Hello~
Di bulan Maret ini aku memutuskan untuk nonton Exhuma… sendiri karena percaya review rang-o-rang yang bilang bahwa penampakannya dikit 😁. Yha~ aku memang nggak suka film horror karena sayang aja gitu kalau setengah durasinya kulalui dengan merem. Sejak nonton Sebelum Iblis Menjemput 1 aku belum menemukan film horror yang beneran horror, mostly masih betah menjual jump scare yang dihasilkan dari keputusan irasional cast-nya yang (biasanya) sok iye 😅.
Exhuma adalah film horror Koriya yang bercerita tentang proses pemindahan makam yang gagal dan menimbulkan huru hara bagi mereka yang terlibat. Aku belum pernah nonton The Wailing atau Svaha: The Sixth Finger makanya nggak bisa membandingkannya, tapi aku udah nonton The Revenant ya manteman… *wink 😉. Jadi saat nonton Exhuma aku udah punya gambaran mengenai mitos mistisnya Koriya, nggak yang suci tanpa dosa 😅.
Aku nonton Exhuma di bioskop terdekat… di mana lagi kalau bukan di Kings, toh harga tiketnya sama-sama 40K. FYI. Harga tiket regular saat weekdays di BEC 20K sedang di Kings 30K, namun untuk film tertentu macem Exhuma dan Jatuh Cinta Seperti di Film-film mah beda ya.
Kuyakin kalyan udah terpapar spoiler dan menyimak tipis-tipis fan theory-nya Exhuma, dari yang sekedar membahas setan Jepang eh merembet ke nasionalisme. Sebagai negara yang pernah dijajah, kalyan curiga nggak sih Jepang melakukan hal yang sama pada Indonesia? Kubilang begini karena pernah nonton YouTube-nya Om Hao yang bertemu siluman rubah 🦊di gunung dan niat banget mengantarkan balik spirit-nya ke Jepang *cocoklogi
Exhuma dibuka dengan Hwa-rim (Kim Go-eun) dan Bong-gil (Lee Do-hyun) yang pergi ke US untuk menemui kliennya Park Ji-yong (Kim Jae-cheol). Setelah dilihat, diraba dan diterawang macem lagi ngecek uang palsu 😁, Hwa-rim dan Bong-gil menemukan bahwa terror yang menghantui keluarga Park Ji-yong berasal dari spirit kakeknya. Mereka kemudian meminta bantuan Sang-deok (Choi Min-sik) – ahli fengshui dan Yeong-geun (Yoo Hae-jin) - penjual makam untuk memindahkan makam kakeknya Park Ji-yong.
Prosesi pemindahan makam kakeknya Park Ji-yong nggak berjalan lancar, yha~ disini tensi ketegangan mulai meningkat. Kusuka scene saat Hwa-rim kesurupan sambal menyayat babi-babi gembul, keren aja gitu meski agak jijay. Yang bikin kaget malah ular berkepala jenglot-nya, surreal banget😂 gimana ceritanya ular coral yang berhabitat tropis ada di Koriya. Later did we know ular berkepala jenglot itu adalah siluman Jepang bernama nure onna.
Kurasa momen ter-ecapedeh adalah saat mereka mendatangi makam kakeknya Park Ji-yong, bused… jauh banget 😫. Awalnya aku nggak faham mengapa lokasi makam kakeknya Park Ji-yong mesti mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudra, macem… nggak adakah lokasi lain yang bagusan? 😅. Ternyata lokasi tersebut dipilihkan oleh seorang kepala biksu bernama Gisune, tentcunya semua herman mengapa Gisune malah memilihkan lokasi buruk untuk makam kakeknya Park Ji-yong 🤔.
Sialnya, petugas krematorium malah membuka peti matinya sebelum dikremasi, di masa lalu adalah hal yang lumrah untuk memakamkan seseorang beserta barang kesayangannya termasuk uang dan perhiasan. Tentcunya hal ini bikin situesyen kacau karena spirit kakek Park Ji-yong yang marah mendatangi keturunannya, termasuk Park Ji-yong yang tetiba jadi tentara 😕. Tadinya kukira Kim Sang-deok beneran menelepon sedang yang mengetok kamarnya adalah Kim Sang-deok jadi-jadian, eh tiba-tiba menyuruh buka jendela. Asli kegocek banget sih… 😅.
Di The Revenant dijelaskan bahwa spirit-nya bisa masuk ke dalam rumah kalau dipersilakan oleh tuan rumah, makanya kita nggak boleh membuka pintu atau jendela sembarangan, apalagi saat malam. Oh ya, Exhuma ini terdiri dari 6 chapters yang tersusun rapi macem series, setiap chapter-nya bikin kita penasaran macem: abis ini apa ya… Aku belum pernah nonton The Wailing ya namun ambience filmya gloomy macem di Forks, terutama scene saat OTW ke makam.
Sumvah aku jengkel banget saat Kim Sang-deok kembali ke makam sendirian dan menemukan kepala iblis shogun *nggak tahu namanya siapa di liang makam. Bukan apa-apa, bisi di-remet. Pun dengan keputusan-nya yang nekat membawa peti mati segede alaihim gambreng ke kuil terdekat. Hal yang sama sekali nggak terpikirkan adalah di dalam peti mati itu bersemayam iblis shogun yang bungkeuleukan (solid, menapak tanah), bukan kaget lagi yaini, speechless… 🤯.
Sebagai muslim aku meyakini bahwa kita hidup berdampingan dengan makhluk ghaib sejak nabi Adam diturunkan ke bumi. Yang kutahu, semakin lama usianya maka semakin tinggi skill-nya, makanya hanya sebagian makhluk ghaib yang mampu menampakkan diri kepada manusia. Dari cerita-cerita yang kudapat, konon di masa lalu makhuk ghaib bahkan bisa diburu karena menyerupai manusia saking skillful-nya. Derajat manusia lebih tinggi karena memiliki raga, meski sama-sama memiliki akal dan nafsu.
Saat Hwa-rim ngesot ke arah pagoda mini iblis shogun berhenti dan bilang bahwa percuma merapalkan sutra toh ia udah menghafalnya 500 tahun lalu. Yha~ kurang lebih mirip laya dengan makhluk ghaib yang mengkoreksi kita saat merapalkan ayat kursi 😭. Nah, disini aku bingung… kalau iblis shogun udah ada sejak 500 tahun yang lalu berarti doi nggak berada di timeline yang sama dongs dengan kakeknya Park Ji-yong. Tapi ya balik lagi, mungkin ini adalah benang merah untuk Gisune yang kalah cakep dari Lee-yeon 😁.
Sejujurnya Exhuma nggak menakutkan bahkan penampakannya B aja, aku lebih degdegan karena scoring-nya yang menegangkan. Begitu pun saat Hwa-rim bersujud dan memohon ampun kepada iblis shogun yang nyeker, rasanya ingin banget kabur ke pangkuan Lee Do-hyun 😍😁. Melihat kebrutalannya, kurasa wajar kalau selama ini kakeknya Park Ji-yong marah pada keturunannya karena membiarkannya berada dalam satu liang lahat. Tyda habis thinking mengapa biksunya nggak ikut tidur bareng mereka aja sih 😅.
Aku mengkaget saat iblis shogun berubah menjadi banaspati, coba aja mereka lari-larian dulu atau berlindung di balik pagoda mini sambil ngobrol mungkin Bong-gil nggak akan menjadi korban. Kurasa scene di kuil udah mencapai puncak ketegangan, scene iblis shogun vs Hwa-rim di pohon berkabut nggak cukup bikinku tegang karena… mengingatkanku pada scene buto ijo vs Timun Mas di iklan cinematic-nya Marjan 😂.
Oh ya… timeline Exhuma ini terbilang satset ya hanya terjadi dalam beberapa hari aja, termasuk kematian keluarga Park Ji-yong dan mancing iblis shogun di makam. Scene yang bikinku ngakak adalah scene saat Hwarim, Sang-deok dan Yeong-geun ke makam dengan wajah penuh sutra, kukira mereka bikin di badan aja eh tahunya sampai wajah dongs 😂. Untungnya bapake polisi berbaik hati mengizinkan trio ini lewat, padahal semuanya sibuk mencari beruang ghaib.
Saat kalyan membaca post-ku ini mungkin filmnya udah turun layar *karena ini delayed post😁 Untukku yang nggak suka film horror, Exhuma ini worthy to watch meski sendirian. Selain karena filmnya beneran OK kusuka after taste-nya yang bikin netizen berdiskusi dan bertukar info di feeds. Kalyan nyimak juga kan? 😁.
All pictures are taken from the @watchmen.id thread.