Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello…

Apa kabar yeoreobun? Semoga kalyan baik-baik aja ya… cuaca belakangan ini sedang labil, begitu pun dengan situesyen Twitter Land yang memanas perkara sumber dana pembangunan Mesjid Al-Jabbar yang dirasa kurang tepat guna 😶. Kurang faham juga apakah Ridwan Kamil udah ganti Tim PR apa gimana sebab jelek banget strateginya, makanya beliau sering blunder dan ujung-ujungnya kini dirujak warga +62 🥭.

Eh udah ah... kita tinggalkan perkara Mesjid Al-Jabbar ini karena kuyakin huru haranya masih panjang 😅.

Mengisi libur di hari Sabtu ini aku, Icunk dan Deya kembali bersama, ofkors kita menghindari area Bandung Timur karena you know-lah nggak sanggup rasanya kalau mesti berjibaku dengan rombongan ziarah Al-Jabbar. Karenanya kita memilih untuk main ke Area Bandung Barat, kemana lagi kalau bukan ke Kota Baru Parahyangan, iya… ke IKEA.

Tujuan kita adalah Simplisio Chicken Rice yang lokasinya berada di ruko Kota Baru Parahyangan, sayangnya kita kurang asupan info ya guise dan menemukan bahwa ternyata ada 3 Simplisio yakni Simplisio Chicken Rice, Simplisio Men-Ya and Ramen Bar dan Simplisio Nasi Tim Ayam Kampung. Ketiganya masih berada di area ruko Kota Baru Parahyangan namun lokasinya mencar-mencar.

Simplisio Men-Ya dan Ramen Bar lokasinya berada tepat di seberang IKEA, sedangkan Simplisio Chicken Rice dan Simplisio Nasi tim Ayam Kampung lokasinya berdekatan namun berada agak jauhan disana 😆. Karena di maps jaraknya terlihat dekat maka kita memutuskan untuk berjalan kaki kesana hahaha sama sekali nggak kepikiran kenapa nggak pake mobil aja ya kesininya 😅.




Saat sampai suasananya cukup ramai dan agak panas karena ada dapur maka kita memilih meja di lantai 2, yakali agak adem. Eh… eh… eh… di lantai 2 ini semua costumer-nya adalah WNA yang kemungkinan besar merupakan bagian dari international school di area Kota Baru Parahyangan. Yha~ kita juga baru tahu kalau BAIS ternyata pindah kesini.

Simplisio Chicken Rice ini adalah resto yang menyajikan Singaporean dish, jadi ya menunya pun kebanyakan bercita rasa China peranakan. CMIIW, China peranakan adalah turunan dari Chinese dish yang udah diadaptasikan dengan kultur Melayu (Singapura, Malaysia dan Indonesia) makanya mirip-mirip dengan Chinese dish.




Yang kita order:

Biar nggak puyeng memilih side dish-nya kita memilih menu set-an aja, setiap menu set-an ini udah dilengkapi dengan Nasi Hainam + potongan telur pindang + acar + sambal dan kuah, yang membedakan hanyalah bagimana cara lauknya dieksekusi. Kebanyakan menunya memang ayam-ayaman (no pork) jadi amanlah untuk kita yang muslim.

Untuk Char Siew Chicken Rice Set 38K ayamnya pake bumbu Char Siew dan lebih berair sedang Roasted Chicken 38K ayamnya dipanggang. Untuk rasanya sih okey cuma kaget aja saat Nasi Hainam-nya disajikan, buseddd… banyak banget 😯 *tapi ujung-ujungnya dihabiskan kok 😅 *kecuali Deya. Saranku, kalau ke Simplisio Chicken Rice jangan lupa bawa storage ya biar kalau nggak sanggup menghabiskan bisa dibawa.

Sambil menunggu order-an selesai kita order Kaya Caramel Toast 10K dan Teh Peng 12K, meski ukurannya piyik dan nggak bikin kenyang rasa Kaya Caramel Toast-nya enak kok. Sebelumnya Icunk merekomendasikan minuman lain yang direkomendasikan oleh TikTokers yang udah lebih dulu mengunjungi Simplisio Chicken Rice ini, sayangnya saat dicari di menunya nggak ketemu.


Char Siew Chicken Rice Set 38K

Roasted Chicken Rice Set 38K

Pakchoy with Homemade Sauce 10K

Kaya Caramel Toast 10K

Kita menghabiskan waktu cukup lama ketimbang byasanya karena selain tempatnya enak untuk ngobrol makanannya pun banyak haha Kita memang sengaja nggak meng-order menu mie atau dimsumnya karena nanti malam mau makan lagi di tempat lain 😅 Ohya, Simplisio Chicken Rice ini menyediakan breakfast menu dari 06.00-08.00 setiap harinya, selanjutnya kembali ke menu byasa.

Dari Simplisio Chicken Rice kita kembali berjalan kaki ke IKEA, kebetulan cuacanya nggak terlalu panas jadi kita bisa jalan santai sambil ngadem tipis-tipis.

Simplisio Chicken Rice
📌Jl. Banyak Niaga Kulon no 7 Kota Baru Parahyangan Bandung Barat
⏰ 06.30-21.00
🍛 38K-50K 
🥟 15K-25K 
🥠 17K-25K 
🧋 6K-20K 

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Photo by Burst from Pexels

Hay yeoreobun…

Sebelumnya aku pernah menulis post tentang Blogging 101: Mulai Aja Dulu dan Blogging 101: Customize Yours, nah sekarang aku balik lagi niya, apalagi kalau bukan untuk menyampaikan petuah-petuah blogging yang nggak wajib diketahui tapi sebaiknya sih iya 😁 *maksa Kali ini aku menulis post tentang adsense, ini adsensenya adsense blog ya bukan adsense YouTube 🙂.

Semua yang kutulis berdasarkan pengalamanku selama nge-blog, jadi mungkin akan berbeda dengan teman-teman lainnya. Kalau sekiranya okcey mungkin bisa segera diterapkan, kalau sekiranya nggak okcey mungkin bisa segera dicari referensi yang lain. Tapi tetap ya, feel free to ask or discuss more about it ✨👌🏻.

***

Pasti pernah kan melihat iklan yang narasinya kurang lebih begini: Cara Cepat Mendapatkan Penghasilan Dari Internet atau Nge-blog Bisa Menghasilkan Uang? Kok Bisa?

Sebelum adsense pada YouTube became a things di 5-7 tahun ke belakang, adsense pada blog udah lebih dulu eksis. Makanya iklan-iklan semacam itu seliweran setiap kali buka internet~ Tentcunya, sebagai blogger yang udah duluan #stayathome iklan-iklan seperti itu sungguh menggiurkan. Bayangkan aja… betapa nikmehnya nge-blog sambil menghasilkan cuan 🤑.

Saat itu kukira adsense pada blog adalah jalan ninjaku untuk hidup nyaman tanpa effort, nyatanya mah ngehe ya guise 😅.

Adsense pada blog memang nggak sepopuler adsense pada YouTube, karena selain persyaratannya yang agak ribet, adsense pada blog terbukti kurang efektif menghasilkan cuan. Nah… itu sih masalah sebenarnya 😁. FYI. Kalau adsense pada YouTube bergantung pada durasi dan subscriber, maka adsense pada blog bergantung pada jumlah klik iklan yang seringnya malah bikin KZL, kalau iklannya nggak di-klik mah nggak akan dihitung ya.

Beberapa kriteria yang mesti dipenuhi untuk bisa mendapatkan adsense pada blog. Yakni:

USER
- Berusia minimal 18 tahun
- Memiliki hanya 1 akun (untuk adsense)

WEBSITE / BLOG
- Sudah terindeks Google
- Memiliki konten orisinil dan menarik
- Memiliki konsistensi konten
- Memiliki audience
- Memiliki halaman about, contact dan privacy policy

Langsung membahas website / blog-nya aja ya, kalau user mah udah pasti khatam laya 😆

SUDAH TERINDEKS GOOGLE
Blog yang kita miliki mesti bisa ditemukan oleh Google, makanya penting banget melengkapi basic information-nya macem judul blog, sub-judul blog, profile dll. Jadi ketika kita search di Google, nama blog-nya langsung muncul di halaman pertama. Setting blog-nya juga jangan di-private ya, kecuali kalau memang pure ingin curhat tapinya online.

MEMILIKI KONTEN ORISINIL DAN MENARIK
Nah, ini sih yang PR, apalagi kalau masih newbie. Goals sebenarnya adalah untuk mendatangkan audience dan memenuhi target traffic yang dibutuhkan agar Google tertarik untuk beriklan di blog kita. Seingatku, usia blog-nya minimal 3 bulan dan memiliki sekurang-kurangnya memiliki 10 post, nggak tahu niya kalau sekarang, mungkin udah berubah.

Salah satu triknya adalah dengan membuat pillar content (konten pilar) yakni konten konstruksi yang akan menopang sebagian besar kebutuhan traffic. Jadi, kalau misalnya kebutuhan traffic untuk memenuhi kriteria adsense adalah 3000 kunjungan per-bulan, sebagian besar dari kebutuhan traffic tersebut akan dihasilkan oleh pillar content. Dan cara tercepat untuk menjadi pillar content adalah muncul di halaman pertama Google.

Tentcu, Google menawarkan banyak tips & trick, saranku sih ikutin aja 😁 Beneran deh ini. Setelah trial & error akhirnya aku menemukan celah bagaimana caranya membuat post-ku muncul di halaman pertama Google. Yakni dengan membuat post untuk hal-hal yang nggak berhasil kutemukan di Google, ini memang agak PR sih karena membutuhkan waktu alias mesti riset dulu.

Kalau pernah memperhatikan, post yang muncul di halaman pertama Google biasanya adalah post lawas, hal ini terjadi karena post tersebut udah memiliki tabungan traffic yang cukup meski post-nya kurang informatif *sering terjadi 🧐. Dari sini bisa terlihat ya pentingnya menjadi yang pertama nge-post, apalagi kalau ada sponsorship post, mesti banget gercep biar bisa muncul di halaman pertama Google.

MEMILIKI KONSISTENSI KONTEN
Kalau memang kurang bisa me-manage waktu tapi masih ingin mendapatkan adsense, kusarankan untuk membuat calendar blog (macem content planner tapi untuk blog) beserta tabungan post-nya. Nanti post tersebut bisa di-setting waktu publish-nya, jadi jangan khawatir ya 😁.

MEMILIKI AUDIENCE
Yaiyalah, nggak mungkin ada traffic kalau nggak ada audience-nya kan… untuk mendapatkan audience cara yang paling umum adalah dengan membagikan link blog di circle terdekat. Sebisa mungkin kita harus membuat mereka kembali mampir di blog kita.

MEMILIKI HALAMAN ABOUT, CONTACT DAN PRIVACY POLICY
Halaman about ini penting banget ya, aku sendiri ketika blogwalking yang pertama dicari adalah halaman about, siapa penulis blog-nya, apa yang membuatnya menulis, apa niche-nya etc. Kurasa salah satu hal yang membuat blog tampak lebih menarik adalah the story behind the writer itself. Ada yang begini juga nggak?

***

Di awal nge-blog lagi aku sempat beberapa kali gagal mendapatkan adsense meski semua persyaratannya udah terpenuhi, kemudian aku mengganti e-mail-nya dan taa daa 🎉 nggak sampai seminggu aku akhirnya mendapatkan adsense. Untukku adsense ini lebih ke milestone aja sih, karena salah satu syarat bisa pake adsense adalah memiliki traffic blog yang stabil (kalau bisa) tinggi dan bisa masuk page one.

Seperti yang kutulis di intro, cara kerja adsense pada YouTube dan blog berbeda, untuk blog kita baru bisa mendapatkan cuan ketika audience mengklik ads-nya, kalau nggak nge-klik mah yaudah bubar 😂 Jadi, kalau kebetulan kalyan sedang blogwalking ke blog beradsense, please bermurah hatilah untuk nge-klik iklannya ✨👌🏻.

Mungkin kalyan pernah menemukan blog di page one yang isinya nggak rame dan nge-spam keyword tapi ads-nya malang melintang di sana sini. Byasanya blog-blog macem gitu adalah blog ternakan yang diberdayakan sebagai pencari cuan belaka, sejujurnya aku KZL banget dengan blog beginian karena membuang waktu dan informasinya menipu.

Setelah blog-ku ber-adsense apakah aku memiliki penghasilan darinya? Ofkors ada tapi nggak bisa diambil karena nggak mencapai batas minimum penarikan 😁, audience-ku nggak pada nge-klik ads-nya nih ah haha 😆 Sayangnya, aku mesti kehilangan adsense di blog-ku ini gegara lupa mereaktivasi ads-nya. Ada satu masa dimana aku merasa ads mengganggu tampilan visual blog-ku, karena sebal aku menonaktifkannya. Yha~ begitulah akhir cerita adsense di blog ini. Monages tapi yagimana 🥲.


Untuk mendaptakan adsense aku harus mulai dari awal lagi, dimulai dari melengkapi semua persyaratannya dan melakukan pengajuan ke Google. Nggak ada ceritanya orang lama bisa mendapatkan privilege yaini 🥲. Aku udah beberapa kali melakukan pengajuan namun ditolak dengan alasan yang sama: karena aku ter-detect Google memiliki 2 akun e-mail yang beradsense, 1 akun blog dan 1 akun YouTube.

Menurut peraturan Google, user hanya boleh memiliki 1 akun ber-adsense untuk mencegah monopoli dan aku disarankan untuk hanya memilih 1 akun aja. Aku malah baru tahu YouTube-ku ber-adsense saat pengajuan adsense blog-ku ditolak, selama ini kukira YouTube-ku nggak ada yang nonton 🥺.

Alasan mengapa aku masih betah nge-blog adalah karena blog mampu mengisi celah yang nggak bisa diisi oleh social media. Katakanlah, ketika kita ingin mencari tahu tentang suatu tempat atau makanan, yang biasanya kita lakukan adalah mencari review-nya via Instagram atau Tiktok. Namun, ketika Instagram dan Tiktok belum mampu memenuhi kebutuhan informasi yang diharapkan, apa yang kita lakukan? Yha~ kembali ke haribaan Google 😌.

Meski kini Instagram disebut sebagai micro blogging aku masih merasa kesulitan untuk menemukan in depth review yang akan menjawab kebutuhan informasi yang diharapkan (alih-alih melampirkan link). Selain itu, pada dasarnya, Instagram adalah aplikasi berbasis gambar, makanya semua yang ditulis di insta story atau disimpan di highlight nggak akan bisa ke-detect macem kita searching via Google.

Begitu pun dengan TikTok, meski video-nya menjelaskan banyak hal yang membuatnya ke-detect adalah caption dan hashtag (dan komentar). Masalahnya, di TikTok kita nggak bisa meng-edit caption haha ini sih yang bikinku KZL apalagi kalau caption-nya ada yang typo. Saat ini TikTok memang sedang naik daun, pucukkk… puccukkk… pucukkk… 🍃🌿.

Memang saat ini traffic blog-ku terjun bebas, nggak seperti dulu lagi, tapi ya isokey.
Every platform has it’s timing.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments



Hello~

Dalam rangka merayakan hari ulang tahun yang sebenarnya udah nggak perlu dirayakan lagi, kita memutuskan untuk jalan jajan sekaligus melepas penat perkara hidup yang kadang sebercanda ini. Seperti byasa ada beberapa opsi yang udah masuk list diantaranya adalah Olly Hai dan Kedai Wanmin, berhubung kita semua ngaret haha jadilah kita kesiangan brunch *tsahhh ujung-ujungnya mah makan siang bersama lagi.

Olly Hai mesti di-skip karena saat kita kesana udah full table dan mesti waiting list, padahal sebelumnya kita udah penasaran dengan menu Nasi Ayam Pengemis-nya. Kedai Wanmin mesti di-skip karena saat kita kesana sulit mendapatkan tempat parkir untuk mobil, sekalinya ada agak jauh. Maaf pemirsa… tapi kita nggak sesampai hati itu meninggalkan mobil di lokasi yang asing.

Olly Hai – Jl. Mesri no 12 Bandung
Kedai WanMin - Jl. Semar no 30 Bandung

Yha~ di masa genting begini café list yang yang udah dikurasi menjadi nggak berguna, seringnya keburu panik dan sinyal tetiba melambat. Ayo ngaku, kalyan begini juga kan? Karena udah kadung berada di area perbatasan jadilah kita mencari di sekitaran sana yang sekiranya masih available, ada beberapa opsi siya tapi karena ingin makan nasi kita memilih untuk mencoba peruntungan di Kintsugi Coffee 2.0 Head Quarter.

Lokasinya berada di dalam kompleks perumahan di Guerlain alias Gerlong alias Geger Kalong, point di maps-nya udah bener kok kita tinggal ikutin aja ya. Saat kita kesana masih ada space kosong untuk parkir, tapi begitu masuk ke dalam wow… rame ygy karena ternyata sedang ada workshop DIY bubble mirror. Kita kebagian tempat di area outdoor karena area indoor-nya dipake untuk workshop tersebut.

Salah satu daya tarik Kintsugi Coffee adalah lapangan rumput dimana kita bisa piknik aesthetic, sayangnya saat itu kita nggak membawa alas yakan meneketehe akan kesana hihi Kurasa Kintsugi Coffee cukup nyaman untuk ngobrol dan menghabiskan waktu, mostly yang datang adalah teman seper-circle-an makanya suasananya cerah ceria sesekali jenaka meski cuacanya ceudeum nanggung.

Kintsugi Coffee nggak menyediakan menu fisik / scan QR di meja jadi kita mesti ke kasir dulu untuk melihat menu dan order ?! Sorry to say tapi kurasa flow-nya agak kurang costumer friendly karena berasa ditodong sebab nggak bisa memilih menu dengan santai. Mbnya bilang menunya bisa dilihat di highlight IG Kintsugi Coffee, maap banget nih mb tapi menu yang ada di highlight IG nggak selengkap menu yang ada di kasir, bahkan beberapa menu yang ada di feeds nggak masuk di highlight IG.

FYI, menu yang ada di GoFood sama dengan menu yang ada di kasir, iyaaa… kita memilih menunya via GoFood tapi order-nya mah langsung ke kasir. Rentang waktu antara order dan penyajian standar ya nggak begitu lama meski datangnya nggak serentak, kalau ada yang kurang paling kelengkapan menu dan flow order-nya aja sih. Untuk rasanya so far isokay, favourite-ku ofkors adalah Chicken Skin-nya.

Yang kita order:

Omurice 32K

Ayam Taichan Kintsugi 35K

Crispy Chicken Skin 19K

Tahu Cabe Garam 19K

Caramel Matcha Green Tea 28K Camomile Tea 28K


maacih teman-teman i luph yu

Kintsugi Coffee @kintsugi.coffee
Jl. Abadi Raya No.38, Gegerkalong, Kec. Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat 40153

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Telah sampailah kita pada review amatir per-skincare-an, suatu pertanda bahwa aku berada di frekuensi yang sama dengan warga TikTok sekalyan 😁. Tenang guise… aku belum berencana untuk jadi beauty blogger kok, belum kabeungeutan 😂.

Sebagai warga TikTok yang budiwoman tentcunya aku nggak luput dari nontonin live-nya brand ambis yang live 24/7. Asli, terenyuh banget nontonin host-nya nge-live makin lama makin melemah suaranya, ngantuks meur… Setelah berdiskusi online dan offline (yha~ dengan siapa lagi 😅) akhirnya kita memutuskan untuk ikutan check out kerajang kuningnya Skintific.

Setelah pake Skintific tibalah saatnya kita galau mau lanjut pake Skintific apa nggak? Karena meski cucok pake Skintific, brand sebelah kayanya okay juga 🤭. Setelah membaca dan menonton review-nya rang-o-rang akhirnya kita kembali ikutan check out keranjang kuningnya Originote. Yha~ FOMO kita hanyalah sebatas check out moisturizer di TikTok 😁.

Aku tahu pembahasan tentang Skintific VS Originote udah keburu expired, mengingat saat ini udah banyak moisturizer lain yang klaimnya nggak kalah ambis. Aku hanya ingin menyelesaikan hal yang pernah kumulai, sebab, gerah aja itu melihat draft post yang belum kelar 🙂.

Here we go…

Mending mana, Skintific 5X Ceramide Barrier Moisturizer Gel atau The Originote Hyalucera Moisturizer? Se-fruit review zuzur #sobatbudget merangkap #mendangmendingclub yang terbawa arus di TikTok.

PACKAGING

SKINTIFIC
Packaging-nya Skintific pake jar tipu-tipu, yang ideal secara visual namun realitanya nggak gitu, isinya 30 ml aja sist… jar-nya udah dilengkapi dengan pembatas dan dikasih spatula kecil untuk menghindari kontaminasi langsung. Packaging box-nya cakep, dilengkapi product knowledge menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

THE ORIGINOTE
Packaging-nya The Originote pake jar no tipu-tipu, menyesuaikan dengan isinya yang hanya 50 gr, jar-nya udah dilengkapi dengan pembatas dan dikasih spatula kecil untuk menghindari kontaminasi langsung. The Originote nggak pake packaging box melainkan pake plastik press, karenanya product knowledge-nya ditaruh di stiker jar-nya. Terima kasih seller yang udah hideng pake bubble wrap mandiri tanpa diminta.

CLAIM
Eym… untuk ingredients-nya searching sendiri ya, aku malay menulis ulang biar post-nya terlihat padat karya. Namun sebagai gantinya kutulis ulang klaim produknya sesuai dengan deskripsi yang tertera di caption e-commerce ✨👌🏻.

SKINTIFIC
- 5X ceramide: membantu merestorasi skin barrier
- centella asiatica: membantu menenangkan den meredakan inflamasi
- hyaluronic acid: membantu menghidrasi kulit secara optimal
- marine collagen: membantu menjaga elastisitas kulit

THE ORIGINOTE
- ceramide: membantu merestorasi skin barrier
- hyaluronic acid: membantu menghidrasi kulit secara optimal,
- chlorelina (chlorella dan spirulina): membantu menjaga elastisitas kulit.

TEXTURE & FRAGRANCE

SKINTIFIC
Meski nama produknya mengandung kata ‘gel’, teksturnya Skintific nggak ada gel-gelnya sama sekali melainkan lotion yang ringan dan smooth. Nggak butuh waktu lama untuk menunggunya meresap di kulit wajah, karena setelahnya aku masih ada waktu pake sun screen sebelum caw ngantor.

THE ORIGINOTE
Well… sesungguhnya aku selalu malay kalau berurusan dengan gel, sebab entah bagaimana mulanya namun aku selalu beranggapan bahwa gel adalah sumber daki 😂. Meski gel-nya ringan tetap aja membutuhkan waktu untuk meresap di kulit wajah, yang mana sering membuatku mager pake sun screen sebelum caw ngantor.

*tyada aroma janggal yang tercium dari kedua produk ini, kalau pun ada hanyalah aroma tipis-tipis yang menguap di udara.

EXPERIENCE

SKINTIFIC
Aku udah repurchase Skintific beberapa kali, merasa cocok karena selama pake nggak ada komplain apa-apa 😉. Kurasa Skintific adalah skincare sejuta umat sebab warga +62 banyak yang pake, well… di konten skincare routine yang seliweran di IG pasti ada aja Skintific yang nyempil. Setelah mempertimbangkan dengan seksama, aku memutuskan untuk berhenti pake Skintific karena jar-nya yang tipu-tipu.

THE ORIGINOTE
Aku pake The Originote kurang dari setengah jar aja, saat pulang ke rumah langsung ku hibah-kan untuk mama yang ingin pake moisturizer juga 😁. Meski harganya lebih murce ketimbang Skintific, aku memutuskan untuk nggak repurchase karena kurang suka dengan tekstur gel-nya. Sumber daki gitu loh 😂.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Mengawali tahun 2023 ini kita menyempatkan untuk main ke Garut, kemana lagi kalau bukan ke  rumahnya Pici. Satu-satunya alasan mengapa kita main ke rumah Pici adalah status WA-nya yang panen anggur 🍇. Mon maap… setiap kali ke rumah Pici ada aja yang berubah, tiba-tiba kamar pindah, tiba-tiba udah bertingkat, tiba-tiba ada rooftop garden. Rasa-rasanya gatal aja gitu kalau nggak mengikuti perubahan 😆.

Kita berangkat dari Bandung di hari Minggu pagi, alhamdulillah mobilnya cukup guise… ada (sesuai absen sesungguhnya, yang bukan nickname) Icunk, Anis + Ijal, Deya, Fira, Bois, Mamih dan aku. Kebetulan orang tua Anis lagi main ke rumah kerabat di Garut, jadi kita nge-drop Ijal disana biar emaknya bisa bebas. Kemudian kita caw ke rumah Pici dan dengan nggak tahu dirinya langsung menuju rooftop.




Kagak faham lagi… meski udah nggak jadi base camp, tapi setiap kali ke Garut belum lengkap rasanya kalau nggak mampir ke rumah Pici. Beruntungnya orang tua Pici legowo menerima kita dalam berbagai keadaan di rumahnya, tahu sendiri yekan gimana gordesnya kita kalau kumpul. Udah nggak terhitung sesering apa kita geratakin dapurnya entah itu mencari panci, mencari mangkok, mencari sendok atau mencari centong saat ingin menghangatkan baso aci 😌.

Aku lupa siapa yang bilang: Pici adalah keluarga mini, keluarganya mini, rumahnya mini, mobilnya mini, makanya saat kita yang tinggi dan besar main ke rumah Pici berasa merangsak 😁. Hampir semua teman pernah main ke rumah Pici, yaeyalahhh… makanya dijadikan base camp sekaligus tempat menginap. Eh, kita juga pernah kok menginap di rumahnya Rela saat nikahannya Dila, sekelas malah.




Rooftop rumah Pici dibikin kebun mini macem punyanya rang-o-rang saat pandemi, untuk saat ini rooftop garden-nya Pici lagi fokus ditanami anggur, kalau musimnya berubah mungkin tanamannya pun akan berubah haha sotoy banget hamba 😂. Selain anggur, Pici dan bapak menanam tanaman hias dan ofkors cengek, tapi tetap ya yang menjadi interesting point adalah anggurnya yang menjuntai siap panen.

Beruntung saat kita kesana masih kebagian panen anggurnya Pici, rasanya sama kaya anggur yang byasa kita makan. Pici dan bapak menjual bibit anggur dan anggurnya (dari hulu ke hilir yee) kali aja yang tertarik bikin mini garden macem rang-o-rang di TikTok. Di samping rooftop garden ada kolam ikan mini dan bale untuk menikmati hari santai.





The Virgin

Kita lanjut makan siang di atas bale sambil melihat anggur-anggur yang ranum, suara gemericik air dari kolam ikan dan angina sepoi-sepoi menambah syahdu, pun dengan cuaca yang ceudeum bikin momen papahare ini terasa nikmeh. Nggak perlulah back sound lagu Sunda yang loop repeat macem di Ampera biar terasa Sunda.

Apakah udah selesai? Otentcu belum… masih ada Baso Aci yang menanti di dapur. Tenang guise… selalu ada tempat untuk Baso Aci karena berfoto pun udah cukup membakar kalori. Photoshoot-nya penuh effort karena badan kita terlampau kaku untuk bergaya bak anak muda, zom to the po. Setelah beberes di atas kita pindah ke ruang keluarga Pici untuk makan Baso Aci.

ayeuna atawa isuk, rasa kuring moal robah - Jasuke Boy

Ubertos girls

Dari rumah Pici kita menuju ke mana lagi kalau bukan ke… Pengkolan, apa pun nama resminya saat ini kita masih setia menyebutnya dengan Pengkolan. Herman banget dengan situesyen pengkolan kini, kalau byasanya PKLnya berjualan cemilan, mainan dan barang, kini nyempil PKL sayuran dongs. Yang anomali bukan hanya cuaca. Kita jajan per-acian (yang menjadikan kita bucin) dan jasuke.

Terima kasih Pici dan keluarga udah bersedia menerima kita yang saban hari ngerecokin muli. Terima kasih Deya yang udah mau-maunya nyetirin kita ke Garut, lain kali nyetirnya lebih jauh ya haha *minta digeplak 😆.Terima kasih Ijal udah bageur jadi emaknya bisa bebas sebentar. Terima kasih teman teman seperjalanan yang membuat hari Mingguku cerah ceria macem baru gajian.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates