Hello~
Saat pertama kali menonton film Black Panther di Miko Mall yang ternyata merupakan singkatan dari Milan Kopo Mall 😁 aku cukup terkesan dengan jargon Wakanders yakni: Wakanda Forever ✘, terasa menggugah sebab takjub. Selanjutnya suda bisa ditebak ya… jargon Wakanda Forever turut mengisi hari-hari euphoria Black Panther, bahkan resmi diadaptasi oleh warga +62 sebagai alias.
Sejujurnya aku sangat berharap dengan sekuel Black Panther, suda terbayangkan bagaimana megahnya Wakanda dan canggihnya studio Shuri (Leticia Wright) karena vibranium. Sayangnya, aku lupa bahwa Chadwick Boseman tetaplah manusia yang fana, kematiannya berhasil membuat kita berduka dan turut memikirkan kelanjutan sekuelnya 😢.
Jadi, aku sama sekali nggak berekspektasi tinggi dengan film Black Panther: Wakanda Forever bahkan nggak mengira filmnya akan dirilis. Kupikir ada banyak hal yang lebih dari sekedar kehilangan karakter utama, alur cerita yang suda tersusun mesti disesuaikan dengan situesyen terkini, pun dengan kami penonton film-filmnya Marvel yang suda memiliki imajinasi mandiri.
Kali ini aku kembali nonton di Ubertos dengan the one and only… Icunk, tak lupa pulangnya kita makan Pecel Lele yang bukan di tempat byasa. FYI, Pecel Lele di depan Ubertos suda lenyap nggak tahu pindah kemana, setelah berhasil keluar dari pusaran macet gegara Pasar Malam dadakan kita berakhir di Pecel Lele di depannya, so far sih okey. Well… mungkin kapan-kapan kutulis post mandiri tentang rating Pecel Lele di Bandung Timur.
Film Black Panther: Wakanda Forever dibuka dengan scene berpulangnya T’Challa sebab sakit yang kita asumsikan koronces. Meski sebel dengan CGI pemakamannya yang nggak se-smooth byasanya aku ikutan terharu ya, terutama di moment of silence yang yang khusus didedikasikan untuk mendiang Chadwick Boseman, macem turut berduka meski aku hanyalah penonton 😢.
Setelah kematian T’Challa otomatis tahta Wakanda jatuh kepada Shuri (Letitia Wright), beruntung kali ini nggak ada drama perebutan takhta macem di Black Panther dulu. Saat Shuri dan Ramonda (Angela Basset) sedang menghabiskan waktu bersama tetiba muncul sesemakhluk dari dalam air, reaksi mereka kocak banget macem: udah susah-susah nyari tempat rahasia ternyata masih ada yang nyamperin 😂.
Makhluk tersebut ternyata adalah manusia air yang memperkenalkan diri sebagai Namor (Tenoch Huerta), asbabun nuzul penamaan Namor pun nggak kalah kocak ya, kita aja sampai ngakak 😂. Namor bukanlah nama yang diambil dari bahasa-bahasa sulit nan estetik melainkan berasal dari kata No Amor alias tanpa cinta hahanjirrr apakah doi bagian dar PT. Mencari Cinta Sejati?
Namor adalah generasi pertama dari bangsa Talokan yang secara morfologi merupakan manusia yang berhasil beradaptasi dan berevolusi di lautan. Mulanya mereka tinggal di daratan namun tersingkir oleh penjajah, untuk mempertahankan diri mereka melakukan ritual fafifu wasweswos yang membuat mereka bisa bernafas di dalam air.
Aku nggak tahu dimana lokasi pastinya, namun yang aku tangkap sebelum menjadi bangsa Talokan mereka adalah penduduk asli Amerika Selatan, kusotoy begini karena bahasa yang digunakan adalah bahasa Spanyol. Selain itu musik yang digunakan setiap kali scene berpindah ke Talokan adalah musik asyik khas pesisir dimana warganya santai bercengkrama sambil minum tuak.
Kembali ke Namor… yang tenyata bisa ngambang di atas air, kedatangan doi ke Wakanda adalah untuk memberikan ultimatum sekaligus mencari tahu siapa pencipta detektor vibranium di lautan. Pasalnya, sejak T’Challa mengumuman keberadaan vibranium banyak negara melakukan pencarian secara diam-diam dan hal tersebut mengancam eksistensi bangsa Talokan.
Shuri dan Okoye (Danai Gurira) berhasil menemukan Riri Williams (Dominique Thorne) dan berusaha menyelamatkannya namun keburu disergap oleh Namor yang mengakibatkan Shuri dan Riri ditawan, mereka dibawa ke Talokan dimana Namor tinggal. Cebel banget laini… story telling scene-nya Namor ke Shuri udah macem PDKT aja, seolah-olah Wakanders mesti merasakan apa yang Talokans rasakan.
Intinya, Namor menyalahkan keputusan T’Challa yang membuka diri terhadap dunia luar karena kini bangsa-bangsa yang bersembunyi mengkhawatirkan eksistensinya tersingkap. Yha~ kalau doi udah bilang begini kuyakin ada bangsa lain pernah berkorespondensi. As we all knew… manusia-manusia yang terlahir serakah akan sulit untuk merasa kenyang 😏.
Ramonda yang nggak ingin kehilagan anak untuk kedua kalinya mengutus Nakia (Lupita Nyong’o) untuk membebaskan Shuri dan Riri Williams. Sayangnya, Nakia tanpa sengaja menciptakan huru hara yang akhirnya membuat Talokans menyerang Wakanders, gils… sangat disayangkan mengingat mereka adalah bangsa-bangsa yang bersembunyi, kalau mereka ‘hilang’ dunia masih B aja.
Dalam penyerangan tersebut Ramonda gugur dan membuat Shuri otomatis naik takhta, disini aku melihat pengembangan karakternya M’Baku (Winston Duke) yang mencoba mengambil peran sebagai kakak. Shuri yang kadung marah kemudian merencanakan penyerangan ke Talokans, Wakanders mah ngikut aja yekan kan Shuri ratunya.
Sejujurnya aku kurang suka scene pertempuran antara Wakanda dan Talokans karena terasa kurang greget aja gitu, feel-nya nggak sampai ke kursi penonton. Ada rasa kurang nyaman karena kurasa nggak seharusnya mereka bertempur demi mempertahankan harga diri bangsa sampai segitunya, balik lagi siya kalau mereka hilang pun dunia masih B aja.
Kalau ada yang kusuka itu adalah wardrobe-nya yang simple nan futuristik, keren-keren apalagi di scene pemakamannya T’Challa.
Untukku Wakanda Forever ini so so ya, nggak bisa bilang bagus karena yang bagus hanya opening-nya aja sisanya mah B aja. Well… kubilang begini karena sepertinya ku suda merasa bosan dengan genre per-superhero-an dan butuh genre baru sebagai penyegaran.