Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello~

Ini adalah post lanjutan dari post sebelumnya ya…

Tujuan kita selanjutnya adalah Hutan Pinus Mangunan dan HeHa Ocean View yang kalau di peta mah berada di daerah Gunung Kidul. Lagi, sepanjang perjalanan menuju kesana kulalui dengan tertidur 💤, beruntung AC bisnya nggak yang bikin semaput jadi kubisa lelap, paling kaki aja niya yang susah banget dikontrol 😅.


HUTAN PINUS MANGUNAN

Kita sampai di Hutan Pinus Mangunan menjelang sore, jelas bergeser jauh dari itinerary yang kudapat sebelum berangkat. Begitu turun kita langsung melakukan sesi dokumentasi sat set dan diberikan waktu hanya 15 menit aja ke Hutan Pinus Mangunan 😱. Coba jelaskan apa yang bisa didapatkan dari 15 menit wahai paduqa? 🥲 HAHAHA ternyata tidur siangku di bis lebih lama~ ketimbang saat di tujuan.

To be honest, aku nggak menikmati 15 menit itu 🥲.

Begitu memasuki area Hutan Pinus Mangunan hal yang pertama ada di benakku adalah: ini siapa sih yang memilih tujuannya? 😤 Asli. Monanges. Bukan karena Hutan Pinus Mangunan nggak bagus dan tertata, melainkan karena hutan pinus adalah hal yang biasa kita temui di Bandung. FYI. Aku selalu melewati hutan pinus setiap kali pulang ke rumah jadi ya B aja, nggak yang pulangnya mulung biji pinus untuk souvenir.

Kemudian kita kembali ke dalam bis, kembali ke kursi yang bikinku sakit pinggang, menempuh perjalanan ke HeHa Ocean View. Ketimbang misuh-misuh yang bikin ripuh kuputuskan untuk menikmati golden hour Yogyakarta sore itu melalui kaca jendela bis, daripada nggak sama sekali yekan 🤭 Kubiarkan cahayanya menyinari wajah hingga terasa hangat, menembus sanubari, merelakan sunset yang kuidam-idamkan meredup.




***

HEHA OCEAN VIEW

Menjelang maghrib kita sampai di check point-nya HeHa Ocean View, dari sana kita naik minibus aka elp menuju HeHa Ocean View. Hah? Gimana? Gimana? Iya guise… karena jalannya kecil bis kita nggak muat makanya pake minibus 🥲. Kukira jarak antara check point dan HeHa Ocean View dekat macem 5-15 menit makanya aku memilih untuk duduk di dekat pintu, ternyata jaraknya 30 menit yaini… HeHadeuuhhh 😅

Dari parkiran kita mesti jalan agak menanjak menuju loket, kalau nggak mau capek bisa sih pake ojek dengan biaya 5K, karena jaraknya nggak terlalu jauh kita memutuskan untuk jalan kaki aja. Dan terjadi lagi… kita langsung melakukan sesi dokumentasi sat set dan diberikan waktu hanya 15 menit aja di HeHa Ocean View 😅. OKAY.

15 menit selanjutnya kuhabiskan dengan memotret teman-temanku, udah macem challenge di TikTok aja 😂 Background-nya sama orangnya yang berganti, next! next! next! next! next! Sampai akhirnya aku capek dan memutuskan untuk ke parkiran duluan menunggu teman-temanku kembali.



***

Perjalanan menuju hotel adalah perjalanan yang panjang, berkali-kali kucek G-Maps berharap bis kita nggak sengaja melintasi time loop dan tring! udah sampai di hotel 😀. Ohya, karena kita nggak berhasil mencapai rest area tepat waktu, makan malam kita diantarkan langsung ke hotel. Begitu sampai ke hotel yang pertama kulakukan adalah makan, pondasi dulu dongs 😂.

Tadinya aku ingin rebahan aja menonton TV sambil meluruskan kaki, tapinya nggak jadi karena temanku mengajak main ke Malioboro. Memang Malioboro masih ramai meski udah tengah malam, sayangnya nggak semua tempat buka 24 jam jadi kita bingung mau ngapain 😁.




Di TikTok aku pernah menoton video ciwik-ciwik yang menyewa skuter dan berfoto di depan Tugu, yha~ ketimbang gabut yekan haha Kita menyewa skuter dari mas-mas yang stay di sekitar Malioboro dengan harga 30K/jam dan menitipkan ID sebagai jaminan. Kalem guise… nanti mas-masnya ngajarin kok cara pakenya yang nggak jauh berbeza dengan skuter manual (saat kita kecil).

Tentcu, pake skuter membuat kita tampak sedikit lebih muda dan bebas haha Kita berkeliling ke daerah sekitar Maliboro, yang ternyata nggak diperbolehkan untuk skuter *nggak ngeh karena spanduknya agak nyempil. Saat ingin mengembalikan skuter, Masnya mengajak kita untuk berfoto di depan Tugu, tawaran yang pastinya sulit untuk ditolak.

Kalau ada hal yang membuatku berkesan selama di Yogyyakarta, itu adalah skuteran tengah malam di Malioboro. Yang lain sana… minggir dulu! 😂.


Setelah sarapan kita memiliki waktu bebas nan terbatas untuk berbelanja oleh-oleh (opsional), sayangnya aku nggak bisa cabs ke ArtJog karena mesti mengikuti itinerary, eym… padahal Artjog adaah alasanku mengikuti gathering. Mungkinkah semesta menikungku gegara meninggalkan Icunk dan Deya di Bandung? 🤔.

Apalagi yang dilakukan wisatawan di waktu bebas? Yap. Ofkors belanja oleh-oleh. Kali ini aku ikut rombongan belanja temanku yang searah, rencananya aku ingin mampir ke ke Pasar Bringharjo untuk beli Wedang Uwu titipannya Icunk. Aku sengaja nggak menyisihkan budget untuk oleh-oleh karena memang nggak mood, lagi pula kebanyakan oleh-oleh expired date-nya sempit, nggak mungkin dipaketin ke rumah 😁.




Di Pasar Bringharjo aku membeli Wedang Uwu dan Serundeng pedas, karena kuyakin *pake banget pulang gathering aku mager tyada dua 💤. Tadinya mau beli Emping tapinya nggak jadi karena ingat setelah puasa kakiku sempat kram di tengah malam gegara makan Emping ½ toples. Iya guise… inilah tanda-tanda nyata penjompoan dini 😱. FYI. Serundeng pedasnya nggak benar-benar pedas ya, hanya sekelebat gitu.

Sebelum pulang ke Bandung kita sempat mampir di pusat oleh-oleh lainnya, sambil menunggu teman-temanku berbelanja aku memutuskan unuk jajan Baso Kawi di seberangnya, penyegaran dulu guise… mumet rasanya kepalaku kena AC mulu 🥴.

Perjalanan pulang ke Bandung kembali dilalui dengan tertidur, sesekali terbangun karena golden hour di Cipali menggelitik mataku melalui tirai yang disusupinya, membuatku sadar bahwa aku mengulangi rangkaian kejadian yang sama selama 2 hari berturut-turut. Matahari tenggelam dengan senyap menyisakan kita yang udah nggak tahu mesti ngapain lagi 😁.

REST AREA BANJARNEGARA

Kita berhenti di rest area Banjarnegara karena nggak sanggup sampai tepat waktu di rest area yang ada di itinerary. Sezuzurnya, aku pun ingin ke rest area ini… tapi nggak di malam hari juga siya haha 🤣 Selama ini foto dan video yang kulihat adalah versi default, makanya begitu switch ke dark mode langsung kaget sejadi-jadinya 😅. Mungkin ini hanya perasaanku aja, tapi aku beneran nggak betah (yakali rumah) dan ingin cepat-cepat cabs dari sana.

Mohon maaf geng ulang tahun Agustus, daku ngacir duluan ke parkiran bis dan nungguin kalyan disana 🥲.





***

Kita sampai di Bandung menjelang tengah malam, kalau Mas Tour-nya nggak ngasih pengumuman: udah sampai pintu keluar tol Kopo pake mic karaoke mungkin aku akan bablas tertidur.

***

Diantara semua cerita-derita liburan ke Yogyakarta aku mesti bilang bahwa liburan sat set ini memang yang paling beda. Kapan lagi coba liburan yang 2/3 waktunya dihabiskan di dalam bis? Baru kali ini yekan. Aku sih senang-senang aja punya teman yang tahu cara menghabiskan waktu dengan asyik, so far hotelnya nyaman, makanannya enak dan cemilannya banyak.

To be honest, aku merasa amazed pada diri sendiri karena dalam waktu 3 hari ini aku merasakan banyak emosi yang bergantian mengambil alih. Berusaha menyadari bahwa ini adalah saat yang tepat untuk mengamalkan stoicism 🤣 Semua hal terjadi saat itu benar-benar berada diluar kendaliku. Lagi. Ketimbang misuh-misuh… kali akan kubiarkan semesta menikungku dari balik itinerary yang disusun tanpa mengecek G-Maps 🥴🔨.


Setelah kupikirkan lagi, mungkin sebenarnya aku kurang cocok dengan konsep liburan sat set macem begini. Aku lebih cocok dengan liburan santai nan nyaman, macem menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan, jajan cemilan dan menikmati momen tanpa ada tendensi dokumentasi ✨👌🏻.

Liburan lagi kuy?!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Maapkan daku yang jarang meng-update blog ini, eh pada nungguin kan? 😁 Di bulan Agustus penuh sukacita kemerdekaan ini, aku turut merayakannya dengan mengikuti staff day aka gathering ke Yogyakarta. Akhirnya ya… setelah 3 tahunan stuck di bagian barat Pulau Jawa aku bisa mampir sebentar ke provinsi sebelah 😀.

Sejujurnya, ini adalah kali pertamaku mengikuti gathering yang diadakan oleh kantor, yha~ kantor-kantorku sebelumnya nggak pernah mengadakan gathering haha Sebagai gantinya kita byasa bikin after office sendiri, entah itu makan-makan, berenang atau sekedar nonton film bareng, tapi tetap ye semuanya terjadi di dalam kota.

Tenang guise… tyda perlu bersedih ya, aku udah cukup kenyang kok mengikuti gathering dari kantor mama, sejak masih piyik bahkan sampai bekerja.

Aku pun nggak mengerti kenapa rasanya malay sekali mengikuti gathering, mungkin karena nggak bareng coy ya jadinya kurang zemangatz 😂 Saking malaynya aku hanya prepare seadanya, paling obat-obatan yang agak niat (lebih karena sadar diri aja sih ini mah), cemilan pun B aja. Karena koperku kebesaran, akhirnya aku pake laundry bag IKEA untuk membawa semua barang-barangku, asli, semager ini… 🥲 Untuk printilan macem kamera, dompet, charger etc kumasukan ke dalam tas ransel yang di-keukeup-in sepanjang perjalanan.

Kita berangkat dari Bandung di malam hari, saat itu cuacanya labil dan nggak begitu enak, sebagimana sobi penjompoan dini aku minum Tolak Angin dan Antimo sebelum berangkat. Mencegah lebih baik daripada mengobati yekan 😅.

Beberapa hari sebelum berangkat, warga +62 sempat meributkan jarak tempat duduk di kereta api ekonomi yang dinilai kurang manusiawi di Twitter. Kenyataannya, bukan hanya jarak tempat duduk di kereta api aja yang mesti dikaji ulang, bis juga yaini. Kalau kau pernah menaiki bis DAMRI jurusan Alun-alun – Cibiru pasti faham gimana minimalisnya jarak antar kursi penumpang, bikin sakit kaki.

Kukira bis pariwisata akan sedikit berbeza, eh ternyata sama aja 😅 saking sempitnya kakiku sulit masuk, sekalinya masuk nge-press banget jadi susah digerakkan, beruntung aku nggak kebagian kursi di pinggir jendela. Jadi ya, selama perjalanan aku duduk agak miring karena kakiku berada di Lorong, iya guise… inilah cikal bakal sakit pinggang seminggu ke depan 🤭.

Alhamdulillah perjalanan menuju Yogyakarta lantjar djaya, yaiyalah… selama perjalanan aku tertidur dan tahu-tahu udah sampai di rest area. Setelah bebersih dan sarapan, kita sempatkan untuk bermain game tipis-tipis sambil menunggu persiapan tour selesai. FYI, tujuan pertama kita adalah Jeep tour ke daerah Merapi dan mengunjungi beberapa spot foto wisatawan.


Setiap Jeep-nya ditumpangi oleh 4 orang + supir, aku request duduk di depan karena karena kakiku masih sakit perkara kursi bis. Sejujurnya aku ingin banget bisa memilih Jeep sendiri 😋 sayangnya, urusan pembagian Jeep dan siapa partner nge-Jeep kita udah ditentukan duluan oleh si Mas Tour. Kalau beruntung kita bisa kebagian Jeep yang masih okcey dan helm yang masih proper, kalau nggak yaudalaya 😚.

Kita berhenti di beberapa spot foto wisatawan untuk sesi dokumentasi, iya… kalyan nggak salah. Sesi dokumentasi dimana kita pake jaket seragam dengan dengan gaya foto standar ala bapack-bapack di balik banner berisi nama acara dan perusahaan. Nggak lupa teriyakin yel-yel biar videonya tampak lebih hidup. Dan yha~ sesi dokumentasi ini cukup menyita waktu sebab ada beberapa gadget yang digunakan.



Cuaca yang syahdu ini sungguh membuaiku (yang sepertinya) masih berada dalam pengaruh Antimo *alasan, pelan tapi pasti aku tertidur di perjalanan menuju Sungai Kemuning. Sayup-sayup terdengar temanku menanyakan pada supir apakah aku tertidur? yang dijawabnya dengan: iya Mas, Mbaknya ketiduran. Hahahasyu… 🤣 yagimana, jalan berbatu khas trek offroad nggak cukup jitu membuatku melek.

Nyawaku baru selesai terkumpul saat kita sampai di Sungai Kemuning, yakni track terakhir sekaligus penutup dari rangkaian Jeep tour di Merapi, cipratan airnya berhasil membawaku kembali ke dunia nyata. Kalau teman-temanku yang lain teriak-teriak kesenangan, aku masih butuh waktu untuk mencerna apa yang sedang terjadi. Aku tahu teman-teman se-Jeep-ku heran kenapa aku bisa ketiduran padahal environment-nya sama sekali nggak mendukung untuk tidur. Sayangnya, aku pun nggak punya jawaban selain: lelah bestie 🥲.

Kalau masih ingat, di post ini aku juga pernah ketiduran saat ke Candi Borobudur. Aku sih sans aja, rang-o-rang yang heran.

Tadinya kita akan mengunjungi The Lost World Castle yang lokasinya masih berada di daerah Merapi, tapi nggak jadi karena The Lost World Castle sedang under maintenance. Sebelum lanjut ke tujuan berikutnya kita diperkenankan untuk mengganti pakaian terlebih dulu. Tapi karena pakaianku nggak basah-basah amat aku memutuskan untuk langsung ke bis dan… ngemil roti heu

Post-nya dilanjut ke part 2 ya, biar nggak capek bacanya.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Sekedar reminder, 5 bulan lagi menuju tahun 2022 😁 Gimans resolusinya? Resolusiku mah belum terlihat hilal-nya, curiga agak offside niya karena bahkan sampai post ini kutulis aku belum menamatkan 1 buku satu pun, gils… mager amat ya daku~  😌 Distraksi duniawi membuatku sulit fokus mengerjakan to do list, sisanya… lelah bestie 🤭.

FYI. Brace yourself. Post-nya agak panjang niya~ 

***

Di pergantian semester ini Icunk mengajakku healing (yang tentcunya nggak bikin sinting 🥴) ke Garut untuk temu kangen sekaligus nostalgia jalan jajan di masa sekolah hahapeuuu 😅 Biar terasa vibe healing-nya kita berangkat dari Bandung (Kiara Condong) ke Garut pake kereta api Cibatuan dengan durasi perjalanan ± 3 ½ jam. Untuk harga tiketnya 14K aja, bisa dibeli secara online via My KAI atau langsung di tempat.

Kebetulan tanggal keberangkatan kita bertepatan dengan hari libur (Tahun Baru Hijriah) yang mana membuatku langsung gercep mengamankan tiket sejak H-7 😉. Bagi rang-o-rang yang hari Sabtunya nggak libur tentcunya libur Tahun Baru Hijriah ini sangat berarti, apalagi Icunk 😍. Dari Bandung ke Garut via kereta api Cibatuan hanya ada 2 jadwal keberangkatan sedang dari Garut ke Bandung hanya ada 1 jadwal keberangkatan.

Untuk melihat jadwal kereta api Cibatuan lebih lanjut (yakali penasaran) bisa dicek di aplikasi My KAI, di kolom KA lokal.


Ini adalah kali pertamaku dan Icunk ke Garut menggunakan kereta api, byasanya kita pake bis atau ikut Mamih dan Abink 😁. Excited sekaligus penasaran, apakah opsi naik kereta api ke Garut bisa diberdayakan atau malah cukup sampai disini ✨. Well… Kalau kalyan super santai dan nggak memiliki tanda-tanda kejompoan dini mungkin bisa menikmati perjalanan, lain cerita kalau sebaliknya, opsi naik kereta ke Garut sebaiknya dicoret dari wish list.

Kereta api Cibatuan ini adalah kereta api yang melayani rute lokal Bandung – Garut dan sebaliknya, yang berarti kereta api akan berhenti di setiap stasiun lokal dan mengalah pada kereta api interlokal. Di stasiun Cicalengka kita bahkan berhenti ± 10 menit, waktu yang cukup bagiku untuk makan bubur 😋. Bahkan di stasiun Kadungora kita dipersilakan untuk turun dan jajan di warung-warung sekitar karena kereta api berhenti ± 20 menit. Gils… serasa naik kereta api di Crash Landing on You yekan 🤗.

Mungkin karena bertepatan dengan libur Tahun Baru Hijriah situesyen arus mudik lokal dari Bandung ke Garut terpantau ramai. Kalau byasanya kita duduk bersebelahan kini kita duduk bersebrangan, ikut circle-nya rang-o-rang. Nggak usahlah bermimpi bikin video aesthetic pake sound-nya Ganta karena kaca jendela kereta apinya burem kaya jarang dicuci 😅.

masih usaha

Aku lupa pernah membaca dimana, namun jalur kereta api di Jawa Barat adalah salah satu jalur kereta api terindah di Indonesia, maka sangat disarankan untuk mengambil jadwal di pagi atau siang hari. Untuk hal ini aku tenctu sangat setuju karena di sepanjang perjalanan kita dimanjakan oleh pemandangan indah nan cemerlang, cucok banget bagi yang ingin me-refresh mata ✨👌🏻.

Kereta api di masa kini tenctu lebih baik ya, ticketing system-nya udah okcey dan lebih tertata. Kalau pernah merasakan era kereta api sebelum eranya Pak Jonan pasti faham gimana happy-nya bisa backpacker-an ala-ala. Di setiap stasiun selalu ada Mbok Pecel dan Mas Lanting yang menunggu, mengantar sanak saudara hingga depan peron, bahkan mencoba duduk di dalam kereta meski nggak menjadi penumpang.

Dulu bebas banget guise… Tapi sekarang alhamdulillah lebih baik 👍🏻.

Aku sih sangat berharap PT. KAI bisa kembali menghidupkan rute-rute lokal dan menambah stasiun. Maap banget nih Subang, kalau mau naik kereta api mesti ke Pagaden atau Purwakarta dulu dan itu kereta api lokal 😅.

TIPS
- untuk bekal usahakan membawa makanan kering aja macem roti atau biscuit atau Bacang, percayalah sarapan bubur di kereta api lebih banyak awkward-nya 🥲.
- kalau ingin agak moyan pilihlah kursi di sebelah kiri, kalau ingin yang agak teduhan pilihlah kursi di sebelah kanan.
- pastikan adabnya dipake, kalau bawaannya banyak simpan di rak bukan diantara penumpang. Heurin…
- pertahankan sampah sampai petugas kebersihan lewat.

stasiun Garut lama

stasiun Garut baru

view dari stasiun Garut baru

view di bagian samping stasiun Garut lama

ngintips

Kita tiba di stasiun Garut kota sekitar 10.30 excited banget ingin melihat penampakan stasiunnya 😁 Saat aku masih di ma’had aku cukup sering main ke daerah sini karena dulu sering ngewarnet dengan Marella, eh pada tahu warnet kan? *jebakan umur 😋 Karena udah di non-aktifkan, seingatku stasiun Garut tertutupi tembok dan agak horror.

Kini stasiun Garut udah berbenah dan memiliki bangunan baru, baiknya stasiun lama masih dipertahankan. Di stasiun byasanya ada Roti O kan? Nah, karena stasiun Garut belum memiliki area food court, Roti O membuka gerai mandiri di Jalan Veteran, sejajaran dengan Goyang Lidah. Stasiun Garut berada di tengah kota jadi kita ada banyak opsi transportasi yang bisa dipilih.

aslinya lebih cakep

masih dalam tahap pembangunan

Yang kusuka dari stasiun Garut adalah struktur atapnya yang tinggi, keren aja gitu hehe kalau untuk bangunan stasiunnya mah B aja ya, bersih tapi nggak yang bagus gimana gitu. Kalau ada yang kurang itu adalah toiletnya yang masih minimalis, hanya tersedia 1 toilet untuk pria dan 1 toilet untuk Wanita, kebayang kan gimana antriannya 🤭.

Yang pertama kali kita lakukan setelah sampai di Garut adalah membeli bunga ke pasar… apa ya haha lupa pokoknya yang di dekat stasiun. Setelah melewati beberapa penjual bunga, kita berhenti di Teteh ini, bunga-bunga telihat segar dan berwarna-warni *penting. Icunk juga membeli beberapa bunga Sedap Malam, wangi banget… bahkan tas yang dipake membawanya pun ikutan wangi 💖.

kalau beli harus dicampur


yang mewangi sepanjang hari

Mungkin karena keseringan berada di dalam ruangan, aku cukup kaget dengan cuaca terik yang terjadi belakangan ini. Bandung memang panas, tapi Garut nggak kalah panas. Sambil OTW ke Mesjid Agung, aku dan Icunk memutuskan untuk mampir dulu ke Si Peu’eut. Yap. Si Pu’eut ini adalah favoritosnya Fene selain Goyang Lidah, dulu mereka hanya menjual Mie Baso dan Es Kombinasi aja, kini varian esnya udah bertambah.

Kita order Sop Buah, karena tampak lebih cucok dan menyegarkan di cuaca panas begini. Es Campur-nya juga enak kok, Cuma aku kurang suka kelapanya jadi skip dulu yaw. Kalau byasanya aku perlu jeda untuk mencairkan es sebab nggak mau brain freeze, kali ini mah hajar aja, Garut panasnya bikin lupa diri 😂.



minuman berasa, berwarna dan berembun

Lalu kita melanjutkan perjalanan dan menemukan bahwa trotoar di sepanjang jalan Griya Garut dipenuhi PKL yang kini berjualan sayuran. Nggak ngerti juga kenapa kok bisa ada yang berjualan sayuran karena byasanya hanya makanan dan minuman aja yang dijual. Hampir semua jajanannya menggoda iman yaini, makanya paling seru kalau ke Garut dengan teman, bisa puas-puasin jajan 😍.

Kentang Arab, Cimol jando, keripik Bayam

Jasuke 💘

Menuju Mesjid Agung suasana mulai ramai, ternyata ada acara tahun baruan (hijriah ya bukan masehi 😌) dan alun-alun terpantau ramai, kita sampai sulit menemukan tempat kosong untuk ngemil jajanan yang tadi kita beli. Kita nggak berlama-lama di masjid agung karena selain ramai tepatnya juga kotor dan kurang terawat. Nggak banget laya. Bahkan area sholat pun nggak luput dari sampah.


Markijut ke… Mulang Sari. Yha~ kita tahu belakangan ini Baso Aci lebih hype ketimbang baso konvensional, tapi kita lebih kangen ke Mulang Sari. Oh ya, Mulang Sari ini adalah salah satu baso yang sering disambangi oleh kita saat masih di ma’had. Selain Mulang Sari ada baso Solo mas Tris, baso Tri Cell dan baso Gunung Putri, sayangnya aku nggak tahu apakah baso-baso tersebut masih eksis atau nggak, kalau masih ada please give them a try.

Baso Mulang Sari ini tipikal baso yang kuahnya bisa dipisah macem Mie Akup, kemarin kita order mie yamin kuah pisah. So far rasanya masih sama… gimana ya… yagitu weh haha Seingatku terakhir kali kita Mulang Sari adalah saat ada acara reuni akbar (untuk post-nya bisa dibaca disini) di mana kita tanpa sengaja bertemu dengan Purkon yang pura-pura nggak kenal 🤭.


Setelah dari Mulang Sari kita berniat mencari café untuk ngobrol santai sekaligus men-charge smartphone. Sayangnya kita nggak tahu café mana yang enakeun dan bisa dijangkau dengan jalan kaki, kalau udah begini mah yang pasti-pasti aja yekan… J.Co to the rescue. Aku dan Icunk menghabiskan waktu agak lama disini, tadinya malah mau potong rambut dulu coba~ 🤣.



Terpantau lelah 😑

Sebelum ke Cipanas kita menyempatkan untuk membeli Pempek Veteran, sama sekali nggak kepikiran membeli Moring Ariel meski sebelumnya udah diobrolin. Kita membeli Pempeknya mentahan ya alias yang belum digoreng, kali aja pada kepo se-RW09 apa kita 🤣. Tahun-tahun berlalu dan Pempek Veteran masih gini-gini aja, asli, aku nggak bohong… layout dan propertinya masih sama sejak terakhir aku mampir.





Gedung favourite-ku 

Dari Cipanas, tadinya kita berencana pulang ke Bandung naik minibus, tapi karena minibusnya mogok jadinya naik bis Primajasa. Dari Garut ke Cileunyi 28K aja, udah naik ya tarifnya. Byasanya kalau kita ingin ke Garut naik Primajasanya dari Dangdeur biar lebih murce dan kalau beruntung bisa kaya Pici yang pulang kuliah di Unpad tarifnya dikorting mulu gegara disangka karyawan Kahatex 🤣.

Sebagai penutup kita makan (lagi) Sotoy Betawi di daerah UIN Cibiru, alhamdulillah menemukan pondasi… yha~ sebagaimana laiknya orang Indonesia, belum sah makan kalau bukan makan nasi😁. Ohya, kalau kalyan kebetulan lagi ada di daerah UIN Cibiru (di samping Dim Sum) dan bingung ingin makan apa, bisa niya dicoba Sotoy Betawi ini, enak dan menyegarkan.


Semoga kelak akan ada kereta lainnya dari Bandung ke Garut yang durasinya nggak bikin jompo. See you~

Note: besoknya aku begah karena paginya makan Lontong Kari Padang, bahaya banget nih persantanan 😑.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sambil menunggu Stranger Things season 5 dirilis yang mana itu 3 tahun lagi 😁. Yumari kita throwback sekecup ke masa awal-awal aku nonton Stranger Things. Awalnya kukira Stranger Things adalah series horor untuk anak-anak, sama sekali nggak kepikiran kalau nantinya series ini adalah series yang kutung-kutunggu setiap tahunnya. Yha~ Game of Thrones udah bye dan aku butuh series baru wkwk

OK. Kembali lagi ke Stranger Things.

Mungkin kita memiliki selera yang berbeda akan segala hal termasuk tontonan, tapi isokay… aku pun nggak memaksamu untuk ikutan nonton biar saat bertemu nanti obrolan kita bisa langsung connect macem wifi kantor~.

Just in case kalyan penasaran mengapa Stranger Things menjadi series favourite-ku di beberapa tahun belakangan ini, maka kutuliskan post ini:

ALASAN-ALASAN MENGAPA STRANGER THINGS MESTI BANGET DITONTON (AT LEAST 1 SEASON AJA)

ALUR CERITA YANG OKCEY

Stranger Things bercerita tentang kejadian-kejadian ganjil yang terjadi di kota Hawkins Indiana, puncaknya adalah ketika Will Byers (Noah Schnapp) dinyatakan hilang dalam perjalanannya pulang ke rumah. Kejadian hilangnya Will ini memicu serangkaian kejadian ganjil lainnya yang menyeret kepolisian, pemerintah dan (nantinya) Rusia Yha~ kalyan nggak salah baca, ada keterlibatan Rusia disini 😉.


Ketiga sahabat Will yakni Mike Wheeler (Finn Wolfhard), Lucas Sinclair (Caleb McLaughin) dan Dustin Henderson (Gaten Matarazzo) meyakini bahwa Will masih hidup dan memutuskan untuk melakukan pencarian amatir demi menemukan Will, mereka kemudian bertemu dengan Eleven (Millie Bobby Brown) yang baru aja kabur dari lab. Sampai disini kita mungkin mengira bahwa Stranger Things adalah series petualangan bocah Hawkins dalam menemukan sahabatnya dengan bumbu-bumbu misteri.

Meski karakter utamanya adalah anak-anak kupikir Stranger Things lebih cucok untuk dewasa sih ketimbang anak-anak, bolehlah 12+ mah. Karena setting-nya mengambil 1 kota maka range usia karakternya pun beragam, namun kita memang difokuskan pada karakter usia dewasa (orang tua) dan anak-anak aja.


Ketimbang The End of Fucking World (yang akhirnya terlupakan 👦🏻👩🏻) aku lebih suka Stranger Things siya karena lebih fun dan membuatku bernostalgia dengan series ber-genre petualangan khas bocah macem 5 Sekawan. Menyenangkan sekaligus menghanyutkan. Bersyukur sekali Stranger Things bisa lanjut season karena semakin lama ceritanya semakin seru 💃.

Well… kalau ada yang bertanya rekomendasi series yang asyik dan layak diikuti hingga season selanjutnya, ‘kan kurekomendasikan Stranger Things ini, isokay kalau memang kurang sreg dengan setting-nya yang 80’s abis. Please give it a try… at least sampai 1 season 😁 nggak deng, cukup sampai episode 3-4 aja, niscaya kalyan pun akan faham mengapa Stranger Things mampu menyelamatkan Netflix ✨.


KONSEP UPSIDE DOWN (YANG MENURUTKU) MAKE SENSE

Ssstts… bagi Sebagian orang, konsep upside down ini nyata adanya. Byasa terjadi saat memejamkan mata untuk tertidur, namun alih-alih bermimpi malah terbangun di ruang dan waktu yang sama dengan “penghuni” yang berbeda. Tone color-nya lebih sendu macem pake filter sephia. Sebagaimana umat bumi datar, aku meyakini upside down.

SETTING & PROPERTY YANG ASYIK

Awal nonton Stranger Things kupikir setting-nya ini mirip-miriplah dengan setting The Peak, yha~ kubilang begini karena kupikir Stranger Things adalah The Peak versi anak-anak wkwkwk 🥲 FYI. The Peak adalah series ber-genre sci-fi atau lebih tepatnya alien yang menginvasi bumi dan hidup berbaur bersama manusia. Kurekomendasikan bagi kalyan yang membutuhkan tontonan penuh penghayatan ✨👌🏻.

Karena setting Stranger Things adalah tahun 80’s udah tenctu gadget-nya nggak secanggih masa kini, apalah itu smartphone? Pake walkie talkie dongs 🤭 Sering gemas sendiri dengan situesyen-situesyen genting yang terjadi gegara nggak bisa tektokan. Mau hadehhh tapi ya gimana… belum ada cui 🥲.

Kalau ada yang menarik untukku itu adalah fashion-nya, terutama yang ciwik-ciwik ya… Ketimbang Nancy Wheeler (Natalie Dyer) yang girly aku lebih suka style-nya Maxine "Max" Mayfield (Sadie Sink), simple aja gitu. Di sekolah mereka memang nggak pake seragam, tapi aku suka seragamnya Steve Harrington (Joe Keery) dan Robin (Maya Hawke) saat menjadi pegawai di Scoops Ahoy. Cute ⚓⛵.


Meski rasanya asing dan sedikit geli, pada akhirnya aku bisa menerima kalau rerata style rambut yang hype di masa itu adalah keriting yang berkibar-kibar macem di komik😁. Di Stranger Things kita akan dimanjakan banyak props. Seiring berkembangnya cerita, bentukannya Vecna/One/Henry semakin terlihat dari yang awalnya siluet, lama-lama mulai terlihat detailnya.

KARAKTER YANG BERTUMBUH DAN BERTAMBAH

Seperti series pada umumnya, pergantian season merupakan kesempatan untuk merotasi cast, entah itu ditambah atau malah dihilangkan. Aku suka bagaimana Strangers Things men-develop karakter-karakter tambahan tersebut, dari yang sekedar kenal-terlibat kejadian ganjil-sampai ikutan jadi anggota geng. Kupikir semua karakter di Stranger Things punya part yang membangun keseluruhan cerita.

Karakter favourite-ku ofkors adalah si toothless Dustin Henderson 💖, diantara anak-anak Hawkins kupikir Dustin-lah yang paling cerdas dan menjadi problem solver. Serius yaini, sampai season 4 ini aku penasaran banget dengan bapaknya, di rumah ibunya nggak kerja dan main kucing mulu 😽.


Kalau ada karakter yang kurang kusukai itu adalah Jonathan Byers, gimana ya… bukan taste-ku aja 🤣 Aku lebih suka Steve Harrington siya karena meski ngeselin di awal season karakternya berkembang dan sanggup mencuri hati 😍, terbukti yekan doi bisa diandalkan meski El nggak ada di Hawkins. Kukira Steve akan berakhir dengan Robin, tapi ternyata nggak ya… plis… pertimbangkan opsi Steve & Robin 😉.

Dustin Henderson X Steve Harrington ⭐⭐⭐⭐⭐
Dustin Henderson X Eddie Munson 🌟🌟🌟🌟🌟

Couple favourite-ku tentcu adalah Dusty Bun dan Suzie Poo, kurang tertarik dengan Mike X El jadi couple scene-nya sering aku skip. Gimana ya… Aku lebih suka saat Mike dan El sama-sama masih jomblo, saat pacaran malah malesin, menye 😌. Kayanya asyik ya kalau di season 5 Dusty Bun dan Suzie Poo akhirnya bertemu, keluarganya Suzie gemesin, vibes-nya macem Moonrise Kingdom.


CAST-NYA KHAN MAEN

Sebagian besar cast-nya adalah aktor/aktris baru terutama cast anak-anaknya, aku nggah ngeh ada siapa aja sampai melihat Wynona Rider disitu. Ishhh… series macem apa coba yang pake Wynona Rider? 😱 Well… aku mesti mengakui bahwa yang memberi nyawa di Stranger Things adalah Wynona Rider, udah cucok banget laini, seakan-akan peran Joyce Byers memang tercipta untuknya.

Satu-satunya cast anak-anak yang kukenali adalah Gaten Matarazzo karena doi pernah muncul d MV-nya Katy Perry. Yang lain nggak haha 😁.


FANS SERVICE-NYA 😘 

Sadar Stranger Things punya audience, season 4 kemarin durasi per-episode-nya 1,5-2 jam, puas banget niya. Setelah di season 3 berwarna warni ala fireworks dan material girl, season 4 lebih dark dan dingin, ditambah lagi semua karakternya pada mencar. 

***
Kuy, nonton!

Meski masih lama kusudah tak sabar menunggu season 5 😍
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates