www.pexels.com |
Kadang suka iri kalau
lihat blog teman-teman yang sering diupdate,
kok mereka bisa ya sempat menulis di sela-sela kuliah? Don’t ask me. Kuliah di jurusan desain membuatku menjadi zombie yang selalu sibuk mengerjakan
tugas dan mengejar deadline 😪😪😪. Ketika
ada waktu luang aku lebih senang untuk menghabiskannya dengan berleha-leha di
kasur sebelum akhirnya ketiduran atau movie
marathon dan bermain game online
di Facebook.
Mungkin sebenarnya bukan nggak
ada waktu ya melainkan prioritas pilihan hiburan yang bergeser.
Setelah mendapatkan
promosi gratis di kelas, beberapa temanku ada yang mencoba membaca blogku, mungkin mereka
kepo ya ingin tahu seperti apa blogku sampai harus dikasih applause. Well diantara
mereka seingatku, cuma Fai yang berani berkomentar langsung padaku “eh, gue
udah baca blog lu, bagus kok tulisannya, maksud gue enak dibacanya ... kenapa
nggak diterusin lagi nulisnya?”.
Eym ... Akunya mabok
tugas haha 😂 Mungkin karena komentarnya + jadinya inget terus yha~ (a very
thank youuu Fai). Seneng juga ada yang baca blogku dan kasih feedback tanpa membahas
keaL4yanku heuheu 😋
Aku sadar blogku tidaklah
selucu Raditya Dika atau se-fashionable
Dian Pelangi, maka dari itu aku lebih sering blogwalking ketimbang menulis post.
Bingung sih mau nulis apa ... karena teman-temanku terlanjur tahu blogku ini,
aku malah sering kepikiran apa yang mereka pikirkan tentangku ketimbang apa
yang ingin ku tulis. Yes dear ... “you
are what you write” dan aku
belum mengerti apa itu self branding 😶.
Saat blogwalking itu aku menemukan www.hijabscarf.com isinya seru dan tone color-nya soo ... 2010’s. At least, aku menemukan blog yang not so keRaditya-Raditya
Dikaan yang mencoba lucu padahal mah
garing hehe Kalau diingat-ingat ya, saat itu rata-rata blog isinya random, bahasa yang digunakan masih
seadanya dan fotonya masih selfie
dari atas. Kini ... jauh lebih baik. Practices
makes perfect ...
Dari sering blogwalking aku mulai menyadari bahwa bahasa
blog tidak perlu sebaku percakapan di film-film jadul, bahasa yang ringan namun
lugas lebih mudah dicerna meski menggunakan kata-kata non EYD, yang penting pembaca faham apa yang dimaksud. Kalau yang
faham Cuma kita doang mah kan jadinya e-diary
atuh ... 😊
Oh iya ... aku juga
sempat bimbang dengan bahasa yang akan digunakan. Bahasa Indonesia atau Bahasa
Inggris? Awal-awal kembali ngeblog aku menggunakan Bahasa Inggris dengan
harapan agar se-expert para blogger senior yang setiap kali posting banyak yang kasih komentar,
sekalian juga belajar merangkai kalimat biar nggak apeu pas update status.
Tapi setelah
dipikir-pikir lagi, tidak semua pembaca mau bersyusyah fayah membaca posting-an yang seadanya. Seperti yang
tertera pada Sumpah Pemuda, Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan maka aku
kembali menggunakan Bahasa Indonesia dengan banyak penyesuaian. Lagipula ... posting-an blog yang menggunakan Bahasa
Inggris akan lebih sulit ditemukan karena kalah saing urusan SEO.
Then, #problematikamasakini muncul dalam wujud ; aku atau saya? 😖
Selama ini aku terbiasa
menggunakan “saya” dengan asumsi lebih polite
dan down to earth, sedangkan “aku” terkesan
lebih menunjukkan self statement seperti “this is Lestari speaking”.
Namun mempertimbangkan blog adalah (media) self
branding yang intinya adalah self
statement maka aku memilih mengunakan “aku” ketimbang
“saya”, tapi tergantung mood juga sih
...
To be honest, setiap kali membaca tentang blogging
101 selalu ditekankan agar blog memiliki niche (tema) seperti beauty,
lifestyle, movie, fashion, parenting etc agar pembaca tahu dimana
keahlian atau minat kita. Disini aku mendadak galau berat ... karena blogku ini
niche-nya netral haha 😁
Seperti yang tertulis di
deskripsi blog yaitu “what is interesting and curious about, also
every(little)thing in between” aku menulis apa yang ingin aku tulis,
apa yang menarik untukku, apa yang aku suka atau apa yang lagi kepikiran. Please ... maksudnya sekalipun blog
adalah (media) self branding tidak
semua hal mesti ditulis mengikuti common
standards. I just wanna have fun with my blog, so let me ... 😎😎😎
Okey deh kalau memang
maksa banget harus ada niche-nya,
blogku ini niche-nya lifestyle.
Mau tahu gayaku menjalani
hidup? Baca demilestari! *semacam itulah 😬😄😄
Semakin hari semakin
banyak blogger-blogger keren ya ... selain karena kontennya memang keren,
blognya menarik secara visual, lebih tertata dan aesthetic bingits. Tapi lama kelamaan bosen juga ya karena
kebanyakan konten blog zaman now
adalah review skin care *heu ... 😔
Saat ini blog
jungjunganku adalah Living Loving karena mencakup hal-hal yang aku sukai seperti
craft, home decor dan life hacks,
bahasa yang digunakan casual dan
secara visual blognya enak dilihat
(karena rapi *penting). Sedangkan blog yang cukup menyuarakan isi hati dan
pikiran ini adalah blognya Gita Savitri haha Meski rentang usia kita ‘lumayan’
berbeda we’re on the same boat.
I feel you Gita!
Sayang ya ... Laugh On The Floor sudah tidak pernah di-update
lagi, blog yang ber-niche design ini membahas tentang dunia per-design-an dan designer’s behind the label.
Padahal secara keseluruhan Laugh On The Floor memenuhi kriteria sebagai designers bowl.
Dari hati yang terdalam,
aku ingin punya blog yang keren ... 🙏