Hellooo…
Gimana akhir tahunnya? Masih semangat atau udah hemeh? 😁.
Seperti yang lalu-lalu, akhir tahunku nggak begitu baik, ada banyak kekhawatiran dan malam-malam panjang penuh penghayatan. Ditambah lagi dengan cuaca yang gloomy ala Forks, makin-makin aja yekan… 😅.
Setelah berminggu-minggu ngobrol via chat dan sesekali video call akhirnya aku, Icunk dan Deya memutuskan untuk ketemua. Yha~ kita juga butuh interaksi langsung, biar mukanya nggak ketimpa smartphone yang kesilep saat ngobrol 😂. Dan, seperti byasa… nggak ada yang mau nyusun itinenary, maunya pada idem 🥲.
Beberapa café yang sempat masuk list mesti dicoret karena nggak masuk budget 🙃 Sadar dirilah, kita bukan target market mereka 🤭.
Karena nggak asyik rasanya kalau nggak makan siang jadilah kita mencari tempat makan di sekitaran Braga: Wikikoffie tutup, The Sugarush tutup, Jurnalrisa nggak ada nasi 😁 Kalau café kopi-kopian mah banyak, tapi kan kita maunya makan nasi bukan makan ampas kopi 😌. Setelah melalui berbagai pertimbangan kita memilih Gasblock Braga.
Gasblock ini aslinya adalah Gedung Gas Negara yang diarsiteki oleh R. L. A. Schoemaker, sempat mati suri selama beberapa tahun belakangan, kemudian muncul sebagai toko rotinya Vino di fim Madre. Aku jadi kepikiran, apakah Gasblock ini dibuat karena ingin memanfaatkan sisa property film? Who knows… 🤔 karena bahkan Filosofi Kopi pun hadir dari ide semacam ini.
Menurutku ide memanfaatkan aset macem gini baik ya, seenggaknya bangunannya nggak akan terbengkalai dan jadi sarang huntu. Yha~ menurutku nilai jual sebuah bangunan akan luruh kalau sampai didatangi timnya Junalrisa 😂 Kalau kamu lagi ada di Braga dan nggak tahu mau makan apa karena nggak mau zonk coba-coba atau ingin PDKT yang santai tapi masih on budget, kusarankan Gasblock ini ya.
Dari luar bangunannya mungkin terasa intimidatif, wajar sih karena kita belum tahu price range-nya, kalau ngecek di akun IG-nya pun memang nggak ada pricelist. Seingatku untuk makanan ringan 20K-30K, makanan berat 30K-150K, minuman 25K-40K dan FYI itu semua belum termasuk tax 10% dan service 7%.
Untuk makanan dan minumannya ok ya, porsinya pas dan pilihannya nggak neko-neko, mungkin bisa ditambahkan opsi finger snack-nya. Rasa makanannya juga enak, macem catering di resepsi pas awal-awal dibuka stand-nya. Untukku yang paling the best sih kerupuknya, no kaleng-kaleng guise… ✨
Tableware-nya juga nggak ala-ala, sendok dan garpunya nggak tipis *penting.
Ikan Asam Manis 35K |
Ikan Cabe Garam 35K |
Nasi Goreng Sambal Hijau 35K |
Eh iya, Gasblock Braga ini memiliki 3 amal usaha, yakni: Gastro (F&B), Gassinc (coffee) dan Gas Inn (hotel), jadi jangan heran kalau saat makan ada orang yang lalu lalang sambil bawa koper, mereka adalah tamu hotel ya. Lantai bawah untuk Gastro dan Gassinc, sedang lantai atas untuk Gas Inn. Gasblock Braga ini bisa diakses melalui jalan Braga dan jalan Morce (parkir kendaraan).
Kalau ingin lebih private ada beberapa reservation room yang penamaannya menggunakan nama arsitek Belanda, Schoemaker mah nggak usah ditanya ya, paling depan. Bisa untuk meeting, belajar bareng teman atau WFC, tapi memang pada dasarnya Glasblock Braga ini belum terlalu ramai jadi ya nggak pake reservation room pun mestinya udah cukup tenang.
Yang kusuka dari Glasblock Braga adalah bentuk bangunannya yang nggak terlalu banyak dirubah, loket pembayaran masih dipertahankan, kusennya masih utuh, lantainya belum diganti.
Trivia
Pernah nggak sih kepikiran, mengapa bangunan era kolonial kalau siang terasa adem dan kalau malam terasa hangat? Kebanyakan bangunan era kolonial menggunakan 2 lapis batu bata (lebih tebal). Tujuannya agar saat siang tembok tersebut bisa menyimpan panas dari sinar matahari, jadi ketika malam panas tersebut akan dikeluarkan, begitu pun sebaliknya.
Selain itu, penggunaan tegel adalah hal yang wajib karena tegel lebih bisa bernafas ketimbang keramik yang ada coating-nya. Dan yang nggak kalah penting adalah sirkulasi udara yang jor-joran, langit-langit yang tinggi dan jendela-jendela besar. Bangunan era kolonial adalah referensi yang tepat dari design rumah tropis ✨👌🏻.
Kembali ke Gasblock…
So far kita merasa puas dan cocok aja niya dengan situesyennya yang kebetulan nggak ramai, jarang-jarang yekan menemukan café yang okcey dan on budget. Mungkin bisa jadi opsi kalau mentok di Braga nggak tahu mau kemana hehe Tapi kalau untuk menginap atau staycation mah kita masih pikir-pikir ya 😅.
Semoga kita bisa segera liburan keluar kota ya, watir ih… kameranya dianggurin 😉.
🏢 Jl. Braga no 40 Bandung
☕ Senin-Minggu
🕰️ 10.00-20.00
🍛 30K-150K
🥟 20K-30K
🍹 25K-40K
⚠️ belum termasuk tax 10% dan service 7%.