Hello~
Setelah berbulan-bulan skip ke bioskop akhirnya aku nonton lagi hehe Yap, sejak awal tahun schedule-ku padat merayap dari acara kewongnya Widy, lanjut Ramadan, eh tahu-tahu udah lebaran. Yang mana membuat hidupku agak melenceng dari flow-nya, termasuk urusan mem-publish post di blog, terasa berantakan bukan? hehe Terakhir kali ke bioskop aku nonton film Avatar: The Way of Water dengan Deya dan Icunk, untuk post-nya bisa dibaca disini ya.
Tadinya aku berencana untuk nonton Buya Hamka, tapi nggak keburu jadi aku mencari film lainnya dan taa daa… ada The Guardian of the Galaxy volume 3 dongs. Kali ini aku nonton di Kings, FYI kantorku hanya berbeda blok dengan Kings jadi siang-siang aku bisa caw membeli tiket OTS, nontonnya mah setelah pulang kantor ya nggak ada ceritanya mabal demi nonton macem anak sekolah.
Meski bioskop udah sedekat ini aku jarang nonton di Kings, gimana ya… beda aja gitu vibes-nya haha Di Kings jadwal tayangnya *film yang kuincar seringnya nanggung, antara mepet ke jam pulang kerja atau mepet ke jam sholat maghrib, untuk urusan jam tayang kurasa BEC lebih OK. Sayangnya, kalau ke BEC mesti agak effort karena mesti membeli tiket via aplikasi (yang admin fee-nya nyebelin) dan harga ojol yang hampir sama dengan harga tiket.
Perputaran film di Kings kecepatannya udah macem di Ubertos ya, jadi film-film yang sebenarnya bagus kadang hanya kebagian layar sedikit jadi mesti gercep. Macem film Slam Dunk, aku udah merencanakan nonton dari jauh-jauh hari yekan, eh pas hari H-nya dimana semestinya aku membeli tiket udah nggak ada dongs Hahanjirrr… slipped on my finger.
Aku memilih untuk nonton di hari Rabu sore karena besoknya libur hehe Makanya penontonnya pun didominasi oleh keluarga, teman seper-circle-an dan couple yang pada setrong karena sanggup nonton nggak pake jaket, yha~ aku adalah partisi diantara mereka.
Untuk membangun mood byasanya aku membaca ulang post-ku yang lalu-lalu, sayangnya aku nggak bisa menemukan satu pun post (atau minimal draft-nya) Guardians of The Galaxy di blog dan di netbook-ku, kaget banget laini… Yha~ ternyata eh ternyata draft post-nya masih berupa konsep di kepala yang belum sempat dientaskan makanya nggak ketemu.
Diantara semua film Marvel, film Guardians of The Galaxy adalah satu-satunya film yang udah punya tim mandiri berbeda konsep dengan The Avengers yang merupakan gabungan dari beberapa superheroes. Karena berkonsep tim Guardians of The Galaxy ini lebih colourful dan fun, asyik aja gitu… kalau ada hal yang paling kusuka di Guardians of the Galaxy itu adalah playlist-nya yang kece, bisa niya masuk list.
Sejauh ini opening scene terbaik masihlah milik Guardians of The Galaxy vol. 2, scene dimana Groot living his moments dengan memutar playlist untuk mengiringi baku hantam timnya. Ohya, biar nggak banyak miss saat menonton Guardians of the Galaxy vol. 3 kurasa ada baiknya kalau kita menonton list film di bawah ini, tapi kalau nggak pun gpp sih paling ya bingung aja darimana datangnya si fulan atau si fulanah *semua filmnya bisa ditonton via Disney+ Hotstar.
- Guardians of the Galaxy vol. 1 (2014)
- Guardians of the Galaxy vol. 2 (2017)
- The Avengers Infinity War (2018)
- The Avengers End Game (2019)
- Thor: Love and Thunder (2022)
- Guardians of the Galaxy Christmas Edition (2022)
Untukku, film Guardians of The Galaxy ini nggak kalah manisnya dengan film Avengers: End Game, well mungkin gegara sama-sama film farewell kali ya hehe FYI. Film Guardian of the Galaxy vol. 3 ini adalah film terakhirnya James Gunn untuk Marvel karena beliau cabs ke DC, well… I just want to say thank you for brings us this movie. Jujur niya... aku udah nggak merasakan lagi excitement-nya menonton film/series Marvel sejak Avengers: End Game, sayangnya film Spiderman: No Way Home nggak masuk list karena meski berada di universe yang sama doi rilisan Sony Pictures.
Berbeda dari vol. 1 dan 2 nya yang tim sentris, di vol. 3 ini karakter utamanya adalah Rocket Raccoon (Bradley Cooper), yha~ film Guardians of The Galaxy vol. 3 ini adalah filmnya Rocket. Saat pertama kali tahu bahwa karakter Rocket di-dubbing oleh Bradley Cooper aku merasa sayang aja gitu secara… cuy ini Bradley Cooper. Sejujurnya aku berharap Bradley Cooper bisa mendapatkan peran sebagai salah satu superheroes, namun mengingat Brad Pitt pun pernah jadi superheroes di Deadpool 2 yang metong cepat, aku akhirnya legowo doi jadi Rocket wkwkwk
Saat cek ombak di Twitter banyak yang bilang bahwa lagu Radiohead - Creep akan terasa berbeda setelah menonton film Guardians of The Galaxy, itu benar ya guise… mon maap apa nggak bisa ditambah lagi kadar getirnya? Haha Selama ini kita hanya tahu bahwa Rocket adalah salah satu experimental creature yang jenius, yang tanpanya tim Guardians of The Galaxy nggak akan punya hal-hal canggih siap pakai. Tapi kita nggak pernah benar-benar tahu bagaimana Rocket ‘tercipta’.
Setelah berpisah dengan Thor, tim Guardian of The Galaxy kembali ke Knowhere dan berusaha untuk melanjutkan hidup. Di masa damai nan galau inilah *siapa lagi kalau bukan Peter Quill aka Starlord (Christ Pratt) yang masih belum move on dari Gamora (Zoe Saldana) warga Knowhere dikejutkan oleh kedatangan Adam Warlock (Will Poulter), meski nggak berhasil ‘menangkap’ Rocket sayangnya Rocket terluka cukup parah hingga membuatnya korslet.
Ofkors rekan setimnya langsung gercep mencari cara agar Rocket bisa dipulihkan, salah satu ikhtiar-nya adalah dengan pergi ke XXX guna mencari database tempat Rocket berasal. Karena nggak mungkin melakukannya secara mandiri, mereka lalu meminta bantuan Ravager yang kini dipimpin oleh Sylvester Stallone. Well… Peter dan Gamora pun bereuni kembali, kusuka dialog-dialog bitter nan ngenesnya si Peter yang masih ngarep dan berusaha me-recall memori manitsnya bersama Gamora *dulu.
Scene mereka mencapai XXX mengingatkan pada game Among Us, apalagi baju meraka berwarna warni.
Kalau byasanya duo saling melengkapi macem yin dan yang macem di film-film action, berbeda halnya dengan duo Mantis (Pom Klementiff) dan Drax (Dave Bautista) yang sama-sama gendeng haha Kalau kalyan menonton film Guardians of The Galaxy Christmas Edition pasti tahu gimana cucoknya mereka saat berbuat onar. Kalau di vol. 1 dan vol. 2 jokes-nya masih sering miss dan kriuk, di vol. 3 mereka akhirnya berhasil mencapai puncak chemistry. Bayangkan…
Mantis yang adorable (karena punya mata anime *kyuto) bertemu dengan Drax yang rada once bisa saling melengkapi sebegitu random-nya. Kusuka duo ini karena tektokannya enak. Ohya, kusuka perkembangan karakter Nebula (Karen Gillian) di film Guardian of The Galaxy vol. 3 ini. Well… ada masanya aku ZBL karena doi bengis dan nyebelin, alhamdulillah sekarang mb-nya lebih manusiawi dan luwes. Kusuka Nebula upgrade version ini.
Mari kita flash back ke masa awal ‘penciptaan’ Rocket…
Yap, benar. Rocket adalah experimental creature yang diciptakan oleh High Revolutionary, satu diantara banyak makhluk hidup yang akhirnya berhasil mencapai ekspekstasi High Revolutionary. Karenanya Rocket nggak sendiri, ia juga punya bestie sekandang yakni Teefs, Floor, dan Lyla, pertemanan yang singkat ini terasa manits tatkala mereka memilih namanya masing-masing. Kurasa scene eksploitasi hewannya cukup afgan sih… berkali-kali membuatku kurang nyaman meski nggak sampai mual.
Setelah gagal me-reset ulang Rocket, tim Guardians of The Galaxy akhirnya bernegosiasi dengan High Revolutionary. Ofkors kombinasi tim yang seadanya akhirnya malah membuat situesyen kacau, saking kacaunya mereka malah miskom, nggak bisa marah… karena ini kelakuannya si duo gendeng, Mantis dan Drax. Kusuka long take saat mereka masuk ke kapal High Revolutionary, keren dan asyik aja gitu nontoninnya.
Yang membuatku excited malah anak-anak Sia yang berada di kapal, aku belum tahu official name-nya mereka ya, kunamai anak-anak Sia karena rambut mereka macem anak kecil di VC Chandelier. Scene saat semua penumpang kapal menyebrang ke Knowhere mengingatkanku akan cerita bahtera Nabi Nuh, semua makhluk memiliki kesempatan kedua untuk melanjutkan hidup.
Begitu pun dengan Guardians of The Galaxy yang akhirnya memilih untuk berpisah demi memenuhi panggilan hati. Guardians of The Galaxy masih ada kok, hanya rolling kepengurusan haha. Kusuka ending-nya yang meski bikin mbrebes mili tetap bikin hangat. Kurasa pertanyaan kita sama, apakah Marvel akan membuat series khusus untuk Peter Quill saat berada di bumi?
Well… I just want to say that Guardians of The Galaxy adalah farewell yang menghangatkan hati.