Aroma Karsa - Dee Lestari
Seperti menonton,
membaca adalah candu.
Berbeda dari
buku-buku Mak Suri sebelumnya, buku Aroma Karsa ini dirilis dalam format
digital dan bersambung, yang mana seakan mengingatkan kembali akan masa
kejayaan cerita bersambung di majalah-majalah masa lalu. Meski suka
buku-bukunya Mak Suri, kali ini aku memilih abstain
ikutan PO digital Aroma Karsa, karena... merasa tak kan sanggup untuk menunggu
minggu demi minggu dengan rasa penasaran. Well... nonton aja marathon, baca buku
pun harus langsung ditamatin. Ya kan? 😙😙😙.
Tentu saja
awalnya aku tahu Mak Suri ini dari TV, trio-nya yang dinamai RSD (Rida Sita
Dewi) pernah mengisi jam-jam pulang sekolahku dengan video klip Bening-nya, sangat
menginspirasi untuk me-request payung
transparan sebagai hadiah ulang tahun. Waktu berselang... kemudian Dee Lestari
hadir dengan Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh, sebuah buku bertema sci-fi
dengan cover yang (bagiku) begitu
keren karena desainnya yang futuristik. Harap maklum ya pemirsa... saat itu
aku masih yesterday afternoon kid yang bacaannya masih seputaran Harry Potter 🎩 dan Goosebumps 👻.
Ksatria, Putri
dan Bintang Jatuh adalah buku sci-fi Indonesia pertamaku selain ensiklopedia bergambar, perkenalan yang lugas dengan Mak
Suri. Berasa keren aja gitu setelah tamat baca bukunya 😂. Bahasannya yang
diluar nalar dan prosa-prosanya yang asing namun terasa nyaman membuatku
‘dewasa’ seketika, membuatku yakin… she’s
the one. Nggak deng, membuatku yakin suatu saat nanti Dee Lestari akan
menjadi salah satu penulis hebat
kelak. Sayangnya, hal
tersebut tidak dibarengi dengan visualisasi filmnya... yang mana nggak memuaskan
sama sekali... 😫.
Di antara buku-bukunya
Mak Suri yang paling kusuka adalah seri Supernova, Perahu Kertas juga suka,
Madre juga suka, tapi aku lebih cinta Elektra yang sakti ketimbang Kugy yang edgy. Nggak tahu deh kalau nanti sore... 😂😂😂. Apapun tema bukunya, Mak Suri selalu tahu bagaimana caranya memanjakan
pembaca dengan sensasi after taste yang begitu pekat. Jadi berasa
makan kimchi-nya Mrs. Nam, nyobain cuma seujung sendok doang tapi rasa pahang
dari bawang putihnya masih ketinggalan hingga 2 hari kemudian.
Dibandingkan
dengan Perahu Kertas yang terasa bagai cerita cinta di rom-com, Aroma Karsa lebih
kompleks karena menghadirkan cinta yang bergerak dalam linimasa yang berbeda.
Riset yang dilakukan Mak Suri untuk bukunya nggak tanggung-tanggung, ia
menjelajahi hampir setiap sudut bukunya bahkan sebelum menuliskannya. FYI.
Ilustrator Aroma Karsa adalah Hezky Kurniawan, salah satu diantara ilustrator favorite-ku.
Oh iya. Karena
belum beli bukunya ku pinjem punyanya Icunk... ternyata tebel yha~... 😁.
Secara garis
besar Aroma Karsa adalah tentang indera penciuman manusia yang menyibak rahasia
paling kelu dari Puspa Karsa, bunga ajaib yang konon mampu melengserkan seorang
raja dari takhtanya. Untuk ukuran zaman sekarang cerita epik semacam Babad
Tanah Jawa mungkin kurang populer, namun Mak Suri merangkulnya dan membawanya
ke masa kini. Konsep dunia paralel atau yang lebih dikenal dengan
istilah ‘dimensi lain’ acapkali menjadi bulan-bulan sebab dijadikan dagelan
televisi, eym... meski sebenarnya selalu
ada sebagian dari diri kita yang mengakui bahwa ‘dimensi lain’ adalah bagian
dari budaya.
Saat iseng scrolling di media visit-nya Aroma Karsa, terselip komentar yang kurang lebih begini; “wah... jadi keingatan buku Perfume: Story of A Murderer-nya Patrick Süskind” Jangankan dikau, pikiranku pun langsung melayang kesana hehe. Keduanya sama-sama membahas tentang aroma dan keberfaedahannya dalam bisnis perfume, Perfume: Story of A Murder berfokus pada usaha Grenouille mengekstraksi aroma perawan, Aroma Karsa berfokus pada usaha menemukan indung bibit, namun lagi-lagi keduanya diyakini sanggup membuat orang hilang akal 💣.
Mungkin karena
belum banyak buku yang membahas tentang indera penciuman jadinya langsung dibandingkan
head-to-head, nggak salah sih... karena memang sejauh ini buku tentang aroma terpopuler adalah
Perfume: Story of A Murderer dan tentunya Aroma Karsa. Mak Suri berhasil mencari celah
yang tepat dimana penulis lain enggan menjamah, suatu idelisme yang
eksistensinya sulit untuk dibandingkan.
Aroma Karsa akan
membawa indera penciuman kita (pembaca) menyusuri semrawutnya TPA Bantar
Gebang, dimana Jati Wesi tumbuh dan berhutang budi seumur hidup pada Nurdin
Suroso. Jati Wesi bukanlah lelaki sembarang, ia memiliki keistimewaan pada
indera penciumannya yang lebih peka dibanding orang biasa. Kebanyakan orang
mungkin akan melihat TPA Bantar Gebang sebagai planet sampah, tempat terkumuh
dan terjorok yang membayangkannya saja pun tak sudi, namun bagi Jati TPA Bantar
Gebang adalah perpustakaan (pribadi) aroma-nya.
Untuk menopang
hidup dan membalas budi, Jati bekerja ekstra dari mulai merawat taman di
kompleks sekitar, menjadi buruh di pabrik pupuk sampai menjadi karyawan di toko
parfum Attarwala. Attarwala sendiri adalah usaha milik Khalil Batarfi, mantan
guru kimianya yang memperkenalkannya pada aroma-aroma selain TPA Bantar Gebang
sekaligus memanfaatkan keistimewaannya *ehe Pekerjaannya di Attarwala adalah
yang paling disukai Jati, yang kelak mengantarkannya kepada Raras Prayagung.
Raras Prayagung
tak kan menjadi siapa-siapa jikalau Janirah tidak mengkhianati nasibnya sebagai
anak abdi dalem yang saban hari keluyuran di keraton. Janirah-lah yang pertama
kali menemukan sisa-sisa Puspa Karsa tersembunyi di balik tembok keraton,
mencurinya dan menggunakannya untuk merubah nasibnya sendiri. Hanya kepada
Raras Prayagung, Janirah mengungkapkan rahasianya dan mewariskan mimpinya menemukan
Puspa Karsa.
Pencarian Raras
Parayagung akan Puspa Karsa seakan menjadi obsesi tak berkesudahan, ia
mengorbankan hampir segalanya demi menemukan Puspa Karsa. Tahun-tahun berlalu
sejak terakhir kali ia melakukan ekspedisi pencarian Puspa Karsa... namun
keinginannya untuk menemukan Puspa Karsa masih membara. Untuk mendukung
rencananya, Raras Prayagung perlahan menggalihkan tanggung jawabnya di Kemara
kepada Tanaya Suma.
Seperti Jati,
Tanaya Suma pun memiliki keistimewaan pada indera penciumannya, namun berbeda
dengan Jati yang ditempa oleh kebusukan TPA Bantar Gebang, Suma lebih ringkih
karena keterbatasan database aroma
yang dijaga oleh Raras Prayagung. Dengan keistimewaaanya, Suma bertanggungjawab
untuk departemen fragrance di Kemara
dengan produk andalannya yang dinamai Puspa Ananta.
Suma sebenarnya
menjalin hubungan dengan Arya Jayadi teman semasa kecilnya, namun... seperti
halnya tokoh kurang penting di FTV, Arya Jayadi diciptakan untuk mengisi
kekosongan sebelum Jati dihadirkan. Eym ... mungkin satu-satunya faedah Arya di
Aroma Karsa adalah menjadi personal stylist Jati hehe 😁😁
Selain ketiga
tokoh sentral diatas yang dikenalkan pada beberapa bab awal, kita akan diajak
untuk menemui Anung Linglung yang entah karena apa berada di penjara Bekasi
kemudian melipir sejenak kepada Khalil Batarfi si pemilik Attarwala yang
dianggap bapak oleh Jati. Dengan perhitungan yang cermat, rupanya Raras
Prayagung mempersiapkan ekspedisi lanjutan untuk menemukan Puspa Karsa.
Disinilah hubungan Jati dan Suma mulai bergejolak, karena disukai atau tidak
hanya salah satu dari mereka yang diperbolehkan ikut.
Pesona Puspa
Karsa benar-benar telah memikat Raras Prayagung, tak peduli semusykil apapun ia
tetap memberangkatkan tim ekspedisinya mencari Puspa Karsa. Clue yang telah bertebaran sepanjang 2/3
buku Aroma Karsa perlahan-lahan mulai menemukan tempatnya, mengubahnya menjadi
satu gambaran besar mengenai linimasa Puspa Karsa yang sesungguhnya dan setting ceritanya yang dipindahkan ke
Gunung Lawu yang mistis membuatku yakin Mak Suri pernah berkonsultasi dengan
sesepuhnya Gunung Lawu.
Aroma Karsa bukan
Cuma sekedar pencarian bunga ajaib di Gunung Lawu melainkan tentang pencarian
akan esensi dari kehidupan itu sendiri. Puspa Karsa tercipta bukan untuk
mengubah dunia namun untuk mengubah manusia, karena bagaimana pun watak seseorang
bisa berubah bahkan ketika Puspa Karsa tidak menampakkan rupanya. Karena Aroma
Karsa, akhirnya aku merasakan lagi bagaimana rasanya begadang semalam suntuk
sebab nggak kuku~ meninggalkan Jati dan Suma bercengkrama tanpa ada aku
diantaranya *elahh *lau siapa? 😂😂😂.
Tadinya aku ingin menjadikan
Aroma Karsa sebagai buku pengantar tidur yang hanya dibaca beberapa bab
perharinya, nyatanya ya... sulit rasanya untuk berhenti (lagi-lagi)
meninggalkan Jati dan Suma yang berkomunikasi menggunakan bahasa qalbu haha. Maaf ya Madre,
kau harus tersingkir... peringkat ketiga akan diambil alih oleh Perahu Kertas
sementara Supernova tetap berada di peringkat pertama. Yap. Aroma Karsa berada
di peringkat kedua, belum bisa mengalahkan Supernova yang bahasannya lebih sci-fi
dan terdiri dari 4 buku.
Dari Aroma Karsa,
ku jadi tahu kalau fragrance terdiri
dari beberapa not dan lab-nya dinamai
olfaktorium. Penasaran juga dengan soda kue yang bisa menetralkan aroma tubuh
Arya, yakali... nanti ada monster hidung 👃 , temennya monster kuping 👂 di A Quiet
Place 😂. Aroma Karsa ini adalah paket
tur lengkap dunia peraromaan, dipaparkan dari yang terbusuk sampai yang
tersemriwing macem komennya Ningsih tentang Puspa Ananta.
***
Masih dalam
rangka belum move on dari after taste-nya Aroma
Karsa, beberapa fans sudah mengimajinasikan siapa aktor atau aktris yang
sekiranya cocok untuk berperan di film Aroma Karsa kelak. Eym... aku juga sih
haha 😂😂😂
Jati Wesi
Ario Bayu atau siapapun
selain aktor komersil yang sering wara-wiri di film-film lainnya.
Tanaya Suma
Bu Dea, dosenku saat
kuliah dulu haha mungkin karena namanya memang agak mirip, setiap kali
membayangkan sosok Suma yang muncul malah Bu Dea yang obviously kinclong abis.
Raras Prayagung
Jajang C. Noor
Nurdin Suroso
Siapa sih itu aktor
yang perawakannya gempal dan rambutnya keriting, sering main jadi orang qismin
yang jahat nan belagu di sinetron-sinetron RCTI?
Khalil Batarfi
Mieke Lucock
Anung Linglung
Sudjiwo Tedjo
***
0 comments
Feel free to leave some feedback :)
Have a nice day everyone~