Kalau Indonesia punya Ada
Apa Dengan Cinta (AADC) dengan Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputranya, maka
Thailand juga punya A Little Things Called Love. Seperti film remaja pada
umumnya, A Little Things Called Love masih menceritakan tentang kisah kasih di
sekolah, namun dengan versi yang lebih culun.
Khun Nam (Baifern
Pimchanok Luevisadpaibul) yang baru saja masuk SMP tanpa sengaja bertemu dengan
seniornya Khun Shone (Mario Maurer) sepulang membeli es krim, Shone memberi Nam
buah mangga setelah menyelamatkan seekor kucing. Nam yang GR lalu jatuh cinta
kepada Shone.
Nam dan adiknya Pang
tinggal bersama ibunya sedangkan ayahnya adalah seorang koki yang bekerja di
Amerika (yang kalau di fotonya kaya lagi di depan Rumah Makan Padang hehe).
Melalui pamannya Chang, ayahnya berjanji jika salah satu diantara anaknya
mendapatkan nilai terbaik akan diajak tinggal di Amerika.
Di sekolah Nam bersahabat
dengan Cheer, Gei dan Nim yang dianggap sebagai underrate girls karena terlampau biasa. Suatu hari sepulang sekolah
mereka mampir di library café dan
mendengar percakapan meja sebelah tentang buku 9 Resep Cinta Untuk Siswa. Tak
perlu waktu lama bagi mereka untuk mengamalkan setiap intruksi di buku
tersebut.
Anak sekolah macam apa
yang nggak punya gang? Haha
teman-teman Nam berusaha untuk menolong Nam yang ingin PDKT kepada Shone.
Banyak kejadian konyol terjadi saat mereka berusaha mengamalkan buku 9 Resep
Cinta Untuk Siswa. FYI, this part is very
crunchy.
Sayangnya, bukan cuma Nam
yang naksir Shone, ada Faye yang terang-terangan PDKT dan caper (cari perhatian). Meski nyebelin
abis, Faye ini selalu one step ahead
dari Nam cs. Termasuk ketika memilih eskul, Faye dan Nam cs bahkan sempat
berantem saat mengantri di tempat pendaftaran eskul tari.
Guru Inn (Sudarat
Budtporm) yang eskulnya sepi peminat kemudian memaksa Nam cs yang didepak dari
eskul tari untuk masuk ke eskul teater. BTW, guru Inn ini kelakuannya sengklek lah ... kocak dan banyak gaya,
pokoknya centre of attention banget. Kalau ada Penghargaan Pemeran
Pembantu Wanita Terbaik, she is very worthed.
Karena Nam pintar Bahasa
Inggrisnya, guru Inn menunjuknya menjadi pemeran utama sebagai Snow White dan
Koy sebagai pangerannya. Untuk mempromosikan eskulnya guru Inn menyiarkan
rekaman pada saat pentas di jam istirahat sekolah. Nah, sejak saat itu Nam
mulai banyak yang notice dan jadi
siswi populer. From nothing to something
gitu deh ...
Saat itu ada murid baru
bernama Top, Top dan Shone adalah teman akrab karena pernah satu sekolah dan
menyukai sepak bola. O iya, sebelum memiliki toko peralatan olahraga, ayah
Shone dulunya adalah seorang pemain sepak bola terkenal.
Top dan Shone yang memang
sebelumnya sudah eksis menjadi incaran para fans,
termasuk diantaranya mayoret di sekolah. Kedua mayoret tersebut berkelahi
hingga tidak bisa mengikuti perlombaan yang akan didakan sebentar lagi. Guru
Inn lantas menunjuk Nam untuk menjadi mayoret.
Saat Valentine tiba, Nam
mendapat banyak hadiah dari fansnya, tapi yang paling ditunggu adalah hadiah
dari Shone. Ketika akhirnya Shone datang, Nam cukup terkejut karena Shone
ternyata memberikan bunga beserta potnya, meski kecewa karena Shone bilang
hadiah tersebut merupakan titipan temannya Nam tetap bersedia menerimanya.
Nam akhirnya malah dekat
dengan Top yang naksir sejak melihat Nam latihan teater. Sama seperti si Cinta
yang lupa dengan sahabatnya ketika kasmaran, Nam juga melewatkan ulang tahun
sahabatnya Cheer karena diajak main oleh inner
circlenya Shone dan Top.
Meski sempat marahan, Nam
akhirnya berbaikan lagi dengan sahabat-sahabatnya. Terlebih lagi Nam memutuskan
untuk menjauhi Top. Tibalah saat kelulusan, Nam mendapatkan nilai tertinggi
sehingga ia akan pindah ke Amerika sedangkan Shone akan pergi ke Bangkok untuk
sekolah sepakbola.
Sebelum berpisah Nam
mengungkapkan perasaannya kepada Shone, tapi Shone bilang ia baru saja jadian
dengan Pim teman dekatnya. Sudah jatuh tertimpa tangga, setelah mendengar
penolakan Shone, Nam kecebur di kolam
renang. Tapi, sebelum pergi ke Bangkok, Shone mampir di rumah Nam dan
meninggalkan buku (atau scrapbook)
miliknya di depan pintu rumah Nam.
Menonton A Little Things
Called Love ini serasa bring back old
memories, siapa sih yang belum
pernah senyam senyum sendiri di depan kaca? Atau ngibrit ketika kesamprok
kecengan? Ada masanya saat ingin banget
nyapa tapi malah salting (salah
tingkah) ½ mati pas ketemu, padahal
ya kalau sekarang dipikir-pikir ‘yaelah
... gitu doang’.
Selain alur ceritanya
yang sooo teenager , acting pemainnya yang natural menambah point pada film ini, meski agak janggal karena yang bertransformasi
Cuma Nam seorang. A Little Things Called Love memberikan gambaran mengenai anak
sekolah di masa kita (???) haha Yang hiburannya cukup dengan jajan sepulang
sekolah, main ke rumah teman, main dandan-dandanan, lulur-luluran tapi nggak
pakai make up kalau ke sekolah.
Anyway ... d(^.^)b