Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello…

Apa kabar jamaah?

Awal tahun lalu aku sempat mengunjungi Cirebon, ini kali keduaku ke Cirebon yang bukan sekedar lewat di masa mudik. Kali sebelumnya adalah wisata kuliner dan rohani dengan sobi Ubertos, untuk post-nya bisa dibaca disini: Ho(t)liday ke Cirebon.

Kalau sebelumnya kita sengaja pake Kereta Api biar makin terasa vibe liburannya, kali ini kita pake travel karena nggak bisa mengikuti jadwal Kereta Api yang saklek. FYI aku ke Cirebon dengan Widy ya, tujuan kita ke Cirebon bukan untuk main melainkan untuk mencari kain ke Trusmi.

Bukan hal mudah tentcunya, karena Cirebon masih tetap panas macem terakhir kali aku kesana. Panasnya polll bikin badanku nggak nyaman karena pliket 🥴. Bahkan di musim yang seharusnya hujan ini panasnya Cirebon terasa menguar dari dalam bumi. Bisa dimengerti mengapa temanku yang berasal dari Cirebon mudah banget berkeringat 🥵.

Aku mesti bilang bahwa perjalanan ke Cirebon pake travel ini bukanlah perjalanan yang menyenangkan, ngebut banget laini supirnya sampai aku semaput 🤢. Nggak kurekomendasikan bagi kalyan yang sering mabuk darat atau ingin santai selama di perjalanan. Ngebutnya nggak nyantay… 🥺.


Eh, iya aku jadi ingat cerita temanku saat kuliah, saat pulang menggunakan travel ke Cirebon temanku merasa supirnya udah nggak fokus. Ketika ditanya: ngantuk nggak pak? Jawabnya sih nggak, tapi karena merasa khawatir temanku sedikit memaksa menggantikannya menyupir. Yap, akhirnya temanku yang menyupiri sampai Cirebon, sedang pak supir tertidur pulas di sampingnya 😁.

Meski bersaudara aku dan Widy bukanlah traveling partner yang coy 😅, ada aja kendala yang membuat kita berantem tipis-tipis. Kebanyakan sih gegara foto haha Yagimana yorobun… susah banget nyari angle yang bisa membuat kita tampak kurusan di foto 😌.

Sebelum digigit nyamuk

Kita menghabiskan satu hari penuh menyusuri Trusmi, jalan dari satu gang ke gang, berpindah dari satu toko ke toko lainnya dan ujung-ujugnya (seperti yang diduga) gempor segempornya. Hayati lelah… 😫 ingin langsung nyampe kasur nggak mau ngangkut belanjaan ke lantai atas. Bahkan menyebrang pun adalah perjuangan 😅.

Trusmi adalah daerah penghasil batik layaknya Laweyan di Solo, hampir setiap rumah nyambi menjadi workshop atau gallery, namun meski barang-barangnya serupa harganya berbeda. Sayangnya, sulit banget mencari kain dengan motif yang sama, kebanyakan udah dipecah dari produsennya jadi kita mesti mampir ke beberapa toko demi mendapatkan kuantiti yang diinginkan.

Untukku sih menyenangkan ya bisa jalan-jalan sambil memilih-milih motif kain, cuma memang cuacanya Cirebon beneran nggak coy, sun screen aja meleleh coba 😱.

Karena kita ke Cirebon nggak pure untuk main, kita hanya mengunjungi lokasi yang berdekatan dengan tempat kita menginap. Nggak makan banyak karena kecapekan 😐 …

MIE GET WAHIDIN

Widy keukeuh mengajak makan Mie Get Wahidin perkara pernah muncul di YouTube-nya Nex Carlos dan Tanboy Kun. Setelah duduk (nge-tag tempat sih 😅) kita bisa meng-order mienya langsung ke gerobaknya, sedang untuk minumannya bisa di-order ke mas-mas yang sering lewat. Bayarnya nanti terakhir direkap langsung ke ibu yang stay di depan gerobak.

Untuk menunya ada mie rebus, mie goreng dan mie Cemek, kita meng-order mie Cemek bedanya Widy level 2 dan aku level 0. Maap kalau mengecewakan 🙏🏻 tapi aku nggak mau mengambil resiko pasca makan pedas *alasan 🥲. Menurutku B aja ya, karena kuahnya berbumbu jadi rasanya kurang ngena di lidah dan terasa kabur. Baiknya, saat kita kesana sedang hujan jadi pas aja makan makanan yang berkuah.


KETOPRAK

Saat ke Batik Trusmi, ada deretan tempat makan karyawan di samping tokonya. FYI Ketoprak adalah salah satu comfort food-ku, rasanya happy aja kalau abis makan Ketoprak. Biasanya aku makan Ketoprak saat pulang ke rumah, namun karena Mas Ketopraknya cuti dan nggak balik lagi aku jadi kekurangan asupan Ketoprak 😁.

Ketoprak memang lebih cocok untuk sarapan, tapi aku sih nggak masalah ya karena di rumah pun aku makan Ketoprak seringnya di malam hari 😅 Entah karena kelewat lapar atau kelewat kangen tapi untukku sih rasanya enak yaw… bumbunya leqoh dan banyak topping-nya, kerupuknya juga okcey.


Semoga bisa ke Cirebon lagi ya, belum puas mainnya 😀.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sebagai bagian pang-searching-an & per-booking-an tentcu sudah menjadi kewajibanku untuk mencari tujuan libur akhir tahun yang menyenangkan dan ... on budget 😉. Maksimal Rp. 500.000 aja yay. Pokoknya harus mencakup tiket kereta api PP (Pergi-Pulang), tujuan wisata, makan dan transportai selama disana. Oleh-oleh mah sendiri yha~ 😊 Ehm.Dengan budget dan waktu libur (bukan cuti) yang terbatas, kita akhinya memilih Cirebon sebagai tujuan libur akhir tahun.

Sebenarnya ada beberapa pilihan transportasi dari Bandung ke Cirebon yakni menggunakan kereta api, bis atau mobil travel, kita memilih menggunakan kereta api dengan pertimbangan kemudahan akses dan agar ‘terasa’ ambience liburannya haha (PENTING!) 😆😆😆. Sedangkan untuk transportasi selama di Cirebon kita memilih menggunakan Grab (karena Gojek belum ekspansi sampai sini) makanya jangan lupa untuk top up saldo OVOnya, saldo Rp. 150.000 - Rp.200.000 cukuplah untuk main seharian di Cirebon.

Oh iya kereta api dari Bandung ke Cirebon hanya ada 2 pilihan jam keberangkatan, yakni 06.15 – 10-30 WIB menggunakan Ciremai Express dan 21.25 - 01.37 WIB menggunakan Harina Begitu pun dengan kereta api dari Cirebon ke Bandung, hanya ada 2 pilihan jam keberangkatan yakni 21.00 – 01.11 WIB menggunakan kereta api Ciremai dan 00.16 – 04.11 WIB menggunakan kereta api Harina.

FYI. transportasi berbasis online nggak diperkenankan memasuki stasiun kereta api ya jadi kalau mau order kalau bisa diluar stasiun, biar agak jauh yang penting aman karena bapaknya sentimen lihat orang-orang yang ngecek smartphonenya. Malesin memang  ... 😳


Nggak usah ditanya ya gimana panasnya Cirebon, sunscreen aja berasa meleleh ... curiga yang pake make up luntur semua wkwkwk 😎 Ngaheab, lebih panas ketimbang Subang. Maklum, Cirebon ini terletak di Pulau Jawa bagian utara dan stasiun kereta apinya sendiri terletak ± 5 km dari bibir pantai, gimana nggak panas kan ya ... ditambah lagi kalau malam angin lautnya kencang pemirsa, saking kencangnya saat sholat di musholla stasiun Cirebon mukaku berkali-kali ketutupan mukena 😐, BTW hati-hati masup angin haha 😊

Sebagai salah satu tempat perlabuhan yang ramai disinggahi sejak era kolonial, Cirebon menawarkan banyak tujuan wisata yang menarik. Beberapa diantaranya sangat kental dengan akulturasi budaya yang melebur, yakni budaya Sunda, Jawa, Arab, China dan Belanda. Selain kulinernya yang khas, Cirebon juga memiliki cagar budaya yang sayang untuk dilewatkan.

Jadi, kemana aja nih kita selama di Cirebon? 😉

TAMAN SARI GUA SUNYARAGI

Kesan pertamaku melihat Gua Sunyaragi ini entah kenapa malah keingetan skull island-nya Kong, mungkin karena sama-sama terlihat rumeuk kali yha~ 😑 Kompleks Gua Sunyaragi ini terletak di daerah Kesambil dengan luas ± 15 H yang terdiri dari pesanggrahan, gua dan halaman (ruang terbuka). Kalau lihat di Google bagian pesanggrahannya dikelilingi oleh taman dan kolam yang ngademin, kenyatannya mah kering dan gersang ya sebab Cirebon belum hujan sejak ± 6 bulan lamanya (Oktober).

Keunikan Gua Sunyaragi terletak pada material pembangunnya yakni batu karang dan semen, kalau searching tentang Cirebon dan kebetulan nyasar di kanal Youtube yang ada mb Anita Cikey-nya, eym ... jangan parno dulu yhaha~ 😁 Memang menurut kepercayaan yang tumbuh di masyarakat, batu karang Gua Sunyaragi ini berasal dari pantai selatan  (FYI. pantai utara nggak memiliki batu karang), konon batu karang tersebut dipindahkan dan dibangun atas bantuan lelembut 👻. Padahal, Gua Sunyaragi ini dibangun sebab Pangeran Kararangen yang merupakan cicitnya Sunan Gunung Jati memimpikan bangunan serupa Gua Sunyaragi, ia kemudian bertemu pedagang China yang menjual batu karang dan “tring!!!” 💢 jadilah Gua Sunyaragi.

Sejatinya Gua Sunyaragi ini memang dipergunakan sebagai tempat bertapa, bermeditasi, beribadah atau apalah yang menyiratkan kelekatan hubungan antara manusia dan Sang Pencipta. Bahkan pintu-pintunya sengaja dibuat pendek dan sempit untuk mengingatkan agar kita tetap rendah hati sekaligus mengingatkan bahwa pada akhirnya kita akan sendiri (di akhirat nanti). Dan nggak seperti bangunan cagar budaya pada umumnya yang memiliki pakem arah tertentu, Gua Sunyaragi ini dibangun menghadap ke arah selatan sebab orang Cirebon percaya bahwa Tuhan ada dimana-mana tak berbatas arah.

Udah ah, kalau mau bahasannnya lebih luas macem nyangkut ke Perang Bubat atau silsilah kerajaan Sunda kayaknya kita perlu ikutan kelasnya Deya deh haha 💭 Percayalah ... doi expert banget urusan yang beginian 😉




   
KERATON KASEPUHAN CIREBON

Kebetulan saat kita di Cirebon ada acara “Tajug Expo” yang diselenggarakan di alun-alun yang terletak  di depan Keraton Kesultanan Cirebon, udah bisa ditebak ya dari namanya kalau acara ini adalah acaranya para santri dan kyai. Tiket masuknya seharga Rp. 10.000 / orang bisa dibeli di booth yang terletak di sebelah kirinya pintu gerbang. Setelah membayar tiket kita akan didampingi oleh seorang pemandu, baik loh bapaknya setiap berpindah spot pasti kita berempat disuruh berpose dan difotoin doi haha 😊 Oh iya, rate pemandu Rp. 35.000 – Rp. 50.000.

Keraton Kasepuhan Cirebon ini terbagi menjadi beberapa area, selain tempat tinggal sultan berikut anak-anaknya terdapat mesjid, pendopo dan museum. Sadar kita pada kepanasan bapak pemandu mengajak kita ngadem sebentar di museum, nyess ... bangetlah ini kena AC haha 😪 Well, museum ini memajang berbagai koleksi Keraton Kasepuhan Cirebon, beberapa diantaranya adalah benda pusaka yang (kalau sering baca koran pasti tau nih ...) biasanya dicuci menjelang bulan Ramadhan. Museum ini didirikan untuk melestarikan berbagai koleksi Keraton Kasepuhan Cirebon sekaligus sumber dana perawatan Keraton Kasepuhan Cirebon. Yap. Keratonnya mandiri ... makanya jangan lupa jajan merchandisenya 👌

Menurut bapak pemandu, kita ini termasuk beruntung karena datang disaat ada acara besar jadi kita bisa melihat Sultan Cirebon secara live, jarang-jarang kan lihat Sultan Cirebon 😜 Fun fact (masih menurut bapak pemandu) saat Idul Fitri Sultan Cirebon melakukan shalat sunnahnya dua kali, yang pertama beliau sholat sunnah dengan keluarganya di area keraton dan yang kedua beliau sholat sunnah dengan masyarakat di alun-alun Cirebon. Untuk hal ini, aku no comment ya ... karena bagiku urusan ibadah (agama) adalah urusan pribadi antara manusia dan Sang Pencipta.

Nggak seperti abdi dalem keraton pada umumnya yang mengabdi penuh untuk keberlangsungan keraton, abdi dalem Kesultanan Cirebon ini hanya ‘dipanggil’ bertugas saat ada acara-acara tertentu, mereka memiliki kehidupan dan pekerjaan sendiri (selain menjadi abdi dalem) jadi nggak stay melulu di keraton. Iya sih ... realistis aja 😞, uang memang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang 😭😭😭. Panji Keraton Kesultanan Cirebon ini berwarna kuning sebab melambangkan keagungan (dan keabadian (menurut buku Ke-Muhammadiyah-an)) itulah kenapa bendera berwana kuning khususnya Indonesia identik dengan kematian. Karena kematian adalah awal dari keabadian yang sesungguhnya.





NASI JAMBLANG MANG DUL

Yang pertama kita lakukan setelah sampai di Cirebon tentcunya adalah makan, ngemil crackers dan keripiknya Icunk mah nggak ngenyangin ya ... maunya (makanan) yang berat-berat 😋. Secara kita terlampau lapfar dan butuh asupan segera maka kita menuju Nasi Jamblang Mang Dul, yang terdekat dari Stasiun Cirebon. FYI. Nasi Jamblang Mang Dul ini sebelahan dengan Nasi Lengko H. Barno.

Nasi Jamblang ini ... nasinya kecil banget tcoy 😂, sekepalan tangan, pantesan aja pas mau ngambil lauk ditanya sama mas-mas yang jaganya “Nasinya mau berapa?” Ternyata 1 memang nggak cukup yha~ Untuk lauknya ada macem-macem, kebanyakan nggak jauh beda dengan lauk yang ada di RM. Ampera  Cuma nggak tahu kenapa bagiku lauknya Nasi Jamblang ini tergolong ‘mini’. Mungkin tersugesti dari ukuran nasinya yang juga ‘mini’. Kisaran harga per porsinya Rp. 10.000 – Rp. 25.000 tergantung apa yang diambil.


EMPAL GENTONG H. APUD

Meski Indomie sudah menyediakan varian Empal Gentong tetap saja kita penasaran dengan rasa aslinya, so melipirlah kita ke Empal Gentong H. Apud pusat di jalan Tuparev (alias Tujuh Pahlawan Revolusi). Selain menyediakan menu Empal Gentong dan Empal Asem (yang isiannya bisa milih antara daging atau jeroan) mereka juga menyediakan menu Sate Sapi dan Sate Kambing, . bener deh ini ... nggak perlu nunggu lebaran untuk bisa kolestrolan 😜 tinggal penebusan dosa aja macem Mas Kunta 😂😂😂

Bedanya Empal Gentong dan Empal Asem terletak pada kuahnya, Empal Gentong berkuah santan macem opor sedang Empal Asem berkuah bening dengan tambahan potongan Belimbing Wuluh yang menjadikan rasanya asem-asem tapi nyegerin. Empal Gentong dan Empal Asem per porsinya dihargai Rp. 22.000, belum termasuk nasi ya ini, apalagi Teh Tawar, bayar loh Teh Tawarnya ... 😏


TAHU GEJROT

Kita sengaja nggak nyariin Tahu Gejrot karena yakin ada banyak penjual Tahu Gejrot di Cirebon ini yang bisa ditemukan hampir di setiap kelokan. Macem penjual Cilok gitu ... 😊 Kalau pernah nonton vlognya Hari Jisun yang nyobain kuliner Cirebon, mamanya bilang kalau tahunya Tahu Gejrot ini mirip smell tofu. Yap. Tahunya Tahu Gejrot memang bukan tahu yang isinya nggak akan hilang setelah digoreng, lebih mirip Tahu Sumedang tapinya nggak asin dan memang baunya agak berbeda.

Yang menjadi daya tarik Tahu Gejrot in adalah penyajiannya yang cukup unik, bumbunya yang terdiri dari bawang merah, bawang putih dan cengek diulek langsung di cobek kecil yang menjadi wadahnya, kemudian tahunya disiram kuah yang bagiku mirip kuah Pempek versi ringan. Meski agak kecut sih ... Kita beli Tahu Gejrot ini di depan alun-alun Kesultanan Cirebon, harga per porsinya Rp. 7000.


MIE KOCLOK MAS EDI

Ingat ya ... Mie Koclok Mas Edie ini bukanya setelah jam 5 sore, jadi percuma kalau datang agak pagian atau siangan pasti nggak akan nemu, macem kita 😂 Setelah panas-panasan di Gua Sunyaragi kita lapfar (lagi) dan memutuskan untuk menyambangi Mie Kocklok Mas Edi yang berlokasi di daerah pertokoan Pulasaran. Sungguh kesotoyan yang HQQ ya sebab kita hanya mencari lokasinya via Goole tanpa mencati tahu jam operasionalnya. Tapi karena masih penasaran, malamnya kita kembali lagi ke Mie Koclok Mas Edi ini.

Tadinya kupikir salah baca atau memang typo, dikira Mie Koclok taunya beneran namanya Mie Koclok. Jadi Mie Koclok ini adalah mie, tauge, suwiran ayam, potongan telur rebus dan bawang goreng yang disiram kuah santan. Kuah santannya lebih mirip fla ya karena sepertinya ditambahin maizena biar nggak terlalu encer, rasanya? Eym ... gimana ya ... pertamanya asing tapi lama-lama enak kok, apalagi kalau ditambah Emping Manis. Mie Koclok Mas Edie ini dihargai Rp. 20.000 per porsi sedang Emping Manis dihargai Rp. 5000 perkeping. FYI. satu porsi Mie Koclok Mas Edie ini cukup banyak untuk dinikmati sendiri.


Yes! Mission accomplished. 1 Day Trip ke Cirebon dengan budget kurang dari Rp. 500.000 (termasuk tiket PP Bandung Cirebon yaini) dan masih ada kembaliannya dong ini. Karena keterbatasan waktu nggak semua tempat yang sudah masuk list bisa dituju, mungkin di kesempatan lain  ya ...

Akhirul kalam ... Kuy mari kita nabung untuk ke Jaipur!!! 🙆🙆🙆

Tips

- Gunakanlah pakaian yang nyaman dan adem saat berada di Cirebon dan usahakanlah membawa jaket untuk perjalanan menggunakan kereta api. FYI. Beberapa penumpang mungkin agak keberatan AC-nya diperkecil.
- Gunakanlah kaos kaki kalau menggunakan sepatu / sandal model terbuka, biar nggak belang tcoy!
- Bawalah makanan dan minuman untuk bekal di perjalanan, daripada salatri ye kan? 😁 Kecuali kalau memang sudah meniatkan untuk jajan dari Prama-Prami yang cucmey 😉.
- Bawalah sunscreen, lipbalm dan face cleanser (kali aja mau cuci muka sebelum pulang) karena Cirebon panasnya nggak santai.
- Sering-seringlah minum air bening, bukan minuman yang berwarna, berasa dan berembun ya biar nanti tenggorokannya nggak seret.
- Saat di Stasiun Cirebon, usahakanlah untuk menunggu di waiting room bagian dalam ketimbang menunggu di bagian luarnya. Fasilitasnya lebih banyak (ruangan ber-AC, sofa, charging box, dispenser dan area bermain anak) tapi yang paling penting sih toiletnya bersih 👌.

Pssttt ... Akhirnya ada menu kulit ayam di ABB dekat kosannya Icunk, makin betah aja nih jadi anak gawl Ujung Berung 💃💃💃

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates