Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Rating @watchmen.id untuk Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald: muggle mana ngerti / 10.

Disclaimer: Sebelum membaca post ini kuharap kau sudah menonton filmnya, tak masalah kalau pernah menonton film Harry Potternya saja sebab dunia sihir memang sesempit gang-gang di Diagon Alley. Aku tidak perlu berada dalam mantra imperius untuk mengatakan bahwa semesta J. K. Rowling telah memukauku sejak pertama kali kubaca halaman pertama. Cukup nyamankan dirimu seperti Harry Potter dan Ron Weasley yang sedang menanti salju pertama turun di ruang rekreasi, karena post ini akan “sedikit’ panjang dan menggebu-gebu.


⏳

Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald adalah sekuel dari film Fantastic Beast and Where To Find Them yang rilis pada tahun 2016 silam. Seri Fantastic Beast sendiri adalah spin off dari seri Harry Potter dan merupakan pengembangan dari buku pelajaran di Hogwarts karya J. K. Rowling. Tadinya kupikir Fantastic Beast and Where To Find Them hanyalah proyek kangen-kangenan antara J. K. Rowling dan fans Harry Potter,  cukup sampai disitu (tanpa perlu ada sekuel) serta berlanjut ke Quidditch dari Masa Ke Masa.

Tapi kayaknya kita nggak mesti menunggu sampai 2 tahun lagi untuk bisa menonton sekuel dari Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald, karena rumornya J. K. Rowling sudah mempersiapkan sekuelnya bahkan sebelum film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald dirilis (sungguh produktif sekali yaini 😉). Sebelum menonton film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald aku sempat mengecek akun Letterboxd dan menemukan ada The Fantastic Beast 3 (judul lanjutannya belum dikonfirmasi) di list most anticipated (movie) tahun 2019.

Dear J. K. Rowling apakah dirimu nggak ada keinginan untuk menjadikan Harry Potter universe sebagai serial TV macem Games of Thrones atau Strangers Things. Maksudnya biar sama-sama puas gitu loh ... 😅
* maaf hanya sekedar mengingatkan ~

Di akhir film Fantastic Beast and Where To Find Them yang sebenarnya nggak perlu dibuat sekuel aku hanya penasaran dengan kelanjutan hubungan Newt Scamander (Eddie Redmayne) dan Porpentina ‘Tina’ Goldstein (Katherine Waterston) serta Jacob Kowalsky (Dan Fogler) dan Queenie Goldstein (Alison Qudol). Urusan Gellert Grindelwald (Johnny Depp) dan Credence Barebone (Ezra Miller) mah urusannya Kementrian Sihir 😏

Kupikir Credence hancur berkeping-keping saat obscurusnya meledak,  entah bagaimana ia berakhir di sirkus Paris dan bertemu dengan Nagini (Claudia Kim). Kementrian Sihir berusaha merekrut Newt Scamander agar menjadi auror melalui adiknya Thessus Scamander (Callum Turner), cinta segitiga antara Scamander bersaudara dan Leta Lestrange (Zoe Kravitz) turut membumbui Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald ini, nggak ketinggalan sub-love-story-nya Jacob dan Queenie.

Karena judul filmnya adalah Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald maka nggak banyak hewan-hewan sihir yang ditampilkan. Ada Zuowo si barongsai berekor cantik, ada Niffler yang (masih) demen buricak burinong thingy dan ada si favoritos bowtruckle yang mirip kangkung 💖. Kalau di film Fantastic Beast and Where To Find Them kita akan diajak untuk memasuki dunia ajaib di dalam koper, maka di film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald ini kita akan diajak memasuki basement rumahnya yang nggak kalah ajaib 😍😍😍.

Kita juga akan diajak untuk menelusuri jejak kelam keluarga Lestrange yang berakar di Paris, disini aku agak #gagalfaham ya ... Kupikir Leta akan lebih cocok bersekolah di Beauxbatons ketimbang Hogwarts, apakah pada saat itu belum ada regulasi yang membagi zonasi sekolah sesuai domisili keluarga? 😵 Sebagai keturunan darah murni keluarga Lestrange dinilai berpengaruh terbukti dari mausoleum yang digunakan Grindelwald untuk mengumpulkan massa.

Kejahatannya Grindelwald sendiri belum maksimal yha~ Kupikir akan ada duel berdarah-darah antara Dumbledore X Grindelwald, nyatanya Cuma pengenalan tokoh Grindelwald. Nggak asyik nih ... kurang lama, makanya jadikan serial dongs tante haha 😂 Kupikir film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald lebih pada memperkenalkan tokoh-tokoh yang akan terlibat di sekuel selanjutnya.

Dengan timeline yang lebih awal ketimbang Harry Potter, tentunya ada banyak tokoh baru (padahal lawas) yang disisipkan J. K. Rowling, salah satunya adalah Abernathy yang bertugas mengawal pemindahan Grindelwald, di masa depan ia menjadi Menteri Sihir.

J. K. Rowling pernah bilang kalau ia bermasalah dengan angka (perhitungan), mungkin itu sebabnya ia ceroboh menyisipkan Professor McGonnagal di film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald ini. Kupikir selama nggak ngeh mah ya okay-okay aja sih, aku malah concern dengan kostumnya Professor McGonnagal yang ke-Dolores Umbridge – Umbridge-an. ZBL aja lihatnya ... 😫😫😫

Begitu pun dengan pencarian Credence akan orang tuanya, masih kurang diulik nih ... 😐 Mungkin di film selanjutnya akan dibahas haha Jadi Credence tuh sebenarnya anak siapa? Jangan bilang kalau doi masih merupakan keturunan penyihir berpengaruh yang disembunyikan demi keselamatan. Kupikir kalau Delphini aja bisa “disingkirkan” mestinya nasib Credence nggak jauh beda. FYI. Delphini adalah anak dari Voldemort X Bellatrix Lestrange. Nggak usah tanya “kok bisa sih?” karena aku pun masih mempertanyakan “naha si eta bet ka dinya?” 😥.

Di salah satu scene Leta Lestrange bilang kepada Newt Scamander: “you never met  monster you couldn't love”. Well ... termasuk Grindelwald juga nggak sih ini? Karena di pelajaran Sejarah Sihir (asique ... mbnya murid Hogwarts) Grindelwald disebut-sebut sebagai penyihir paling kejam sebelum eranya You-Know-Who alias Voldemort. Yang berarti, doi monster juga kan? Haha 😂

Di buku Harry Potter and The Soccerer’s Stone Dumbledore pernah bilang kepada Harry bahwa ia melihat dirinya dan sepasang kaos kaki baru di Cermin Tarsah (Erised Mirror), kupikir agak janggal juga ya kalau Dumbledore hanya menginginkan kaos kaki baru aja hehe Di film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald aku menemukan jawabannya dan jadi keingetan quotenya Severus Snape yang: “after all this time?” ... “always” 😭.

Kupikir statement Dumbledore tentang Grindelwald yakni “he’s more than my brother” belum cukup untuk membuktikan bahwa mereka adalah gay. Kalau pernah menonton fan fiction Dumbledore X Grindelwald pasti merasa “please dwehh ...” karena Grindelwald adalah penyebab Arianna Dumbledore meninggal. Ehtapi ... Mungkin karena hal itu juga ya Dumbledore bilang “regret is my bestfriend” kepada Leta yang terbaper-baper melihat inisial namanya di balik meja.

FYI. Penulis script film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald ini adalah  J. K. Rowling sendiri, sedang di film sebelumnya adalah Steve Kloves kupikir J. K. Rowling kurang cocok ya menulis script film karena jatuhnya jadi semi novel, mungkin ini alasannya kenapa banyak penonton yang merasa bosan dan mengantuk saat menonton. Please ... kembalikan lagi kegembiraan Newt Scamander & the gank, kuingin sisi lain dunia sihir yang menyenangkan dan berwarna-warni 🙇🙇🙇.

Pemilihan Johnny Depp sebagai Grindelwald juga termasuk kontroversial karena sebelumnya Johnny Depp tersangkut kasus sexual harrasment atas mantan istrinya Amber Heard. Nah,  ada salah seorang netizen yang memention akun J. K. Rowling dan menyatakan ketidaksetujannya, intinya sih begini “udah tau Johnny Depp tersangkut kasus kenapa masih dipake juga sih?” yang berakhir dengan diblocknya akun tersebut oleh J. K. Rowling.

Saat trailernya Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald dirilis terjadi kehebohan yang cukup membutku pening yakni perihal Nagini. Nagini adalah maledictus sekaligus salah satu dari tujuh horcrux-nya Voldemort. Maledictus adalah manusia yang memiliki kutukan lahir berupa sifat hewani (dalam kasus Nagini ular) yang diwariskan di dalam gen, nggak seperti werewolf yang berubah hanya pada saat-saat tertentu, sifat hewani maledictus akan bertambah seiring usia jadi pasti ujung-ujungnya berubah menjadi monster.

Selama ini kupikir Nagini adalah cowok taunya cewek dongs ... J. K. Rowling ini yha~ banyak banget twistnya. Di film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald memang disebutkan bahwa Nagini berasal dari Indonesia, bahkan J. K. Rowling pun mengakui: Nagini berasal dari kata Bahasa Indonesia yakni Naga Gini (atau Naga Geni di Wiro Sableng mah 😁) yang berarti Naga. Meski berasal dari Indonesia bagiku Nagini kurang melayu, mesti dipertimbangkan lagi ya pemilihan castnya ...

Kemudian muncul kehebohan baru tentang Luna Lovegood yang sebenarnya adalah maledictus yang diwariskan dari ibunya. What? What? What? Seingatku ibunya Luna Lovegood meninggal saat mengekplorasi mantra di rumahnya, Luna Lovegood sendiri akhirnya menjadi magizoologist  dan menikah dengan Rolf Scamander (cucu Newt Scamander kelak), mereka dikarunia anak kembar yakni Loras dan Lysander. Dear netyzen ... bisa nggak sih dikurang-kurangin hoax-nya? Pening nih eike ... 😵 

Terlepas dari berbagai kekurangan dan sub-plot yang bercabang kemana-mana, film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald ini berhasil membuat kita bernostalgia. Scene Hogwarts diiringi scoring yang memorable adalah kejutan manis yang menyenangkan, saking senangnya sampai terharu haha 😍 Kupikir kita semua menjadi agak sentimentil saat melihat jembatannya, aulanya, kelasnya, gerombolan muridnya, ruang makannya sampai pohon Dedalu Perkasa-nya.

Kehadiran Nicholas Flamel turut memberi warna di film Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald, selama ini kita hanya mengenalnya dari kartu hadiah di Cokelat Kodok. Kupikir nantinya Nicholas Flamel akan menjadi salah satu tokoh kunci di seri Fantastic Beast. Kenapa kok sotoy? Karena aku melihat ada sisa batu bertuah di brankasnya saat (ia) mencari album foto 😅. Jangan-jangan nih ... masih nyambung dengan Marvel universe 😏

Kalau pernah nonton Voldermort Origins of The Heir pasti ikrib nih dengan nama McLaggen. Yap. Grisha McLaggen adalah teman seper-circle-annya Voldemort dan masih merupakan keturunan dari Godric Griffindor si pendiri asrama Griffindor di Hogwarts. Di scene Dumbledore sedang mengajar pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, murid lelaki yang menjadi lawannya bermarga McLaggen. Apakah ini suatu kebetulan? Mungkin ... 😶

CGInya syudah jelas keren paraahhh ... namun untuk beberapa scene aku kurang begitu bisa menikmati karena pergerakannya terlalu cepat. Terutama untuk scene kaburnya Grindelwald di kereta kuda, pusing lihatnya ... meski sebenarnya keren sih. Scene terfavoritku adalah scene Hogwarts ... kembali ke masa lalu memang menyenangkan yha~ Cuma jangan kelamaan juga ntarnya malah ngarep haha 😂

Kali ini nggak ada scene terbaper yang ada adalah scene ter-brebes mili. Sesaat setelah Lestrange musoleum battle ada kekosongan yang menghampiri, selain mengajarkan tentang cinta (yang mana nggak pernah dimiliki si Voldy) semesta J. K. Rowling ini akrab dengan yang namanya kehilangan. Yap. Kamu bisa kehilangan seseorang yang dicintai hanya dengan sekali ucapan mantra ... bahkan sebelum kamu sempat berkedip. Beginilah kalau J. K. Rowling dan David Yates mengambil alih ~

🎶 One taught me love ... 🎶 One taught me patient ... 🎶 One taught me pain ...

Eddie Redmayne dikenal berkat perannya sebagai Stephen Hawking di Theory of Everything, aku sendiri malah lebih suka perannya sebagai Lili Elbe di The Danish Girl, terasa lebih menjiwai. Kupikir Eddie Redmayne memang aktor yang tepat untuk memerankan Newt Scamander yang awkward namun passionate terhadap pilihan hidupnya. Cocok aja ... terutama untuk scene-scene yang melibatkan hewan-hewan sihir.

Nggak ngerti juga kenapa ya setiap kali mukanya Grindelwald kok malah kepikiran mukanya si Sule yah haha  Well, garis-garis tegas (bukan halus lagi) di mukanya mengingatkanku akan Sule, jadi rada gagal fokeus juga nontonnya karena bawaannya ingin ngetawain mulu wkwk Johnny Depp dikenal berkat karakter yang ikonik seperti Captain Jack Sparrow atau Sweeney Todd yang berimbas pada padamnya pesona karakter lainnya yang kurang ‘kuat’ seperti Tonto di Lone Ranger. Harus diakui, Grindelwald memang bukan penampilan terbaiknya Johnny Depp namun juga sayang untuk dilewatkan.

Oh iya, seperti biasa aku nonton Fantastic Beast and The Crimes of Grindelwald ini di Ubertos dengan Icunk dan Lisna, mb Deya dan mb Medus lagi asyik nonton badminton💘. BTW. Kalau rewatch film Fantastic Beast and Where To Find Them tolong diperhatikan lagi scene peradilan pertamanya Newt Scamander dan Jacob Kowalsky, karena ... ada salah satu karakter Crazy Rich Asians yang nyasar disana haha 😚

Terimakasih sudah membaca, alhamdulillah skill kepoku sudah naik level macem David Kim jadi semua materi yang ada di post ini bisa dipertanggungjawabkan 😂😂😂

Peace, Love and Gawl!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Have you ever watched The Marvelous Mrs. Maisel? If you never watch yet, please watch J But if you ever watch, well... I bet you’ll know why I do love her :p

The Marvelous Mrs. Maisel is a fancy tv series from Amazon about Midge Maisel (portrayed by Rachel Brosnahan), a Jewish woman who trying to become a (female) stand-up comedian after breaking up with her husband Joel. Life wasn’t easy for her since she left her education for marriage, she was working as a beauty advisor in the store during the day and performing in Gaslight at night. Despite her bitter life, she always finds a funny and hilarious way to express her feelings through her performances, not an easy way by the way... but she nailed it! 💖

That’s the half reason why I do love her 

The other half reason why I do love her is... her outfit.

OMG! OMG! OMG! Thanks to Donna Zakowska as costume designer to bring a super-good-looking view into my eyes.

I do love her outfit as I did love Blair Waldorf's outfit in Gossip Girls. Yes! I always fallin’ into the neat cutting and explicit line dress, besides that I also fallin’ into the outfit tone color, bold and sweet with a touch of classy. Sometimes I feel that she is my avatar in It Girl haha even the font is familiar right?

Pardon my amateur face and body template Pinterest artwork based, I am still on the way to finding my own sketch style. Yap. I made these only by Corel Draw and edited by Photoscape, I wish I have an IPad or Cintiq to make it (my sketch) better. FYI. I gave the Wacom to my sister because she need it more than me, so... I just can say to myself: practice makes perfect!

XOXO
Good night... and thank you...






* You also can take a peek on my Behance or Instagram,
**The picture credits is belong to me. I let you to repost or share (absolutely non commercial) but please don’t forget to mention me.
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments

Menyoal zero waste yang beberapa bulan belakangan ini mulai populer, eym... kupikir gatal juga ya ingin ikutan nimbrung  haha...

Selama ini yang kuketahui tentang zero waste hanya bersumber pada artikel-artikel di internet (yang tentunya berasal dari sumber yang kredibel dan valid) serta dokumenter-dokumenternya Discovery Channel dan National Geographic. Kupikir zero waste ini adalah bahasan yang menarik untuk disimak, karena sebelumnya aku tidak pernah mengira bahwa impact (dari zero waste)  sangat besar pada kehidupan ini.

Selain dari berita-berita di internet, yang cukup konsisten dengan tema semacam zero waste adalah Discovery Channel dan National geographic. Agak  miris memang, disaat orang-orang di pinggiran Brazil sedang dalam masa peralihan dari kompor berbahan gas ke kompor berbahan limbah dan memikirkan sumber energi terbarukan (sustainable energy) yang bisa didapatkan secara cuma-cuma dari alam kita masih bergumul dengan masalah sosial, tapi begitulah... negara berkembang 😶.

Setelah membaca sana sini, kemudian aku teringat masa-masa ngobrol ngalor-ngidul dengan dosen di siang bolong.

Satu-satunya aspek yang sering terlupakan atau (memang) jarang digunakan dalam perencanaan desain adalah konsep pelenyapan alias how to destroy. Apakah produk tersebut bisa lenyap dengan sendirinya? Apakah produk tersebut bisa didaur ulang? Apakah produk tersebut bisa didaur ulang hanya pada bagian-bagian tertentu? Apakah produk tersebut tidak bisa didaur ulang sama sekali? Semacam begitulah... Yang jelas, mahasiswa desain produk kalau ditanya beginian pas presentasi pasti kelabakan 😓.

Selain dituntut untuk mencipta desainer juga memiliki tanggungjawab untuk melenyapkan. From nothing to something then to nothing (again). Kenyatannya, kebanyakan produk diciptakan hanya untuk digunakan namun tidak untuk dilenyapkan. Disini aku tidak menyalahkan produsen atau desainer, namun setidaknya perlu ada upaya pertanggungjawaban dari kita semua baik sebagai produsen atau sebagai pengguna. Beberapa produsen sudah menerapkan zero waste.

Zero waste bukanlah istilah yang baru ditemukan kemarin sore ya, sudah lama ada namun movement-nya baru hype belakangan ini. Thanks to social media yang menyajikan dengan yang lebih fun.

Beberapa sudah lebih dulu (mencoba) menerapkan zero waste dalam keseharian, aku menemukannya pada @atiit yang pernah menjadi kontributor di LivingLoving, meski kontennya nggak banyak seru aja baca blognya. Kemudian aku menemukan The Journal of Me yang juga merangkap sebagai  kontributornya www.sustaination.id yang aktif mengajak ber-zero waste via @sustaination Kemudian ada Maurilla Imron kontributornya zerowaste.id yang juga aktif mengajak ber-zero waste ria via @zerowasteid. Bisa dicek juga IGnya @rarasekar.

Gelombang zero waste turut berpengaruh pada lifestyle, grow your (own) food adalah ide yang menarik yakni bagaimana kita menanam sendiri makanan yang akan kita makan, lebih terjamin dan hemat tentunya. Untuk yang senang bercocok tanam, bisa menumbuhkan Wortel atau Sawi di grow bed pastilah menyenangkan, eh bisa dicoba juga nih membuat microenzym. Tahukah kamu? Yang pertama kali terpikirkan saat membaca tentang grow your (own) food adalah... film Cast Away To The Moon wkwkwk 😂😂😂

Yang perlu diingat; selain butuh usaha zero waste juga butuh biaya 😉.

Cobalah intip beberapa akun yang menjual zero waste kit, printilan-printilan semacam sedotan stainless, pouch belanjaan atau toples-kecil-kurang-penting-tapi-instagenic, semuanya disajikan dengan cara yang menarik. Ternyata, selain digiring untuk ber-zero waste kita juga digiring untuk berbelanja haha Padahal kupikir, zero waste akan lebih tepat kalau zero cost juga. Well ... yha~ 😏nggak salah juga sih namanya juga usaha *heu 😟 Nah, disini balik lagi ke diri masing-masing kalau nggak (terlalu) perlu lebih baik memanfaatkan yang sudah ada. Jangan malah jadi; zero waste yang nggak zero cost. Kan asyeemm ... 😳

Saat mengobrol dengan mama tentang zero waste ini, mamaku bilang “semuanya nanti kembali lagi ke zaman dulu”. Eh, iya ya ... dulu, hampir setiap rumah memiliki apotik hidup atau tanaman rempah-rempah, pohon buah-buahan, guruku bahkan ada yang menanam jagung di halaman rumahnya. Pasti ingat dong, kalau mau beli bubur atau soto kita pasti bawa mangkok atau rantang sendiri, begitu pun kalau ke pasar pasti bawa keranjang sendiri. Atas nama kepraktisan dan kehigienisan kantong plastik hadir merubah lifestyle.

Revolusi industri memang mengubah banyak hal, termasuk manusianya sendiri.

Aku lebih berpikir kalau zero waste bukan sekedar life style namun juga survival skill yang harus dikuasai. Kalau pernah menonton dokumenter Natgeo ada orang-orang di Amerika sana yang bersiap menghadapi masa depan. Mereka percaya bahwa di masa depan Amerika akan jatuh dan chaos yang berakibat pada langkanya sumber daya dan produk industri, mereka membeli emas dan perak karena percaya bahwa di masa depan dollar tak kan berarti, menimbun makanan dan logistik seperti pakaian, peralatan dan survival kit di dalam kontainer yang dirubah menjadi bunker. Serius deh ini... berasa menonton persiapan menuju The Walking Dead 💀.

Sebagian lagi belajar bercocok tanam guna menumbuhkan sendiri makanan dan belajar mengolahnya agar awet. Mereka percaya bahwa di masa depan bercocok tanam adalah skill yang wajib dimiliki. Begitu pun dengan keterampilan semacam berburu, berenang dan pertukangan, sudah sepaket ya dengan keterampilan memperbaiki atau memanfaatkan barang-barang (DIY). Hal-hal semacam : kehidupan baru setelah perang nuklir, law of the jungle atau doomsday adalah hal yang mereka yakini akan terjadi. Yha~ kita nggak pernah tahu kan apa yang akan terjadi di masa depan...

Balik lagi ke bahasan zero waste.

Meski ada yang menganggap bahwa zero waste hanyalah tren musiman seperti halnya tren shabby chic di kalangan mamak-mamak masa kini, tak sedikit pula yang menganggap zero waste adalah gaya hidup positif yang layak dipertahankan. Aku sih setuju, karena impact dari zero waste bukan hanya tentang soal bagaimana kita mereduce dan merecycle sampah tapi juga soal bagaimana kita membangun mindset tentang partisipasi (kita) untuk sustainable life circle.
Untuk merealisasikan konsep zero waste memang bukan perkara yang mudah ya, terlebih lagi kita tinggal dan hidup di lingkungan berkategori negara berkembang, yang berarti (masih) memproduksi sampah secara aktif dengan tingkat daur ulang yang (masih) rendah. Maka dari itu dibutuhkan komitmen serta konsistensi, dan jangan jauh-jauh dulu lah ya... mulailah dari diri sendiri. Kalau belum sanggup untuk zero waste mungkin bisa dicoba dulu less wast­enya, kupikir less waste lebih bisa diterapkan dalam keseharian ketimbang zero waste.
Mungkin sebenarnya tanpa disadari kita sudah menerapkan konsep less waste menuju zero waste dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal kecil yang dianggap remeh temeh namun ternyata berpengaruh besar, small action big impact. Untuk saat ini aku baru mampu menerapkan sebagian kecil dari konsep less waste menuju zero waste dalam kehidupan sehari-hari, well... tak ada salahnya mencoba bukan?
Semoga bisa berlanjut yha~

Lestari’s less waste to zero waste progress (update recently)

Membuang sampah pada tempatnya
Dan menyimpannya di dalam tas atau saku sebelum menemukan tempat sampah.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: SD karena kebersihan sebagian dari iman.

Quality over quantity
Untuk beberapa produk jangka panjang seperti furniture, peralatan makan dan pakaian (jaket, sepatu dan tas) diusahakan untuk mendahulukan kualitas ketimbang kuantitas. Memang ya ada rupa ada harga, namun aku nggak menganggap ini sebagai pemborosan karena sesungguhnya boros adalah over budget, aku menganggapnya sebagai investment dan nggak khawatir dengan tren karena tren terus berputar.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: masuk boarding school karena keterbatasan space penyimpanan.

Kimia ke organik
Mengurangi penggunaan bahan kimia dalam produk yang digunakan sehari-hari, seperti body care, skin care dan healthy care. Begitu pula dengan makanan dan minuman, karena salah sedikit bisa langsung bereaksi. 
(sudah berusaha) dilakukan sejak: masuk di ma'had, karena ada alergi dan memiliki kulit sensitif. Didukung pula oleh mama yang alhadulillah sedang OTW kembali ke jalan yang benar.

Memilah sampah
Organik dan anorganik saja tidak cukup, sampah pun mesti dipilah berdasarkan jenis materialnya seperti sampah plastik, sampah kertas, sampah (barang) pecah belah dan sampah karet.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: kuliah, karena aku memproduksi banyak sekali sampah lintas material untuk tugas dan volume sampah (tersebut) meningkat berkala terutama saat menjelang UTS/UAS.

Selektif ber-DIY
Aku suka ber-DIY, dan salah satu resiko ber-DIY yang paling sulit diabaikan adalah banyaknya sampah hasil eksperimen dan kenyataan bahwa sebagian besar produk DIY bersifat tentatif alias tidak dibuat untuk jangka panjang. Sebagian hasil DIY disimpan untuk dokumentasi proses kreatif sedang sebagian lagi dioptimalkan, yakni terus diproses dan dikembangkan demi meminimalisir sisa sampah.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: aktif ber-DIY (kuliah), setelah menyadari setiap material memiliki nilai.

Recycle pakaian
Anak perempuan mana yang belum pernah menge-tag barang-barang mamanya hehe Selain tas aku sering mengincar pakaian mama, merubah ukurannya dan memodifikasinya menggunakan payet. Terlebih lagi mama sering membeli pakaian namun hanya dipakai sesekali, rezeki anak sholehah banget lah ini... Selain sukses berhemat, ada kepuasan tersendiri saat mampu menyelamatkan barang-barang tersebut.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: kuliah, karena sedang excited dengan design thingy dan malas mencari pakaian baru.

Membawa tumblr dan peralatan makan sendiri atau kantong belanja
Meski kadang suka diceng-cengin ‘mau kemping’ kupikir tak ada salahnya untuk berpartisipasi mengurangi penggunaan wadah sekali pakai, semuanya sudah ada di tas ya.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: kesal punya banyak kantong plastik.

Menggunakan lap ketimbang tissue
Untuk saat ini baru pemakaian domestik saja, biar nggak banyak sampah.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: kesal melihat sampah tissue basah.

Decluttering barang-barang
Ini sih yang paling sulit karena salah satu budaya orang Indo selain sifat konsumtif adalah sifat gemar memiliki, selain itu kita sering menganggap barang adalah aset yang bisa diwariskan terutama jika barang tersebut memiliki nilai historis. Setelah dikurasi, sebagian barang ada yang diberikan kepada siapa saja yang menginginkan dan sebagian lagi dibuang. Serta berusaha untuk tidak #impulshop (impulsive shopping).
(sudah berusaha) dilakukan sejak: frustasi memindahkan barang-barang saat renovasi rumah.

Decluttering (isi) laptop
Dan memindahkan koleksi gambar-gambar, film-film dan lagu-lagu ke situs dan aplikasi sejenis Pinterest, Netflix dan Spotify. Sayangnya belum tertarik dengan Kindle karena masih suka buku fisik.
(sudah berusaha) dilakukan sejak: hardisk external rusak dan laptop yang ngadat karena terlalu banyak menyimpan data.

Decluttering media sosial
Selain barang-barang yang bersifat fisik aku menganggap media sosial adalah satu hal yang mesti di-declutter, karena you are what you follow. Kalau sekiranya nirfaedah dan lebih sering ngiklan lebih baik unfollow saja haha
(sudah berusaha) dilakukan sejak: jengah melihat timeline-ku isinya iklan dan foto yang tidak berkaitan dengan caption.

Gimana dengan kamu?
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sebagai bagian pang-searching-an & per-booking-an tentcu sudah menjadi kewajibanku untuk mencari tujuan libur akhir tahun yang menyenangkan dan ... on budget 😉. Maksimal Rp. 500.000 aja yay. Pokoknya harus mencakup tiket kereta api PP (Pergi-Pulang), tujuan wisata, makan dan transportai selama disana. Oleh-oleh mah sendiri yha~ 😊 Ehm.Dengan budget dan waktu libur (bukan cuti) yang terbatas, kita akhinya memilih Cirebon sebagai tujuan libur akhir tahun.

Sebenarnya ada beberapa pilihan transportasi dari Bandung ke Cirebon yakni menggunakan kereta api, bis atau mobil travel, kita memilih menggunakan kereta api dengan pertimbangan kemudahan akses dan agar ‘terasa’ ambience liburannya haha (PENTING!) 😆😆😆. Sedangkan untuk transportasi selama di Cirebon kita memilih menggunakan Grab (karena Gojek belum ekspansi sampai sini) makanya jangan lupa untuk top up saldo OVOnya, saldo Rp. 150.000 - Rp.200.000 cukuplah untuk main seharian di Cirebon.

Oh iya kereta api dari Bandung ke Cirebon hanya ada 2 pilihan jam keberangkatan, yakni 06.15 – 10-30 WIB menggunakan Ciremai Express dan 21.25 - 01.37 WIB menggunakan Harina Begitu pun dengan kereta api dari Cirebon ke Bandung, hanya ada 2 pilihan jam keberangkatan yakni 21.00 – 01.11 WIB menggunakan kereta api Ciremai dan 00.16 – 04.11 WIB menggunakan kereta api Harina.

FYI. transportasi berbasis online nggak diperkenankan memasuki stasiun kereta api ya jadi kalau mau order kalau bisa diluar stasiun, biar agak jauh yang penting aman karena bapaknya sentimen lihat orang-orang yang ngecek smartphonenya. Malesin memang  ... 😳


Nggak usah ditanya ya gimana panasnya Cirebon, sunscreen aja berasa meleleh ... curiga yang pake make up luntur semua wkwkwk 😎 Ngaheab, lebih panas ketimbang Subang. Maklum, Cirebon ini terletak di Pulau Jawa bagian utara dan stasiun kereta apinya sendiri terletak ± 5 km dari bibir pantai, gimana nggak panas kan ya ... ditambah lagi kalau malam angin lautnya kencang pemirsa, saking kencangnya saat sholat di musholla stasiun Cirebon mukaku berkali-kali ketutupan mukena 😐, BTW hati-hati masup angin haha 😊

Sebagai salah satu tempat perlabuhan yang ramai disinggahi sejak era kolonial, Cirebon menawarkan banyak tujuan wisata yang menarik. Beberapa diantaranya sangat kental dengan akulturasi budaya yang melebur, yakni budaya Sunda, Jawa, Arab, China dan Belanda. Selain kulinernya yang khas, Cirebon juga memiliki cagar budaya yang sayang untuk dilewatkan.

Jadi, kemana aja nih kita selama di Cirebon? 😉

TAMAN SARI GUA SUNYARAGI

Kesan pertamaku melihat Gua Sunyaragi ini entah kenapa malah keingetan skull island-nya Kong, mungkin karena sama-sama terlihat rumeuk kali yha~ 😑 Kompleks Gua Sunyaragi ini terletak di daerah Kesambil dengan luas ± 15 H yang terdiri dari pesanggrahan, gua dan halaman (ruang terbuka). Kalau lihat di Google bagian pesanggrahannya dikelilingi oleh taman dan kolam yang ngademin, kenyatannya mah kering dan gersang ya sebab Cirebon belum hujan sejak ± 6 bulan lamanya (Oktober).

Keunikan Gua Sunyaragi terletak pada material pembangunnya yakni batu karang dan semen, kalau searching tentang Cirebon dan kebetulan nyasar di kanal Youtube yang ada mb Anita Cikey-nya, eym ... jangan parno dulu yhaha~ 😁 Memang menurut kepercayaan yang tumbuh di masyarakat, batu karang Gua Sunyaragi ini berasal dari pantai selatan  (FYI. pantai utara nggak memiliki batu karang), konon batu karang tersebut dipindahkan dan dibangun atas bantuan lelembut 👻. Padahal, Gua Sunyaragi ini dibangun sebab Pangeran Kararangen yang merupakan cicitnya Sunan Gunung Jati memimpikan bangunan serupa Gua Sunyaragi, ia kemudian bertemu pedagang China yang menjual batu karang dan “tring!!!” 💢 jadilah Gua Sunyaragi.

Sejatinya Gua Sunyaragi ini memang dipergunakan sebagai tempat bertapa, bermeditasi, beribadah atau apalah yang menyiratkan kelekatan hubungan antara manusia dan Sang Pencipta. Bahkan pintu-pintunya sengaja dibuat pendek dan sempit untuk mengingatkan agar kita tetap rendah hati sekaligus mengingatkan bahwa pada akhirnya kita akan sendiri (di akhirat nanti). Dan nggak seperti bangunan cagar budaya pada umumnya yang memiliki pakem arah tertentu, Gua Sunyaragi ini dibangun menghadap ke arah selatan sebab orang Cirebon percaya bahwa Tuhan ada dimana-mana tak berbatas arah.

Udah ah, kalau mau bahasannnya lebih luas macem nyangkut ke Perang Bubat atau silsilah kerajaan Sunda kayaknya kita perlu ikutan kelasnya Deya deh haha 💭 Percayalah ... doi expert banget urusan yang beginian 😉




   
KERATON KASEPUHAN CIREBON

Kebetulan saat kita di Cirebon ada acara “Tajug Expo” yang diselenggarakan di alun-alun yang terletak  di depan Keraton Kesultanan Cirebon, udah bisa ditebak ya dari namanya kalau acara ini adalah acaranya para santri dan kyai. Tiket masuknya seharga Rp. 10.000 / orang bisa dibeli di booth yang terletak di sebelah kirinya pintu gerbang. Setelah membayar tiket kita akan didampingi oleh seorang pemandu, baik loh bapaknya setiap berpindah spot pasti kita berempat disuruh berpose dan difotoin doi haha 😊 Oh iya, rate pemandu Rp. 35.000 – Rp. 50.000.

Keraton Kasepuhan Cirebon ini terbagi menjadi beberapa area, selain tempat tinggal sultan berikut anak-anaknya terdapat mesjid, pendopo dan museum. Sadar kita pada kepanasan bapak pemandu mengajak kita ngadem sebentar di museum, nyess ... bangetlah ini kena AC haha 😪 Well, museum ini memajang berbagai koleksi Keraton Kasepuhan Cirebon, beberapa diantaranya adalah benda pusaka yang (kalau sering baca koran pasti tau nih ...) biasanya dicuci menjelang bulan Ramadhan. Museum ini didirikan untuk melestarikan berbagai koleksi Keraton Kasepuhan Cirebon sekaligus sumber dana perawatan Keraton Kasepuhan Cirebon. Yap. Keratonnya mandiri ... makanya jangan lupa jajan merchandisenya 👌

Menurut bapak pemandu, kita ini termasuk beruntung karena datang disaat ada acara besar jadi kita bisa melihat Sultan Cirebon secara live, jarang-jarang kan lihat Sultan Cirebon 😜 Fun fact (masih menurut bapak pemandu) saat Idul Fitri Sultan Cirebon melakukan shalat sunnahnya dua kali, yang pertama beliau sholat sunnah dengan keluarganya di area keraton dan yang kedua beliau sholat sunnah dengan masyarakat di alun-alun Cirebon. Untuk hal ini, aku no comment ya ... karena bagiku urusan ibadah (agama) adalah urusan pribadi antara manusia dan Sang Pencipta.

Nggak seperti abdi dalem keraton pada umumnya yang mengabdi penuh untuk keberlangsungan keraton, abdi dalem Kesultanan Cirebon ini hanya ‘dipanggil’ bertugas saat ada acara-acara tertentu, mereka memiliki kehidupan dan pekerjaan sendiri (selain menjadi abdi dalem) jadi nggak stay melulu di keraton. Iya sih ... realistis aja 😞, uang memang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang 😭😭😭. Panji Keraton Kesultanan Cirebon ini berwarna kuning sebab melambangkan keagungan (dan keabadian (menurut buku Ke-Muhammadiyah-an)) itulah kenapa bendera berwana kuning khususnya Indonesia identik dengan kematian. Karena kematian adalah awal dari keabadian yang sesungguhnya.





NASI JAMBLANG MANG DUL

Yang pertama kita lakukan setelah sampai di Cirebon tentcunya adalah makan, ngemil crackers dan keripiknya Icunk mah nggak ngenyangin ya ... maunya (makanan) yang berat-berat 😋. Secara kita terlampau lapfar dan butuh asupan segera maka kita menuju Nasi Jamblang Mang Dul, yang terdekat dari Stasiun Cirebon. FYI. Nasi Jamblang Mang Dul ini sebelahan dengan Nasi Lengko H. Barno.

Nasi Jamblang ini ... nasinya kecil banget tcoy 😂, sekepalan tangan, pantesan aja pas mau ngambil lauk ditanya sama mas-mas yang jaganya “Nasinya mau berapa?” Ternyata 1 memang nggak cukup yha~ Untuk lauknya ada macem-macem, kebanyakan nggak jauh beda dengan lauk yang ada di RM. Ampera  Cuma nggak tahu kenapa bagiku lauknya Nasi Jamblang ini tergolong ‘mini’. Mungkin tersugesti dari ukuran nasinya yang juga ‘mini’. Kisaran harga per porsinya Rp. 10.000 – Rp. 25.000 tergantung apa yang diambil.


EMPAL GENTONG H. APUD

Meski Indomie sudah menyediakan varian Empal Gentong tetap saja kita penasaran dengan rasa aslinya, so melipirlah kita ke Empal Gentong H. Apud pusat di jalan Tuparev (alias Tujuh Pahlawan Revolusi). Selain menyediakan menu Empal Gentong dan Empal Asem (yang isiannya bisa milih antara daging atau jeroan) mereka juga menyediakan menu Sate Sapi dan Sate Kambing, . bener deh ini ... nggak perlu nunggu lebaran untuk bisa kolestrolan 😜 tinggal penebusan dosa aja macem Mas Kunta 😂😂😂

Bedanya Empal Gentong dan Empal Asem terletak pada kuahnya, Empal Gentong berkuah santan macem opor sedang Empal Asem berkuah bening dengan tambahan potongan Belimbing Wuluh yang menjadikan rasanya asem-asem tapi nyegerin. Empal Gentong dan Empal Asem per porsinya dihargai Rp. 22.000, belum termasuk nasi ya ini, apalagi Teh Tawar, bayar loh Teh Tawarnya ... 😏


TAHU GEJROT

Kita sengaja nggak nyariin Tahu Gejrot karena yakin ada banyak penjual Tahu Gejrot di Cirebon ini yang bisa ditemukan hampir di setiap kelokan. Macem penjual Cilok gitu ... 😊 Kalau pernah nonton vlognya Hari Jisun yang nyobain kuliner Cirebon, mamanya bilang kalau tahunya Tahu Gejrot ini mirip smell tofu. Yap. Tahunya Tahu Gejrot memang bukan tahu yang isinya nggak akan hilang setelah digoreng, lebih mirip Tahu Sumedang tapinya nggak asin dan memang baunya agak berbeda.

Yang menjadi daya tarik Tahu Gejrot in adalah penyajiannya yang cukup unik, bumbunya yang terdiri dari bawang merah, bawang putih dan cengek diulek langsung di cobek kecil yang menjadi wadahnya, kemudian tahunya disiram kuah yang bagiku mirip kuah Pempek versi ringan. Meski agak kecut sih ... Kita beli Tahu Gejrot ini di depan alun-alun Kesultanan Cirebon, harga per porsinya Rp. 7000.


MIE KOCLOK MAS EDI

Ingat ya ... Mie Koclok Mas Edie ini bukanya setelah jam 5 sore, jadi percuma kalau datang agak pagian atau siangan pasti nggak akan nemu, macem kita 😂 Setelah panas-panasan di Gua Sunyaragi kita lapfar (lagi) dan memutuskan untuk menyambangi Mie Kocklok Mas Edi yang berlokasi di daerah pertokoan Pulasaran. Sungguh kesotoyan yang HQQ ya sebab kita hanya mencari lokasinya via Goole tanpa mencati tahu jam operasionalnya. Tapi karena masih penasaran, malamnya kita kembali lagi ke Mie Koclok Mas Edi ini.

Tadinya kupikir salah baca atau memang typo, dikira Mie Koclok taunya beneran namanya Mie Koclok. Jadi Mie Koclok ini adalah mie, tauge, suwiran ayam, potongan telur rebus dan bawang goreng yang disiram kuah santan. Kuah santannya lebih mirip fla ya karena sepertinya ditambahin maizena biar nggak terlalu encer, rasanya? Eym ... gimana ya ... pertamanya asing tapi lama-lama enak kok, apalagi kalau ditambah Emping Manis. Mie Koclok Mas Edie ini dihargai Rp. 20.000 per porsi sedang Emping Manis dihargai Rp. 5000 perkeping. FYI. satu porsi Mie Koclok Mas Edie ini cukup banyak untuk dinikmati sendiri.


Yes! Mission accomplished. 1 Day Trip ke Cirebon dengan budget kurang dari Rp. 500.000 (termasuk tiket PP Bandung Cirebon yaini) dan masih ada kembaliannya dong ini. Karena keterbatasan waktu nggak semua tempat yang sudah masuk list bisa dituju, mungkin di kesempatan lain  ya ...

Akhirul kalam ... Kuy mari kita nabung untuk ke Jaipur!!! 🙆🙆🙆

Tips

- Gunakanlah pakaian yang nyaman dan adem saat berada di Cirebon dan usahakanlah membawa jaket untuk perjalanan menggunakan kereta api. FYI. Beberapa penumpang mungkin agak keberatan AC-nya diperkecil.
- Gunakanlah kaos kaki kalau menggunakan sepatu / sandal model terbuka, biar nggak belang tcoy!
- Bawalah makanan dan minuman untuk bekal di perjalanan, daripada salatri ye kan? 😁 Kecuali kalau memang sudah meniatkan untuk jajan dari Prama-Prami yang cucmey 😉.
- Bawalah sunscreen, lipbalm dan face cleanser (kali aja mau cuci muka sebelum pulang) karena Cirebon panasnya nggak santai.
- Sering-seringlah minum air bening, bukan minuman yang berwarna, berasa dan berembun ya biar nanti tenggorokannya nggak seret.
- Saat di Stasiun Cirebon, usahakanlah untuk menunggu di waiting room bagian dalam ketimbang menunggu di bagian luarnya. Fasilitasnya lebih banyak (ruangan ber-AC, sofa, charging box, dispenser dan area bermain anak) tapi yang paling penting sih toiletnya bersih 👌.

Pssttt ... Akhirnya ada menu kulit ayam di ABB dekat kosannya Icunk, makin betah aja nih jadi anak gawl Ujung Berung 💃💃💃

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates