanian yang di kanan kiri jalannya diapit perkebunan. Kalau pernah melewati daerah Lembang mungkin pernah melihat sepetak dua petak lahan yang ditanami daun bawang, di Kertasari lahannya bukan hanya sepetak dua petak ya, banyaakkk… hampir sejauh mata memandang lahannya ditanami daun bawang 👀.

Pasti pernah kan membeli Martabak Telur terus Mang-nya mencacah langsung daun bawangnya untuk dimasukkan ke adonan, nah wanginya perkebunan daun bawang tuh ya gitu. Jadi weh kepikiran makan bubur 😅 Selain daun bawang, ada kentang, kembang kol dan brokoli, sisanya nggak kelihatan ya 😁.

Di Indonesia byasanya perbatasan daerah ditandai dengan gapura atau tugu yang bentuknya disesuaikan dengan komoditi daerah tersebut. Di Kertasari bentuk gapuranya bukan kotak loh ya… tapi tinggi tipis macem stick ice cream berwarna kekuningan, awalnya kukira itu bambu tapi setelah berkali-kali melewatinya aku sadar itu daun bawang. Daebak! Kalau gabut bisa niya dicek di Google 😉.


Setelah melewati perkebunan daun bawang kita memasuki perkebunan teh, kalau yang ini aku familiar karena hampir setiap pulang ke rumah pasti melewati perkebunan teh. Bedanya paling ada di ruas jalannya yang nggak terlalu lebar dan sedikit rusak, semi off road laya.

Saat di jalan entah gimana obrolan kita sampai ke; niat banget ya orang-orang Belanda jauh-jauh datang ke Indonesia membuka lahan sampai ke pelosok 🤔, eh tapi orang-orang Jepang juga niat banget ngejugjug orang-orang Belanda yang sembunyi di pelosok 🤔. Kita aja yang zaman sekarang lama nyampe kesini (Kertasari), apalagi mereka (orang-orang Belanda dan Jepang) zaman dulu.

Mesti diakui ya guise… suka atau nggak suka orang-orang Belanda memang berkontribusi besar dalam menentukan komoditi pertanian secara masif. Di daerah Jawa Barat kita bisa dengan mudah menemukan perkebunan teh karena kontur dan cuacanya cocok untuk ditanami teh. Nanti deh ya kapan-kapan kutulis post-nya terpisah.

Situ Cihaniwung dari kejauhan.

Kita juga melewati Cisanti yakni 0 km-nya Sungai Citarum, dari jalan sih terihat ramai tapi nggak tahu di dalamnya gimana karena kata Deya di dalamnya nggak ada apa-apa hanya wisata pemandangan. Saat akhirnya kita sampai ke situ Cihaniwung… hahanjirrr… apalah itu cicilan PPKM setiap minggu 😱, himbauan taat prokes dan koronces yang begitu dekat begitu nyata. Ramainya normal macem Indonesia sebelum tahun 2020.

Melihat situesyen yang ramai kita langsung ciut dan mengurungkan niat untuk masuk ke area situ-nya. Well… tanpa mesti masuk pun situ Cihaniwung sudah bisa dinikmati dari kejauhan, lebih indah malah. Banyak kok warga +62 yang lebih memilih untuk duduk-duduk di atas motor yang diparkir di pinggir jalan, selfie-an sambil jajan.

Kupikir mestinya tempat wisata lokal nggak mesti menjual spot selfie atau bangunan warna warni untuk menjaring pengunjung, cukup benahi tempatnya dan sediakan fasilitas yang layak. Kubilang begini karena daya tarik sebenarnya dari wisata yang ada di Indonesia adalah pemandangan alam bukan pemandangan buatan yang bikin jengah. Polusi visual 😵.


Karena sudah jamnya makan siang akhirnya kita memutuskan mencari spot landai di perkebunan teh untuk menggelar piknik ala-ala. Yha~ idealnya memang Nasi Timbel dan cemilan receh tapi tadi kita lebih kepikiran Nasi Padang 😂 Setelahnya kita shantay dulu, tapi nggak sampai rebahan karena banyak yang lewat 😅.

Aku lebih nyaman dan menikmati berjalan-jalan seperti ini karena merasa familiar dengan lingkunganku tumbuh. Rumahku di Subang yang secara geografis dikelilingi perkebunan, teh, karet dan tebu. Mbah Buyutku bahkan bekerja di perkebunan karet. Saat di ma’had mainku pun nggak jauh-jauh dari perkebunan, jadi ya betah-betah aja sih 😁.

Ohya, kita juga melewati Pabrik Pengolahan Teh Kertasari yang sering di-post oleh komunitas heritage Bandung, ternyata di sini ya tempatnya… jauh dari kota 😅, menurutku sama aja sih dengan perkebunan teh pada umumnya dan entah kenapa aku malah teringat FTV jadul yang judulnya nggak seenak jidat, yang setting-nya di perkebunan teh.


Karena masih siang kita memutuskan untuk mengunjungi tempat kerja Deya di Bale Endah, sumvah seumur-umur tinggal di Bandung baru kali ini aku main ke daerah sana. Sebelumnya kita makan Bakso dan Mie Ayam atas nama; ingin yang lada-lada ✨.

Sebagai ibukota kabupaten kupikir Bale Endah udah termasuk canggih ya, rumah sakitnya bagus dan ada rumah susun yang ruang terbukanya lega. Suasananya macem Indonesia di tahun 90an, saat sawah-sawah belum bermutasi menjadi perumahan. Kebetulan saat kita kesana golden hour jadi sorenya cantik.

Well… weekend well spent ya guise… thank you Icunk dan Deya, semoga pandemi segera berakhir dan kita bisa main lebih jauh 😊.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello…

Seperti yang syudah-syudah, aku menemukan #askmeabout ini di Twitter. Aslinya diperuntukkan movie/series, tapi karena aku sudah pernah membuat THIS OR THAT versi movie, maka kali ini untuk series aja. Ohya, sengaja nggak kumasukkan drakor ya biar nggak bosan juga kan selama quaranthings nontonin drakor mulu.

Recap drakor pandemi vol. 1
Recap drakor pandemi vol. 2

Karena nontonin drakor itulah aku jarang menonton lagi series, kalau pun nonton paling yang review-nya (menurutku) menarik, sisanya mah bhay dulu 😁 Makanya, series-nya pasti nggak se-update review kilat di IG story atau Tiktok. Khazanah per-series-anku masih terbatas, so feel free to skip this post. Tapi kalau lagi gabut boleh kok dibaca sampai tuntas 😉.

*point pertanyaannya kuubah biar lebih menyesuaikan.

1. FAVORITE SERIES
- Game of Thrones
- How I Meet Your Mother
- Modern Family

2. FAVORITE SERIES GENRE
Yang mind blowing, lucu dan cast-nya enak dilihat.

3. FAVORITE SERIES FROM 1990s
- Early Edition
- Charmed
- Buffy The Vampire Slayer
- McGayver
- The X-Files
Juwara banget TV kita zaman dulu, bahkan Baywatch pun disiarkan tanpa disensor, eh iya kan belum ada KPI 😏.

4. FAVORITE SERIES FROM 2000s
- Smallville, Tom Welling is so hawt, standar superhero ganteng pas muda ya gini 🤩.
- Alias
- Ghost Whisperer
- NCIS
- Criminal Minds

5. FAVORITE SERIES FROM 2010s
- Modern Family
- The Handmaid’s Tale
- Pretty Little Liars
- Fresh Off The Boat
- Stranger Things

6. FAVORITE INDONESIA SERIES
Serial kolosal Indosiar macem Angling Dharma, Tutur Tinular, Misteri Gunung Merapi, Si Buta dari Gua Hantu dan Wiro Sableng. Waktu itu belum musim sinetron guise… jadi tontonannya yang beginian 😂 Kalau dipikir-pikir lagi sekarang keren juga niya serial kolosal Indonesia pada masa (jayanya), setting dan propertinya khan main niatnya, extras-nya banyak *belum termasuk kuda dan bocil yang semi naked 😅.

7. FAVORITE FOREIGN SERIES
Amigos X Siempre

8. FAVORITE ANIME SERIES
- Semua kartun di hari Minggu pagi; Doraemon, Detektif Conan, Sailor Moon, Wedding Peach, Card Captor Sakura, Lady of Versailess, Chibi Maruko Chan, Ikyu San, Kobo Chan dkk.
- Avatar: The legend of Aang
- Slam Dunk

9. FAVORITE ANIMATION SERIES
Upin Ipin

10. FAVORITE CHILDHOOD SERIES
- Goosebumps
- Keluarga Cemara
- Jin dan Jun

11. FAVORITE ADVENTURE SERIES
- Xena: Warrior Princess
- Hercules
- The Adventure of Sinbad

12. FAVORITE ACTOR
Benedict Cumberbatch

13. FAVORITE ACTRESS
Sofia Vergara

14. FAVORITE DIRECTOR
Tim Kring

15. FAVORITE SERIES SOUNDTRACK
The Rembrandts - I'll Be There For You

16. FAVORITE SERIES DOCUMENTARY
Abstract: the Art of Design

17. FAVORITE SERIES SCENE
Opening scene-nya The Touch

18. FAVORITE SERIES DIALOGUE
Don’t act like I didn’t fight for you. I did. Hard. And for a long time. So please forgive me if it is over now. I’m exhausted.
Blair to Chuck, Gossip Girl

19. FAVORITE DC SERIES
Smallville

20. FAVORITE MARVEL SERIES
Loki

21. SERIES THAT MAKE YOU HAPPY
The Marvelous Mrs. Maisel

22. SERIES THAT MAKE YOU SAD
Rindu Rindu Aizawa

23. SERIES THAT MAKE YOU SLEEPY
The Falcon and the Winter Soldier

24. SERIES THAT MAKE YOU OVER THINKING
The Touch, produsernya Tim Kring yang juga memproduseri serial Heroes, sayangnya cuma 1 season padahal keren banget.

25. SERIES THAT YOU ARE WAITING FOR NOW
- Stranger Things
- la Casa de Papel
- Kingdom

26. SERIES THAT TOO BORING TO CONTINUE
- The Walking Dead
- 13 Reasons Why
- Riverdale

27. SERIES THAT YOU WISH NEVER BEEN EXIST
Gossip Girl Indonesia & Gossip Girl reboot.

28. SERIES THAT YOU WISH REMAKE
Little House on The Prairie

29. SERIES YOU ALWAYS RE WATCH
How I Meet Your Mother

30. SERIES YOU ALWAYS RECOMMEND
- The Games of Thrones
- How I Meet Your Mother
- Modern Family

31. THE FIRST SERIES YOU WATCHED
Mac Gayver (1985) gegara serial ini aku ingin punya pisau lipat dan menjadi penemu x insinyur atau apa lah sebutannya yang bisa membuat tools darurat dari barang-barang seadanya. Aku pernah mencoba menonton serial remake-nya dan nggak suka 🙁.

32. THE LAST SERIES YOU WATCHED
The Queen’s Gambit

33. UNDERRATED SERIES
A Series of Unfortunate Events

34. OVERRATED SERIES
The Mysterious Benedict Society

35. FUNNIEST SERIES
- Fresh Off The Boat
- Last Man Standing

36. SCARIEST SERIES
Kingdom

37. MIND BLOWING SERIES
The Touch

38. DOWNLOAD OR STREAMING
Download, biar bisa ditonton offline dan dipindah ke device yang lain.

39. TV OR SMARTPHONE
TV-lah, karena screen-nya lebih besar dan bisa rebahan maksimal.

40. FAMILY OR FRIEND
Temen yang sama-sama suka nonton series-nya, biar bisa diskusi dan komentar sotoy sana sini. Kalau dengan keluarga lebih banyak awkward apalagi kalau ada scene yang sensitive.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Salam olahraga 

Salah satu hal yang menghibur dan mempersatukan warga +62 belakangan ini adalah Olimpiade Tokyo 2020. Yha~ Seharusnya Olimpiade Tokyo 2020 ini digelar pada tahun 2020 namun ditangguhkan 1 tahun karena pandemi yang ternyata susah banget kelarnya. Meski ditangguhkan 1 tahun panitia tetap menggunakan tahun 2020 ketimbang tahun 2021 karena Olimpiade dilaksanakan 4 tahun sekali.

Seperti yang pernah kubilang I’m not into sports, B aja. Makanya kalau ada event olahraga macem gini yang sebenarnya paling kutunggu-tunggu adalah kontingen defile-nya. Seru rasanya melihat kostum yang dikenakan athlete dari setiap negara, tapi karena ini adalah event olahraga tentcu nggak akan se-festive kontes beauty pageant.

Setiap kontingen mengenakan pakaian yang warnanya menyesuaikan dengan warna bendera negaranya, Indonesia sudah tentcu mengenakan pakaian berwarna merah putih head to toe, tapi kali ini ada Rio Waida sebagai pembawa bendera yang mengenakan pakaian adat Bali. Jadi nggak pure merah putih semua ya…

Sans~

Dari kontingen inilah aku jadi ngeh lagi dengan negara-negara yang ada dunia, berasa napak tilas menghafal atlas 🤣 Ohya, Negara pertama yang tampil pastilah Yunani karena olimpiade bermula dari Athena dan diakhiri oleh negara tuan rumah. 

Kostum kontingen favorite-ku tentcu adalah Italy 🇮🇹, sporty chic banget ya… cocoklah untuk warga Italy yang memang sadar fashion. Desainnya simple tapi on point dan grafis bendera Italy ditengah kostum mengingatkanku pada fortune cookies🥠. Selain Italy, yang kostum kontingennya nggak kalah keren adalah Prancis 🇫🇷, Belanda 🇳🇱 dan Australia 🇦🇺.

Menurutku seremoni pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 ini simple ya nggak yang terlalu wah gimana gitu, mungkin gegara pandemi juga. So far aku suka pictograms-nya mengingatkanku akan acara Masquerade yang ditayangkan bergantian dengan TV Champions. Satelit drone-nya juga nggak kalah keren yaw… berasa nonton live action komik ber-genre fantasy.


Dalam rangka menyemarakkan Olimpiade Tokyo 2020 beberapa artist turut serta berpartisipasi, keren-keren niya karya mereka. Dari ilustrasi, photography sampai kimono. Aww… I’m sold. bisa mampir dulu niya di worldflags, cakep-cakep guise… 🥺 untuk versi kimononya bisa mampir di kimono project. 

Cabang olahraga unggulan Indonesia masihlah badminton / bulu tangkis, sebab memang terbukti rajin menyumbangkan medali. Sisanya ada angkat beban, panahan, menembak dayung, lari dan selancar. Well… apa pun cabang olahraganya aku berharap di olimpiade selanjutnya, Indonesia mampu mengirimkan lebih banyak athlete.

Saat kuliah aku kerap menemukan nama-nama yang disisipi kata Wardhani / Kusuma Wardhani dan turunannya 🧐. Beberapa tahun kemudian aku baru mengetahui bahwa Kusuma Wardhani adalah nama seorang athlete panahan yang memenangkan medali perak di Olimpiade Seoul 1988. Ketika nama seseorang menjadi inspirasi bagi banyak orang tua artinya orang tersebut menyimpan kesan dan pengharapan 🙏🏻.


Di Indonesia sendiri badminton adalah olahraga yang populer tentcunya selain sepak bola dan volley. Saat kecil melihat orang-orang bermain sepak bola, volley dan badminton di sore hari adalah pemandangan yang byasa. Begitu pun saat perlombaan antar RT/RW di 17 Agustusan, final dari ketiga cabang olahraga tersebut biasanya menjadi acara puncak yang nggak boleh terlewat.

Pasti pernah kan mengalami masa sok-sokan main badminton 🏸 sore-sore di depan rumah, yang nggak pake net, yang bulu koknya udah rawing , yang kalau ada kendaraan lewat mainnya di-pause, yang kalau koknya nyangkut di genteng auto tamat. Kalem guise… aku juga pernah da 😉.

Tentcu badminton adalah salah satu olahraga favorite warga +62, selain karena nggak perlu gear yang banyak dan mahal, badminton mampu menjangkau semua kalangan, dari muda atau tua, pas-pasan atau tajir, di depan rumah atau di lapangan. Apalagi sejak Susi Susanti dan Alan Budikusuma memenangkan medali emas di Olimpiade Barcelona 1992. Makin semangat aja yekan… 👊🏻😉.


Di Olimpiade Tokyo 2020 ini badminton menjadi cabang olahraga yang di-favorite-kan dan digadang-gadang akan membawa pulang medali. Aku nggak begitu mengikuti pertandingan badminton secara khusyu macem para BL, palingan mengikuti euphoria-nya via spam di Twitter. Asyik juga niya sobat flashsale-ku, kecengannya athlete bukan influencer eles-eles 🤣.

Diantara semua cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade Tokyo 2020 yang paling banyak kutonton adalah badminton, yha~ aku pake Orbit guise… makanya nonton mulu. Terimakasih BL-ku sekalyan @anisa @deya @riyeaja yang sudah rajin spam setiap kali ada pertandingan di timeline, alhamdulillah aku nggak mesti googling dulu siapa aja athlete-nya karena udah kenal duluan hahaha… 😁.

Sebelum Olimpiade Tokyo 2020, aku juga sedang menonton drakor (on going) berjudul Racket Boys yang bercerita tentang suka duka anak-anak calon athlete badminton. FYI. Baru aja tamat minggu kemarin. Yap. Racket Boys adalah alasanku mengikuti Olimpiade Tokyo 2020 ini, karena rasanya nggak puas hanya menonton pertandingan badminton tingkat daerah, aku ingin yang lebih wah 🤣 Bang Yun-dam ❤️.

Uwu 😘

Sampai saat aku menuliskan post ini, euphoria kemenangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu masih belum usai 🎉. Kemenangan mereka sungguh sangat menghibur warga +62 yang sudah hampir 2 tahun ini sumuk gegara pandemi dan gerah gegara ulah pemerintah.

Bener banget niya kalau ada yang bilang pertandingan badminton nggak bisa ditinggal, level kecepatannya udah macem tetesan teh di Twitter 😌. Karena smartphone-ku nggak support split screen untuk Vidio, kutinggalkanlah final badminton WD di pertengahan set ke 2 untuk order cemilan di Go-Food (lupa, harusnya order sebelum mulai 🥺), eh begitu balik lagi mereka udah foto-foto di podium dongs… jirrr… ternyata berakhir 2 set 😂.

FYI. Order-anku akhirnya dimakan saat menonton final-nya Ginting. Udah anyep aja ya… 🥲

Tapi ini favorite-ku: Sa ae lau... 😂

Banyak cerita menarik dari Olimpiade Tokyo 2020 yang delay setahun ini, beberapa menjadi viral tak terkendali namun nggak sedikit yang akhirnya menjadi inspirasi. Kali pertama athlete-nya berpartisipasi, kali pertama mendapatkan medali emas, kali pertama negara mereka mengikuti Olimpiade. 

Saat kuliah dosenku pernah bilang (kurang lebih begini): seharusnya pemerintah lebih memanfaatkan potensi SDM di daerah, karena untuk beberapa cabang olahraga kita udah memiliki ahlinya. Misal, untuk renang kita punya suku Bajo, untuk memanah kita punya Suku Mentawai, untuk lompat tinggi kita punya Suku Nias. Saya yakin, kalau pemerintah mau memberdayakan mereka, Indonesia pasti jadi juara dunia.

Aku pun yakin pak! ✨👌🏻

Olimpiade selanjutnya akan diselenggarakan di Prancis, logonya lucu ya… fashionable dan centil. Semoga saat Olimpiade Paris 2024 nanti pandemi udah kelar, dan bisa ditonton live~ Karena nggak banyak cabang olahraga yang kukenal, aku lebih tertarik melihat-lihat momen Olimpiade Tokyo 2020 via Getty Images, asli, keren-keren fotonya…








Share
Tweet
Pin
Share
No comments
@charlesetoroma on Unsplash  

Hellooo…

Semua yang kutulis di post ini berdasarkan preferensi pribadi ya, nggak ada research mendalam kecuali mengamati kehidupan sehari-hari dan apa yang orang-orang post di media sosial. Feel free to discuss more about it.

Aku lupa lagi kapan tepatnya, tapi Deya pernah tanya tentang sustainable dan penerapannya di Indonesia gimana. Kalau nggak salah saat itu aku jawab sustainable adalah gaya hidup orang Indonesia alias kearifan lokal. Sayangnya, Deya tanya di saat kita mau pulang, padahal kalau tanyanya saat makan Sate DAMRI diantara sholat maghrib dan sholat isya bisa-bisa kita begadang haha *kangen kosan Icunk 😘.

Selama ini aku cukup mengikuti tentang sustainable, awalnya karena tertarik tentang sustainable fashion dan pernah menulis post-nya disini. Kalau membicarakan sustainable tentcu cakupannya sangat luas bahkan bisa dikatakan hampir semua hal kini diupayakan menjadi sustainable. Berbeda dengan alam yang memiliki life cycle-nya sendiri, semua yang diproduksi oleh manusia membutuhkan proses untuk mencapai sustainable.

Apakah sustainable berarti daur ulang? Nggak selalu. Daur ulang adalah salah satu opsi untuk memperpanjang masa pakai. Kalau ingin tahu mengenai sustainable lebih detail bisa di-search di Google ya… Kali ini aku skip 😁. Well… lantas apakah hubungan antara sustainable dan kearifan lokal?

Yha~ sustainable adalah kearifan lokal itu sendiri.

Kearifan lokal atau yang kini biasa disebut sebagai local wisdom adalah warisan berupa konsep hidup (ide, nilai, pengetahuan) yang diturunkan secara turun temurun untuk menjaga keselarasan hubungan antara manusia dan alam. Eh, tapi jangan lupa ya kita tinggal di Indonesia, jadi kearifan lokal ini erat kaitannya dengan kepercayaan nenek moyang ✨👌🏻.

Nenek moyang kita (Indonesia) berhasil hidup berdampingan dengan alam selama ratusan tahun lamanya dengan mempertahankan kearifan lokal. Dalam prosesnya ada banyak nilai yang bisa diambil, ide yang dikembangkan dan pengetahuan yang diturunkan. Salah satu yang mampu mempertahankan kearifan lokal adalah Suku Baduy.

Pada dasarnya ada pakem-pakem yang dibuat berdasarkan pengalaman panjang. Katakanlah rumah. Dari Sabang sampai Merauke bentuk rumah berbeda-beda mengikuti kontur geografis, pernah nggak sih kalyan bertanya-tanya mengapa rata-rata rumah di Indonesia atapnya berbentuk limas? Karena… *drum roll dulu… hujan di Indonesia datang dari segala arah. Serius yaini… 😁.

Rumah dengan dak atau berkonsep minimalis dengan rooftop aesthetic sebenarnya kurang cocok untuk menghadapi hujan di Indonesia, tapi balik lagi ya pada akhirnya ini adalah tentang taste dan budget. Saran dosenku dulu; kalau kalyan ingin membangun rumah di suatu daerah, carilah rumah (adat) asli atau rumah lama di daerah tersebut, pelajari bentuknya dan jadikanlah acuan karena nenek moyang membangun rumah untuk jangka panjang.

Pernah ada masanya konsep dekorasi shabby chic booming, disusul konsep dekorasi monokrom, kemudian konsep dekorasi minimalis dan sekarang konsep dekorasi natural. Coba tebak, apa persamaan dari konsep dekorasi tersebut? Yha~ banyak printilannya 😁. Rata-rata orang Indonesia itu horror vacui alias memiliki ketakutan akan ruang kosong, makanya pasti gatal kalau masih ada ruang yang nganggur, ingin diisi, ingin di didekorasi, ingin diiniin diituin 😏.

Percayalah. Apa pun konsep dekorasi rumahnya, pasti punya sudut betrak betruk 🤣 Juara banget kalau nggak punya.

Horror vacui terjadi karena kita memang terbiasa hidup dengan “penuh”, kalau kosong kan ditempati lelembut 👻. Makanya rumah nenek moyang dipenuhi ukiran, lambat laun ukiran tersebut beradaptasi melalui furniture dan elemen dekorasi. Jarang banget kan menemukan rumah yang pure lapang tanpa printilan, jangan jauh-jauh deh… itu tanaman di pot pun posisinya pasti disebar 🤣.

Menurutku, horror vacui-nya orang Indonesia itu unik. Sekeras apa pun kita berusaha untuk mengabaikan pada akhirnya pasti akan kembali lagi. Meski sudah berusaha pake basic outfit nan earth tone, kalau ada versi full graphic tetap aja dibeli juga yekan 😂 Kupikir, pasangan yang menikah dengan kostum dan dekorasi Doraemon adalah sebenar-benarnya orang Indonesia.

Saat ke Gramedia, di antara bagian lifestyle dan self development terhampar buku-buku yang menawarkan berbagai konsep (gaya) hidup masa kini. Sayangnya, nggak ada satu pun buku yang menawarkan konsep hidup dari, oleh dan untuk orang Indonesia heuheuheu 😅 Sebegininyakah krisis konsep hidup sampai mesti mengadaptasikan konsep hidup negara lain yang notabene berbeda kultur dan geografis?

Syudah bisa ditebak… aku jadi mempertanyakan ada nggak sih konsep hidup yang “sesuai” untuk orang Indonesia?.

Ternyata jawabannya ada… di ujung langit ☁️💨.

Beberapa tahun belakangan sustainable living became a things, tapi semakin kucari tahu aku semakin menyadari bahwa adalah sustainable living adalah konsep hidup yang sebenarnya lekat namun terlupakan. Yha~ kalau sustainable living adalah kehidupan yang dijalani oleh Liziqi, maka hampir bisa dipastikan sebagian dari kita pernah menjalaninya.

Saat ini wooden toys adalah opsi yang ideal untuk mainan berbahan alami yakni kayu. Nah. Ingat nggak sih kalyan dengan mobil-mobilan dari yang dibuat dari kulit Jeruk Bali dan lidi? Keduanya, yakni kayu dan kulit Jeruk Bali adalah bahan alami, namun kulit Jeruk Bali akan lebih mudah terurai ketimbang kayu karena nggak menggunakan varnish.

Aku tahu ini perbandingan yang nggak apple to apple ya, aku hanya ingin menunjukkan bahwa sebenarnya kita sudah lebih sustainable bahkan sebelum kita mengenal konsep sustainable itu sendiri.

Beberapa tahun yang lalu internet pernah heboh oleh berita; supermarket di Thailand menggunakan packaging daun pisang menggantikan plastik. Saat membaca artikel yang menyatakan bahwa daun pisang 100% eco friendly dan sustainable aku ngakak sekaligus bangga 😂. Pasalnya, hampir setiap hari aku menemukan si eco friendly packaging ini dalam bentuk Tempe, Papais, Leupeut, Lemper, Peuyeum, Pecel, Awug, Sate, Nasi Kuning and friends.

Mungkin kalyan pernah mengalami masa dimana packaging plastik belum lumrah digunakan. Setiap kali membeli Bakso atau Soto dari Mang-Mang yang beredar di sekitar rumah, kita selalu membawa rantang atau mangkuk sendiri. So… I just want to say. Bukankah ini yang kita lakukan sekarang? Membawa wadah sendiri demi mengurangi sampah.

Dalam rangka mengurangi limbah botol plastik sekali pakai, beberapa tempat menyediakan refill air minum gratis bagi yang membutuhkan (bisa ditemukan via aplikasi). Di daerah Jawa, sekitar tahun 90an masih bisa ditemukan rumah-rumah yang menyediakan kendi berisi air minum di pagar (pagar tembok) jadi setiap orang yang lewat dan kebetulan haus bisa berhenti dan minum. Biasanya anak sekolah atau petani yang baru pulang.

Aku pernah menonton home tour salah satu aktris Indonsia yang rumahnya bergaya American modern, salah satu keunggulannya adalah food storage (room) yakni ruang penyimpanan bahan makanan kering. Otakku langsung bekerja, dan… food storage (room) adalah Bahasa Inggris dari goah. Dimana hampir semua rumah (lama) orang Sunda pasti memilikinya.

Belum lengkap sustainable living tanpa memasukkan grow your own food alias bercocok tanam atau berkebun. Kupikir konsep grow your own food mirip-miriplah dengan konsep apotik hidup yang pernah kita pelajari saat SD (salim virtual kepada bapak/ibu penyusun kurikulum 🙇🏻‍♀️). Well… jangankan apotik hidup, pagar batas lahan aja kita mah pakenya tanaman Singkong, nggak kurang sustainable apa coba? 🥲.

Dosenku pernah bilang bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya karena memiliki keanekaragaman seni budaya semacam textile, kriya dan tarian. Artinya kita adalah bangsa yang bahagia karena nggak mungkin kita memiliki semua itu kalau nggak punya waktu luang untuk mempelajari dan membuatnya. Disaat bangsa lain bertahan mati-matian dari 4 musim yang berbeda, kita berada disini dengan matahari yang bersinar hampir sepanjang tahun 🌤️.

Oh, inilah yang dinamakan slow living. Biar slow alias rebahan bae tapi tetap hidup yekan haha 😂.

Menurutku, sustainable dan kearifan lokal memiliki banyak kesamaan, yang membedakan hanyalah istilahnya aja. Sustainable memang terlihat lebih cantik dan terdengar lebih baru ketimbang kearifan lokal yang terkesan tradisional. Terserah mau pake yang mana, tapi kita sama-sama tahu pada akhirnya kedua istilah tersebut mengantarkan kita untuk lebih aware.

Selama ini kita mencari mencari konsep hidup yang sesuai tanpa menyadari bahwa sebenarnya kita sudah menerapkannya sejak dulu. Semut di sebrang lautan tampak jelas, sedang Gajah di pelupuk mata tidak tampak.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello…

Kuyakin kalyan sudah bosan dengan post tentang pandemi dan printilannya 😀. Aku pun sama kok… Biar nggak terlalu bosan kutulis post selingan ya, daku juga lelah guise hehe 😁.

Sejak diberlakukannya PPKM end game warga +62 dilarang dine in di resto/café, mentoknya hanya melayani take away. Well… Tanpa mesti ada PPKM pun aku sudah jarang makan di tempat ya, lebih sering dibawa pulang atau order via Go Food sekalyan. Masih parno berkepanjangan… 😒. Seingatku, di tahun 2021 ini hanya 2 kali aku makan diluar, dengan Icunk di Ramen Ya saat ramadhan dan dengan Widy di Bu Imas (karena kalau dibawa pulang mah kurang nikmeh 😉).

Nah, yang order via Go Food/Grab Food/Shoppe Food/Traveloka Eats ini agak gambling niya, kalau kebetulan dapet yang enak alhamdulillah, salah-salah dapetnya zonk 😁. Ohya, ini khusus untuk resto/café yang belum pernah dicoba ya, kalau udah sering insya allah rasanya nggak akan berubah, paling porsinya aja yang labil.

Pasti kalyan punya kan teman yang passionate dengan makanan, yang update-an IG story-nya makanan mulu, yang fotonya selalu sukses ngabibita, yang review-nya no tepu-tepu 😁. Yha~ aku punya, dan so pasti lebih terpercaya ketimbang influencer yang sering mati suri. Coba deh diingat-ingat lagi, siapa teman kalyan yang story-nya tentang makanan menggugah iman. Keep her hon… highlight story-nya adalah katalog ✨👌🏻.

Beberapa minggu yang lalu temanku sempat meng-update IG story-nya dengan foto isoman dan cemilan yang menyertai sesi berjemurnya. Saat itu cemilannya adalah Roti Macan, apa lagi ini Del? 😀 Huhu Sayangnya, saat mau order eh Roti Macan-nya lagi libur heuheuheu… syebel 😌.

Kalau ingat di awal pandemi sempat hype kan artisan bakery alias roti indie, mereka menjual sourdough dan roti tawar. Nah, Roti Macan adalah salah satunya. Sebagai artisan bakery, Roti Macan menjual rotinya secara terbatas via Tokopedia, selain roti indie ada cookies dan kopi literan. Ohya, karena PPKM offline store-nya tutup sementara.

Aku order via Tokopedia yaw, nggak banyak-banyak 1 aja karena niatnya sebagai cemilan saat meeting online.


Ternyata Mas Grab-nya datang saat timku sedang presentasi 😅.

Aku memilih cranberry cheese karena kemarinnya udah makan (makanan yang mengandung) cokelat, biar nggak monoton aja gitu 😁 Aku nggak pandai mendeskripsikan makanan macem food enthusiast tapi menurutku rotinya lembut dan enak… pake banget 🥲. Perpaduan cranberry dan cheese-nya pas ya nggak bikin giung, chia seeds-nya memberikan tekstur yang unik saat digigit.

Kukira aku akan menghabiskannya dalam sehari ternyata nggak sampai ½ jam udah habis… agak menyesal siya kenapa cuma order 1 aja, meeting online pun membutuhkan energi guise… 😂.

Kalau kau ingin sesuatu yang menarik dan indie ✨👌🏻 aku merekomendasikan Roti Macan sebagaimana Delia merekomendasikannya di IG story. Untuk artisan bread harganya relatif terjangkau, namun percayalah…. Nggak cukup 1 🤣🤣🤣.

Tri Tangtu Kopi Roasters (TTkr) & Roti Macan @rotimacan
🏠 Jl. Buah Batu No.129, Cijagra, Lengkong, Kota Bandung
⏰ 07.00-15.00 (hari Jum'at tutup)
🥖 25K 
🍞 50K
🍕 75K
☕ 45K-80K

Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates