Trip Bromo & Malang part 2 - It's A Nice Trip
Tujuan berikutnya adalah Air Terjun Madakaripura,
Entah bagaimana caranya Fahria berhasil melobi Mas Bison untuk mengantarkan kami ke Air Terjun Madakaripura. Entah bagaimana caranya juga Fahria tahu tentang tempat itu dan entah bagaimana caranya pula kami bisa sampai kesana dengan kondisi fisik dan mental yang memble karena jalan-jalan 20 km di pagi tadi.
Yang saya ingat adalah Bison kami melewati jalanan yang berliku, melewati rumah-rumah khas perkampungan yang punya ayam di pekarangan serta kebun-kebun palawija di kanan kirinya. Kadangkala diselingi oleh sawah-sawah dan hutan-hutan yang mengingatkan saya akan cerita mistis jaman kolonial.
Kami tiba sekitar pertengahan hari lebih sedikit, kaki kami yang pegal cukup mempersulit perjalanan. Menurut guide yang kami sewa, sebenarnya, pihak pengelola sudah membuatkan jalan semen menuju ke air terjun namun hancur karena banjir bandang di tahun 1998 ketika Presiden Suharto lengser. Air yang mengalir merupakan air dari daerah Bromo, jika di daerah Bromo hujan deras maka sudah pasti debit air di air terjun Madakaripura pun tinggi. Biasanya, cuaca di air terjun Madakaripura sama dengan cuaca di Bromo, jika tidak memungkinkan maka pengelola air terjun akan menutup akses menuju air terjun untuk meghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Pada suatu hari yang naas itu, cuaca di air terjun Madakaripura cerah sekali dan banyak pengunjung yang berdatangan. Tak disangka, di daerah Bromo telah turun hujan lebat yang mengakibatkan banjir bandang dan menjatuhkan bebatuan besar dari atas. Banyak korban berjatuhan karena insiden tersebut dan pihak pengelola memutuskan untuk menutup sementara air terjun Madakaripura. Saya kurang tahu pasti kapan air terjun Madakaripura dibuka kembali untuk umum, namun pada saat kami mengunjunginya (2010) tempat tersebut sudah mulai ramai dikunjungi.
Mendengar cerita mas guide yang horror itu kami was-was seketika, khawatir kalau ada apa-apa (you-know-what-I-meant-huh). Seakan menjawab pertanyaan kami, Mas Guide itu bilang 'kalau lihat apa-apa atau yang aneh-aneh jangan panik, pura-pura gak lihat aja yah...' hadeeuuhhh... nambah merinding aja...
Kami beristirahat sebentar di warung darurat sekadar jajan-jajan gorengan, belum makan lagi sejak tadi pagi di Bromo. Karena jalan semennya sudah rusak, maka terpaksalah kami harus melewati jalan tanah di pinggir-pinggiran sungai, kalau jalannya sudah habis ya nyemplung ke sungai hehe
Melihat air terjun yang bergemericik dan lumut yang tumbuh subur hingga dinding-dindingnya membuat saya percaya bahwa air terjun Madakaripura adalah air terjun terindah yang pernah saya kunjungi. Bahkan saya berpikir sedang berada di fairy land sedang mencari peri sebesar capung yang seliweran kesana kemari seperti di film Barbie hehe
Melihat air terjun yang bergemericik dan lumut yang tumbuh subur hingga dinding-dindingnya membuat saya percaya bahwa air terjun Madakaripura adalah air terjun terindah yang pernah saya kunjungi. Bahkan saya berpikir sedang berada di fairy land sedang mencari peri sebesar capung yang seliweran kesana kemari seperti di film Barbie hehe
Namun, yang menjadi tujuan sebenarnya adalah air terjun yang letaknya paling ujung. Membentuk 2/3 lingkaran tidak sempurna dan dialiri air yang cukup deras, disanalah letak Madakaripura atau dalam bahasa terjemahan bebas adalah tempat bertapanya Patih Gajah Mada di masa lampau, yaitu di dalam ceruk yang terdapat di belakang air terjun.
Karena kedalamannya yang mencapai sekitar 2 m belum lagi ditambah dengan derasnya air yang mengalir, saya pikir siapa pun juga akan mengalami kesulitan untuk mencapai ceruk (yang letaknya lumayan tinggi).
Karena penasaran saya tanya Mas Guide
S : 'mas, gimana caranya Gajahmada sampai ke atas?'
MG : 'gak tau lah mbak, pokoknya dia bisa sampai ke atas'
S : 'ohh ... terbang ya mas?'
MG : 'mungkin mbak, dia kan ORANG SAKTI !!!'
OK, case closed !!!
Setelah mencukupkan diri berfoto, kami segera memutuskan hengkang karena khawatir Mas Bison kesel nungguin. Meskipun di area dekat loket sudah disediakan MCK, tak satupun diantara kami yang berminat untuk mandi, terlanjur lelah mungkin.
Pada Mas Bison, kami semua berpesan agar diantar menuju terminal bis karena mau lanjut ke Malang, tapi menurut Mas Bison akan lebih cepat kalau menggunakan kereta api, setelah ditimbang-timbang kami putuskan untuk menggunkan kereta api saja seperti saran Mas Bison, meskipun sebenarnya khawatir tidak kebagian tiket atau salah jadwal.
Dan memang, kami ditipu mentah-mentah sama Mas Bison. Ketika sampai di stasiun kami tidak mendapati satu pun kereta menuju Malang seperti keinginan kami. Sialan !!! Pantas saja Mas Bison langsung tancap gas begitu kami selesai menurunkan barang. Setelah tanya sana-sini kami diarahkan agar menaiki angkot menuju terminal, sepanjang perjalanan kami habisakan bersungut-sungut dan memaki Mas Bison sampai haus.
Tips
- Jika ingin mengunjungi air terjun Madakaripura, lebih baik menggunakan Bison dari Bromo karena sulit mencari transportasi ke sana.
- Jika tidak berniat untuk basah-basahan, lebih baik menggunakan raincoat atau payung karena air akan bercipratan seperti gerimis.
- Jika tidak ingin repot membawa snack, tersedia beberapa warung darurat yang menyediakan aneka makanan dan minuman (harga sedikit diatas harga normal).
- Gunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman, atau setidaknya tidak mempersulit perjalanan.
- Berhati-hatilah membawa kamera atau ponsel, akan lebih baik jika kamera atau ponsel menggunakan waterproof case.
- Check terus moda transportasi yang akan digunakan untuk pulang (jam keberangkatan), hati-hati kena tipu hehe
0 comments
Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~