Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.
via Unsplash

Nggak mau kalah dengan #BumiLangitCinematicUniverse, kemarin warga Twitterland turut menyemarakkannya dengan #BucinCinematicUniverse haha 😁 Ternyata banyak juga ya film-film bucin ... 😅 Karena nggak merasa puas Cuma bisa nge-tweet 4 gambar, maka kubuat versi extended-nya sebab kupunya banyak stok 😁.

Okay, inilah #BucinCinematicUniverse versiku, film-film yang pernah menyentuh hati *ehm 😅 yang ceritanya membuatku terbaper-baper, menangis-nangis sampai sembab dan puyeng, bahkan masih kepikiran sampai berhari-hari setelah menontonnya 😉.

Save these list and thanks me later

(500) Days of Summer (2009)

Hingga 10 tahun setelahnya, (500) Days of Summer masih belum bisa tersingkir sebagai film ter-bitter, bahkan oleh film La La Land sekali pun. Duo Summer Finn (Zooey Deschannel) dan Tom Hansen (Joseph Gordon-Levitt) memang juwara, saking memorable-nya karakter Summer @watchmen.id (dan netyzen) pernah menobatkannya sebagai evil woman no 1.

Bercerita tentang Summer dan Tom yang awalnya memang manis, menyenangkan eh ujungnya malah ambyar. Apalagai scene tentang expectation vs reality-nya huhu Nyebelin tapinya relatable dengan kisah kasih kebanyakan orang. Mau kau bucin atau nggak, film (500) Days of Summer ini adalah film yang mesti kau tonton, at least ... sekali dalam seumur hidup.

Love, Rosie (2014)

Aku tahu film ini dari Deya, you know-lah ... sesama bucin Sam Claflin mesti banget kan bertukar info 😁. Love, Rosie merupakan adaptasi dari novel berjudul Where Rainbow Ends karya Cecelia Ahern, yang juga menulis novel PS. I Love You. Well ... Jangan lupa siapin tissue ya kalau nonton film Love, Rosie yakali nggak terasa mbrebes mili 😊.

Love, Rosie bercerita tentang perjalanan cinta Alex Stewart (Sam Claflin) dan Rosie Dunne (Lily Collins), sedari awal mereka sudah saling menyukai namun terhalang oleh momen-momen ngeselin. Di film ini, timing adalah segalanya, keselip dikit keburu ditakis orang 😂 Gregetan banget lah nontonin mereka, berusaha saling menemukan, di waktu yang tepat. Membuatku berfikir, yawla ... gini banget ya perjalanan bertemu jodoh 😅.

The Lake House (2006)

Ada dua alasan mengapa aku sering rewatch film The Lake House. Pertama, rumahnya bagus banget 😊... Kedua, Keanu Reeves-nya ganteng banget 😂 The lake House adalah salah satu film yang sukses membuatku menangis berkepanjangan, sedihnya nggak terbendung, terharunya nggak nanggung 😄.

The Lake House bercerita tentang Kate Foster (Sandra Bullock) dan Alex Wyler (Keanu Reeves) yang berada di ruang dan waktu yang berbeda. Mereka berhubungan melalui surat yang dikirim via kotak surat merah yang terletak di depan rumah, yang juga berfungsi sebagai portal multi dimensi. Sampai suatu hari mereka memutuskan untuk bertemu meski terpisah waktu. Nggak mungkin nggak sedih yaini 😅.

A Crazy Little Things Called Love (First Love)

Salah satu masa yang nggak akan terlupa adalah masa sekolah, indahnya punya geng yang solid, guru-guru yang unik serta crush yang nggak ngecengin balik *heu Film ini seru ya ... akting cast-nya juga natural, terutama teman-temannya yang nggak kena efek make over. Kelakuannya pun nggak jauh beda dengan ciwik-ciwik di masaku dulu. Dulu~ 😁

A Crazy Little Things Called Love bercerita tentang Khun Nam (Baifern Pimchanok Luevisadpaibul) yang naksir seniornya Khun Shone (Mario Maurer). Dibantu oleh teman-temannya Cheer, Gei dan Nam mereka mengamalkan buku 9 Resep Cinta Untuk Siswa, FYI, this part is very crunchy. Scene stealer-nya tentcu adalah Guru Inn (Sudarat Budtporm) yang kelakuannya paling sengklek.

Love Me If You Dare (2004)

Adalah film Prancis berjudul Jeux D’Enfants, karena film Love Me If You Dare ini aku jadi suka lagu La Vien Rose yang menjadi theme song-nya. Sebagaimana film-film Eropa yang memiliki tone color yang khas, Love Me If You Dare memiliki visualisasi yang memanjakan mata. BTW, dulu yang merekomendasikan film Love Me If You Dare ini Deya ya ... thank you wahai sobat bucinku haha

Love Me If You Dare bercerita tentang Julien (Guillaume Canet) dan Sophie (Marion Cottilard) sepasang sahabat yang gemar bermain truth or dare menggunakan kaleng mainan. Mereka melakukan banyak challenge gila tanpa menyadari bahwa sebenarnya mereka saling mencintai. Agak berat sih ini ... sebab banyak yang harus dikorbankan demi kegilaan mereka.

Initiation Love

Kalau Summer adalah evil woman no 1, maka Mayu adalah evil woman no 2. Seriusan ini ... Kalau nggak percaya coba deh cek thread-nya @watchmen.id tentang evil woman, reply netyzen memang nggak pernah salah haha Tadinya kupikir Initiation Love adalah film romance std yang kan kuhapus begitu selesai nonton, sebab posternya norak-norak jadul gitu *heu Nyatanya? BNGST!

Initiation Love bercerita tentang Mayu (, FYI doi adalah mantan AKB48) yang super duper maniss ... Saking manisnya, kita akan terbuai dan terlenakan dengan kisahnya yang nggak kalah manis haha Pacarnya yang jahat. Awas loh ... side A dan side B-nya jangan sampai tertukar.

The Great Gatsby

The Great Gatsby bercerita tentang Gatsby (Leonardo DiCaprio) yang demi mendapatkan perhatian Daisy Buchanan (Carrie Mulligan) mengadakan pesta meriah setiap minggunya. Bukan hanya kisah cintanya yang bikin nyesek, kehidupannya pribadinya pun nggak kalah nyesekinnya.

Eternal Sunshine of The Spotless Mind (2004)

Agak berbeda dari film bucin lainnya yang ber-genre romance, film Eternal Sunshine of The Spotless Mind ini sedikit  disisipi oleh unsur sci-fi, nggak banyak memang, namun ada. Meski agak out of mind, pesan moralnya cukup ngena lah ... Yap. You can erase someone from your mind, getting them out of your heart is another story ...

Eternal Sunshine of The Spotless Mind bercerita tentang Joel Barrish (Jim Carrey) dan Clementine Krucyznski (Kate Winslet) yang bertengkar hingga Clementine memutuskan untuk menghapus memory tentang Joel di Lacuna Inc, Joel yang nggak mau kalah kemudian memutuskan untuk menghapus memory tentang Clementine. Sayangnya prosedur penghapusan memory nggak berjalan semestinya ...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Aku tahu Warung Kopi Imah Babaturan ini gegara sering nonton insto-nya @ydhprdn 😁 Saking seringnya @ydhprdn insto tentang Warung Kopi Imah Babaturan aku malah sampai kepikiran, ini dianya yang kesengsem Warung Kopi Imah Babaturan apa memang jadi BA-nya Warung Kopi Imah Babaturan? 😁.

Karena nggak mau kesana sendiri makanya kuajak teman-temanku sekalyan ... Kita pikir Warung Kopi Imah Babaturan ini terletak di mana gitu makanya kita kesana pake Grab, ternyata Warung Kopi Imah Babaturan ada di sekitaran Baltos dongs, tahu gitu pake angkot aja 😅.

Dalam bahasa Indonesia Imah Babaturan berarti rumah teman, imah = rumah dan babaturan = teman. Intinya mah, tempat nongkrong yang level asyiknya menyamai nongkrong di rumah temen. Hayo loohhh… pada ngaku… pasti punya kan temen yang rumahnya dijadiin tempat nongkrong alias basecamp 😋.

Warung Kopi Imah Babaturan menyediakan makanan ala rumahan, bukan makanan fancy, jadi cocoklah untuk kita-kita yang seleranya lokalan ini 🤭. Untuk harganya kupikir sesuai laya dengan rasa dan porsinya yang uwowow banyaknya 😁.


Selain makanan berat, Warung Kopi Imah Babaturan juga menyediakan makanan ringan macem roti dan eh iya di dalamnya ada Toko Kue Teman yang isinya snack dan minuman ringan kepunyaannya temen-temennya owner. Belum sempet nyobain… soalnya udah keburu kenyang 😁.

Jangan khawatir kalau ada barang yang ketinggalan di Warung Kopi Imah Babaturan, sebab suka diamanin oleh pegawainya. Cek aja highlight insto-nya yang Lost & Found, bodor pisanlah apalagi kalau ada yang dikecengin 🤭.

Kalau lagi gabut atau ingin tahu prakiraan harga di Pasar Ciroyom tapinya malas kesana. Bisa niya ngecek insto-nya Warung Kopi Imah Babaturan, owner-nya suka update kalau lagi belanja malem-malem 👍🏻.

FYI. Warung Kopi Imah Babaturan menyediakan menu mingguan yang berbeda di setiap minggunya. Jadi stay tune aja ya mantengin IG-nya untuk tahu menu mingguannya 👌🏻.



Yang sempet kita cobain waktu ke Warung Kopi Imah Babaturan (dan kayanya list-nya bakal nambah 😁).

ES LATTE (18K)
So far minuman favorite di Warung Kopi Imah Babaturan masih Es Latte, berasa sayang aja gitu kalau kesini tapi nggak minum Es Latte-nya 😋. Aku sih suka-suka aja … 😊 Selain karena memang enak, porsinya lumayan banyak, cukuplah untuk menemani adu bacot sebelum sampai sesudah makan 😁.

Kalau kau sering merasa seret setelah minum minuman yang berasa, berwarna dan berembun macem Es Latte ini, jangan lupa untuk order air mineralnya juga. Eh iya, Warung Kopi Imah Babaturan sudah nggak menyediakan sedotan, kalau nggak suka minum langsung dari gelasnya bawa sedotan sendiri yaw 👌🏻. 


NASI OSKER aka OSENG KERANG (30K)
Biasanya aku nggak begitu suka kerang ya, sebab kalau masaknya nggak jago seringnya masih amis 😅 Nah, saat ke Warung Kopi Imah Babaturan kebetulan menu mingguannya adalah Nasi Osker ini, kupikir nggak ada salahnya untuk mencoba perkerangan kali aja cocok.

Menurutku, Nasi Osker-nya Warung Kopi Imah Babaturan ini memang over expectation ya, kerangnya empuk dan kenyal, porsinya jelas banyak (mana ditambahin telur dadar 🤭), meski agak pedas so far rasanyaa cocok di lidahku dan yang paling penting; nggak amis yaini 👌🏻. Nggak perlulah ditanya enak apa nggak? Karena kalau nggak enak nggak mungkin piringku bersih 😋.


NASI CUMI IJO (30K)
Salah satu menu yang direkomendasikan di Warung Kopi Imah Babaturan adalah Nasi Cumi Ijo, karena termasuk menu regular maka bisa dipastikan akan selalu ada di setiap harinya. Daging cuminya empuk dan segar, porsi cumi dan sambal ijo-nya balance (saking balance-nya aku jadi meragukan, ini Cumi Sambal Ijo atau Sambal Ijo Cumi 🤔).

Bagiku rasanya agak asin dan pedasss ... nya kebangetan 😂. Aku bahkan nggak bisa fokus gegera kepedasan, meski cuminya enak namun nggak kurekomendasikan bagi kau yang nggak suka pedas, kecuali kalau kau mau sedikit usaha untuk memisahkan cumi dan sambal ijonya 😁.


NASI RENDANG SUIR HINDUN (35K)
Aku order menu ini gegara bingung mau makan apa haha Udah malem soalnya 😅. Yawla… banyak banget porsinya 😁 aku kenyang banget niya, lupa lagi kalau Imah Babaturan porsinya suka banyak 😅.

Rendangnya enak ya… kerasa manisnya, dan dagingnya empuk 👍🏻. Selain gepuk suir ada tambahan tahu dan tempenya, sambelnya juga cociks yaw… pedes euy. Meski nggak se-endeus Nasi Cumi Ijo-nya, kusuka Nasi Rendang Suir Hindun ini 👌🏻.

*tyda ada fotonya karena keburu habis

Untuk menu dan harganya bisa dicek via g-drive di IGnya ya, mereka selalu update kok.

Warung Kopi Imah Babaturan @imahbabaturan
🏠 Jl. Kebon Bibit No.3 
⏰ 07.00-22.00
🍛 6K-40K
🍢 8K-25K
🍹 5K-25K

Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Setelah sebelumnya misuh gegara MIB: International yang nggak rame haha 😅 dan balas dendam dengan nontonin film-film lawas yang pernah kutonton di bioskop Intan Garut. Akhirnya weekend lalu aku kembali menyambangi bioskop, eits ... kali ini nggak di Ubertos ya tapi di MIM (Metro Indah Mall), masih di Bandung Timur sih ini 😁

Kenapa tumben nonton di MIM? Yha~ sebab film Parasite adanya di CGV, kan Ubertos mah XXI. Tadinya kita berencana nonton di King’s (PvJ dan Paskal nggak masuk hitungan ya da jauh), ternyata film Parasite nggak ada di King’s jadilah kita ke MIM, nggak sanggup ke BEC sebab Bandung kalau weekend macetnya nggak bisa ditawar ... 😴

Sejak awal hype-nya film Parasite nggak tanggung-tanggung yaw, banyak review positif dan direkomendasikan sana sini tapi yang paling penting film Parasite ini adalah film Korea pertama yang memenangkan Palme d’Or di Festival Film Cannes tahun ini.

Gimana?
Sudah tertarik belum? 😏

Tadinya kupikir film Parasite adalah film tentang invasi alien atau apalah yang ke-sci-fi-sci-fi-an 😂 Tahu nggak? Setiap kali membaca atau mendengar kata parasite yang pertama kali muncul di benakku adalah Gita Gutawa, yap, kau memang parasit ... 👾👾

Film Parasite adalah film ber-genre tragic comedy karya terbaru dari Bong Jo Hoon, bagiku namanya nggak terlalu familiar ya (sebab ku lebih suka Park Chang Wok) namun saat melihat list film karyanya, well ... he did a great works! Sejauh ini karya Bong Jo Hoon yang pernah kutonton adalah The Host, Mother Madeo, Okja, Snowpiercer dan Parasite, sayangnya aku belum sempat menonton film Memoirs of a Murderer.

Film Parasite dibuka oleh keluarga Ki Taek (Song Kang Ho) yang berjibaku melipat dus pizza, tipikal keluarga miskin masa kini, yang selain membutuhkan papan, sandang dan pangan juga membutuhkan wi-fi gratis 😉. Masa lalu Chung Sook (Jang Hye Jin) sebagai atlet pun nggak menjamin kehidupannya saat ini, kedua anaknya yakni Ki Woo (Choi Woo Sik) dan Ki Jung (Park So Dam) nggak melanjutkan pendidikan sebab tyada uang.

Well ... Uang memang bukan segalanya, namun uang akan mempermudah segalanya ...
Betul begitu bukibuk? Haha 😂

Keberuntungan datang saat Min (Park Seo Joon) mantan teman sekolah Ki Woo berkunjung sebab ketitipan batu cendikiawan milik kakeknya. Min yang melanjutkan studi ke luar negeri menitipkan pekerjaannya sebagai tutor Bahasa Inggris untuk keluarga Mr. Park (Lee Sun Kyung) kepada Ki Woo yang menurutnya bisa dipercaya.

Maka datanglah Ki Woo ke rumah Mr. Park, ia diterima oleh Mrs. Park alias Yeon Kyo (Cho Yeo Jeong) si nyonya rumah yang digambarkan Min dengan; sederhana. Melihat celah yang terbuka lebar Ki Woo menjalankan rencananya untuk memindahkan keluarganya ke rumah Mr. Park. Yha~ seperti parasit, keluarga Ki Taek menginvasi rumah Mr. Park.

Cara-cara busuk keluarga Ki Taek menginvasi rumah Mr. Park ini divisualisasikan dengan menggelitik dan bangsat 😂, disini kita akan dibuat faham bahwa akan ada orang-orang yang  bersedia melakukan berbagai hal demi mendapatkan keinginannya, mengaburkan batas antara benar dan salah.

Sedari awal film Parasite ini sudah menegaskan bahwa ada jarak yang tercipta antara si kaya dan si miskin, yakni atas dan bawah, Bong Jo Hoon memvisualisasikan jarak melalui tangga. Selalu ada scene keluarga Ki Taek naik dan turun tangga, saat mereka memasuki rumah untuk bekerja dan keluar rumah untuk kembali ke habitat-nya, seolah mengisyaratkan bahwa tangga adalah jembatan penyebrangan antara si kaya dan si miskin.

Selain itu, Mr. Park berkali-kali menyinggung ‘batas suci’ yang kuintepretasikan sebagai sikap ‘nglunjak’, namanya juga manusia ... dikasih hati seringnya malah nggak tahu diri 😥. Untuk menjaga teritorinya keluarga Mr. Park nggak segan untuk menunjukkan kemurahan hatinya, sayangnya (atau malah cerdasnya) kemurahan hati keluarga Mr. Park dianggap sebagai undangan terbuka oleh keluarga Ki Taek.

Kupikir perumpamaan yang tepat bagi kedua keluarga ini saat berada di dalam rumah adalah air dan minyak, meski sama-sama cair tetap nggak bisa bersatu. Ada hal-hal essentials yang nggak bisa dirubah dan film Parasite ini memvisualisasikan hal essentials tersebut dengan aroma. Ada scene dimana Da Song (Jung Hyeon Jun) berkata bahwa aroma Ki Taek, Chung Sook, Ki Woo dan Ki Jung sama, bukannya sadar mereka berkomplot Mr. Park malah berfikir bahwa aroma orang kaya dan orang miskin memang berbeda.

Invasi keluarga Ki Taek akan sukses besar kalau saja Moon Gwang (Lee Jeung Eun) mantan kepala rumah tangga Mr. Park nggak pernah kembali ke rumah. Kembalinya Moon Gwang ini menandai paruh kedua sekaligus mengakhiri era keluarga Ki Taek, plot twist yang rapi sebab kita nggak pernah mengira ada kehidupan lain di rumah Mr. Park.

Scene tergeblek adalah saat Ki Taek, Ki Woo dan Ki Jung yang terjebak di bawah meja menggelosorkan badannya demi menghindari Mr. Park dan istrinya yang tertidur di sofa. Bangkek memang! Deg-degan dan ngakaknya barengan yaini 😂😂😂. Begitu pun dengan scene negosiasi antara Moon Gwang dan Chung Sook yang mesti ambyar gegara kepleset di tangga.

Saat Chung Sook bilang “kalau aku kaya, aku akan menjadi (orang) baik” aku merasa gamang, bingung sendiri dengan korelasi antara kebaikan dan kekayaan; apakah aku akan kaya karena aku baik atau aku baik maka aku akan kaya. Mwehehe ... 😅

Kerennya, meski mengangkat issue tentang wealth gap antara si kaya dan si miskin nggak ada satu pun kata kaya dan miskin yang terucap di film Parasite ini. Penonton sendiri yang menyimpulkan berada di sisi mana karakter tersebut berada.

Hal ter-favorit dari film Parasite ini adalah rumahnya Mr. Park, kusuka jendelanya yang lebar macem layar bioskop. Dari jendela rumah basement (banjiha) keluarga Ki Taek kita bisa melihat betapa carutnya kehidupan sosial kelas bawah, kau bahkan bisa menonton segalanya dari sana. Sedang dari jendela rumah keluarga Mr. Park kita bisa melihat privilege yang di-setting untuk mengakomodir kebutuhan kelas atas, membatasinya.

Sinematografinya juwara sih ini. Banyak scene keren  dan setiap shoot-nya dieksekusi dengan cermat. Salah satu scene favoritku adalah saat Ki Taek, Ki Woo dan Ki Jung pulang ke rumahnya di tengah hujan deras yang mengakibatkan banjir. Perjuangan mereka untuk kembali dituturkan dengan lugas dan hidup.

Ada scene dimana Mrs. Park berkata bahwa hujan adalah berkah kepada Ki Taek tanpa mengetahui hujan yang sama adalah musibah (bagi keluarganya). Well ... Dalamnya lautan bisa diselami, dalamnya hati ... Siapa yang tahu? *heu 😮

Film Parasite ini dengan cerdas menyelipkan detail-detail kecil nan satir seperti saat Ki Taek menyuruh Da Hye (Jung Ziso) membuat 2 kalimat menggunakan kata pretend atau saat Mr. Park mengomentari cara menikung Ki Taek yang sangat halus di hari pertamanya bekerja, scene yang divisualisasikan dengan isi kopi Mr. Park yang nggak bergoyang meski Ki Taek berkali-kali menikung.

Pun dengan Mrs. Park yang selalu menyanggah setiap kekhawatiran Mr. Park dengan; “beli di Amerika” seakan-akan berasumsi bahwa made in america lebih prestisius ketimbang made in apalah ... China misalnya😁. Saat pesta ulang tahun Da Song, Ki Woo berkata kepada Da Hye “mereka sangat berbeda ... bahkan untuk acara mendadak sekali pun, mereka selalu tampak tampak tampan dan cantik” eh kok bener sih ini haha

Sebagai film of the year (sejauh ini) kupikir film Parasite ini memang layak mendapatkan Palme d’Or, wajib ditonton juga sih hehe Jauh dari kesan sci-fi, film Parasite memberikan pengalaman menonton yang cukup menarik, kita akan dibuat tertawa, ngenes, gamang sampai terheran-heran dengan apa yang sanggup orang-orang lakukan demi hidup. And it was impressed me ...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Selama main Instagram aku terbilang cukup irit kalau soal nonton insto, kecuali inner circle yaw serta beberapa brand yang produknya kukecengin dan influencer yang benar-benar meng-influence. Selain karena nggak merasa ‘dekat’ kupikir aku pun mesti membatasi diri untuk nggak selalu penasaran dengan apa yang orang lain lakukan.

Kadang sebel sih, masa insto-nya selfie yang dikasih sticker gif; new post pas di-swipe eh taunya masih foto doi (foto yang sama) tapi di-upload-nya di feed. Kan akyu tertipyu ... heuheuheu Kalau influencer jelas ya ngiklan, meski kadang malesin namun ada beberapa influencer yang konten insto-nya kusuka dan malah kutunggu-tunggu.

Dua diantaranya adalah @madarianhadi dan @atiit.

Especially untuk @atiit hehe aku senang dengan tema insto-nya yakni daily life. Coba deh sesekali nonton insto-nya @atiit kuyakin pasti ketagihan haha Then, aku menemukan akun @asihsimanis di tab explore-ku, yang juga membagikan kesehariannya. Benang merah dari kedua akun tersebut adalah: city explore.

Kupikir asyik juga nih ... menyenangkan bagiku dan bagi  yang (mau) menonton. Tadinya aku ingin membagikan keseharianku via insto ala @atiit dan @asihsimanis haha Namun setelah dipikir-pikir, kayanya aku nggak begitu cocok main insto, sebab kusadar; I’m not Instagram person, yang (ibaratnya) setiap kali space hopping mesti gercep ng-update insto.

Ada kalanya aku ingin menikmati momen dan menjalani hariku dengan normal tanpa mesti terdistraksi gadget. Makanya, ketimbang membagikan keseharianku via insto aku lebih memilih untuk membagikannya via blog. Memang saat ini Instagram memiliki lebih banyak keuntungan ketimbang blog dalam urusan per-update-an, namun balik lagi ya, I’m not Instagram person.  

Aku lebih suka membagikan keseharianku via blog sebab bisa nulisnya bisa panjang haha Nggak kaya insto, kalau tulisannya panjang dan kecil-kecil mesti di-zoom dulu.

Kali ini aku menamainya dengan native living? Sebab... Yha~ beginilah keseharianku sebagai warlok alias warga lokal yang senang jalan-jalan mengeksplor kota, jadi ya kontennya adalah tempat-tempat yang kudatangi di Bandung. Sebenarnya nggak beda jauh dengan #HowISpentWeekend hanya lebih spesifik yakni jalan-jalan di dalam kota, kan kalau #HowISpentWeekend lebih general.

Mungkin kelak aku akan lebih rajin posting di blog yaw ... So, stay tuned!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Photo by JESHOOTS.com from Pexels

Dalam rangka balas dendam pasca KZL nonton MIB: International yang nggak rame aku menonton lagi beberapa film lawas di Youtube. Nggak lawas-lawas banget sih, pokoknya yang pernah kezamanan di bioskop Intan weh ...

Catatan Akhir Sekolah (2005)
source
Salah satu film yang legend pada masanya 👏, bercerita tentang 3 sekawan yakni  Arian (Vino G. Bastian), Agni (Ramon Y. Tungka) dan Alde (Marcel Chandrawinata) yang berambisi membuat dokumenter tentang sekolah mereka. Long shot di opening-nya memang kewren gilak sih, benar-benar menggambarkan suasana sekolah yang ‘hidup’ dan tentunya scene ter-favorite-ku di film ini 💙.

Kupikir film Catatan Akhir Sekolah ini membawa dampak yang cukup positif bagi penonton remaja (sepertiku) dulu 😳. Well ... coba deh tanya seksi dokumentasi atau pubdekdok yang bertugas di acara perpisahan sekolah, apa inspirasinya? Kuyakin mereka pernah menonton (atau minimal tahu) film Catatan Akhir Sekolah ini, yang terbaik di kelasnya. Kalau kau ingin tahu bagaimana kehidupan anak SMA di masaku dulu, tontonlah film Catatan Akhir Sekolah.

Karena film Catatan Akhir Sekolah, kita (aku dan temanku) jadi berkeinginan untuk mengisi hari-hari (di tahun terakhir SMA) dengan memory terbaik, pacar bisa berganti tapi teman kan nggak haha 😂 Kan kita BFF 👭. OST-nya juga nggak kalah manis ya... Ada I Remember dari Mocca dan yha~ ada Christian Sugiono yang meski ngeselin tapi tetap cool yeahh 😏.

Jomblo (2006)
source
Jomblo adalah film yang diadaptasi dari buku berjudul sama karya Aditya Mulya, favorite ketiga setelah buku Gege Mengejar Cinta dan Traveller’s Tale. Meski sudah di-remake dengan versi (yang katanya) kekinian aku masih lebih suka film Jomblo original ini, nggak tahu ya denganmu tapi bagiku film Jomblo reboot agak sedikit memaksakan dan membosankan 😅.

Film Jomblo bercerita tentang 4 sahabat merasai manis getirnya cinta di bangku perkuliahan, mereka adalah Agus (Ringgo Agus Rahman), Doni (Christian Sugiono), Olip (Rizky Hanggono) dan Bimo (Dennis Adhiswara). Meski Ringgo adalah bintangnya, scene stealer-nya teteup Christian Sugiono, biar doi pake celana cutbray yang ada rantainya urusan nyekil mah gak ada duwa 😂.

Scene ter-memorable adalah saat Agus momotoran di jalanan Braga dsk diiringi lagunya Seurieus 😘 Richa Novita bagus kok jadi Rita, Tike Priyatnakusuma pun cocok jadi Teh Guti. Banyak scene yang memorable terutama saat cast-nya spill the quote, masih relatable lah ya dengan kehidupan cinta dan persahabatan *tsah 😁. Setelah nonton film Jomblo aku langsung search OST-nya dongs, kepikiran sih #eh haha

Cintapuccino (2007)
source
Seperti Jomblo, Cintapuccino diadaptasi dari chick-lit berjudul sama karya Icha Rahmanti, dan kalau nggak salah buku Jomblo dan Cintapuccino dirilis dalam kurun waktu yang nggak terpaut jauh. Baru beberapa tahun kemudian Cintapuccino diadaptasikan ke layar lebar.

Film Cintapuccino bercerita tentang obsesi. Yap, obsesi. Adalah Rahmi (Sissy Priscilla) yang naksir Geronimo alias Nimo (Miller Khan) sedari masa SMA yang berlanjut hingga bangku kuliah dan tetep rajin stalking meski sadar Nimo nggak naksir balik. Intinya lebih ke jatuh bangunnya si Rahmi dalam mengejar cinta, seru sih ... karena ya balik lagi relatable haha 😂

Kalau kau pernah naksir seseorang sebegitu dalamnya sampai nggak ngerti lagi kapan mesti berhenti 😅, cobalah tonton film Cintapuccino ini. Well ... Satu-satunya pamaeh film Cintapuccino mah si Miller, KZL dah, apa nggak ada lagi cast yang lebih Nimo? OST-nya juga nggak kalah juwara yaw, d’cinnamons memang nggak pernah salah ... Sayangnya mereka bubar 😢.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates