Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Assalamualaikum ya bestie…

Di long weekend Paskah aku memutuskan pulang ke rumah untuk mempersiapkan Idulfitri sekaligus nyicil baju dan kue yang bakal berat kalau dibawanya sekaligus. Byasa laya… liburannya seminggu, printilannya udah macem mau pindah kemana gitu 😂. Saat di rumah tetiba Fira nge-chat nanya ada info bukber nggak? Karena WAG angkatan terpantau sepi dan nggak ada pergerakan, ketimbang penasaran akhirnya Fira melempar wacana bukber di grup regional 😀.

Di masa mepet begini udah pasti tempat bukber incaran penuh termasuk waiting list-nya yekan... sezuzurnya kita udah nggak memikirkan menu dan tempatnya, selama masih bisa dijangkau, yuk gaskeun! Dari beberapa opsi yang ada kita memilih Waroeng Setiabudhi sebagai tempat bukber dadakan karena: bisa jalur ordal 😂. Kebetulan Waroeng Setiabudhi membuka cabang baru di daerah Dipatiukur, jadi bisa laya kita bantu melarisi usaha teman 😊😊😊.



Sorenya aku dijemput Deya yang caw langsung dari Baleendah, gils… jalanan Bandung menjelang waktu berbuka memang nggak ada duwanya. Beruntungnya saat itu suasana di Bandung area kota nggak begitu ramai sehingga perjalanannya lantjar djaya sampai kita sendiri heran. Eh iya, tadinya kita mau ikutan bukber pake dress code biar seru, tapi nggak ada yang mau karena memang nggak punya nyali pake motif macan, rawr! 🐯.

Aku terakhir kali ke Waroeng Setiabudhi cabang Setiabudhi beberapa tahun yang lalu dengan Widy, makan surabi oncom telur yang lama habisnya. Saat itu menunya masih didominasi oleh surabi-surabi-an, minuman pun masih standar pokoknya cucoklah untuk mahasiswa sekalyan. Sekarang Waroeng Setiabudhi udah join dengan Hawu Patani jadi udah ada menu makanan berat *penting 😁 macem pernasian dan permiean, pun dengan minumannya.



Waroeng Setiabudhi cabang Dipatiukur ini punya area parkir yang cukup luas, ada 2 opsi tempat duduk yang bisa dipilih yakni indoor dan outdoor, tenangs… tempatnya bersih kok dan jarak antar mejanya cukup luas jadi nggak akan beradu punggung. Bagi yang muslim kalyan bisa sholat ber-jama’ah di musholla-nya yang enakeun, aku nggak sempat ke toilet ya jadi nggak tahu gimana bentukannya.

Yang kusuka mereka masih mempertahankan bentuk asli bangunannya, misalnya jendela berbentuk diamond yang menjadi ciri khas. 

YANG KITA ORDER YANG FOTONYA ADA DI KAMERA

Aku udah pernah nyobain ikan nila bakarnya saat bukber tahun… kapan ya *lupa, yumms… ikannya berdaging (nggak kurus) dan nggak berbau tanah, selaini itu side dish-nya lengkap. Sekarang aku nyobain nasi cumi bakarnya, sebenarnya sih enak apalagi saat ditetesi minyak dari sambalnya yang owren menyala, cuma mungkin gegera akunya masih lapar porsinya tampak nggak berarti 😁.

Berhubung masih soft opening, kita ditawari bikin ulasan di Google review untuk ditukar dengan mie ayam. Tentcunya takkan kulewatkan begitu aja 😀, ku kira hanya akan mendapatkan mie ayam porsi icip-icip kek di resepsi, ternyata 1 porsi utuh dongs mana mangkoknya gede 😭. Bumbu mie ayamnya leqoh dan diracik dengan serius, suwiran ayamnya kek diawurin dan topping-nya banyak 😍.

nasi cumi bakar

mie ayam hasil tebus review 😁

udah pedas meski nggak pake saus

yamin ini menggoda sekali

ayam geprek nggak tahu punyanya siapa

ikan nila bakar yang kubilang tadi

Salah satu alasan mengapa aku voting bukber di Waroeng Setiabudhi adalah karena ingin makan surabi-nya. Saat masih jadi jojoba Memed pernah membangunkan kita untuk makan surabi, Memed mengira surabinya cimit makanya ngide beli banyak, begitu jadi eh… 8 dus. Tadinya aku ingin order rasa yang sama dengan yang Memed order dulu, tapi karena udah lupa akhirnya aku order surabi oncom. Meski rasanya cukup pedas, rasa oncomnya enak yaini~

Oh ya, kita dikasih free tajil.

Alhamdulillah bukber well spent. Terima kasih manteman yang bersedia meluangkan waktunya untuk ikut bukber dadakan di waktu yang udah mepet. Halal bihalal bisa kali ah…




Waroeng Setiabudhi @waroengsetiabudhibdg
📍 Jl. Teuku Umar no 11 Dipatiukur Bandung
📆 12.00 22.00 WIB
🥞 Rp 8.000 - Rp 28.500
🍜 Rp 25.000 - Rp 38.000
🍹 Rp 6.000 - Rp 28.000
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Assalamualaikum ya bestie…

Alhamdulillah kita udah melewati setengah dari bulan Ramadan, waktu yang tepat untuk beribadah dan bukber wkwk 😁. Byasanya aku dan manteman bukber di awal Ramadan biar nggak mengganggu bukber kantor dan bukber keluarga yang diadakan menjelang Idulfitri. Kurasa tahun ini nggak akan ada bukber kantor karena temanku berpulang 😢, pun dengan bukber angkatan karena manteman udah pada riweuh dengan kegiatan keponakan-keponakan online-ku 💖.

Jadilah kita memutuskan untuk bukber mandiri, biar nggak nggak anyep mari kita undang Lisna biar jumlahnya genap 😁. Tentcunya kita udah searching tempat bukber sejak H-seminggu, namun saat kuhubungi CS-nya ternyata hari Jum’at sampai Minggu udah full reservation. Bused… gercep banget sih rang-o-orang 😅. Menimbang situesyen Bandung yang macet (bahkan di weekdays) dan kemungkinan mendapatkan spot parkir yang kecil kita memutuskan untuk bukber ke KBP 💨.

Just in case tahun depan kalyan mau bukber, rencanakan booking dari awal tahun wkwk
Ambrogio Patisserie – full reservation
Ambrogio Patisserie KBP – full reservation
Bellamie Boulangerie – full reservation, tapi bisa waiting list
Forks – nggak sempat tanya
Karnivor – full reservation, tapi bisa waiting list
Kho Pek Goan – nggak sempat tanya
Wheels Coffee Roaster – full reservation, tapi bisa walked in

Setelah berdiskusi kita memutuskan untuk tetap ke KBP meski belum reservasi tempat bukber, oh ya… KBP adalah Kota Baru Parahyangan ya. Sejujurnya kita merasa lebih secure ke KBP ketimbang ke Bandung, di sana tempat makannya lebih beragam, area parkirnya lega (dan nggak ada kang parkir jadi-jadian 😁) dan bisa ditempuh via tol. Untuk harga kurasa nggak jauh berbeda dengan Bandung, tergantung kalyan memilih tempat makannya.

Mungkin karena efek puasa *alasan 😅  aku nge-skip chat-nya Deya yang bilang kita OTW-nya jam 2an. Makanya Icunk heran mengapa aku malah bersiap tidur siang bukannya bersiap pergi 😁, maafkan aku manteman, kukira kita akan OTW jam 4an *nya macet tea atuh euy. Kita mampir di Mesjid Al-Irsyad untuk menunaikkan sholat ashar, masya allah tabarakallah moms… tyada jama’ di antara kita saat Ramadan 😎.

Meski ada banyak pilihan tempat makan kita tetap memilih Ambrogio Patisserie hehe pasalnya kita merasa bahwa Ambrogio Patisserie ini adalah pilihan yang tepat kalau ingin makan enak. Untuk harganya beda tipis dengan tempat makan sejenis, dengan 100K kalyan udah bisa order main menu dan minuman + T&C. Untukku, porsinya lebih dari cukup makanya aku butuh jeda sampai bisa menghabiskannya.

Untuk post Ambrogio Patisserie cabang Riau bisa dibaca disini.

eye-catching 😍

luna maya 😊

Dari Mesjid Al-Irsyad kita mampir ke Yogya Junction, beli minuman dan cemilan untuk bukber tipis-tipis. Sejujurnya aku penasaran mengapa Yogya Junction ini nggak disisipi kata KBP ya? Kan yang sebelumnya Yogya Riau Junction (RiJu) dan Yogya Sumbersari Junction (SuJu), apakah gegera kepanjangan? 😅 Toserba Yogya dan Toserba Griya masih satu grup, bedanya dengan Yogya yang ada Junction-nya hanyalah persentase produk impornya yang lebih banyak.

Kita beli yakitori, tamago dan mochi endul di Sushi Yo, kebetulan saat itu stok mochi-nya masih aman. Kita menunggu waktu berbuka di area food court di lantai 2, disana ada Bolen Lilit (kalyan mesti coba 😭) dan beberapa tenant makanan dan minuman. Aku lupa ini teh Rumah Bolen Lilit, Bolen Lilit aja atau Bolen Lilit X Magic Kitchen? Soalnya, selain roti-rotian mereka menyediakan main menu yang aromanya sampai ke meja sebelah 😁.


enak~

Dari Yogya Junction kita mampir lagi ke Mesjid Al-Irsyad untuk menunaikkan sholat maghrib, yamasa bukber tapi sholat maghrib-nya di-skip😎 . Kemudian kita jalan kaki ke Ambrogio Patisserie yang lokasinya berada di dekat area parkir masjid, di sebelah Giggle Box. Saat itu kita kebagian waiting list sekitar 12 orang, tapi cepat kok karena udah lewat waktu bukber dan rang-o-rang OTW bubar.

Sejujurnya, di bukber ini aku request ingin makan nasi 😂 sumvah berasa lemah tak berdaya gini belum bertemu nasi. Tadinya aku ingin order honey mustard grilled chicken karena ada nasinya, namun setelah melihat-lihat menu aku malah tergoda oleh fish and chips. Dan di last minute aku mengganti order-anku menjadi chicken parmigiana kek Deya karena khawatir fish and chips bikin tenggorokanku seret. *sotoy 😅.

Yang kita order +T&S

CHICKEN PARMIGIANA 80.5 K
Saat makan ayam aku akan memilih bagian dada ketimbang bagian lain karena lebih ‘berdaging’ 😁 dan nggak ingin kunyahanku terganggu. Chicken parmigiana ini terbuat dari chicken leg namun surprisingly aku sama sekali nggak merasa bahwa ini adalah bagian paha bawah yang ditumpuk 😊. Sausnya terbuat dari tomat dan saus parmesan dengan hint rasa asam, yang bikinku semangat adalah keju mozzarella-nya 💖. Well done… Lestari’s approved.


kelihatan nggak layer-nya?

HONEY MUSTARD GRILLED CHICKEN 74.75 K
Kalau kalyan sedang lapar berat kurekomandasikan menu honey mustard grilled chicken ini, porsinya lebih dari cukup. FYI, nasinya berasa ya… agak buttery dan enak 😍, aku tahu gegara nyicip punya Lisna 😁. Honey mustard grilled chicken ini menggunakan chicken leg yang dimarinasi bumbu honey mustard. Kurasa tekstur chicken leg-nya terasa lebih juicy saat diolah seperti ini, oh ya tumis jamurnya perfecto.


CHICKEN TEX MEX 74.75 K
Awalnya kita bingung perkara chicken tex mex yang namanya kurang lazim ini, dari rupanya pun nggak terlihat kek T-Rex *yakali ada korelasinya 😅. Later did I know (and now you know 😊) chicken tex mex merupakan ayam yang diolah ala southwestern (texas-mexico). Chicken tex mex ala Ambrogio Patisserie terdiri dari dada ayam bakar, mashed potato dan saus tex mex dengan taburan mix vegetable. Untukku tekstur saus tex mex-nya mengingatkanku pada kuah opor dengan cita rasa yang approved di lidah ✨👌.


LEMONGRASS TEA 25.3 
Nya kitu weh 😂

ICE PEACH TEA29.9 K
(masih) Nya kitu weh 😂

dari bayangannya sih lagi photoshoot 😁


tutorial menangkap angin malam



***

Sambil menunggu Deya jastip cromboloni yang tentcunya udah abis, kita menunggu di display area. Macaroons-nya menggoda sekali yaini 😍, pun dengan deretan toples berisi kue kering, macem berbisik… come and grab me 😂. Kalau kalyan ada jastip atau ingin beli roti dan pastry-nya, kusarankan kalyan membelinya saat menunggu order-an kalyan diantarkan karena cepat habis. Akhirul kalam... jangan lupa ajak keluarga kalyan ke Ambrogio Patisserie ya 😉.





***
AMBROGIO PATISSERIE KBP 
@patisserieambrogio
📍 Bumi Palangkawati Parahyangan, St. Cipeundeuy, Padalarang, Bandung Barat
📆 Senin-Minggu 08.00 - 21.00 WIB
🍴 Menu-nya bisa dicek disini

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~


Di bulan Maret ini aku memutuskan untuk nonton Exhuma… sendiri karena percaya review rang-o-rang yang bilang bahwa penampakannya dikit 😁. Yha~ aku memang nggak suka film horror karena sayang aja gitu kalau setengah durasinya kulalui dengan merem. Sejak nonton Sebelum Iblis Menjemput 1 aku belum menemukan film horror yang beneran horror, mostly masih betah menjual jump scare yang dihasilkan dari keputusan irasional cast-nya yang (biasanya) sok iye 😅.

Exhuma adalah film horror Koriya yang bercerita tentang proses pemindahan makam yang gagal dan menimbulkan huru hara bagi mereka yang terlibat. Aku belum pernah nonton The Wailing atau Svaha: The Sixth Finger makanya nggak bisa membandingkannya, tapi aku udah nonton The Revenant ya manteman… *wink 😉. Jadi saat nonton Exhuma aku udah punya gambaran mengenai mitos mistisnya Koriya, nggak yang suci tanpa dosa 😅.

Aku nonton Exhuma di bioskop terdekat… di mana lagi kalau bukan di Kings, toh harga tiketnya sama-sama 40K. FYI. Harga tiket regular saat weekdays di BEC 20K sedang di Kings 30K, namun untuk film tertentu macem Exhuma dan Jatuh Cinta Seperti di Film-film mah beda ya.

Kuyakin kalyan udah terpapar spoiler dan menyimak tipis-tipis fan theory-nya Exhuma, dari yang sekedar membahas setan Jepang eh merembet ke nasionalisme. Sebagai negara yang pernah dijajah, kalyan curiga nggak sih Jepang melakukan hal yang sama pada Indonesia? Kubilang begini karena pernah nonton YouTube-nya Om Hao yang bertemu siluman rubah 🦊di gunung dan niat banget mengantarkan balik spirit-nya ke Jepang *cocoklogi


Exhuma dibuka dengan Hwa-rim (Kim Go-eun) dan Bong-gil (Lee Do-hyun) yang pergi ke US untuk menemui kliennya Park Ji-yong (Kim Jae-cheol). Setelah dilihat, diraba dan diterawang macem lagi ngecek uang palsu 😁, Hwa-rim dan Bong-gil menemukan bahwa terror yang menghantui keluarga Park Ji-yong berasal dari spirit kakeknya. Mereka kemudian meminta bantuan Sang-deok (Choi Min-sik) – ahli fengshui dan Yeong-geun (Yoo Hae-jin) - penjual makam untuk memindahkan makam kakeknya Park Ji-yong.

Prosesi pemindahan makam kakeknya Park Ji-yong nggak berjalan lancar, yha~ disini tensi ketegangan mulai meningkat. Kusuka scene saat Hwa-rim kesurupan sambal menyayat babi-babi gembul, keren aja gitu meski agak jijay. Yang bikin kaget malah ular berkepala jenglot-nya, surreal banget😂 gimana ceritanya ular coral yang berhabitat tropis ada di Koriya. Later did we know ular berkepala jenglot itu adalah siluman Jepang bernama nure onna.




Kurasa momen ter-ecapedeh adalah saat mereka mendatangi makam kakeknya Park Ji-yong, bused… jauh banget 😫. Awalnya aku nggak faham mengapa lokasi makam kakeknya Park Ji-yong mesti mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudra, macem… nggak adakah lokasi lain yang bagusan? 😅. Ternyata lokasi tersebut dipilihkan oleh seorang kepala biksu bernama Gisune, tentcunya semua herman mengapa Gisune malah memilihkan lokasi buruk untuk makam kakeknya Park Ji-yong 🤔.

Sialnya, petugas krematorium malah membuka peti matinya sebelum dikremasi, di masa lalu adalah hal yang lumrah untuk memakamkan seseorang beserta barang kesayangannya termasuk uang dan perhiasan. Tentcunya hal ini bikin situesyen kacau karena spirit kakek Park Ji-yong yang marah mendatangi keturunannya, termasuk Park Ji-yong yang tetiba jadi tentara 😕. Tadinya kukira Kim Sang-deok beneran menelepon sedang yang mengetok kamarnya adalah Kim Sang-deok jadi-jadian, eh tiba-tiba menyuruh buka jendela. Asli kegocek banget sih… 😅.


Di The Revenant dijelaskan bahwa spirit-nya bisa masuk ke dalam rumah kalau dipersilakan oleh tuan rumah, makanya kita nggak boleh membuka pintu atau jendela sembarangan, apalagi saat malam. Oh ya, Exhuma ini terdiri dari 6 chapters yang tersusun rapi macem series, setiap chapter-nya bikin kita penasaran macem: abis ini apa ya… Aku belum pernah nonton The Wailing ya namun ambience filmya gloomy macem di Forks, terutama scene saat OTW ke makam.

Sumvah aku jengkel banget saat Kim Sang-deok kembali ke makam sendirian dan menemukan kepala iblis shogun *nggak tahu namanya siapa di liang makam. Bukan apa-apa, bisi di-remet. Pun dengan keputusan-nya yang nekat membawa peti mati segede alaihim gambreng ke kuil terdekat. Hal yang sama sekali nggak terpikirkan adalah di dalam peti mati itu bersemayam iblis shogun yang bungkeuleukan (solid, menapak tanah), bukan kaget lagi yaini, speechless… 🤯.


Sebagai muslim aku meyakini bahwa kita hidup berdampingan dengan makhluk ghaib sejak nabi Adam diturunkan ke bumi. Yang kutahu, semakin lama usianya maka semakin tinggi skill-nya, makanya hanya sebagian makhluk ghaib yang mampu menampakkan diri kepada manusia. Dari cerita-cerita yang kudapat, konon di masa lalu makhuk ghaib bahkan bisa diburu karena menyerupai manusia saking skillful-nya. Derajat manusia lebih tinggi karena memiliki raga, meski sama-sama memiliki akal dan nafsu.

Saat Hwa-rim ngesot ke arah pagoda mini iblis shogun berhenti dan bilang bahwa percuma merapalkan sutra toh ia udah menghafalnya 500 tahun lalu. Yha~ kurang lebih mirip laya dengan makhluk ghaib yang mengkoreksi kita saat merapalkan ayat kursi 😭. Nah, disini aku bingung… kalau iblis shogun udah ada sejak 500 tahun yang lalu berarti doi nggak berada di timeline yang sama dongs dengan kakeknya Park Ji-yong. Tapi ya balik lagi, mungkin ini adalah benang merah untuk Gisune yang kalah cakep dari Lee-yeon 😁.


Sejujurnya Exhuma nggak menakutkan bahkan penampakannya B aja, aku lebih degdegan karena scoring-nya yang menegangkan. Begitu pun saat Hwa-rim bersujud dan memohon ampun kepada iblis shogun yang nyeker, rasanya ingin banget kabur ke pangkuan Lee Do-hyun 😍😁. Melihat kebrutalannya, kurasa wajar kalau selama ini kakeknya Park Ji-yong marah pada keturunannya karena membiarkannya berada dalam satu liang lahat. Tyda habis thinking mengapa biksunya nggak ikut tidur bareng mereka aja sih 😅.

Aku mengkaget saat iblis shogun berubah menjadi banaspati, coba aja mereka lari-larian dulu atau berlindung di balik pagoda mini sambil ngobrol mungkin Bong-gil nggak akan menjadi korban. Kurasa scene di kuil udah mencapai puncak ketegangan, scene iblis shogun vs Hwa-rim di pohon berkabut nggak cukup bikinku tegang karena… mengingatkanku pada scene buto ijo vs Timun Mas di iklan cinematic-nya Marjan 😂.


Oh ya… timeline Exhuma ini terbilang satset ya hanya terjadi dalam beberapa hari aja, termasuk kematian keluarga Park Ji-yong dan mancing iblis shogun di makam. Scene yang bikinku ngakak adalah scene saat Hwarim, Sang-deok dan Yeong-geun ke makam dengan wajah penuh sutra, kukira mereka bikin di badan aja eh tahunya sampai wajah dongs 😂. Untungnya bapake polisi berbaik hati mengizinkan trio ini lewat, padahal semuanya sibuk mencari beruang ghaib.

Saat kalyan membaca post-ku ini mungkin filmnya udah turun layar *karena ini delayed post😁 Untukku yang nggak suka film horror, Exhuma ini worthy to watch meski sendirian. Selain karena filmnya beneran OK kusuka after taste-nya yang bikin netizen berdiskusi dan bertukar info di feeds. Kalyan nyimak juga kan? 😁.


All pictures are taken from the @watchmen.id thread.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Beberapa minggu yang lalu di FYP-ku lewat potongan video fashion show dari salah satu modest fashion brand yang eyewear-nya mengingatkanku pada eyewear yang dipake di Schiaparelli wedding-nya Elizabeth ‘Liz’Roseberry. Aku nggak sempat nge-save videonya karena saat layarnya ku-tap malah ke-refresh, dan aku nggak kepikiran cari videonya di history 😅.

Saat mengecek draft folder-ku aku menemukan draft post untuk spring 2024 couture collection, yha~ tumben-tumbenan yekan aku yang mageran ini bikin post tentang fashion. Saat itu aku terkesima oleh desainnya Robert Wun yang dramatis abis bis bis hingga tetes terakhir, pun dengan mb Brienne of Tarth yang cucok jadi muse-nya Maison Margiela.



Tadinya aku ingin bikin rating mandiri looks favorite-ku di spring 2024 couture collection, namun mendadak nggak mood karena nggak mendapatkan foto Maison Margiella yang proper di Getty Images. FYI. Aku sering pake gambar dari Getty Images karena sering mager menulis ulang nama fotografernya di credit 😁. Well… karena spring 2024 haute couture udah lewat mari kita revisi ulang post-nya menjadi Schiaparelli wedding 😉.

***

Muqaddimah dulu ya…

Schiaparelli adalah rumah mode yang didirikan oleh Elsa Schiaparelli pada tahun 1927 di Paris, dari namanya kita tahu bahwa mb Schiaparelli ini berasal dari Italy. Saat kuliah dosenku pernah bilang: Italy adalah puncak segala taste, melebihi Prancis dan Inggris. Taste-nya italian udah teruji selama ratusan tahun melalui patung-patung marmer, karya seni, craftsmanship, fashion, kuliner dan lainnya. Makanya sering-sering lihat desain orang Italy biar desain kalyan nggak kayak tahu *ytta *wkwk 😂.

Iyaaa… sketsaku (dan manteman) pernah dikatain tahu gegara butut 😂😂😂.

Schiaparelli berada di era yang sama dengan Channel, sayangnya Schiaparelli kurang bisa beradaptasi dengan sehingga ditutup. Desainnya Schiaparelli beraliran surealis karena banyak dipengaruhi oleh karya seniman di masanya macem Salvador Dali dan Jean Cocteau, apalah artinya desain yang kece kalau nggak bisa balik modal yekan 😁. Setelah hiatus selama puluhan tahun, Schiaparelli dihidupkan lagi pada tahun 2014.



Schiaparelli dibeli oleh Diego Della Vale dari Tod’s Group dan menunjuk Christian Lacroix sebagai creative director, setelahnya ada Marco Zanini dan Betrand Guyon. Pada tahun 2019 Schiaparelli menunjuk Daniel Roseberry sebagai creative director. Kurasa ini adalah keputusan yang tepat ya sebab Daniel Roseberry tahu bagaimana membangkitkan kembali spirit-nya Maison Schiaparelli ke masa kini ✨👌.

Saat ini Schiaparelli memiliki koleksi ready to wear yang omaga… *pake suara Cardi B 😂, kusuka jewelry dan aksesorisnya nya yang surealis nan manis 😍. Diantaranya adalah golden lung necklace yang dipake oleh Bella Hadid di Cannes Festival dan golden dove brooch yang dipake oleh Lady Gaga di Inauguration Day. Maaf banget ini mah… untukku Doja Cat bertabur Swarovski adalah salah satu kegagalan Maison Schiaparelli, gagal faham hamba… 😭.




Mungkin karena keseringan nonton video Jewel with Jules, semesta algoritma mengantarkanku pada video Schiaparelli wedding-nya Liz Roseberry yang cakep banget. Dia pake Schiaparelli from head to toe, detail menyerupai tulang rusuk di gaunnya cantik dan warna pas, pun dengan aksesoris yang dipakenya. Aku jelas naksir eyewear yang mengingatkanku pada Pans Labyrinth dan sepatunya yang super duper fun 💖💖💖.

Schiaparelli wedding-nya Liz Roseberry bikinku mikir bahwa beruntung banget ya mbnya punya Daniel Roseberry 😍. 

Kalau nggak baca caption-nya aku nggak akan tahu Liz Roseberry dan Daniel Roseberry adalah saudara kandung. Yha~ aku bahkan nggak tahu doi adalah creative director-nya Schiaparelli 😅. Oh ya, Liz Roseburry adalah seorang jewellery designer dan ia terlibat dalam proses kreatifnya Schiaparelli, nggak secara resmi sih 😅. Kurasa The Roseberry memang berbagi taste sehingga desain yang mereka hasilkan mirip-mirip.

Kalyan bisa mengecek toko online-nya mb Liz disini.







Meski judul post-nya adalah Schiaparelli Wedding, isi post-nya nggak sebanyak intro-nya. Aku hanya ingin berbagi what is interesting and curious about also every little thing in between berbulan-bulan lalu. Kali aja kalyan tertarik 😁…

***

Schiaparelli's wedding picture taken from the Vogue website
Schiaparelli's jewelry and accessories are taken from their website
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates