Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.




Hello~

Saat scrolling TikTok aku menemukan potongan video dari film yang bikinku penasaran, Kirsten Dunst muda banget masa… Setelah searching aku menemukan judul filmnya, yakni The Virgin Suicides yang dirilis pada tahun 1999 dan di-direct oleh Sofia Coppola. Yha~ Sofia Coppola adalah anake dari bapake Francis Ford Coppola yang bikin The Godfather. The Virgin Suicides adalah film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Jeffrey Eugenides yang dirilis pada tahun 1993.

Saat mencari trailer The Virgin Suicides di YouTube aku malah menemukan filmnya 😅, mungkin karena filmnya udah lama dan bukan blockbuster jadi kualitasnya pun nggak begitu OK. Untuk nonton di smartphone masih nyaman laya namun untuk nonton di laptop atau tablet so pasti pecah-pecah. Untuk versi legal-nya kita bisa nonton di aplikasi streaming (nggak semuanya ada, tapi aku lupa yang mana) makanya aku skip opsi ini karena lagi nggak subscribe.

***


The Virgin Suicides ber-setting pada tahun 1970an, saat Ronald Lisbon (James Wood) dan Sara Lisbon (Kathleen Turner) pindah ke Grosse Pointe, Michigan. Mereka memiliki 5 orang anak perempuan (yang kemudian disebut Lisbon Sisters) yang dididik dengan keras dan agak kaku sesuai dengan kepercayaan yang dianut. Mereka adalah Therese – 17 tahun (Leslie Hayman), Mary – 16 tahun (A. J. Cook), Bonny – 15 tahun (Chelsea Swain), Lux – 14 tahun (Kirsten Dunst) dan Cecilia – 13 tahun (Hanna R. Hall).

Kepindahan Lisbon Sisters ini segera menjadi hal yang diperbincangkan di lingkungan kompleks, termasuk tetangga mereka yakni sekumpulan anak laki-laki yang diam-diam ngecengin 😁. Yha~ sebagai tetangga mereka hanya bisa melihat Lisbon Sisters dari jauh dan menerka-nerka apa yang mereka lakukan setiap harinya. Orang tua Lisbon Sisters sangat membatasi pergaulan anak-anak mereka, yang mana membuat mereka agak terisolir baik di rumah dan sekolah.

Untuk meredakan ketegangan paska percobaan bunuh diri Cecilia, orang tua Lisbon Sister mengadakan pesta ulang tahun dan mengundang tetangga di sekitar. Sayangnya, Cecilia masih dalam kondisi yang kurang baik dan memutuskan untuk bunuh diri dengan melompat dari jendela. Semua orang yang hadir tentcunya shick shack shock, nggak terkecuali saudari-saudarinya yang mengira bahwa adiknya akan senekat itu.


Setelah kepergian Cecilia, orang tua Lisbon sister berusaha untuk lebih longgar terhadap Lisbon Sister. Mereka mengundang beberapa anak laki-laki ke rumahnya bahkan mengizinkan Lisbon Sister pergi ke pesta prom bersamanya. Tentcunya Lisbon Sister happy dongs… karena ini kali pertama orang tuanya membebaskan dan mendukung mereka melakukan hal-hal yang remaja normal lakukan 👌.

Sayangnya saat itu Lux agak terbawa suasana dan menghabiskan malam bersama Trip Fountain (Josh Harnett), sumvah sampai film berakhir aku nggak faham mengapa Trip malah meninggalkan Lux di lapangan, bukannya dibangunin dulu biar pindah? Menurut kesusotoyanku, Trip nggak siap dengan hubungan jangka panjang dengan Lux karena orang tuanya terlalu strict, nggak asyik aja gitu 😅.

Setelah kejadian Lux-Trip orang tua Lisbon Sister kembali ke template awal dengan versi yang strict. Lisbon Sister berhenti sekolah dan menghabiskan waktunya di rumah dan satu-satunya hiburan hanyalah majalah yang dikirimkan via pos. Orang tua Lisbon Sister terlalu kolot untuk memahami bahwa anak-anak mereka sedang mengalami fase akil baligh, bukan terpengaruh setan.


Saat orang tua The Lisbon Sister membuang vinyl, buku dan printilan-nggak-penting-tapi-ingin-punya, anak-anak tetangga menemukan salah satu journal yang tercecer. Mereka kemudian ‘berbaik hati’ mengabarkan keadaan di luar sana dengan cara memperdengarkan lagu via telepon. Kagak faham hamba mengapa mereka nggak pada ngobrol aja sih… ah bocil! 😪.

Pada suatu malam The Lisbon Sister mengundang mereka ‘main’ ke rumah, jelaslah mereka pada excited dan prepare ini itu. Ada gila-gilanya Lisbon Sister mempersembahkan momen menjemput ajalnya kepada mereka yang saban hari nonton A Day In My Life-nya Lisbon Sister pake teropong. Dengan sansnya satu persatu Lisbon Sister melakukan aksi bundir di depan mereka, 

Sezuzurnya aku menemukan di mana menariknya film The Virgin Suicide ini, konfliknya nggak yang deep gimana gitu dan klimaksnya kurang optimal. Semuanya serba nanggung. Mungkin karena ini film lama dan kita memang diposisikan sebagai penonton yang disuapi materi oleh narator, in the end aku nggak bisa mendapatkan chemistry-nya gimana aja review-ku kali ini 😁.

Aku nggak merekomendasikan The Virgin Suicide ini kepada kalyan yang mendambakan film yang asique, tapi kalau kalyan kelewat gabut bolehlah nonton 😉.

*The Virgin Suicides poster taken from IMP Award and the rest were taken from Pinterest randomly.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Photo by Thiago Matos

Hello~

Meninggalkan bulan Agustus yang sibuknya kebangetan, wake me up when September ends… nggak deng, tapi udah pada siap kan bikin konten pake lagunya Green Day yang ini 😁.

Kurasa kita semua setuju bahwa bulan tersibuk di tahun 2024 adalah bulan Agustus, kalau tahun-tahun lalu kita sibuk memeriahkan kemerdekaan RI, tahun ini kita sibuk memelihara kemerdekaan RI. Alhamdulillah kita masih bisa merayakan ulang tahun mama secara sederhana dan apa adanya, yang penting kebersamaannya yekan… 😊

Sambil menunggu pelantikan presiden dan wakil presiden RI ke 8, yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka digelar, kupikir nggak ada salahnya untuk meng-highlight hal-hal yang terjadi belakangan ini (percayalah, aku udah berusaha senetral mungkin 🙇). Tentcu nggak semuanya ya… karena udah diwakilkan oleh netizen melalui postingan IG story dan tweet yang meski udah berganti nama menjadi X tetap disebut Twitter.

FYI, silakan baca post lain kalau kalyan nggak tertarik dengan post ini.

KEMERIAHAN BULAN AGUSTUS
Bahkan sejak bulan Juli, konten-konten inspirasi lomba Agustusan udah masuk FYP dan timeline-ku. Konten favorite-ku tentcu adalah tingkah bocil saat lomba, ada yang ngambis, ada yang selow dan ada yang bodo amat 😂. Ada banyak lomba baru, salah satunya adalah lomba gelundungan pake kardus, lucu aja gitu tahu-tahu berpindah tempat 😭.

UPACARA DI IKN
Menjelang akhir masa jabatannya, Jokowi berinisisatif mengadakan upacara kemerdekaan RI di IKN yang belum 100% rampung. Untuk menjawab kekhawatiran WIR yang menganggap upacara di IKN sebagai pemborosan belaka, negara bikin upacara kemerdekaan RI secara hybrid. Meski nggak solutif-solutif banget, boleh lah idenya…👌 nonton streaming via smartphone lebih real time ketimbang via TV, kalyan begini juga nggak? apa nggak nonton?.

Note:
Kurasa mulai saat ini kita mesti membiasakan diri dengan perbedaan waktu WIB dan WITA.

SHORTCUT
Kalau kalyan pernah nonton podcast-nya Panji Pagiwaksono, mungkin kalyan ingat doi pernah beropini: jangan sampai jabatan Gubernur DKI jadi batu loncatan untuk jadi presiden. Aku sih yes ya… dan melihat RK yang udah nggak malu-malu menjilat bikinku yakin bahwa doi orangnya oportunis 😏. Sebagai warga Jawa Barat, kita (aku aja sih😅) nggak puas dengan kinerjanya yang sugar coated konten dan demen nge-pin komen warga 👎.

Oh ya, mungkin kalyan tertarik untuk menyelami kolom opininya M. Husein Ali di Twitter  tentang mengapa Sundanese kurang cocok jadi pemimpin. 

BANGKITNYA ANAK-ANAK ABAH
Maaf banget ini mah… tapi aku ketawa banget saat baca-baca reply netizen yang nggak terima disebut anak-anak abah karena beropini tentang pemerintah 😁. Menurutku, yang bikin netizen tersebut diceng-cengin karena caranya beropini mengingatkan kita pada anak-anak abah yang tahu sendiri laya 😅. Selain itu fakta bahwa Anies Baswedan masuk bursa calon Gubernur Jakarta bikin harapan yang redup kembali menyala 🔥.

BERENDAM DI KOLAM YANG NYAMAN
Sezuzurnya aku udah berada di fase kurang nyaman berlama-lama di Twitter karena atmosfirnya terasa gragas, that’s why aku mencari hiburan di TikTok. Sebagai user tentcunya kita memiliki kuasa untuk memilih platform social media yang ingin digunakan, untukku, narasi user Twitter adalah intelektual sedang user TikTok adalah SDM rendah hanyalah oleh-oleh dari pemilu lalu.

KASUS PEMERSATU BANGSA
Mindblowon banget rasanya saat buka Twitter di bis pagi-pagi, apa yang udah aku lewatkan wahai netizen??? Buseddd… Bisa-bisanya kasus perselingkuhan influenza bikin ribut satu negara, terus aku kepo pula 😂. Saat menyelami timeline, aku menemukan bahwa kasus pemersatu bangsa ini nggak memiliki sumber yang kredibel, screenshot-an chat dan embel-embel ‘info dari A1’ yang di-spill oleh second account malah makin mencurigakan 🤔.

GORENG SAMPAI GARING
Dari kaca jendela (pesawat jet) – roti 400 ribuan – stroller bayi – grammar yang kurang OK – Marie Antoinette – bau ketek. Di antara semua materi ranum tentang Erina Gudono bisa-bisanya netizen lebih tertarik membahas bau ketek dongs 😭. Creator dan brand tentcunya memanfaatkan momen ini untuk menaikkan engagement dengan bikin konten yang relate dengan bau ketek. Nggak salah sih… cuma terasa kurang etis karena yang bikin konten belum tentcu pernah bersinggungan langsung dengan mbnya.

EH, BAGI CENDOLNYA GAN!
Barangsiapa yang pernah menghabiskan waktu dengan baca-baca thread atau download-in gambar sotosop di Kaskus, fix kita seumuran 😂. Akun Fufufafa di Kaskus tetiba bikin geger karena disinyalir merupakan akun alter dari Gibran Rakabuming Raka. Di Kaskus bisa ngedit konten nggak sih? Kupikir materinya terlalu kekinian dan terstruktur dengan baik, tapi balik lagi niya… semua kembali pada keyakinan masing-masing.

BUBUR PUTIH BUBUR MERAH
Keriuhan yang terjadi belakangan ini mengantarkan kita pada fakta bahwa rang-o-rang intelektual pun mempercayai mitos. Memanggil Jokowi pake nama Mulyono nggak akan lantas bikin beliau meredup dan terkulai dengan sendirinya, yang ada kita malah jadi studi materinya buzzer 😅. Laku juga nih yang begini-begini, apa pun masalahnya klenik solusinya 💡. Masih tanya kenapa bioskop kita didominasi film horror murmer? 😌.

DARURAT PR CRISIS
Kupikir udah saatnya setiap departemen di pemerintahan memiliki tim PR crisis, pasalnya cocot para pejabat yang nggak sinkron dengan visi misi departemen sering bikin blunder 😱. Serius deh, kalau memang nggak memiliki kapabilitas untuk kasih statement, mending diem atau tunggu tim PR kasih brief. Meng-hire buzzer untuk memperbaiki citra dengan teks yang template dan cringe malah bikin netizen makin il-feel woyyy... Kalau kalyan belum bisa bekerja dengan baik, at least kalyan punya tim PR crisis yang baik, gitu aja kok repot…

PERSONAL THOUGHTS
Hanya karena aku jarang (atau malah nggak pernah) bersuara mengenai genosida di Palestina oleh Israel dan meng-share list produk yang mesti diboikot, bukan berarti aku nggak punya hati dan masa bodo ya. Aku sangat percaya bahwa setiap manusia memiliki perannya masing-masing, kalau kalyan mengambil peran sebagai spreader maka aku mengambil peran sebagai audience. Yha~ I’m the audience you spread to, kurasa ada baiknya kalau kita bisa menjaga keseimbangan ini biar nggak dijentik Thanos.

***

Dari apa yang terjadi selama bulan Agustus dan September ini, kupikir pemerintah udah ‘melek’ dan mulai mengadaptasi cara Koriya dalam mengontrol media. Isokay manteman… sebagai hamba drakor tentcunya kita lebih faham dengan maneuver yang akan dilakukan karena kita lebih sering nonton drakor dan khatam dengan siasat-siasat busiat demi mencapai tangga kejayaan.

Pastikan kalyan lebih aware ya, biasakanlah memilah dan memilih konten yang ada di social media. Pernah nggak sih kalyan kepikiran, gimana kalau ternyata yang berseteru di kolom komentar adalah buzzer X buzzer? Sounds fun, but who knows yekan. Anyway, terima kasih udah membaca sampai selesai, hari ini kalyan berhasil membaca post yang tersusun dari 1000 kata lebih, keep the good work ma fren…

Mari kita tutup post ini dengan reminder bahwa:

YANG ABADI DI DUNIA INI HANYALAH KEPENTINGAN PRIBADI
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Ini adalah hari kesekian aku terkena radang tenggorokan, masih sulit menelan makanan, masih serak dan ada sariawan di pangkal lidah. Udah minum obat dan vitamin namun belum juga pulih, yang ada aku ngantuk mulu wkwk 😂. Saat berangkat ke kantor, ada insiden yang bikin motor yang kunaiki jatuh makanya pergerakanku agak melambat. 

Di masa suram begini yang kuinginkan hanyalah rebahan dan makan enak wkwk 😭. Yha~ dengan radang tenggorokan yang kualami tentcunya hal ini sulit terjadi, sebagai gantinya aku rewatch beberapa video kuliner dari kanal favorite-ku di Youtube. At least aku merasa sedikit terpuaskan saat melihat makanan yang disajikan dan mengundang hasrat. Tunggu aku sembuh bestie… *manifesting 😍.

Di post ini aku ingin berbagi list tontonan ber-genre kuliner yang mungkin akan kalyan butuhkan untuk menemani makan siang di depan screen PC, kali aja kalyan bingung mau nonton apa. Jangan lupa… bagimu taste-mu bagiku taste-ku, selera kita bisa sama bisa aja nggak. Kalau kalyan punya rekomendasi tontonan, jangan lupa kasih tahu atau kirimi aku link-nya ya 😉.

Here they are...

Ria SW YouTube
Aku tahu Ria SW ini dari mana ya… pokoknya aku menemukannya sendiri deh  😁, Widy dan Icunk pun berkali-kali merekomendasikan kanal YouTube-nya karena review makanan pedasnya. Aku baru mengikuti Ria SW secara khidmat paska nggak sengaja baca bukunya (yang udah di-unboxing) di Gramedia. Aku suka Ria SW karena doi bertanggungjawab pada makanan yang di-review-nya, nggak berlebihan saat order dan berusaha dihabiskan *penting ✨👌.


Kitchen for Singles YouTube
Aku menemukan Kitchen For Singles ini saat pandemi, kemungkinan gegara sebelumnya aku banyak nonton video tentang per-homebody-an. Kitchen for Singles adalah mini-series yang diproduksi oleh Hokuoh Kurashi, yakni sebuah marketing website yang menjual daily stuff dengan style Japandi (Japan Skandinavian). Kitchen For Singles bercerita tentang apa yang dimasak rang-o-rang sepulang bekerja, resep yang dipake simple yaini dan worth to try.


Kisarasa YouTube
Aku menemukan Kisarasa ini saat mencari review-nya Bale Raos, just in case kalau kita nggak kebagian reservasi di Pracimasana 😅. Kisarasa (Kenali Kisah Dibalik Rasa) adalah docuseries mengenai proses yang tercipta sebelum makanan sampai di meja, termasuk supply chain and the story behind. Yang kusuka dari Kisarasa ini adalah shoot-nya yang memanjakan mata, ngademin sekaligus bikin kabita. Oh ya, host-nya adalah chef Juna Rorimpandey dan chef Renata Moeloek.


Little Forest
Tadinya aku nggak mau nonton Little Forest karena masih mengkaget dengan acting-nya Kim Tae-ri di The Handmaiden, agak trauma hamba… 😭.  Suatu hari tetiba aku tergerak untuk nonton Little Forest dan menyesal mengapa nggak nonton dari dulu 😢. Alur ceritanya terlalu relate bagi kita yang menginginkan kehidupan sederhana nan santai, jauh dari hingar bingar dan wara wiri duniawi. Kalau kalyan ada waktu senggang, jangan lupa nonton ya…


Let’s Eat
Aku nonton Let’s Eat ini gegara ada mb Hyun-jin 😁. Let’s Eat bercerita tentang Goo Dae-young (Yoon Doo-joon) seorang salesman sekaligus food blogger yang mengulas makanan secara anonim. Goo Dae-young tahu bagaimana caranya membuat makanan yang disajikan terasa nikmeh meski hanya melalui screen. Salah satu indikator OK atau nggak OK nya suatu makanan bisa dilihat dari sisa di piringnya, ide yang bagus yaini, sayangnya kurang aesthetic😅.


Cloudy with a Chance of Meatballs
FYI, ini adalah salah satu animasi favorite-ku ya… agak underrated karena nggak sepopuler animasi lainnya tapi aku selalu happy sih tiap kali nonton film ini. Cloudy with a Chance of Meatballs bercerita tentang seorang scientist bernama Flint Lockwood dan monyetnya Steve yang membuat mesin pereplika makanan. Musibah terjadi saat mesin tersebut error dan membuat kotanya dihujani oleh makanan.


***

Aku nggak begitu tertarik dengan konten mukbang karena nggak suara kecap host-nya, nggak kuwat euy… yha~ suara kecap mungkin terdengar menggoda bagi sebagian orang namun bagiku terdengar mengganggu. Aku terbiasa makan dengan sendok yang masuk ke mulut dan mengunyahnya secara tertutup, makanya suka sebel kalau tetiba di FYP-ku muncul video mukbang lalapan 😅. Balik lagi siya, bagimu taste-mu bagiku taste-ku.

Semoga radang tenggorokan sembuh ya… aku ingin makan ini itu banyak sekali 😗.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
I love you 😍

Hello~

Setelah main ke Balong Café kita memutuskan untuk jalan-jalan sore sekaligus mengenang masa muda… eym… 20 tahun yang lalu gitu ya haha 😂. Kalau kalyan pernah tinggal di Garut mungkin akan setuju bahwa salah satu cara terbaik menikmati sore adalah dengan jalan-jalan bersama manteman, ketawa ketiwi dan mengomentari ini itu. Kadang kepikiran, kok bisa ya radar kita auto nengkep sinyal dari baso-baso yang nikmeh itu… 😅.

***

Kalau byasanya kita Garut jajan di sekitar ceplak, kali ini kita makan siang (yang kesorean) di mana lagi kalau bukan di RM. Bungo Tanjung 💖. Aku lupa siapa yang memulai… namun ada masanya kita izin keluar di jum’at hanya untuk beli Sate Padang RM. Bungo Tanjung. Entah kenapa namun mantemanku lebih memilih untuk makan Sate Padang-nya di tangga asrama ketimbang di tempatnya langsung.

Salah satu temanku yang nggak suka ikan (dan semua olahannya) selalu minta dikirimi Nasi Padang RM. Bungo Tanjung setiap kali menu ikan muncul. Sebagai teman seasrama udah tentcu kita kecipratan kuahnya dongs alias ikut makan bareng 😂. Percayalah… wangi Nasi Padang yang menguar di udara bikin mood di asramaku berubah, dari yang asalnya B aja tetiba jadi happy.

tyda banyak berubah

Salah satu RM. Padang yang taste-nya cocok di lidahku adalah RM. Melati Indah di dekat kosan Icunk dulu, makanya saat Icunk pindah ke MLB aku udah jarang makan Nasi Padang 😭. Di dekat kosanku ada RM. Padang tapi yagitu… kurang cocok di lidah 😅. Oh ya, lidahku nggak cocok dengan RM. Boleh Dicubo, just in case kalyan penasaran mengapa aku nggak pernah bikin post-nya 😉.

FYI. Menu favorite sepanjang masaku adalah terong balado dan udang (balado/peyek), sesekali bolehlah paru (tipis kering), namun rendang adalah pilihan terakhir 😆. Kurasa ada benarnya asumsi rang-o-rang yang menyebut Nasi Padang sebagai penangkal covid-19, karena semua lauknya diolah menggunakan rempah yang bikin kita lupa gimana rasa aslinya.

pernah duduk dimana?

Kita sampai dei RM. Bungo Tanjung sorean ya, sekitar jam 4 makanya menu-nya udah pada nggak lengkap. Menu udang (balado/peyek) udah habis, sebagai gantinya aku memilih terong balado dan perkedel kentang. Aku nggak memilih menu daging ayam karena kemarin udah makan ayam seharian, nggak mau aja gitu kalau makan menunya masih sama 😁 *banyak mau.

Alhamdulillah aku nggak mengalami momen macem abis makan soto tangkar di Ambrogio Patisserie lalu, kandungan santannya masih aman dikonsumsi yaini 😂. Mungkin karena udah lama nggak makan Nasi Padang jadi terasa nikmeh 😭, apalagi saat bumbunya larut di lidah. Untuk kerupuk kulitnya kita sharing ya… itu pun susah banget habisnya *ingat usia.

Semoga aku bisa segera menemukan RM. Padang yang taste-nya cocok ya, PR banget kalau mesti ke Ujung Berung.

nasi + sotomg isi cumi Rp 38.000

nasi + ayam rendang Rp 23.000

nasi + terong balado + perkedel kentang Rp 17.000

kerupuk kulit siram Rp 16.000

RM. Bungo Tanjung
📍 Jl. Raya Ciledug No. 76 Regol, Kec. Garut Kota
📆 Senin-Minggu 08.00-20.00 WIB

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Setelah tertunda selama beberapa minggu (atau bulan 😁) akhirnya kita bertemu dengan baby Alma dan emaknya. Alhamdulillah keduanya sehat wal afiat dan berada dalam keadaan yang baik. Rencananya jam 8-9 kita udah OTW ke Rancaekek, udah termasuk nge-pick aku dan Memed + Ijal si pemuda masa kini. Sayangnya, rencana hanya wacana… kita ngaret dongs dan sukses bikin Pici merepet seharian 😂.

Hujan sore kemarin bikin jalur Buah Batu-Bojongsoang macet tipis-tipis, hal ini bikin kita kita (aku dan Deya) stuck dan berimbas pada sulitnya mengumpulkan nyawa di pagi hari 😅. Yha~ aku baru sampai di rumah jam 9 malam, pun dengan Deya yang baru mengantarkan anak didiknya PKL nun jauh disana. Paginya aku beberes rumah dan Deya ada urusan kampus, so… udalaya…😂.

udah pada baikan kok ini 😊

Dari Rancaekek kita mengantar Memed pulang ke Margahayu dan lanjut ke… Garut, mau ada sesi perbincangan akademisi ceunah. Di perjalanan kita lanjut ngobrol ini itu, masih ketawa-ketawa gegara Pici masih aja merepet padahal hari udah mau berakhir. Alhamdulillah kita selamat sampai tujuan dan masih bisa makan ayam geprek dengan nikmeh padahal sebelumnya udah ketar ketir.

Rencana menghabiskan sore di Balong Café mesti di-reschedule gegara kena macet weekend + perbaikan jalan di jalur Bandung-Garut. Oh ya kita menginap di rumah Pici lagi ya *angger sekali pun udah memiliki kehidupan masing-masing rumah Pici masihlah basecamp. Meski udah bangun pagi kita caw ke Balong Café-nya agak siangan, teu diditu teu didieu ngobrol weh…

sore lebih OK 

coba tebak, ini kaos kaki berisi kaki siapa?

Ada beberapa opsi café yang masuk list, namun Pici merekomendasikan Balong Café karena nggak terlalu jauh dan tempatnya OK. Lokasinya Balong Café ini berada eks area penambangan pasir Rancabango, lubang galian yang terisi air kemudian menjelma menjadi danau (buatan). That’s why air balong-nya berwarna kehijauan dan agak butek.

Jalan menuju ke Balong Café sesungguhnya nggak bagus-bagus amat dan agak sempit, perlu space untuk melipir apalagi saat berpapasan dengan truk pengangkut pasir. Mungkin karena datang di waktu yang nanggung kita masih bisa leluasa memilih mau parkir dimana, nggak tahu deh kalau peak season macem ramadan kayanya sih bakal rame.

Ternyata kita mesti mendaki dulu dongs… huhu 😥.

anginnya sepoi-sepoi

area indoor yang udah sepi

area glamping di tepi balong

Di tengah tangga ada pos untuk mengisi deposit (Rp 25.000/orang) jadi saat order tinggal bayar sisanya aja. Kalau kalyan nggak ingin kepanasan atau malay naik turun tangga kusarankan kalyan memilih area indoor yang berada tepat di depan area serving. Namun kalau kalyan ingin menikmati view balong dan nggak keberatan untuk sharing space kusarankan kalyan memilih area outdoor.

Kalau kalyan ingin foto yang lebih proper dan pake property, kalyan bisa pake jasa foto-nya Balong Café yang tentcunya berbayar 🤑. Pastikan kalyan berhati-hati, karana saat kita disana ada salah satu customer yang kecebur gegara pijakannya kurang ajeg. Beruntung doi nggak terluka, cuma malunya itu loh ya~ bikin nggak mau keluar dari balong 👀.

tah nu kieu Cih 

💖👌

percayalah... aslinya panas banget

Kita order beberapa minuman dan sharing menu, entah karena overload atau memang bikinnya lama namun udah sejam lebih order-an kita belum selesai. Cirengnya diuleni dulu apa gimana? 😠. Udah ditinggal sholat, foto-foto dan main batu masih belum selesai juga, untungnya ada mang-mang pentol yang entah gimana bisa masuk jadi kita bisa jajan tipis-tipis.

Saat order-annya selesai yang ada kita macem kehilangan momen gitu loh, macem yaudalaya... 😅. Meski tempatnya OK, makananya dan minumannya standar, maaf banget niya namun aku nggak merekomendasikan Balong Café ini bagi kalyan yang kesabarannya setipis tissue karena service-nya hemeh. 

Yang kita order:
Rp 28.000 Senja di Balong - minuman ekstraksi bunga telang dan nanas
Rp 28.000 Merah Delima - minuman strawberry dan nanas beraroma kecombrang
Rp 28.000 Timun Mas - minuman apel hijau dan nanas beraroma sereh manis
Rp 22.000 cireng tumis sambal goang 
Rp 22.000 pisang aroma cokelat dan keju

*semua harga yang tertera belum termasuk tax & service 

BTS-nya IG story

potongan cirengnya gede dongs 

mayanlah 👍 

@balongaja
📍 Rancabango, Tarogong Kaler, Garut
📆 Senin-Minggu 08.00–21.00


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (21)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (2)
    • ▼  Aug (2)
      • Pirates of the Carribean Movies
      • Diam Itu (C)Emas

SERIES

Book Annual Post Quaranthings Screen Shopping Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Dinda Puspitasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kae Pratiwi
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Mira Afianti
  • Monster Buaya
  • N Journal
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Check This Too

  • Minimalist Baker
  • Spice The Plate

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Community

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates