Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Dumb Ways To Die atau yang dalam terjemahan Bahasa Indonesia diartikan sebagai Cara Konyol Untuk Mati adalah sebuah game android yang uniknya dirilis oleh sebuah perusahaan kereta api swasta dari kota Melbourne Australia bernama Metro Trains.

Dumb Ways To Die sebenarnya adalah iklan atau campaign dari perusahaan tersebut untuk meningkatkan self awareness (kesadaran) masyarakat agar menjaga keselamatan dari bahaya kereta api.

Meski dibuat untuk campaign perusahaan kereta api, karakter yang digunakan tidaklah bertema kereta api atau hal yang berkaitan dengannya, melainkan karakter simple nan dinamis yang colorful. Sekilas dilihat, karakter yang digunakan menyerupai kacang-kacangan atau permen-permenan kenyal seperti Yupi.

Cara memainkan game Dumb Ways To Die cukup mudah, gamers akan ditantang untuk menyelamatkan karakter tersebut dari hal-hal konyol yang bisa mengakibatkan kematian. Seperti misalnya meloncat diantara peron dan kereta api agar tidak terjatuh, menautkan tali balon ke tangan agar tidak tertabrak kereta api atau menggeser karakter agar tidak terserempet kereta api.

Tapi walaupun dibuat untuk campaign perusahaan kereta api, tidak semua gamenya berkaitan dengan kereta api. Beberapa diantaranya merupakan aktivitas sehari-hari, hal-hal kecil yang jika dilakukan dengan tidak tepat bisa mengakibatkan kematian. Seperti misalnya menyambungkan kabel dengan tepat, menghindarkan ikan Piranha ketika sedang berada di dalam air dan mengeluarkan roti dari dalam toaster.

Selain graphic designnya yang simple, Dumb Ways To Die juga memiliki theme song yang earcatching, untuk mendengarkan full theme song Dumb Ways To Die gamers bisa melihat video yang terdapat di dalam game.


Dumb Ways To Die memang bukanlah game dengan tingkat kesulitan yang tinggi atau membutuhkan ketekunan seperti game lainnya, namun game Dumb Ways To Die cukup menyenangkan sebagai time killer.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

I have been waiting for a long time for someone whom understand me just at the first sight, someone whom known me better than anyone else, someone whom would give me the answers that I craved for so long.

Maybe I asked to much. But curiousity is thirstiest, isn’t it?

I can’t counting how many peoples came and go, tried to open out my (limited) mind and persuaded me, told me that they were the same as me and I needed them as I needed my glasses.

I know someone like you, she is bla  bla bla ... I understand what do you feel, I also feel the same bla bla bla ... You know what? We are in one frequency bla bla bla ... We are connected in a mysterious way bla bla bla ... Maybe this is the right time for me to meet you bla bla bla ... you name it Hon!

I’m exhausted.

I need more than a long conversation of the topic I already knew from internet nor the book I finished while eating, I lost my appetite when they repeated my words as they own it. The fact, I loathed the way they pretend I don’t know what they are talking about, seems I watching how to serve Indomie on Youtube.

Google has had everything, so please give me something that Google hasn’t had.

BTW, how could they think I could trust someone just by their words or because we connected (as they said) in mysterious way, such an accidentally meet on the perfect time. Come on guys ...

I really appreciated how they tried to made me felt so special, a rare items on online games, a limited edition type or one in a million of minions. They wish me wanted them as they wanted me, mesmerized me by a chance of discovering an astral world that I’m not really intresting about.

Err ...

All this time, I might always locked my lips like a silent readers on social media timeline, always shown a little interesting to every hints that leads me into a tricky conversations, always looking so bored to every conversation we had been through. Because I knew, playing dumb is the quickest way to end those meaningless conversations.  

They were there, waiting patiently for me to share my (other) mind, even sometimes they pointly toward asking. Actually, I don’t mind as long as I want to, not because to ... So, the problem is, I still looking for that on.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Demi Iedul Fitri yang #instagramable, aku dan adikku Widy bersepakat untuk membuat flower paper backdrop ala www.pinterest.com . Disini aku berperan sebagai crafter, designer sekaligus tukangnya T.T

Flower paper backdrop yang dimaksud berbahan dasar kertas krep (berasal dari kata crafty, yang intinya untuk berbagai macam kerajinan) dan kawat hias yang biasa digunakan untuk membungkus tangkai bunga aklirik (crafter dan ibu-ibu binangkit PKK pasti tahu kawat yang dimaksud hehe)

Dibandingkan dengan flower paper berbahan dasar kertas karton, flower paper berbahan dasar kertas krep lebih simple dan clean karena menggunakan kawat hias sebagai pengikat. Sedangkan jika membuat flower paper menggunakan kertas karton, pasti akanlebih belepotan karena menggunakan lem dan leukleuk haha

Untuk tutorialnya bisa searching via Simbah Gugel dengan keyword cara membuat bunga dari kertas atau tutorial flower paper. Atau kalau mau lebih detail, bisa search di Pinterest.



Mungkin crafty interest disini agak rendah ya ... makanya ketika nyari kertas Krep lumayan susyahh, sekalinya ada mahal boo ... naiknya lebih dari 100% harga eceran di Bandung, malahan ada juga yang sampai 200%. Itu belum termasuk pilihan warna yang minim T.T

Karena esensi Iedul Fitri adalah kembali ke fitrah yang identik dengan warna putih yang berimage suci, bersih dan tanpa noda. Maka color tonenya dibuat balance dengan penggunaan warna pastel yang merepresentasikan kelembutan dan cocok dengan moment Iedul Fitri ini.

Sayangnya, stock demand yang labil telah menggeser color tone ke arah sebaliknya.  Vibrant.  Atau yang biasa disebut dengan warna stabillo (merujuk kepada salah satu brand awal highlighter pen). Menjadikannya  seperti flower headband ala Frida Kahlo de Rivera, pelukis kebanggan Meksiko yang alisnya tersambung dan berkumis tipis kaya Iis Dahlia.


Bagi yang awam membuat flower paper tampak sepele, tinggal gunting-gunting, lipat-lipat, ikat-ikat, jadi dehhh ... Yakali gak ada kerjaan T.T

Ketika bulan Ramadhan tiba, siklus harian berubah mengikuti waktu imsyak dan buka, karenanya hidupku jadi tak menentu. Bi Kenda (istrinya Pak Kenda, mantan supir ayah dulu) yang biasa bantu-bantu di rumah cuti permanen karena mau merawat cucunya. Mama juga marah-marah karena pusing menjelang Iedul Fitri (krikk ... krikk ...)

Oh, itu belum seberapa dengan adikku mendadak hengkang dari proyek ambisius Iedul Fitri yang #instagramable ini, dia terlalu lelah untuk melakukan hal remeh-temeh nan detail sepertiku. Ia lebih memilih untuk pindah ke dunia virtual yang maya ...
Anggap saja, ujian di bulan Ramadhan hehe


Aku terpaksa memboikot usulan adikku untuk menempelkan flower paper di tembok menggunakan double tape, karena akan merusak tembok berserta flower paper yang susah payah kubuat. Sebagai solusinya aku menggunakan kawat ram ukuran 1 cm dari toko material sebagai penyangga, flower paper yang sudah dibuat diikatkan ke kawat ram. Tak perlu basa basi atau usulan tak berkesudahan. All is up to me ...

Voila!!!

Untuk menempelkan kawat ram yang sudah ditempeli flower paper di tembok aku dibantu Sarmidut a.k.a Pongky yang eksis se-BTN Ciheuleut.
Sarmidut                : “Mbak ngapain bikin dapros banyak-banyak?”
Aku                         : “Pliss dwehh ... ini bunga tau”
Sarmidut                : “Bunga dapros”
Aku                         : zzz ... zzz ... zzz
*makanan tradisonal berbahan beras ketan berwarna warni yang dibentuk seperti bunga ros / rose (mawar)

Demi Iedul Fitri yang #instagramable ini, aku sampai begadang kaya zaman kuliah dulu, tidur setelah sholat shubuh tapi mesti bangun pagi karena ikutan kursus, siangnya baru hibernasi sampai mama pulang dari kantor. Terus-terusan hingga H-1 sebelum Lebaran.

But, no matter how hard those days I’m so exciting with this project.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Kalau Ramadan tahun lalu kita bukber (buka bersama) di... di... dimana yah??? Eh, tahun kemarin kita ngadain bukber gak sih?

Oh iya, Ramadan tahun kemarin aku memang tidak menghadiri bukber karena mama sakit. Tapi emang pada ngadain bukber gak sih? Kayaknya gak ngadain bukber deh... eh tapi gak tahu juga, lupa. Seingatku, terakhir kali ikutan bukber waktu di rumah Acong yang di Antapani. Bubar sekaligus nginep bareng dengan keluarganya Acong. Seriusan. Dengan keluarganya Acong. Dengan Ibu, Bapak dan Azka adiknya Acong.

Tujuan bukber yang sesungguhnya adalah bersilaturahmi, ya meski ujung-ujungnya berlanjut dengan curhat sekaligus saling menukarkan kabar teman-teman yang lain a.k.a gossip haha Karena, terlalu banyak kata-kata yang malas diketikkan di chat. 

Pada setiap Ramadan, minimal kita akan mendapatkan 3 undangan bubar, dari teman kerja, dari teman kuliah, dari teman SMA dan dari teman SMP. Lalu ada dari teman komunitas (kalau ikutan itu juga), dari teman semasa SD dan dari teman semasa TK (seriusan... mungkin gak tahu mau bubar apalagi kali ya...).

Tapi karena kita adalah teman sedari SMP hingga SMA, dengan jumlah yang limited edition yang cuma segitu-gitunya. Maka bisa dipastikan yang ikutan bukber ya cuma segitu haha, yang lain berhalangan hadir karena kesibukannya masing-masing, bubar dengan keluarga kecilnya atau bubar dengan mertua.

Berhubung belum sukses dan punya harta berlimpah, bukber tidak diadakan sebagaimana mestinya kaum urban poverty yang eksis di social media. Kita memilih untuk bukberdi rumah Medus yang kosong di Margahayu, yang udah dipilih duluan bahkan sebelum Medus baca chat.

Parahnya, di sepanjang jalan yang berjubel dengan orang-orang yang kalap mau belanjain uang THR, banyak diantaranya yang makan dan minum seenaknya... kalau perempuan kan wajar, anak-anak mungkin masih belum kuat puasa, tapi laki-laki? OMG... Plis euy!

How could Ramadan sell a man's faith? By lust.

Icunk yang stand by semenjak jam 9 pagi di Kepatihan sudah bosan ikut-ikutan orang lain memilah-milah baju, ia juga pusing lihat mega consumer behavior orang Indonesia di kala menjelang Idul Fitri. Akhirnya ia duduk di samping nenek-nenek yang kecapekan diajak belanja. Chatting dengan kita yang belum sampai meeting point.

Karena jalan dialihkan aku harus jalan kaki dari Pasar Baru, panasnya Bandung hari itu membuat keadaan semakin semrawut. Jalan macet. Klakson bersahutan. Orang-orang sewot.

Aku menemukan Icunk sedang asyik menonton orang-orang yang berjuang demi penampilan maksimal di hari Idul Fitri. Kita lalu duduk-duduk sambil menunggu Pici yang katanya salah naik mobil dan terdampar di entah dimana, tertawa-tawa membayangkannya marah-marah karena rempong membawa baso aci fresh dari Garut.

Ohh... tapi itu belum seberapa. Medus, yang jadi host bubar Ramadhan ternyata terjebak macet sebelum mencapai bandung. Istilah “anggap saja rumah sendiri” ternyata sangat berlaku bagi Deya yang datang duluan, dengan semangatnya ia lantas menyapu, mengepel dan membereskan rumahnya #eh rumah Medus haha

As our predictions. Pici marah-marah karena baso aci, ya, baso aci. Karena menunggu baso aci ia terlambat pergi, terjebak macet dan nyasar gak tahu dimana. Demi Deya yang tangginas, kita langsung pergi ke rumah Medus via Gojek.

Berbukalah dengan yang gurih dan enyoi !!!

Mari kita sambut... baso aci !!! jennggg... jennggg... jennggg...


Curhat session dimulai sejak beres sholat Isya, dilanjutkan dengan saling menukarkan kabar teman hingga dini hari. Capek? Nggak. Haus? Biasa aja. Lapar? Iya!!! OK. Kalau gorengan dan es kelapa muda adalah appetizer, dan nasi beserta segala lauk pauknya adalah main dish, maka seharusnya baso aci adalah dessert. Seharusnya...

Kenyataannya, after that that's all...

Setiap kali ada pedagang yang lewat kita stalking-in hehe Alhamdulillah stalking kali ini membuahkan hasil yang real, ronde dan mie tektek. FYI, itu belum termasuk cemilan ringan lainnya, semacam keripik dan endog lewo yang kalau dimakan kebanyakan bisa bikin keselek. RWG U.U


Rasa-rasanya semalam belum cukup untuk menceritakan ‘what’s happened to me’ selama ini, kalau kata Jupe mah tumpehh tumpehh... semuamuanya diceritain, dari yang konyol sampai yang serius, dari yang galau sampai yang selow. Fits in it.

Entah dosa apa temanku yang satu ini, dia digerebek polisi ketika sedang ditraktir karaoke oleh teman-temannya. Agak konyol tapi lucu ya... sedang meriah-meriahnya tiba-tiba... nyesss... langsung deh spechless... and it’s became the coolest birthday she ever had hehe

Tapi yang paling menarik adalah tentang urusan cinta, yaelahh cinta... eceng gitu! Haha Ada yang galau karena menikahnya masih lama, ada juga yang masih santai tapi orang tuanya enggak, ada juga malah yang bingung gak tahu maunya gimana.

Let it flow aja seus... ^.^
The 13th year of friendship, and still counting.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates