Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Sebagai anak nongkrong Bandung Timur, tentcunya area main kita berada di sekitaran kosannya Icunk atau yang berada di tengah-tengah antara kosanku dan kosannya Icunk. Kalau mau agak jauh palingan ke BIP atau Alun-alun Bandung. Paskal, PvJ dan Ciwalk mah nggak masuk list ya karena repot mesti berganti-ganti angkot dan yang paling penting jauhhnya itu loh ... malesin 😪.

Minggu lalu, seperti byasa ... aku dan Icunk + Lisna janjian untuk nonton di Ubertos, tadinya kita mau nonton film Bohemian Rhapsody tapinya nggak jadi yha~ keburu turun layar 😩. Berhubung film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald sudah rilis ... mau nggak mau Potterhead sekalian harus nonton, meski sebenarnya sempat skeptis karena reviewnya kurang ngenakin.


Sebelum ke Ubertos kita ketemuan dulu di Dapoernya Paberik atas dasar rekomendasi temannya Icunk + Lisna. Dapoernya Paberik ini terletak di jl. Soekarno-Hatta no 571 di kompleks yang sama dengan factory outlet Paberik Badju dan Adidas, untuk mencapainya kita tinggal mengikuti alur menuju area parkiran bagian dalam. Pokoknya yang ada tulisan Kafetaria-nya ya ... 

Kupikir Dapoernya Paberik ini adalah yang paling authentic dalam menerapkan tema tropical industrial, gimana nggak authentic lha yha ... wong restonya sendiri berada di kompleks pabrik. Dapoernya Paberik hanya menggunakan ½ dari luas plant (artinya bangunan, bukan tanaman), nggak tahu nih yang sebelahnya dipake apa 😒 Untuk area duduk kita bisa memilih antara area indoor atau area semi outdoor, kita memilih area indoor karena nggak melihat area semi outdooornya yang tertutupi tanaman. Padahal lagi gerah ... ☼


Menariknya, karena Dapoernya Paberik ini menggunakan plant, maka pihak pengelola tak perlu besusah payah menyediakan AC karena plant sudah dilengkapi dengan kipas angin bulit in. Salah satu hal yang patut ditiru adalah pemanfaatan barang di sekitar sebagai property, seperti pemanfaatan (body) mold sebagai elemen estetis di langit-langit atau pemanfaatan pallet kayu pinus sebagai path di beberapa area. Selain berfungsi untuk memperkuat tema tropical industrial, tanaman berfungsi untuk membuat suasana lebih adem 🍃.

Pada beberapa point terdapat kitchen island yang dibedakan berdasaran jenis makanannya seperti grill, pizza, pasta atau drink. Oh iya, kita akan mendapatkan meal card saat meminta menu, fungsinya adalah untuk men-tracking order, jadi waiter / waitress akan membubuhkan stamp setiap kali order selesai dan disajikan di atas meja . Ucul bana~ lah ini meal card-nya... 😃


Range harga makanan mulai dari Rp. 15.000 sedang minuman mulai dari Rp. 6.000. Selain menyediakan menu western seperti steak, french fries dan sausage ada juga menu asian seperti curry, katsu dan rice bowl. Kalau mau menu Sunda bisa nyebrang dulu ke Dapoer Sunda hehe Sayang, koneksi wi-finya Dapoer Paberik samar ... antara ada dan tiada gitu lah haha 😂😂😂

Kalau makan bareng teman, selain order menu pribadi kita pasti order menu bersama (hayo loh ... siapa yang sering begini?). Kali ini menu bersama kita adalah double cheese pizza, meski rotinya cukup tipis tapi kejunya banyak dan yang paling penting sih kenyangnya awet haha 😁 Serius deh ini ... kalau biasanya kita makan lagi setelahnya karena (biasanya) porsinya kurang banyak dikit, kali ini nggak dong. Alhamdulillah sisanya mager di kosan ~ 😋




Pasta Aglio e Olio-nya bagiku pedas ya karena ternyata ditaburi black paper dan irisan cabe merah tapi enak kok, recommend yaini . BTW, nggak disarankan untuk order Fettucine Carbonara kalau order juga double cheese pizza karena nanti jatuhnya enek (kebanyakan keju). Untuk minumannya bisa dicoba nih menu per-juice-an atau per-cooler-an, FYI cooler adalah juice yang ditambahin Yakult ya jadi nanti pasti ada sedikit rasa kecut di minumannya.
   
Di Dapoernya Paberik nggak ada musholla ya, jadi kalau mau sholat kita mesti menyebrang dulu ke Dapoer Sunda atau ke factory outletnya Paberik Badju. Agak repot memang haha ... Kalau sedang dikejar waktu lebih baik sholat di Dapoer Sunda ketimbang di Paberik Badju karena di Paberik Badju mah ngantrinya lumayan lama 😪


Bagi yang suka nyetok foto untuk di-post ke Instagram, nggak perlu gelisah ... karena meski rada ngelekeb Dapoernya Paberik ini cukup instagenic. Ada beberepa spot yang disediakan pengelola sebagai area berfoto lengkap dengan propertinya. Dengan area yang cukup luas dan makanan yang worth to try kita pikir Dapoernya Paberik ini  cocoklah ini untuk bakal tempat bukber 😂😂😂😂
  

  

Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
logo source: Ayam Bersih Berkah

Hello guise ... welcome back to my channel!
Haha
 
Nggak deng.
Aku masih blogger kok 😄

Sebelum beranjak meninggalkan tahun 2018 ada baiknya kita flashback sejenak mengenai apa saja hal yang terjadi di tahun ini. Ngg ... Nggak ada yang spesial mb 😝! Kecuali mungkin ... aku punya crush baru yakni ABB atau yang kalau diurai singkatannya adalah Ayam Bersih Berkah. Kalau kalian belum tahu, Ayam Bersih Berkah ini adalah franchise ayam goreng terGo-Food versiku di tahun ini. Mwehehe ... nggak dusta loh ini 👌👌👌

Gimana nggak jadi yang terGo-Food ya ... setiap kali galau mikirin ‘mau makan apa (hari ini)?’ di jam-jam menjelang istirahat siang yang kepikiran cuma Ayam Bersih Berkah, seakan-akan Ayam Bersih Berkah ini adalah pilihan pertama sekaligus pilihan terakhir.  Awalnya aku tahu Ayam Bersih Berkah ini dari teman sekantorku yang menyukai (berbagai olahan) ayam, menurutnya franchise ayam goreng terenak adalah Ayam Bersih Berkah, saking nagihnya ia bahkan pernah memakan Ayam Bersih Berkah selama seminggu non-stop.

Dengan testimony yang sebegitu meyakinkannya akhirnya aku dan temanku ngeGo-Foodin Ayam Bersih Berkah. Sudah bisa ditebak ya ... selanjutnya kita juga malah jadi ketagihan 😋, ada hari-hari dimana chat di group isinya “nanti siang ada yang mau ABB?” atau “ABB aja yuk”. Intinya Ayam Bersih Berkah ini memang bikin nagih, tapi yha~ nggak sampai seminggu non-stop juga sih hehe 😁

source: @ayambersihberkah

Untuk saat ini Ayam Bersih Berkah memiliki 61 outlet yang tersebar di daerah Bandung dan Jakarta. Ayam Bersih Berkah berada di bawah naungan PT. Cita Rasa Prima yang juga menaungi beberapa franchise seperti Warunk UpNormal, Nasi Goreng Mafia dan Bakso Budjangan. So, dengan track record yang semeyakinkan ini  kupikir kita nggak perlu mengkhawatirkan lagi urusan kebersihan dan proses pengolahannya 👌.

Meski franchise ayamnya nikmat kok, berasa (ada rasanya) alias nggak hambar karena dibumbui oleh rempah-rempah pilihan makanya warnyanya sedikit lebih gelap, tekstur ayamnya empuk, porsinya juga pas (nggak terlalu besar atau terlalu kecil) dan yang paling penting nih ya pedasnya pake sambal 😋. Ada 2 macam sambal yang ditawarkan oleh Ayam Bersih Berkah yakni Sambal Taichan dan Sambal Pedas Manis.


Awalnya aku lebih sering memilih Sambal Pedas Manis ketimbang Sambal Taichan karena nggak terlalu suka pedas, tapi lama kelamaan pindah haluan juga ke Sambal Taichan. Memang, kalau nggak terlalu suka pedas lebih baik pilihlah Sambal Pedas Manis tapi kalau memang (berniat) suka pedas pilihlah Sambal Taichan, sambalnya mantap 👌!!! Nggak perlu dijelaskan lagi lah ya, cukup melipirlah ke outlet Ayam Bersih Berkah terdekat.

BTW. Untuk informasi lokasi outlet Ayam Bersih Berkah terdekat bisa dicek disini.

Saat pertama kali ngorder Ayam Bersih Berkah via Go Food, salah seorang temanku ada yang memasukkan semua sambalnya ke dalam bowl loh (oh ya ini waktu kemasannya masih pake bowl) dan mengaduknya dengan nasi karena suka pedas 😓. Well, yang temanku nggak tahu, Sambal Taichan Ayam Bersih Berkah ini sambalnya mantap ... saking mantapnya (temanku) sampai bercucuran keringat dan air mata waktu makannya ... tapi tetep abis kok 😉.

source: @ayambersihberkah

Ada 3 varian ayam goreng yang ditawarkan oleh Ayam Bersih Berkah yakni Ayam Tepung Crispy, Ayam Geprek dan Ayam Tumbuk. Favoriteku (masih) Ayam Tepung Crispy, selain karena ayamnya nikmat, ada #SensasiKrezzz-nya haha Range harganya Rp. 2000 sampai Rp. 25.000 cukup terjangkaulah untuk kita-kita yang ingin ingin makan enak tapi ingin tetap hemat 😤. Kalau beli paketan minumannya pasti dikasih Es Teh manis, tapi kalau nggak terlalu suka Es Teh Manis masih ada pilhan lainnya yakni Ice Coffe, Ice Milo dan Ice Jeruk.

Salah satu hal yang kusuka dari Ayam Bersih Berkah adalah mereka selalu berusaha mengimbangi trend kuliner masa kini. Kalau di awal-awal hanya ada varian Ayam Tepung Crispy kini ada varian Ayam Tumbuk dan Ayam Geprek. Begitupun dengan varian Es Kepal ABB original, dulu sempat sendirian kini sudah ditemani varian Es Kepal Beng Beng dan Es Kepal Melted Crunchy ABB. Yang terbaru ada Thai Tea ... 😍


Belakangan ini aku lebih suka order paket Berkah 2  (Nasi Putih + Kulit Goreng + Sambal Pilihan + Es Teh Manis) ketimbang order paket Mewah 2 (Nasi Putih + Ayam Goreng (dada / paha atas) + Kulit Goreng + Sambal Pilihan + Es Teh Manis) biar lebih fokeus menikmati #SensasiKrezzz-nya si Kulit Ayam, selain itu aku sering kelupaan makan ayamnya 😜. Yang kusuka dari Kulit Ayamnya Ayam Bersih Berkah adalah karena meski digoreng menggunakan tepung jatuhnya (masih) tetap renyah dan nggak gampang lepek 👌.

Selain lebih sering order via Go-Food, aku lebih sering untuk take away ketimbang makan di outlet, karena kupikir meski outletnya menyediakan meja, kursi dan washtafel, pemilihan furniturenya yang fungsional lebih menyiratkan “ini (untuk) take away loh!”. Tapi pernah kok beberapa kali makan di outlet, biasanya kalau abis darimana gitu dan kebetulan rute pulangnya melewati outlet Ayam Bersih Berkah bisa kali mampir dulu 😇
 


Ke-nonaesthetic-an ini dipersembahkan olehku yang nggak sabaran ingin segera makan. 

Outlet Ayam Bersih Berkah yang paling sering kudatangi (ketimbang outlet lainnya) adalah yang terletak di Jl. Rumah Sakit Ujung Berung Bandung. FYI. Mbaknya murah senyum loh bahkan sekalipun Cuma beli Sambal Taichannya aja haha 😂😂😂

Oh iya. Biar nggak ketinggalan info terbaru (kali aja ada promo atau giveaway), bisa difollow akun social medianya Ayam Bersih Berkah, Facebook: Ayam Bersih Berkah, Instagram: @ayambersihberkah #ayambersihberkah dan Twitter: A_bersihberkah.

Sekian review ayam goreng terGo-Foodku kali ini. See you ... and bubye 👋
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Rating @watchmen.id untuk Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald: muggle mana ngerti / 10.

Disclaimer: Sebelum membaca post ini kuharap kau sudah menonton filmnya, tak masalah kalau pernah menonton film Harry Potternya saja sebab dunia sihir memang sesempit gang-gang di Diagon Alley. Aku tidak perlu berada dalam mantra imperius untuk mengatakan bahwa semesta J. K. Rowling telah memukauku sejak pertama kali kubaca halaman pertama. Cukup nyamankan dirimu seperti Harry Potter dan Ron Weasley yang sedang menanti salju pertama turun di ruang rekreasi, karena post ini akan “sedikit’ panjang dan menggebu-gebu.


⏳

Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald adalah sekuel dari film Fantastic Beast and Where To Find Them yang rilis pada tahun 2016 silam. Seri Fantastic Beast sendiri adalah spin off dari seri Harry Potter dan merupakan pengembangan dari buku pelajaran di Hogwarts karya J. K. Rowling. Tadinya kupikir Fantastic Beast and Where To Find Them hanyalah proyek kangen-kangenan antara J. K. Rowling dan fans Harry Potter,  cukup sampai disitu (tanpa perlu ada sekuel) serta berlanjut ke Quidditch dari Masa Ke Masa.

Tapi kayaknya kita nggak mesti menunggu sampai 2 tahun lagi untuk bisa menonton sekuel dari Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald, karena rumornya J. K. Rowling sudah mempersiapkan sekuelnya bahkan sebelum film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald dirilis (sungguh produktif sekali yaini 😉). Sebelum menonton film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald aku sempat mengecek akun Letterboxd dan menemukan ada The Fantastic Beast 3 (judul lanjutannya belum dikonfirmasi) di list most anticipated (movie) tahun 2019.

Dear J. K. Rowling apakah dirimu nggak ada keinginan untuk menjadikan Harry Potter universe sebagai serial TV macem Games of Thrones atau Strangers Things. Maksudnya biar sama-sama puas gitu loh ... 😅
* maaf hanya sekedar mengingatkan ~

Di akhir film Fantastic Beast and Where To Find Them yang sebenarnya nggak perlu dibuat sekuel aku hanya penasaran dengan kelanjutan hubungan Newt Scamander (Eddie Redmayne) dan Porpentina ‘Tina’ Goldstein (Katherine Waterston) serta Jacob Kowalsky (Dan Fogler) dan Queenie Goldstein (Alison Qudol). Urusan Gellert Grindelwald (Johnny Depp) dan Credence Barebone (Ezra Miller) mah urusannya Kementrian Sihir 😏

Kupikir Credence hancur berkeping-keping saat obscurusnya meledak,  entah bagaimana ia berakhir di sirkus Paris dan bertemu dengan Nagini (Claudia Kim). Kementrian Sihir berusaha merekrut Newt Scamander agar menjadi auror melalui adiknya Thessus Scamander (Callum Turner), cinta segitiga antara Scamander bersaudara dan Leta Lestrange (Zoe Kravitz) turut membumbui Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald ini, nggak ketinggalan sub-love-story-nya Jacob dan Queenie.

Karena judul filmnya adalah Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald maka nggak banyak hewan-hewan sihir yang ditampilkan. Ada Zuowo si barongsai berekor cantik, ada Niffler yang (masih) demen buricak burinong thingy dan ada si favoritos bowtruckle yang mirip kangkung 💖. Kalau di film Fantastic Beast and Where To Find Them kita akan diajak untuk memasuki dunia ajaib di dalam koper, maka di film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald ini kita akan diajak memasuki basement rumahnya yang nggak kalah ajaib 😍😍😍.

Kita juga akan diajak untuk menelusuri jejak kelam keluarga Lestrange yang berakar di Paris, disini aku agak #gagalfaham ya ... Kupikir Leta akan lebih cocok bersekolah di Beauxbatons ketimbang Hogwarts, apakah pada saat itu belum ada regulasi yang membagi zonasi sekolah sesuai domisili keluarga? 😵 Sebagai keturunan darah murni keluarga Lestrange dinilai berpengaruh terbukti dari mausoleum yang digunakan Grindelwald untuk mengumpulkan massa.

Kejahatannya Grindelwald sendiri belum maksimal yha~ Kupikir akan ada duel berdarah-darah antara Dumbledore X Grindelwald, nyatanya Cuma pengenalan tokoh Grindelwald. Nggak asyik nih ... kurang lama, makanya jadikan serial dongs tante haha 😂 Kupikir film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald lebih pada memperkenalkan tokoh-tokoh yang akan terlibat di sekuel selanjutnya.

Dengan timeline yang lebih awal ketimbang Harry Potter, tentunya ada banyak tokoh baru (padahal lawas) yang disisipkan J. K. Rowling, salah satunya adalah Abernathy yang bertugas mengawal pemindahan Grindelwald, di masa depan ia menjadi Menteri Sihir.

J. K. Rowling pernah bilang kalau ia bermasalah dengan angka (perhitungan), mungkin itu sebabnya ia ceroboh menyisipkan Professor McGonnagal di film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald ini. Kupikir selama nggak ngeh mah ya okay-okay aja sih, aku malah concern dengan kostumnya Professor McGonnagal yang ke-Dolores Umbridge – Umbridge-an. ZBL aja lihatnya ... 😫😫😫

Begitu pun dengan pencarian Credence akan orang tuanya, masih kurang diulik nih ... 😐 Mungkin di film selanjutnya akan dibahas haha Jadi Credence tuh sebenarnya anak siapa? Jangan bilang kalau doi masih merupakan keturunan penyihir berpengaruh yang disembunyikan demi keselamatan. Kupikir kalau Delphini aja bisa “disingkirkan” mestinya nasib Credence nggak jauh beda. FYI. Delphini adalah anak dari Voldemort X Bellatrix Lestrange. Nggak usah tanya “kok bisa sih?” karena aku pun masih mempertanyakan “naha si eta bet ka dinya?” 😥.

Di salah satu scene Leta Lestrange bilang kepada Newt Scamander: “you never met  monster you couldn't love”. Well ... termasuk Grindelwald juga nggak sih ini? Karena di pelajaran Sejarah Sihir (asique ... mbnya murid Hogwarts) Grindelwald disebut-sebut sebagai penyihir paling kejam sebelum eranya You-Know-Who alias Voldemort. Yang berarti, doi monster juga kan? Haha 😂

Di buku Harry Potter and The Soccerer’s Stone Dumbledore pernah bilang kepada Harry bahwa ia melihat dirinya dan sepasang kaos kaki baru di Cermin Tarsah (Erised Mirror), kupikir agak janggal juga ya kalau Dumbledore hanya menginginkan kaos kaki baru aja hehe Di film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald aku menemukan jawabannya dan jadi keingetan quotenya Severus Snape yang: “after all this time?” ... “always” 😭.

Kupikir statement Dumbledore tentang Grindelwald yakni “he’s more than my brother” belum cukup untuk membuktikan bahwa mereka adalah gay. Kalau pernah menonton fan fiction Dumbledore X Grindelwald pasti merasa “please dwehh ...” karena Grindelwald adalah penyebab Arianna Dumbledore meninggal. Ehtapi ... Mungkin karena hal itu juga ya Dumbledore bilang “regret is my bestfriend” kepada Leta yang terbaper-baper melihat inisial namanya di balik meja.

FYI. Penulis script film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald ini adalah  J. K. Rowling sendiri, sedang di film sebelumnya adalah Steve Kloves kupikir J. K. Rowling kurang cocok ya menulis script film karena jatuhnya jadi semi novel, mungkin ini alasannya kenapa banyak penonton yang merasa bosan dan mengantuk saat menonton. Please ... kembalikan lagi kegembiraan Newt Scamander & the gank, kuingin sisi lain dunia sihir yang menyenangkan dan berwarna-warni 🙇🙇🙇.

Pemilihan Johnny Depp sebagai Grindelwald juga termasuk kontroversial karena sebelumnya Johnny Depp tersangkut kasus sexual harrasment atas mantan istrinya Amber Heard. Nah,  ada salah seorang netizen yang memention akun J. K. Rowling dan menyatakan ketidaksetujannya, intinya sih begini “udah tau Johnny Depp tersangkut kasus kenapa masih dipake juga sih?” yang berakhir dengan diblocknya akun tersebut oleh J. K. Rowling.

Saat trailernya Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald dirilis terjadi kehebohan yang cukup membutku pening yakni perihal Nagini. Nagini adalah maledictus sekaligus salah satu dari tujuh horcrux-nya Voldemort. Maledictus adalah manusia yang memiliki kutukan lahir berupa sifat hewani (dalam kasus Nagini ular) yang diwariskan di dalam gen, nggak seperti werewolf yang berubah hanya pada saat-saat tertentu, sifat hewani maledictus akan bertambah seiring usia jadi pasti ujung-ujungnya berubah menjadi monster.

Selama ini kupikir Nagini adalah cowok taunya cewek dongs ... J. K. Rowling ini yha~ banyak banget twistnya. Di film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald memang disebutkan bahwa Nagini berasal dari Indonesia, bahkan J. K. Rowling pun mengakui: Nagini berasal dari kata Bahasa Indonesia yakni Naga Gini (atau Naga Geni di Wiro Sableng mah 😁) yang berarti Naga. Meski berasal dari Indonesia bagiku Nagini kurang melayu, mesti dipertimbangkan lagi ya pemilihan castnya ...

Kemudian muncul kehebohan baru tentang Luna Lovegood yang sebenarnya adalah maledictus yang diwariskan dari ibunya. What? What? What? Seingatku ibunya Luna Lovegood meninggal saat mengekplorasi mantra di rumahnya, Luna Lovegood sendiri akhirnya menjadi magizoologist  dan menikah dengan Rolf Scamander (cucu Newt Scamander kelak), mereka dikarunia anak kembar yakni Loras dan Lysander. Dear netyzen ... bisa nggak sih dikurang-kurangin hoax-nya? Pening nih eike ... 😵 

Terlepas dari berbagai kekurangan dan sub-plot yang bercabang kemana-mana, film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald ini berhasil membuat kita bernostalgia. Scene Hogwarts diiringi scoring yang memorable adalah kejutan manis yang menyenangkan, saking senangnya sampai terharu haha 😍 Kupikir kita semua menjadi agak sentimentil saat melihat jembatannya, aulanya, kelasnya, gerombolan muridnya, ruang makannya sampai pohon Dedalu Perkasa-nya.

Kehadiran Nicholas Flamel turut memberi warna di film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald, selama ini kita hanya mengenalnya dari kartu hadiah di Cokelat Kodok. Kupikir nantinya Nicholas Flamel akan menjadi salah satu tokoh kunci di seri Fantastic Beast. Kenapa kok sotoy? Karena aku melihat ada sisa batu bertuah di brankasnya saat (ia) mencari album foto 😅. Jangan-jangan nih ... masih nyambung dengan Marvel universe 😏

Kalau pernah nonton Voldermort Origins of The Heir pasti ikrib nih dengan nama McLaggen. Yap. Grisha McLaggen adalah teman seper-circle-annya Voldemort dan masih merupakan keturunan dari Godric Griffindor si pendiri asrama Griffindor di Hogwarts. Di scene Dumbledore sedang mengajar pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, murid lelaki yang menjadi lawannya bermarga McLaggen. Apakah ini suatu kebetulan? Mungkin ... 😶

CGInya syudah jelas keren paraahhh ... namun untuk beberapa scene aku kurang begitu bisa menikmati karena pergerakannya terlalu cepat. Terutama untuk scene kaburnya Grindelwald di kereta kuda, pusing lihatnya ... meski sebenarnya keren sih. Scene terfavoritku adalah scene Hogwarts ... kembali ke masa lalu memang menyenangkan yha~ Cuma jangan kelamaan juga ntarnya malah ngarep haha 😂

Kali ini nggak ada scene terbaper yang ada adalah scene ter-brebes mili. Sesaat setelah Lestrange musoleum battle ada kekosongan yang menghampiri, selain mengajarkan tentang cinta (yang mana nggak pernah dimiliki si Voldy) semesta J. K. Rowling ini akrab dengan yang namanya kehilangan. Yap. Kamu bisa kehilangan seseorang yang dicintai hanya dengan sekali ucapan mantra ... bahkan sebelum kamu sempat berkedip. Beginilah kalau J. K. Rowling dan David Yates mengambil alih ~

🎶 One taught me love ... 🎶 One taught me patient ... 🎶 One taught me pain ...

Eddie Redmayne dikenal berkat perannya sebagai Stephen Hawking di Theory of Everything, aku sendiri malah lebih suka perannya sebagai Lili Elbe di The Danish Girl, terasa lebih menjiwai. Kupikir Eddie Redmayne memang aktor yang tepat untuk memerankan Newt Scamander yang awkward namun passionate terhadap pilihan hidupnya. Cocok aja ... terutama untuk scene-scene yang melibatkan hewan-hewan sihir.

Nggak ngerti juga kenapa ya setiap kali mukanya Grindelwald kok malah kepikiran mukanya si Sule yah haha  Well, garis-garis tegas (bukan halus lagi) di mukanya mengingatkanku akan Sule, jadi rada gagal fokeus juga nontonnya karena bawaannya ingin ngetawain mulu wkwk Johnny Depp dikenal berkat karakter yang ikonik seperti Captain Jack Sparrow atau Sweeney Todd yang berimbas pada padamnya pesona karakter lainnya yang kurang ‘kuat’ seperti Tonto di Lone Ranger. Harus diakui, Grindelwald memang bukan penampilan terbaiknya Johnny Depp namun juga sayang untuk dilewatkan.

Oh iya, seperti biasa aku nonton Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald ini di Ubertos dengan Icunk dan Lisna, mb Deya dan mb Medus lagi asyik nonton badminton💘. BTW. Kalau rewatch film Fantastic Beast and Where To Find Them tolong diperhatikan lagi scene peradilan pertamanya Newt Scamander dan Jacob Kowalsky, karena ... ada salah satu karakter Crazy Rich Asians yang nyasar disana haha 😚

Terimakasih sudah membaca, alhamdulillah skill kepoku sudah naik level macem David Kim jadi semua materi yang ada di post ini bisa dipertanggungjawabkan 😂😂😂

Peace, Love and Gawl!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Have you ever watched The Marvelous Mrs. Maisel? If you never watch yet, please watch J But if you ever watch, well... I bet you’ll know why I do love her :p

The Marvelous Mrs. Maisel is a fancy tv series from Amazon about Midge Maisel (portrayed by Rachel Brosnahan), a Jewish woman who trying to become a (female) stand-up comedian after breaking up with her husband Joel. Life wasn’t easy for her since she left her education for marriage, she was working as a beauty advisor in the store during the day and performing in Gaslight at night. Despite her bitter life, she always finds a funny and hilarious way to express her feelings through her performances, not an easy way by the way... but she nailed it! 💖

That’s the half reason why I do love her 

The other half reason why I do love her is... her outfit.

OMG! OMG! OMG! Thanks to Donna Zakowska as costume designer to bring a super-good-looking view into my eyes.

I do love her outfit as I did love Blair Waldorf's outfit in Gossip Girls. Yes! I always fallin’ into the neat cutting and explicit line dress, besides that I also fallin’ into the outfit tone color, bold and sweet with a touch of classy. Sometimes I feel that she is my avatar in It Girl haha even the font is familiar right?

Pardon my amateur face and body template Pinterest artwork based, I am still on the way to finding my own sketch style. Yap. I made these only by Corel Draw and edited by Photoscape, I wish I have an IPad or Cintiq to make it (my sketch) better. FYI. I gave the Wacom to my sister because she need it more than me, so... I just can say to myself: practice makes perfect!

XOXO
Good night... and thank you...






* You also can take a peek on my Behance or Instagram,
**The picture credits is belong to me. I let you to repost or share (absolutely non commercial) but please don’t forget to mention me.
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments

Menyoal zero waste yang beberapa bulan belakangan ini mulai populer, eym... kupikir gatal juga ya ingin ikutan nimbrung  haha...

Selama ini yang kuketahui tentang zero waste hanya bersumber pada artikel-artikel di internet (yang tentunya berasal dari sumber yang kredibel dan valid) serta dokumenter-dokumenternya Discovery Channel dan National Geographic. Kupikir zero waste ini adalah bahasan yang menarik untuk disimak, karena sebelumnya aku tidak pernah mengira bahwa impact (dari zero waste)  sangat besar pada kehidupan ini.

Selain dari berita-berita di internet, yang cukup konsisten dengan tema semacam zero waste adalah Discovery Channel dan National geographic. Agak  miris memang, disaat orang-orang di pinggiran Brazil sedang dalam masa peralihan dari kompor berbahan gas ke kompor berbahan limbah dan memikirkan sumber energi terbarukan (sustainable energy) yang bisa didapatkan secara cuma-cuma dari alam kita masih bergumul dengan masalah sosial, tapi begitulah... negara berkembang 😶.

Setelah membaca sana sini, kemudian aku teringat masa-masa ngobrol ngalor-ngidul dengan dosen di siang bolong.

Satu-satunya aspek yang sering terlupakan atau (memang) jarang digunakan dalam perencanaan desain adalah konsep pelenyapan alias how to destroy. Apakah produk tersebut bisa lenyap dengan sendirinya? Apakah produk tersebut bisa didaur ulang? Apakah produk tersebut bisa didaur ulang hanya pada bagian-bagian tertentu? Apakah produk tersebut tidak bisa didaur ulang sama sekali? Semacam begitulah... Yang jelas, mahasiswa desain produk kalau ditanya beginian pas presentasi pasti kelabakan 😓.

Selain dituntut untuk mencipta desainer juga memiliki tanggungjawab untuk melenyapkan. From nothing to something then to nothing (again). Kenyatannya, kebanyakan produk diciptakan hanya untuk digunakan namun tidak untuk dilenyapkan. Disini aku tidak menyalahkan produsen atau desainer, namun setidaknya perlu ada upaya pertanggungjawaban dari kita semua baik sebagai produsen atau sebagai pengguna. Beberapa produsen sudah menerapkan zero waste.

Zero waste bukanlah istilah yang baru ditemukan kemarin sore ya, sudah lama ada namun movement-nya baru hype belakangan ini. Thanks to social media yang menyajikan dengan yang lebih fun.

Beberapa sudah lebih dulu (mencoba) menerapkan zero waste dalam keseharian, aku menemukannya pada @atiit yang pernah menjadi kontributor di LivingLoving, meski kontennya nggak banyak seru aja baca blognya. Kemudian aku menemukan The Journal of Me yang juga merangkap sebagai  kontributornya www.sustaination.id yang aktif mengajak ber-zero waste via @sustaination Kemudian ada Maurilla Imron kontributornya zerowaste.id yang juga aktif mengajak ber-zero waste ria via @zerowasteid. Bisa dicek juga IGnya @rarasekar.

Gelombang zero waste turut berpengaruh pada lifestyle, grow your (own) food adalah ide yang menarik yakni bagaimana kita menanam sendiri makanan yang akan kita makan, lebih terjamin dan hemat tentunya. Untuk yang senang bercocok tanam, bisa menumbuhkan Wortel atau Sawi di grow bed pastilah menyenangkan, eh bisa dicoba juga nih membuat microenzym. Tahukah kamu? Yang pertama kali terpikirkan saat membaca tentang grow your (own) food adalah... film Cast Away To The Moon wkwkwk 😂😂😂

Yang perlu diingat; selain butuh usaha zero waste juga butuh biaya 😉.

Cobalah intip beberapa akun yang menjual zero waste kit, printilan-printilan semacam sedotan stainless, pouch belanjaan atau toples-kecil-kurang-penting-tapi-instagenic, semuanya disajikan dengan cara yang menarik. Ternyata, selain digiring untuk ber-zero waste kita juga digiring untuk berbelanja haha Padahal kupikir, zero waste akan lebih tepat kalau zero cost juga. Well ... yha~ 😏nggak salah juga sih namanya juga usaha *heu 😟 Nah, disini balik lagi ke diri masing-masing kalau nggak (terlalu) perlu lebih baik memanfaatkan yang sudah ada. Jangan malah jadi; zero waste yang nggak zero cost. Kan asyeemm ... 😳

Saat mengobrol dengan mama tentang zero waste ini, mamaku bilang “semuanya nanti kembali lagi ke zaman dulu”. Eh, iya ya ... dulu, hampir setiap rumah memiliki apotik hidup atau tanaman rempah-rempah, pohon buah-buahan, guruku bahkan ada yang menanam jagung di halaman rumahnya. Pasti ingat dong, kalau mau beli bubur atau soto kita pasti bawa mangkok atau rantang sendiri, begitu pun kalau ke pasar pasti bawa keranjang sendiri. Atas nama kepraktisan dan kehigienisan kantong plastik hadir merubah lifestyle.

Revolusi industri memang mengubah banyak hal, termasuk manusianya sendiri.

Aku lebih berpikir kalau zero waste bukan sekedar life style namun juga survival skill yang harus dikuasai. Kalau pernah menonton dokumenter Natgeo ada orang-orang di Amerika sana yang bersiap menghadapi masa depan. Mereka percaya bahwa di masa depan Amerika akan jatuh dan chaos yang berakibat pada langkanya sumber daya dan produk industri, mereka membeli emas dan perak karena percaya bahwa di masa depan dollar tak kan berarti, menimbun makanan dan logistik seperti pakaian, peralatan dan survival kit di dalam kontainer yang dirubah menjadi bunker. Serius deh ini... berasa menonton persiapan menuju The Walking Dead 💀.

Sebagian lagi belajar bercocok tanam guna menumbuhkan sendiri makanan dan belajar mengolahnya agar awet. Mereka percaya bahwa di masa depan bercocok tanam adalah skill yang wajib dimiliki. Begitu pun dengan keterampilan semacam berburu, berenang dan pertukangan, sudah sepaket ya dengan keterampilan memperbaiki atau memanfaatkan barang-barang (DIY). Hal-hal semacam : kehidupan baru setelah perang nuklir, law of the jungle atau doomsday adalah hal yang mereka yakini akan terjadi. Yha~ kita nggak pernah tahu kan apa yang akan terjadi di masa depan...

Balik lagi ke bahasan zero waste.

Meski ada yang menganggap bahwa zero waste hanyalah tren musiman seperti halnya tren shabby chic di kalangan mamak-mamak masa kini, tak sedikit pula yang menganggap zero waste adalah gaya hidup positif yang layak dipertahankan. Aku sih setuju, karena impact dari zero waste bukan hanya tentang soal bagaimana kita mereduce dan merecycle sampah tapi juga soal bagaimana kita membangun mindset tentang partisipasi (kita) untuk sustainable life circle.
Untuk merealisasikan konsep zero waste memang bukan perkara yang mudah ya, terlebih lagi kita tinggal dan hidup di lingkungan berkategori negara berkembang, yang berarti (masih) memproduksi sampah secara aktif dengan tingkat daur ulang yang (masih) rendah. Maka dari itu dibutuhkan komitmen serta konsistensi, dan jangan jauh-jauh dulu lah ya... mulailah dari diri sendiri. Kalau belum sanggup untuk zero waste mungkin bisa dicoba dulu less wast­enya, kupikir less waste lebih bisa diterapkan dalam keseharian ketimbang zero waste.
Mungkin sebenarnya tanpa disadari kita sudah menerapkan konsep less waste menuju zero waste dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal kecil yang dianggap remeh temeh namun ternyata berpengaruh besar, small action big impact. Untuk saat ini aku baru mampu menerapkan sebagian kecil dari konsep less waste menuju zero waste dalam kehidupan sehari-hari, well... tak ada salahnya mencoba bukan?
Semoga bisa berlanjut yha~

Lestari’s less waste to zero waste progress (update recently)

Membuang sampah pada tempatnya
Dan menyimpannya di dalam tas atau saku sebelum menemukan tempat sampah.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: SD karena kebersihan sebagian dari iman.

Quality over quantity
Untuk beberapa produk jangka panjang seperti furniture, peralatan makan dan pakaian (jaket, sepatu dan tas) diusahakan untuk mendahulukan kualitas ketimbang kuantitas. Memang ya ada rupa ada harga, namun aku nggak menganggap ini sebagai pemborosan karena sesungguhnya boros adalah over budget, aku menganggapnya sebagai investment dan nggak khawatir dengan tren karena tren terus berputar.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: masuk boarding school karena keterbatasan space penyimpanan.

Kimia ke organik
Mengurangi penggunaan bahan kimia dalam produk yang digunakan sehari-hari, seperti body care, skin care dan healthy care. Begitu pula dengan makanan dan minuman, karena salah sedikit bisa langsung bereaksi. 
(sudah berusaha) dilakukan sejak: masuk di ma'had, karena ada alergi dan memiliki kulit sensitif. Didukung pula oleh mama yang alhadulillah sedang OTW kembali ke jalan yang benar.

Memilah sampah
Organik dan anorganik saja tidak cukup, sampah pun mesti dipilah berdasarkan jenis materialnya seperti sampah plastik, sampah kertas, sampah (barang) pecah belah dan sampah karet.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: kuliah, karena aku memproduksi banyak sekali sampah lintas material untuk tugas dan volume sampah (tersebut) meningkat berkala terutama saat menjelang UTS/UAS.

Selektif ber-DIY
Aku suka ber-DIY, dan salah satu resiko ber-DIY yang paling sulit diabaikan adalah banyaknya sampah hasil eksperimen dan kenyataan bahwa sebagian besar produk DIY bersifat tentatif alias tidak dibuat untuk jangka panjang. Sebagian hasil DIY disimpan untuk dokumentasi proses kreatif sedang sebagian lagi dioptimalkan, yakni terus diproses dan dikembangkan demi meminimalisir sisa sampah.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: aktif ber-DIY (kuliah), setelah menyadari setiap material memiliki nilai.

Recycle pakaian
Anak perempuan mana yang belum pernah menge-tag barang-barang mamanya hehe Selain tas aku sering mengincar pakaian mama, merubah ukurannya dan memodifikasinya menggunakan payet. Terlebih lagi mama sering membeli pakaian namun hanya dipakai sesekali, rezeki anak sholehah banget lah ini... Selain sukses berhemat, ada kepuasan tersendiri saat mampu menyelamatkan barang-barang tersebut.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: kuliah, karena sedang excited dengan design thingy dan malas mencari pakaian baru.

Membawa tumblr dan peralatan makan sendiri atau kantong belanja
Meski kadang suka diceng-cengin ‘mau kemping’ kupikir tak ada salahnya untuk berpartisipasi mengurangi penggunaan wadah sekali pakai, semuanya sudah ada di tas ya.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: kesal punya banyak kantong plastik.

Menggunakan lap ketimbang tissue
Untuk saat ini baru pemakaian domestik saja, biar nggak banyak sampah.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: kesal melihat sampah tissue basah.

Decluttering barang-barang
Ini sih yang paling sulit karena salah satu budaya orang Indo selain sifat konsumtif adalah sifat gemar memiliki, selain itu kita sering menganggap barang adalah aset yang bisa diwariskan terutama jika barang tersebut memiliki nilai historis. Setelah dikurasi, sebagian barang ada yang diberikan kepada siapa saja yang menginginkan dan sebagian lagi dibuang. Serta berusaha untuk tidak #impulshop (impulsive shopping).
(sudah berusaha) dilakukan sejak: frustasi memindahkan barang-barang saat renovasi rumah.

Decluttering (isi) laptop
Dan memindahkan koleksi gambar-gambar, film-film dan lagu-lagu ke situs dan aplikasi sejenis Pinterest, Netflix dan Spotify. Sayangnya belum tertarik dengan Kindle karena masih suka buku fisik.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: hardisk external rusak dan laptop yang ngadat karena terlalu banyak menyimpan data.

Decluttering media sosial
Selain barang-barang yang bersifat fisik aku menganggap media sosial adalah satu hal yang mesti di-declutter, karena you are what you follow. Kalau sekiranya nirfaedah dan lebih sering ngiklan lebih baik unfollow saja haha
(sudah berusaha) dilakukan sejak: jengah melihat timeline-ku isinya iklan dan foto yang tidak berkaitan dengan caption.

Gimana dengan kamu?
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates