Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello…

Sampailah kita pada hari-hari adaptasi pasca Ramadan, ngaku deh… masih pada sering bangun shubuh kan? 😁 Hal yang wajar mengingat tubuh pun masih jetlag. Salah satu hal yang kembali normal di Ramadan lalu adalah meningkatnya ghirah belanjanya rang-o-rang, pertanda yang baik ya karena artinya kita turut berpartisipasi menggerakkan perekonomian yang sempat stuck gegara pandemi 😉.

Yang paling kentara memang makanan dan barang fashion, dari pakaian, sepatu, tas, aksesoris sampai printilan kurang-penting-tapi-ingin-punya rerata mengeluarkan koleksi khusus. Bagi warga +62 ramadan ini adalah saat yang tepat untuk berburu wish list, kan ada tuh barang yang udah lama dimasukkan ke keranjang tapi belum di-check out 🤭.

Kalau untuk pakaian aku sih nggak terlalu gimana gitu karena perputaran trend-nya cepet banget dan bisa dibeli kapan aja. Lain ceritanya dengan barang-barang essential semacam sepatu, tas atau jam tangan yang karena dipakenya hampir setiap hari perlu pertimbangan yang masak sebelum memutuskan untuk membelinya. Eh, kalyan gini juga nggak sih? 😆.

Kali ini aku nggak akan membahas tentang sepatu atau tas ya, kuyakin kalyan udah pada punya preferensi masing-masing. Aku ingin membahas tentang brand jam tangan yang udah lama kukecengin dan kupikir sangatlah worth to share dengan kalyan 💫.

LAKANUA

Intro:
Lakanua adalah brand jam tangan yang dikembangkan oleh Restu dan Edo di Bandung, untuk profile-nya bisa dicek disini ya. Lakanua diambil dari kata Laka yang merupakan nama batik asal Sumatera berarti teman dan Nua yang berarti proses.

event yang pernah diikuti Lakanua

Koleksi awal Lakanua adalah jam tangan berbahan concrete (semen) yang dipadu padankan dengan strap berbahan tenun, makanya rang-o-rang ngeh-nya Lakanua adalah brand jam tangan concrete. Padahal mah nggak seterbatas itu ya karena Lakanua kembali mengeksplorasi material lain macem resin dan limbah kayu untuk diaplikasikan ke produknya ✨.


Oh iya, suka pada heran nggak sih kenapa designer kalau jualan harganya suka diatas rata-rata? 🤨 Ku kasih tahu ya… Karena yang kalyan dapatkan bukan hanya fungsi dan estikanya aja, melainkan effort yang dibutuhkan untuk melakukan riset, eksplorasi dan eksekusi. Ada proses yang panjang di balik sebuah produk dan salah satu cara untuk mengapresiasinya adalah membelinya dengan wajar alias: udah deh kagak usah nawar 😆✌🏻.

Belakangan ini isu sustainable dan waste management lagi anget yekan? Nah, Lakanua udah memulainya lebih dulu. Saat ini kita bisa menemukan brand jam tangan ber-material kayu dengan mudah, tapi untuk jam tangan bermaterial concrete atau limbah kurasa hanya Lakanua aja.


Karena menggunakan limbah tentcu ada treatment khusus yang mesti dilakukan sampai bahan tersebut siap digunakan, setelah itu barulah bahan tersebut diproses sesuai design. Kalau dibandingkan jam tangan lainnya mungkin opsi jam tangan bermaterial limbah kurang popular, kupikir ini adalah hal yang wajar karena salah satu yang menjadi pertimbangan user ketika membeli jam tangan adalah durability.

Menurutku, pada dasarnya semua produk itu bagus kalau melalui proses (pengerjaan) yang tepat, kalau sedari awal treatment-nya OK so pasti hasilnya juga OK. Untukku urusan durability produk mah kembali lagi ke user, mau itu harganya mahal atau murah, selama dirawat dan dipergunakan secara wajar niscaya awet ✨👌🏻. *camkan ini wahai netizen 😉.


Untuk saat ini Lakanua memang masih online based belum ada offline store-nya, tapi tenang guise… Lakanua juga sering buka pop up store kok, untuk tahu dimana aja lokasi pop up store-nya bisa dipantengin IG-nya @lakanua. Jangan lupa di-follow juga biar nggak ketinggalan infonya 😉.

Lakanua memproduksi produknya per-batch ya dan dalam 1 batch itu semua produknya nggak ada yang sama, karena semua jam tangannya dibuat secara custom. Meski kombinasinya materialnya sama, nggak mungkin tekstur dan warna yang dihasilkannya sama persis. Makanya, pantengin terus update-nya biar nanti bisa milih duluan, nggak bisa di-keep dulu karena sistemnya cepet-cepetan.


Kalyan bisa menemukan produk jam tangan Lakanua di Instagram, Shopee dan website-nya, nggak usah khawatir chat atau DM-nya nggak dibalas karena mereka online terus kok.

Pssttt… Jangan lupa kasih testimony ya kalau udah beli, karena feedback kalyan sangat berarti ✨👌🏻.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello

Mengisi jeda antara Bakmie Toko Feng dan Seroja Bake kita jalan-jalan sebentar ke jalan Gempol, kalau di maps mah deket ya, begitu dijalani hahahanjirrr capek level medium 🤣. Mungkin karena kecapekan itulah kita jadi nggak merasa bersalah saat jajan lagi di Roti Gempol, maaf banget niya tapi Bakmie Naga Merah yang tadi hanya transit 😅.

Sebelumnya, kita memang jarang banget jalan-jalan ke ke area sini, paling banter ke Jalan Banda untuk foto studio di Jonas, hayoolohhh ngaku… siapa yang sering foto studio kalau abis ketemuan dengan teman 😁.

Saat kita kesana suasananya sedang sepi dan cuacanya adem macem abis hujan jadi kita nggak terlalu kepanasan, tahu sendiri yekan gimana panasnya cuacanya belakangan ini. Aku bahkan pernah sampai sakit kepala gegara kepanasan, nggak bisa pake sun screen karena tangan dan wajahku sedang gatal-gatal khas pergantian musim 🥲.



Kita order Roti Gandum Ririungan karena bisa 2 rasa yakni manis dan asin, untuk yang manis kita pilih selai Sarikaya dan kacang sedang untuk yang asin kita pilih telur keju, lebih cocok untuk sarapan sih. Kalem guise… rotinya nggak dihabiskan semuanya kok 😉, kita hanya makan 1/3nya aja, sisanya mah dibungkus. Rasanya enak tapi enaknya yang B aja bukan yang wow gimana gitu, aku lebih suka roti gandumnya ketimbang isiannya.

Untuk minumannya kita order Teh Manis Dingin, entah miskomnya dimana tapi yang datang malah Teh Manis Panas 😭 lalu Mas-nya nambahin es batu, jadilah Teh Manis suhu normal 😅. Karena suasananya yang sepi kita bisa mengobrol dengan santai tanpa khawatir membuat costumer lain mengantri tempat duduk. Oh ya, kali ini kita ngobrolin wish list yang semakin lama semakin bertambah 🙃.





Sebelum kembali ke Cihapit demi Seroja Bake kita menyempatkan untuk berjalan-jalan mengitari area Jalan Gempol, siapa tahu ada yang bisa masuk list jalan jajan berikutnya *dengan Deya. Sebelum berbelok ke Roti Gempol kita sempat melihat rumah cakep, sayang kalau dilewatkan begitu aja 😍, well… kita nggak tahu yekan kapan balik lagi kesini.

Kita sepakat bahwa rumah-rumah di area Jalan Gempol itu sangatlah homey dan asri, tipikal rumah tinggal yang biasa kita temukan di Bandung tempo dulu. Sebagian besar rumah-rumah di Jalan Gempol memang udah direnovasi mengikuti kebutuhan owner dan perkembangan zaman, namun sebagian sisanya masih mempertahankan bentuk asli dengan touch up sana sini.

Rumah-rumah yang “selamat” inilah yang menjadi highlight di Jalan Gempol, sumvah, cakep banget, apalagi touch up-nya nggak berlebihan. Kalau ada waktu bisa niya kalyan jalan-jalan ke Jalan Gempol.







Aku dan printilan jalan jajanku

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Selain Roti Macan, yang sempat masuk list-ku adalah milk bread-nya Seroja Bake. Happy to say that I’m their early followers karena aku jadi tahu cerita-cerita yang terjadi di balik menunya ✨. Menurutku eksekusinya udah sejalan dengan konsepnya 👌🏻. Semakin kesini menunya semakin beragam ya, nggak hanya roti dan dessert aja, ada main course dan minuman juga.

Sejujurnya, ini kali pertamaku ke Seroja Bake Cihapit, nggak sempat ke alamat lamanya yang di Jl. Pelesiran karena berada diluar rute template. Tadinya aku dan Icunk ingin dine in sekalian cobain main course-nya tapi… nggak kebagian slot reservasi 😅. Guise… percayalah nyari slot reservasi dine in di Seroja Bake udah kek nge-war tiket. Rang-o-rang gercep banget sih, aku kan nggak kebagian 🥲.

Yap. Seroja Bake adalah tujuan kedua kita setelah makan siang di Pasar Cihapit.

Karena kita nggak kebagian slot reservasi dine in, yaudalaya take away aja… 🛍️ FYI, slot reservasi dine in-nya terbatas karena area makannya juga terbatas, semoga Seroja Bake bisa ekspansi ya biar kita bisa dine in tanpa mesti reservasi 🙏🏻. Oh iya, untuk take away kusarankan pada bawa wadah sendiri ya karena harga yang tertera nggak termasuk packaging-nya.



Yang berhasil di-take away dari Seroja Bake:

Pavlova Musim Buah 22K + besek dan sendok 3K
Aku memilih Pavlova Musim Buah ini karena visualnya yang menarik, sayang besek-nya nggak mampu menjaga bentuknya yang lebih cakep di versi dine in 😅. Untukku, meringue-nya manis pake banget mana ukurannya pun gede, untungnya bisa diimbangi oleh krim dan buah-buahannya (Buah Naga, Pepaya, Nanas dan Jeruk) jadi nggak giung teuing.


Tart Singkong Chocolate Ganache with Smores 28K + box 2K
Ini punya Icunk, statusku nyobain doang 😁. Untukku rasa cokelatnya enak karena ada hint pahitnya, krimya juga enak meski sayang banget visualnya mesti rusak saat dimakan.Nggak tahu niya dengan kalyan, tapi menurutku cokelat bisa disebut enak kalau ada hint pahitnya ✨👌🏻.


@serojabake
🏠 Jl. Cihapit no 21 Bandung (sebelah Jatinangor House)
⏰ 15.00-20.00
🍳 32K-42K
🍰 15K-30K
🍸 25K-30K

✨

Segini dulu ya jalan jajan ke Cihapitnya, semoga bisa bersambung di weekend yang akan datang karena masih banyak jajanan lain yang belum dicobain.

See you~



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello…

Selamat berakhir pekan yaw, semoga Bandung macetnya masih wajar 😁✨.

Karena halal-bi-halal angkatan masihlah sebatas wacana belaka di WAG, maka bolehlah aku dan Icunk melakukannya lebih dulu 😊, disclaimer: Deya nggak ikut karena kesibukan tingkat tinggi tahun ajaran baru. Kali ini kita memilih Cihapit sebagai area jalan-jajan, udah pada bosan kan dengan rute template yang itu-itu aja, jangankan kalyan… aku pun udah bosan 😌.

Tujuan kita ke Cihapit adalah untuk makan di pasarnya, yha~ belakangn ini FYP-ku didominasi oleh review kuliner di Cihapit. Cihapit sebelumnya memang udah dikenal sebagai tempat jajanan, makanya rame mulu. Aku sendiri jarang main ke Cihapit, saat kuliah pernah beberapa kali membeli profile plastik ABS untuk mock up di Toko Tidar, itu pun mesti ngumpulin nyawa dulu *akses angkotnya ribet 🥲.

Opsi kita kali ini adalah Ong Noodle, Toko Bakmie Feng dan Nasi Telur Sumber Rezeki, semuanya masih tentatif menyesuaikan dengan situesyen antrian. Oh ya, lokasinya berada dalam pasar ya bukan di pinggir jalan macem Bakmie Tjo Kin yang sejak aku datang udah pada ngantri.


First impression-ku untuk pasarnya: rapi dan bersih 😍. Rasanya menyenangkan melihat susunan sayuran dan buah-buahan yang disusun, jejeran ikan-ikan dan masakan yang takarannya seragam dalam plastik kembung. Wow… kan jadi ingin belanja😁 Tapi karena sadar nggak mau terbebani saat jalan, niat belanja di Pasar Cihapit mesti ditangguhkan *nggak berlaku untuk strawberry 🍓🍓🍓.

Saat kita kesana kebetulan Ong Noodle sedang full table dan ada beberapa yang mengantri, Toko Bakmie Feng meski full table (juga) nggak ada antrian, sedang Nasi Telur Sumber Rezeki mah belum buka. Di Toko Bakmi Feng kita dapat meja sendiri, bukan yang menempel di tembok jadi bisa agak leluasa makannya. Meski paginya udah sarapan dan belum memasuki jam makan siang, entah kenapa rasanya udah krucuk-krucuk aja 💥🤰🏻.


Order-an kita di Bakmie Feng:

Bakmi Naga Merah (komplit) 37K
Isinya bakmi (bisa pilih mie kecil/mie lebar), topping-nya pake Ayam Panggang Merah, Ayam Cincang dan Kailan crispy, turut bersamanya semangkuk kuah kaldu berisi 2 bakso dan 1 dumpling. Diantara semua topping-nya favourite-ku adalah Ayam Panggang Merah-nya, bumbunya meresap dan enak aja 😁. Kailan wave kini udah merambah bakmie, so far cocok-cocok aja sih ✨.

Liong Tea 10K
Punya Icunk, tapi kuyakin sih rasanya kaya gitu 😂 *deskripsi tyda membantu *pernah minum *tapi bukan disini.

Es Jeruk Peras 10K
Menurutku, ini adalah versi fresh dari Minute Maid Pulpy Orange yang ada bulir jeruknya 🍊.

Sebelum sendoknya dipindahkan

Setelah sendoknya dipindahkan

Yuk di-zoom dulu

@tokobakmiefeng
🏠 Pasar Cihapit blok B9-B10 Bandung
⏰ 10.00-18.00
🍜 22K-40K
🍸 10-18K
✨


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Assalamualaikum… 🙏🏻

Kembali lagi ke bulan favoritosnya umat muslim di dunia yakni bulan Ramadan, bulan penuh berkah yang sangat ditunggu-tunggu. Alhamdulillah Ramadan tahun ini bisa dilalui nyaris secara normal, euphoria yang sempat ke-pause kini udah ke-play lagi ✨. Senang sekali rasanya bisa melalui Ramadan seperti byasanya, seperti yang lalu-lalu, seperti yang udah-udah.

Nggak banyak yang bisa kuceritakan karena mostly Ramadan-ku isinya kerja 🎠, OTW dan beberes. Capek juga ternyata bekerja regular *heu 😂 tapi karenanya jam tidurku bisa lebih teratur, meski imbasnya aku sulit menemukan waktu untukku sendiri. Banyak kerjaan yang mesti ku skip gegara aku belum bisa menemukan flow yang sesuai 🥲, maunya rebahan mulu.

Dibandingkan Ramadan tahun lalu yang rusuh, kupikir Ramadan tahun ini lebih santai dan sesuai ekspektasi saat pandemi. Kurasa ada gap dimana 2 tahun hilang begitu aja, seakan-akan kita melanjutkan hidup pasca Ramadan 2019 🙃.

Biar lebih nyaman membacanya, kubuat highlight aja ya…

SILATURAHMI
Untuk tahun ini keluargaku nggak mudik jauh kecuali ngumpul di rumah Mbah, nggak terlalu hectic karena Pak De ber-Idul Fitri di Surabaya. Beberapa kerabat yang biasanya hadir ber-silaturahmi kini udah berpulang, makin terasa sepinya 😐. Kalau udah begini kan jadi kepikiran, gimana Idul Fitri tahun depan? Apakah ada yang berbeda atau masih sama? 😅.

Kalau Idul Fitri tahun lalu aku masih sempat mengucapkan via chat atau DM, tahun ini mah nggak ya, keburu lelah guise… Aku hanya sempat update status dan membalas ucapan via chat di hari kedua Idul Fitri, sisanya mah bhay! Percayalah, kuterima semua ucapan Idul Fitri kalyan kok meski nggak di-mention secara personal, kumaafkan *dengan pengecualian 😉.

MACETZ
Kupikir macet mah permasalahan semua tempat ya… semua yang ada akses jalannya lambat lain pasti akan macet juga 😌.

Saking macetnya aku pernah susah pulang dong… Saat itu kebetulan gerimis, udah tentcu yekan kalau gerimis di jam pulang kerja mah alamat susah dapet ojol, jarang banget yang mau nge-pick padahal harganya naik sampai 2 kali lipat. Aku juga malay pake angkot karena nggak bawa payung, yha~ lama-lama gerimisnya jadi hujan yakawan.

Maka melipirlah daku ke Kings, gibliksnya aku lupa kalau THR udah pada cair. Sejauh mata memandang yang kulihat adalah rang-o-rang yang menenteng tas belanja, berjubel dan nggak takut koronces lagi. Nggak sedikit yang membawa anak-anak dan yang nggak berpuasa, sumvah gagal faham akutu dengan konsep berbuka karena nggak kuat saat berbelanja.

UPCYCLE
Sejak bekerja aku udah nggak membeli lagi pakaian khusus Idul Fitri, paling pake yang udah ada aja, toh yang penting warnanya putih rapi kan 😁 Meski nggak berencana membeli pakaian khusus Idul Fitri aku tetap mesti membeli pakaian baru, karena… kini aku bekerja regular dan hujan turunnya seenak jidat. Yha~ ujung-ujungnya tetap belanja sih 🤣.

Pakaian yang byasanya kupake untuk Idul Fitri nggak tahu ada di rumah bagian mananya, kalau pun ketemu belum tentcu muat yekan haha *KZL 🙃 Mumpung tren upcycle masih anget, bolehlah kupake pakaian lungsuran mama yang udah di-tag sejak masih kuliah😊. Terdiri dari 2 pieces, sleeveless midi dress dan midi outer yang warnanya switch alias bolak balik, udah pernah dikecilin beberapa tahun yang lalu makanya muat ✨👌🏻.

Tyda di-capture sampai kaki karena aku pake sandal gunung Eiger yang disebelin mama, secara visual memang kurang matching namun secara durability mah okay, 10th years and still counting.

Aku yang gagal pose karena aba-abanya nge-blur, bisa dilihat tanganku kini ginuk-ginuk gimana gitu dan wajahku yang semakin ber-volume. Yha~ bahkan sebelum lebaran pun aku udah lebaran duluan.

Warna pakaian dan kerudung nggak matching karena nggak briefing dulu.

SAHUR & BERBUKA
Hampir setiap hari aku sahur tapi entah kenapa aku sering merasa lelah, ngantuk udah pasti, bahkan nggak jarang aku sakit kepala. Mungkin gegara kurang tidur juga kali ya… Ramadan kali ini intensitas berbuka di luar lebih sering, apalagi kalau bukan gegara macet, ketimbang stuck di jalan aku lebih memilih untuk berbuka lebih dulu.

Belum sah rasanya kalau Ramadan nggak ada bukber yekan, nah untuk detail bukbernya udah kubuat post-nya secara terpisah.

SHEILA ON 7 MAYLOP
H+ sekian pasca Idul Fitri aku nggak sengaja nonton Sheila On 7 di Net TV, blessing in disgust banget laini, tadinya aku pindah-pindahin channel sebagai penutupan sebelum mematikan TV dan eh… ada Sheila On 7 😍. Konser Sheila On 7 ini adalah konser tapping yang rencananya akan disiarkan di YouTube namun entah bagaimana malah berakhir disiarkan di TV. Aku sih yes ya karena aku jarang menonton TV.

FYI. Saat SD aku pernah kecanduan nonton TV (belum musim gadget) sampai hafal semua acaranya, begitu masuk ma’had kebiasaan nonton TV-ku lenyap karena aksesnya yang agak sulit. Saat kuliah aku nggak punya TV karena hidupku tersita tugas, pun hingga saat ini aku masih nggak punya TV (kecuali di rumah). Percayalah, belasan tahun hidup tanpa TV rasanya B aja 😁.

Sumvahhh… rasanya happy banget bisa nonton Sheila On 7 lagi, meski ada haru saat menyadari bahwa mereka udah menua dan beranak pinak. Dibandingkan dengan band seangakatannya Sheila on 7 termasuk band yang nggak neko-neko dan adem-adem bae, well… kecuali saat Anton di-kick dan Shakti ber-hijrah . FYI lagi. Anton kini additional drummer-nya Setia Band, eh pada kaget nggak nih? 🤭

Berlanjut ke Jum’at malam, saat aku memantau arus balik mudik meski nggak ikutan mudik tetiba ada notification dari akun Sheila On 7 yang sedang live. Gils… tumben-tumbenan yekan live, byasanya mereka live lewat tengah malam, yha~ biar nggak puyeng kali bacain komennya. Live-nya memang nggak lama tapi sukses jadi mood booster pasca kepanasan sedari pagi.

PIKNIK
Kagak. Nggak ada piknik-piknikan. Perjalanan dari rumah Mbah ke rumahku yang biasanya hanya ½ jam aja mesti molor jadi ± 2 jam gegara rang-o-rang pada piknik. Semoga tahun depan Idul Fitri-nya jauh dari weekend biar cutinya lebih panjang dan bisa dipecah. Piknik H+1 Idul Fitri bukan budaya keluargaku, budaya keluargaku adalah beberes kerjaan domestik, masak-masak dan leyeh-leyeh sepanjang hari. Nuhuns. 


***

Begitulah hari-hari Ramadan dan Idul Fitri serta euphoria yang mengiringinya, senang rasanya kembali melanjutkan hidup dan mengisi momen-momen yang pernah hilang karena pandemi.

Akhirul kalam… minal aidin wal faidzin ya, mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita bisa dipertemukan lagi dengan Ramadan dan Idul Fitri selanjutnya.

Alapyu ❤️



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates