Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

"Yang pernah merasakan masa surat menyurat pasti tahu bagaimana rasanya deg-degan menunggu balasan, bagaimana sulitnya merangkai kata agar tidak salah intonasi ketika membacanya, bagaimana kerasnya berusaha membuat tulisan yang rapi, bagaimana seringnya membaca buku dan mendengarkan lagu hanya untuk menemukan kata-kata yang pas untuk menggambarkan perasaan saat ini"

Sebelum zaman handphone, saya lebih dulu mengenal surat sebagai sarana komunikasi diantara putra dan putri. Diberikan lewat teman secara sembunyi-sembunyi. Surat menyurat identik dengan pacaran, pacaran tidak diperbolehkan oleh pembina karena menjurus pada dosa. Makanya, perlu keberanian yang besar untuk menulis dan membalas surat, karena akan menyangkut reputasi sampai lulus.

Kebanyakan hubungan pada masa itu diawali dengan surat menyurat, untuk market test biasanya pengirim surat tidak akan mencantumkan nama aslinya, ia hanya akan mencantumkan nama aliasnya saja. Alasannya sederhana, yang pertama adalah untuk menghindari razia dari pembina. Yang kedua menghindari jatuh ke tangan yang salah, karena bisa jadi surat tersebut dibaca dan si pengirim jadi bahan olok-olokan. Yang ketiga adalah ungentle mind, mungkin karena takut tidak dibalas atau gengsi tidak mau ketahuan teman yang lain.

Alias di surat ibarat chatting ID, sekalipun berbeda dari nama aslinya atau ngasal banget, suratnya pasti sampai. Tugas temannyalah yang harus mencari tahu siapa pemilik alias tersebut dan menjaga kerahasiaannya.

Tidak pernah ada kode etik yang baku dalam surat menyurat, hanya saja jangan pernah sekali pun bertanya “udah makan belum?” di dalam surat, karena jawabannya pasti sudah basi. Nanyanya hari ini, baru besok dijawabnya. Yang harus dipelajari adalah bagaimana caranya melipat surat, selain agar tampak cantik dan menarik, setiap jenis lipatan surat mengandung arti yang berbeda. Tidak perlu buku khusus untuk mempelajarinya, cukup ikuti cara melipat surat dari kakak kelas, mereka tentu lebih senior dalam hal ini.

Seringkali hubungan surat menyurat kandas di tengah jalan karena salah satu tidak bisa menerima siapa partner surat menyuratnya, beberapa dari mereka bisa bertahan dan mulai meeting di lapangan basket, selainnya tidak dan memutuskan untuk mengakhiri surat-suratnya.

Suatu hari, salah seorang teman saya dikirimi surat random yang isinya mengajak berkenalan, nama pengirimnya adalah Onang. Tentu saja Onang bukan nama sebenarnya, Onang adalah alias, alias siapa? Alias someone di somewhere.

Teman saya yang lain kemudian iseng mengirim surat kepada Onang, dia menyebut dirinya sendiri dengan Onah. Mungkin ada yang tanya, kenapa namanya mesti Onah? Karena Onah lebih cocok sama Onang ketimbang someone di somewhere.

Onang membalas surat Onah. Onah membalas lagi surat Onang. Onang kirim salam untuk Onah, Onah kirim salam balik untuk Onang. Kalau ada teman Onang yang lewat Onah titip salam, kalau ada teman Onah yang lewat Onang juga titip salam.

Onang dan Onah akhirnya menjadi partner surat menyurat yang konsisten, setiap 2 hari sekali mereka saling berkirim kabar. Kalau hari ini Onang kirim surat ke Onah, berarti besoknya Onah kirim surat balasan ke Onang, begitu seterusnya, sampai Onang lulus dari DA dan Onah punya handphone.

Onang yang sebelumnya memang senang ‘jual ngaran’di inventaris sekolah kini punya nama baru, Onang & Onah. Tidak ada tanda ‘lope’ atau ‘eceng’ diantara nama mereka, Cuma ada & (dan). Tapi itu cukup membuat Onah senang dan membuatnya ikutan ‘jual ngaran’ di ranjang asrama.

Isi surat antara Onang dan Onah tidak seperti surat pada umumnya, yang setelah beberapa kali saling berkirim surat lantas mengajak ketemuan di Kopra (Koperasi Putra) atau mengajak meeting dibawah aula. Isi surat mereka lebih kepada pertanyaan-pertanyaan bercanda dengan jawaban-jawaban geje nan menghibur, tidak terlalu serius namun tekun.

Setiap kali Onah menerima surat dari Onang, saya dan teman-teman lainnya suka ikut berkumpul di ranjang Onah, sekedar ingin tahu isi surat Onang untuk Onah. Seringkali Onah meminta saran dari kami tentang isi atau topik yang sebaiknya dibahas di surat balasan untuk Onang. Onah punya semacam tim khusus untuk membalas surat dari Onang, gak tahu deh kalau Onang, mungkin Onang juga punya tim khusus seperti punya Onah, cuma gak bilang-bilang.

Nah, tim Onah inilah yang tugasnya kirim salam kalau ada temannya Onang yang lewat. Yang suka neriakin nama Onang dari dalam kelas, kalau lihat Onang dan teman-temannya pulang dari lab Komputer. Yang suka bilang “pang-salam-in ke Onang dari Onah” ke teman meetingnya meskipun Onah nya juga gak ada. Yang suka hideng mengirim bursam (bursa salam) untuk Onang dari Onah dengan ucapan “apa kabar?”, yang pasti nanti dibalas Onang di bursam selanjutnya dengan “apa kabar juga?”

Onang dan Onah adalah fenomena baru, mereka adalah alias yang sukses menjalin hubungan non adik-kakak angkat yang biasanya hanya dijadikan alibi untuk bisa terus berhubungan tanpa kepastian status, katakanlah HTS. Onang dan Onah menjadi nama yang tidak terpisahkan, setidaknya secara pelafalan nama mereka mirip. Sama-sama dari O dan N dan A yang kalau dikaji lebih dalam lagi menadakan keduanya berlatar belakang Sunda.

Berbulan-bulan lamanya Onang mengirim kirim surat ke Onah, berbulan-bulan lamanya juga Onah membalas surat dari Onang. Setiap kali Onang bertanya “Onah, nama asli kamu siapa sih?“ Onah selalu menjawab “nanti aja pas Tapantri”.

Onang yang semakin penasaran dengan Onah partner surat menyuratnya,tapi Onah tidak. Onah yang sudah lebih dulu mempunyai tim khusus telah mengetahui siapa Onang sebenarnya, siapa nama aslinya, dimana rumahnya, seperti apa ciri-cirinya, serta bagaimana reaksi Onang ketika mendapatkan surat dari Onah dan apa yang ia lakukan setelahnya.

Kali ini tim Onang yang bergerak, teman-teman yang sudah direkrut Onang ke dalam timnya mulai gencar menanyakan tentang Onah kepada teman-teman saya yang suka meeting dengan mereka. Awalnya basa basi “eh, kamu tau gak Onang?” lalu “dia sering susuratan sama Onah” lantas “kamu tau gak siapa Onah?”. Karena kebanyakan teman saya yang diajak meeting sama tim Onang adalah tim Onah, tentu saja jawabannya “iyah, tau” lalu “iyah, dia (Onah) juga sering susuratan sama Onang” lantas “iyah, tapi saya gak mau kasih tau, nanti aja pas Tapantri”.

Begitulah kira-kira secuil basa basi tentang Onang & Onah di meeting di malam Jum’at, diantara tim Onang dan tim Onah yang sama-sama berusaha mencari informasi diantara kepentingan pribadi. Mungkin Onah punya alasan tersendiri kenapa ia tidak mau Onang mengetahui jati dirinya, tapi itu rahasia, Cuma Onah yang tahu.

Entah kenapa Tapantri selalu dijadikan moment klimaks untuk menyatakan. Yang mau katakan cinta terpendam “nanti aja pas Tapantri”, yang mau ngaku pernah ngejailin “nanti aja pas Tapantri”, yang mau minta foto bareng “nanti aja pas Tapantri”, yang mau ngobrol santai sama ke-fans-an (baca: kepenan) “nanti aja pas Tapantri”. Tapantri ibarat gong di acara fashion show, save the best for the last.

Dan tibalah saat yang dinantikan oleh Onang dan Onah beserta tim mereka masing-masing. Di hari Tapantri, di saat istirahat adzan Dzuhur. Onah menghampiri Onang yang sudah menunggunya sedari tadi, Onah bertanya “A, mau tau gak Onah teh siapa?” Onang antusias “iyah, siapa Onah teh?” Onah menjawab “kita semua”.

Onang spechless, mungkin dia gak nyangka kalau Onah sudah berevolusi menjadi sebuah tim, tim sukses. Tim Onah terdiri dari teman dekat Onah, teman sebangku Onah, teman seasrama Onah, yang kalau dijumlahkan adalah lebih dari separuh kelas. Mungkin 2/3 kelas. Dan sedang nyengir kuda kepada Onang.

Onah bukan lagi seseorang yang dulu selalu membalas surat-suratnya, melainkan sekumpulan orang-orang yang selalu berusaha membuat Onang senang dengan balasan suratnya, yang telah mengisi hari-hari surat menyurat Onang, yang ingin membuat Onang terkesan menjalani tahun terakhir di DA.

Semenjak Onang lulus dan Onah mengakhiri kisah mereka dengan dramatis, berakhir pula lah era surat menyurat di DA. Bukan karena kisah Onang dan Onah terlalu legend dan membekas di hati saya dan teman-teman, melainkan karena kelas putra yang di pinggir lapangan basket pindah ke bangunan baru di samping kelas putri.

Dengan posisinya yang sekarang terlalu sulit untuk tetap melanjutkan kegiatan surat menyurat, meski pernah dibuat kotak pos surat sementara di dekat pos satpam, tidak membuat distribusi surat menjadi lebih efektif, malah kolaps. Media menulis surat pun berubah, kalau dulu hanya selembar kertas ditulisi dan dilipat-lipat tanpa amplop lalu dikirim, saat itu surat ditulis langsung di buku, pura-pura meminjamkan catatan pelajaran kalau ada yang tanya. Tanpa alias.

Seiring dengan perkembangan teknologi, semakin banyak yang memiliki handphone, dalam sekelas hanya beberapa orang saja yang tidak memilikinya. Tak perlu berusaha menulis sebagus mungkin untuk berkirim kabar karena ini bukan surat, cukup sisihkan uang untuk beli pulsa karena sms tidak bisa menggantikan surat yang isinya bisa sampai berlembar-lembar.

Oh, ya. Onah apa kabar? Onah sudah move on dan punya handphone, ia larut ketika merambah dunia maya.
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments

The Snow Maiden atau yang lebih dikenal dengan Snegurochka adalah cerita rakyat yang berasal dari Russia, jika pernah mendengar tentang Putri Kaguya cerita rakyat dari Jepang, maka The Snow Maiden adalah versi Russia dari Putri Kaguya, keduanya memiliki alur cerita yang agak mirip meski dengan ending yang berbeda.

The Snow Maiden bercerita tentang seorang penebang kayu dan istrinya, bertahun-tahun lamanya menikah mereka tak juga dikarunia seprang anak, ketika beranjak tua mereka sangat gelisah memikirkan hari tuanya yang kesepian.

Suatu hari di musim salju, pasangan suami istri tersebut pergi ke hutan untuk menebang kayu. Untuk menghibur diri, mereka membuat sebuah boneka dari salju yang dinamai Snegurochka. Ketika melihat Snegurochka, istri penebang kayu merasa sedih dan berharap agar Tuhan memberikannya seorang anak untuk merawatnya di hari tua.

Tiba-tiba, mata Snegurochka berkedip, pasangan suami istri tersebut tidak mempercayai apa yang mereka lihat, mereka kemudian menatap Snegurochka lagi. Salju yang menutupi Snegurochka mencair, lalu Snegurochka mulai menjelma menjadi seorang manusia nyata dengan tiara yang berkilauan dan pakaian mewah ala peri.

Mereka terkesima dengan apa yang mereka lihat sampai Snegurochka datang menghampirinya, Snegurochka mengatakan kepada mereka bahwa ia datang untuk menjadi anak yang selama ini mereka dambakan dan berjanji akan merawat mereka. Pasangan suami istri tersebut kemudian pulang ke rumah membawa Snegurochka dengan bahagia.

Hari-hari berlalu, Snegurochka tinggal bersama pasangan suami istri tersebut, ia merawat mereka dan melakukan semua kewajibannya. Istri penebang kayu kerap meminta Snegurochka pergi keluar untuk mencari teman, tetapi Snegurochka menolaknya dengan halus. Hingga suatu hari, Snegurochka meminta izin untuk pergi ke karnaval.

Di desa yang sama dengan Snegurochka, tinggallah seorang gadis cantik bernama Kupava. Karena kecantikannya, Mizgir, seorang saudagar kaya jatuh hati padanya. Semenjak itu mereka menjadi tak terpisahkan, desas desus mengatakan bahwa tak lama lagi Mizgir akan menikahi Kupava.

Di karnaval Snegurochka bertemu dengan seorang pemuda bernama Lel, tak butuh waktu lama bagi mereka untuk saling menyukai. Dimana ada Snegurochka disana ada Lel.

Suatu hari Mizgir datang mengenakan pakaian wanita dan menari-nari, semua orang yang melihatnya tertawa-tawa, begitu juga dengan Kupava. Saat itu Snegurochka dan Lel ikut menari bersama-sama. Mizgir yang baru kali itu melihat Snegurochka langsung terpikat, ia kemudian memutuskan hubungannya dengan Kupava dan melupakannya.

Sejak itu tersiar kabar bahwa Mizgir sering mengunjungi Snegurochka di rumahnya, desas desus mengatakan bahwa tak lama lagi Mizgir akan menikahi Snegurochka. Kupava yang merasa kesal lantas mendatangi rumah Snegurochka, ia memarahi dan menghina Snegurochka, ia bahkan meminta agar orang tua angkatnya mengusirnya.

Tak sampai disitu, Kupava menghadap Tsar Berendei untuk mengadukan ulah Snegurochka yang (menurutnya) telah merebut Mizgir kekasihnya. Tsar Berendei yang dikenal bijak kemudian memanggil Snegurochka dan orang tua angkatnya untuk menghadap ke istana. Mereka semua ketakutan, namun tetap memenuhi panggilan tersebut

Tsar Berendei kemudian meminta Snegurocha menjelaskan tentang Mizgir, ia tidak menampik bahwa Mizgir menyukainya, namun yang sebenarnya terjadi adalah Snegurochka telah menolak Mizgir sehingga Mizgir tidak pernah mendatangainya lagi. Tsar Berendei pun mengerti duduk permasalahan kedua gadis ini. Cinta. Tsar Berendei lalu menyuruh Snegurochka dan orang tua angkatnya pulang ke rumah.

Kupava yang mengetahui keputusan Tsar menjadi hilang kendali, ia merasa sangat putus asa dan memilih untuk menceburkan dirinya ke dalam sumur. Setalah kejadian itu, Snegurochka terus berdiam diri di dalam rumah, ia tidak bisa dibujuk bahkan oleh Lel sekali pun.

Suatu hari Lel mendatangi rumah Snegurochka dan mengajaknya keluar rumah, tak disangka Snegurockhka menyetujuinya, mereka lalu berjalan-jalan hingga ke tepian hutan. Snegurochka meminta Lel untuk memainkan flutenya dan dengan senang hati Lel memainkan flutenya. Snegurochka menangis mendengarkan Lel memainkan flutenya, perlahan-lahan tubuh Snegurochka memudar dan hilang ditelan bumi. Meninggalkan Lel yang termangu menatapnya.

The Snow Maiden adalah salah satu cerita rakyat Russia yang populer, terbukti dengan tokoh Snegurochka yang sering dijadikan muse untuk ilustrasi atau boneka, salah satunya adalah The Enchanted Dolls. Karena kepopulerannya The Snow Maiden juga diangkat menjadi cerita opera dan dipentaskan sejak era 1800an.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Serial How I Meet Your Mother menceritakan tentang kehidupan 5 orang sahabat yang tinggal di kota New York, mereka adalah Ted Mosby, Robin Scherbatsky (Cobie Smulders), Barney Stinson (Neil Patrick Harris), Marshall Ericksen dan Lily Aldrin.

How I Meet Your Mother diceritakan dari point of view Ted Mosby the architect, ia menceritakan flashback bagaimana ia bertemu dengan belahan jiwanya kepada kedua anaknya. Pada awal serial diceritakan bahwa Ted merupakan kekasih Robin, namun karena berbagai hal hubungan mereka tidak berhasil.

Pribadi Robin yang cuek dan a little bit sarcasm membuatnya diterima di gang, yang ingin diketuai oleh Barney. Barney sendiri merupakan seorang yang kaya, selfish dan gemar melakukan berbagai macam challenge yang ia buat sendiri. Kata-kata favoritenya adalah Legend ... wait for it ... dary.

Sedangkan Marshall a.k.a Marshmallow adalah seorang mahasiswa hukum yang menjadi roommate Ted sejak masih kuliah, ia juga adalah pasangan Lily a.k.a Lilypad. Mereka (Marshall dan Lily) merupakan pasangan yang kompak dalam segala hal.

How I Meet Your Mother menceritakan keseharian mereka menjalani kehidupan sebagai New Yorker, yaitu bekerja, nongkrong dan dating. Mereka sering menghabiskan waktu dengan nongkrong di MacLarens dan membicarakan berbagai topik serta melakukan hal konyol, yang tentu saja diprakarsai oleh Barney.

Meski sering dibully oleh gangnya, Ted tak putus asa dan tetap optimis akan menemukan belahan jiwanya. Payung berwarna kuning yang menjadi ciri khas serial How I Meet Your Mother adalah sign dari belahan jiwa Ted, sedangkan bebek karet berwarna kuning adalah dasi Barney ketika kalah bertaruh dengan Marshall.


How I Meet Your Mother merupakan serial yang menarik sehingga sangat dinantikan oleh penonton, bahkan mampu bertahan hingga season 9. 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

The Hundred-Foot Journey adalah sebuah film mengenai dunia kuliner dan serba serbinya, meliputi berbagai macam rahasia dapur dan komunitas food tester tersembunyi serta penghargaan tertinggi dalam dunia kuliner, Michelin star.

Tidak banyak yang tahu, The Hundred-Foot Journey merupakan sebuah film yang diadaptasi dari novel yang berjudul sama karya Richard C. Morais. Film The Hundred-Foot Journey ini diproduseri oleh Steven Spielberg yang lebih dulu terkenal dengan karyanya E.T. , Jurassic Park dan Cloverfield yang bertema scine fiction, dan Oprah Winfrey si Ratu Talkshow, serta Juliet Blake.

Mengisahkan tentang sebuah keluarga India yang bermigrasi ke Prancis demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Keluarga tersebut dikepalai oleh Hassan Haji yang merupakan seorang chef, di tempat asalnya Mumbai mereka mengelola sebuah restaurant, ia dan keempat anaknya tanpa sengaja singgah di kota Lumiere Prancis.

Terkesan dengan lingkungannya yang damai dan tentram, Hassan Haji kemudian berinisiatif untuk membuka sebuah restaurant India. Awalnya, terjadi pertentangan karena Luminere bukan tujuan utama mereka dan dinilai bukan tempat yang baik untuk membuka usaha dengan kultur yang berbeda.

Dengan keteguhan hatinya Hassan Haji mampu membungkam semua opini anak-anaknya, mereka kemudian berusaha mencari tempat tinggal sekaligus tempat usaha yang baru. Tak butuh waktu yang lama untuk menemukannya, dengan segera mereka mendapatkan sebuah tempat tinggal yang disulap menjadi sebuah restaurant India.

Sementara itu, di hadapannya telah berdiri sebuah restaurant Prancis yang dikelola oleh Madam Mallory dan mendiang suaminya (dulu). Restaurant tersebut telah meraih 2 Michelin Star yang membuatnya memiliki prestige tersendiri.

Madam Mallory yang merasa terusik dengan restaurant India Hassan Haji kemudian berusaha memboikot dan menutup restaurant tersebut. Hassan Haji yang merasa tersinggung kemudian berusaha untuk mencari cara membalas Madam Mallory. Keduanya sama-sama saling menjegal dan menjatuhkan, terus seperti itu hingga Walikota Lumiere turut turun tangan mencoba mendamaikan keduanya.

Salah seorang anak Hassan Haji yaitu Hassan Abdul Kadam memiliki ketertarikan terhadap dunia kuliner, tanpa sengaja ia menemukan buku resep Michelin yang memuat berbagai resep menakjubkan. Dengan dibantu Marguerite, seorang chef assistent di restaurant Madam Mallory ia mencoba untuk mengesankan Madam Mallory dengan membuat main course, yang tentu saja dicela habis-habisan olehnya.

Tak patah semangat, Hassan Abdul Kadam kemudian mencoba lagi dan menghidangkannya kepada Madam Mallory. Kali ini berbeda, Madam Mallory yang keras kepala akhirnya mendatangi Hassan Haji untuk meminta Hassan Abdul Kadam bekerja di restaurant miliknya. Hassan Haji yang sentimentil terhadap Madam Mallory awalnya menolak, namun melihat kegigihan Madam Mallory dan keinginan Hassan Abdul Kadam ia pun mengizinkan.

Dengan bakatnya Hassan Abdul Kadam menjelma menjadi chef utama di restaurant Madam Mallory, bahkan ia mendapatkan Michelin Star ketiga untuk Madam Mallory. FYI. Michelin Star adalah penghargaan bergengsi bagi praktisi kuliner di seluruh Prancis, penilaiannya dilakukan secara rahasia dan tersembunyi setiap setahun sekali, hal inilah yang menjadikan Michelin Star sangat prestisius.

Setelah mendapatkan Michelin Star, Hassan Abdul Kadam menjadi chef yang paling dicari, berbagai macam tawaran berdatangan silih berganti. Demi masa depan yang lebih baik lagi, Hassan Abdul Kadam mencoba peruntungannya di Paris, ia menjadi chef di salah satu restaurant bergengsi dan mendapatkan berbagai pengetahuan baru dalam dunia kuliner.

Gemerlapnya Paris tak jua meluluhkan Hassan Abdul Kadam yang diam-diam merindukan keluarganya dan Madam Mallory yang kini bersahabat dengan Hassan Haji. Dalam kegamangannya ia dihadapkan pada keputusan sulit, terus mengejar cita-citanya atau kembali ke pelukan keluarganya?
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hiro Hamada adalah seoranga anak jenius berumur 14, ia dan kakaknya Tadashi Hamada tinggal dengan bibinya Cass di kota San Froskoyo, San Fransisco rasa Tokyo. Sehari-hari Hiro menghabiskan waktunya dengan mengikuti kompetisi robot illegal, Yamada yang mengetahui hal tersebut kemudian mengajak Hiro untuk main ke Universitas tempat ia belajar.

Yamada membawa Hiro berkeliling Universitasnya dan mengenalkannya pada teman-temannya yaitu Fred, Honey Lemon, Gogo dan Wasabi. Mereka semua sedang bekerja  mengembangkan beberapa produk inovatif (Product Design major, maybe?), kemudian Tadashi menunjukkan karyanya, sebuah robot kesehatan yang diberi nama Baymax.

Hiro pun terpacu untuk bisa kuliah di Universitas yang sama dengan Tadashi, dan untuk bisa masuk ke Universitas tersebut Hiro diharuskan untuk mengikuti kompetisi, yang mengharuskannya membuat 1 produk inovatif yang mampu membuat investor tertarik.

Setelah berfikir keras akhirnya Hiro memutuskan untuk membuat microbots, sebuah konsep flexiform robot dalam jumlah yang besar.

Tibalah hari kompetisi yang dinanti-nantikan, Hiro yang didukung oleh Tadashi dan kawan-kawannya mempresentasikan karyanya di hadapan pengunjung, ia berhasil menarik minat seorang investor bernama Alistair Krei. Krei tadinya bermaksud membeli microbots karya Hiro namun akhirnya gagal, karena Hiro lebih mendengarkan saran dari Prof. Callaghan, dosen Tadashi.

Ketika akan pulang, mereka semua dikejutkan dengan kebakaran yang terjadi di gedung yang digunakan untuk kompetisi. Tadashi yang khawatir kepada Prof. Callaghan berlari menuju gedung, tak selang berapa lama terjadi ledakan yang dashyat, ledakan tersebut menewaskan Tadashi.

Hiro yang sedih ditinggalkan Tadashi menjalani hari-harinya dengan muram. Pada suatu hari ia mengaktifkan Baymax, robot kesehatan milik Tadashi. Awalnya Hiro merasa risih karena Baymax yang diprogram untuk menghandle orang yang sedang sakit berusaha menscan dirinya, Baymax bahkan menghubungi teman-teman Tadashi karena Hiro ‘sakit’, meski bentuk fisiknya terlihat besar dan lamban, kenyataannya Baymax nyaman dipeluk.


Satu-satunya microbots yang tersisa dari ledakan tiba-tiba bergetar, menandakan bahwa ada microbots lainnya masih aktif. Hiro kemudian mengajak Baymax untuk mencari microbots lainnya, mereka kemudian sampai di sebuah gudang tua di dermaga. Hiro menemukan bahwa ada orang seseorang yang memproduksi massal microbots miliknya, seseorang yang menggunakan topeng Kabuki.

Ketika akhirnya pandangan mereka bersinggungan sosok di balik topeng Kabuki menyerang Hiro, beruntung pada saat itu muncullah teman-teman Tadashi, mereka kemudian bersama-sama lari dari kejaran monster microbots, karena tidak punya tujuan sementara Fred mengajak mereka ke rumahnya.

Hiro kemudian mendapatkan ide untuk menjadikan diri mereka sebagai pahlawan super, ia kemudian meredesign kostum dan senjata untuk Fred, Honey Lemon, Gogo dan Wasabi, tentunya disesuaikan dengan karakter mereka masing-masing.

Hiro yang merasa curiga dengan Alistair kemudian berusaha mencari tahu, ia dan teman-temannya mendatangi markas Alistair yang berada di sebuah pulau. Disana mereka menemukan rekaman Alistair mengenai project teleportasi yang gagal, Alistair tanpa sengaja telah menghilangkan Abigail Callaghan pada project tersebut.

Pada saat itu tersiar kabar bahwa monster microbots menyerang kota, mereka lantas mengejar monster microbots dan berusaha menghancurkannya. Hiro kemudian tersedot ke dalam pusaran teleportasi dan menemukan Abigail terjebak di dalamnya, ia lalu membawa Abigail dan Baymax keluar dari pusaran teleportasi, namun Hiro kekurangan daya ketika dalam perjalanannya dan  agar Hiro bisa keluar Baymax memberikan dayanya.

Meski akhirnya Hiro dan Abigail selamat dari pusaran teleportasi, Hiro sangat sedih karena kehilangan Baymax. 


So, i’m fallin’ in love with Baymax!!! His marshmallow body melted me 6(^.^)9 and his warm hugs warmed me 6(^.^)9. I wish I had Baymax in my room 6(^.^)9. Such a lovely charachters.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates