Demi Idul Fitri yang #instagramable

by - July 12, 2016

Demi Iedul Fitri yang #instagramable, aku dan adikku Widy bersepakat untuk membuat flower paper backdrop ala www.pinterest.com . Disini aku berperan sebagai crafter, designer sekaligus tukangnya T.T

Flower paper backdrop yang dimaksud berbahan dasar kertas krep (berasal dari kata crafty, yang intinya untuk berbagai macam kerajinan) dan kawat hias yang biasa digunakan untuk membungkus tangkai bunga aklirik (crafter dan ibu-ibu binangkit PKK pasti tahu kawat yang dimaksud hehe)

Dibandingkan dengan flower paper berbahan dasar kertas karton, flower paper berbahan dasar kertas krep lebih simple dan clean karena menggunakan kawat hias sebagai pengikat. Sedangkan jika membuat flower paper menggunakan kertas karton, pasti akanlebih belepotan karena menggunakan lem dan leukleuk haha

Untuk tutorialnya bisa searching via Simbah Gugel dengan keyword cara membuat bunga dari kertas atau tutorial flower paper. Atau kalau mau lebih detail, bisa search di Pinterest.



Mungkin crafty interest disini agak rendah ya ... makanya ketika nyari kertas Krep lumayan susyahh, sekalinya ada mahal boo ... naiknya lebih dari 100% harga eceran di Bandung, malahan ada juga yang sampai 200%. Itu belum termasuk pilihan warna yang minim T.T

Karena esensi Iedul Fitri adalah kembali ke fitrah yang identik dengan warna putih yang berimage suci, bersih dan tanpa noda. Maka color tonenya dibuat balance dengan penggunaan warna pastel yang merepresentasikan kelembutan dan cocok dengan moment Iedul Fitri ini.

Sayangnya, stock demand yang labil telah menggeser color tone ke arah sebaliknya.  Vibrant.  Atau yang biasa disebut dengan warna stabillo (merujuk kepada salah satu brand awal highlighter pen). Menjadikannya  seperti flower headband ala Frida Kahlo de Rivera, pelukis kebanggan Meksiko yang alisnya tersambung dan berkumis tipis kaya Iis Dahlia.


Bagi yang awam membuat flower paper tampak sepele, tinggal gunting-gunting, lipat-lipat, ikat-ikat, jadi dehhh ... Yakali gak ada kerjaan T.T

Ketika bulan Ramadhan tiba, siklus harian berubah mengikuti waktu imsyak dan buka, karenanya hidupku jadi tak menentu. Bi Kenda (istrinya Pak Kenda, mantan supir ayah dulu) yang biasa bantu-bantu di rumah cuti permanen karena mau merawat cucunya. Mama juga marah-marah karena pusing menjelang Iedul Fitri (krikk ... krikk ...)

Oh, itu belum seberapa dengan adikku mendadak hengkang dari proyek ambisius Iedul Fitri yang #instagramable ini, dia terlalu lelah untuk melakukan hal remeh-temeh nan detail sepertiku. Ia lebih memilih untuk pindah ke dunia virtual yang maya ...
Anggap saja, ujian di bulan Ramadhan hehe


Aku terpaksa memboikot usulan adikku untuk menempelkan flower paper di tembok menggunakan double tape, karena akan merusak tembok berserta flower paper yang susah payah kubuat. Sebagai solusinya aku menggunakan kawat ram ukuran 1 cm dari toko material sebagai penyangga, flower paper yang sudah dibuat diikatkan ke kawat ram. Tak perlu basa basi atau usulan tak berkesudahan. All is up to me ...

Voila!!!

Untuk menempelkan kawat ram yang sudah ditempeli flower paper di tembok aku dibantu Sarmidut a.k.a Pongky yang eksis se-BTN Ciheuleut.
Sarmidut                : “Mbak ngapain bikin dapros banyak-banyak?”
Aku                         : “Pliss dwehh ... ini bunga tau
Sarmidut                : “Bunga dapros”
Aku                         : zzz ... zzz ... zzz
*makanan tradisonal berbahan beras ketan berwarna warni yang dibentuk seperti bunga ros / rose (mawar)

Demi Iedul Fitri yang #instagramable ini, aku sampai begadang kaya zaman kuliah dulu, tidur setelah sholat shubuh tapi mesti bangun pagi karena ikutan kursus, siangnya baru hibernasi sampai mama pulang dari kantor. Terus-terusan hingga H-1 sebelum Lebaran.

But, no matter how hard those days I’m so exciting with this project.


You May Also Like

0 comments

Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~