Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

As we all known, Mrs. Tuty Cholid is one of Indoneisan senior designer who is already joining in fashion business since 80’s.

Seperti yang kita ketahui, ibu Tuty Cholid adalah salah satu senior designer yang telah malang melintang di bisnis fashion sejak era 80an.

She started her professional career as a fashion designer after won a fashion design contest and the prize was a scholarship of fashion school in Paris France. Althought she already took Midwife School and Interior Design School before, her passion of fashion delivered her until being a fashion designer like today.

Ibu Tuty Cholid mengawali karirnya sebagai fashion designer setelah memenangkan lomba rancang busana yang berhadiah sekolah fashion di Paris Prancis. Meski sebelumnya sudah sempat mengenyam pendidikan di sekolah kebidanan dan desain interior, passion-nya terhadap fashion-lah yang mengantarkannya menjadi seorang fashion designer seperti saat ini.

As an early fashion designer in Indonesia, she said that they (fashion designer) need a long process to make people aware into fashion. Because at that time fashion is a tertier need, a luxurious things for a few society.

Sebagai salah satu designer awal di Indonesia, Ibu Tuty Cholid menuturkan bahwa diperlukan proses yang cukup panjang untuk bisa membuat masyarakat ‘melek’ fashion. Maklum saja, pada masa itu fashion dinilai sebagai kebutuhan tertier, suatu kemewahan yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang.

When in Paris, she learnt that there is a 2 work which is had a prospective economic value, it’s craft and business industries.

Saat di Paris, Ibu Tuty Cholid mempelajari bahwa dalam ada 2 jenis pekerjaan  yang bernilai ekonomi jika dikembangkan dengan baik, yaitu craft dan industri bisnis.

Fashion designer is a specializing profession on fashion area, covering every visual attribute which is attached on our body, it can be a clothes, a bags, a shoes or an acessories.

Fashion designer merupakan profesi yang mengkhususkan diri pada bidang fashion mencakup segala macam atribut visual yang melekat pada tubuh manusia, baik itu berupa pakaian, tas, sepatu atau aksesoris lainnya.

Whereas crafter is a specializing profession on craftmanship of borderless range (because it’s too much), it can be a sculpture, a pottery, a crochet, a metal worker,  a sketcher or even a sushi maker.

Sedangkan crafter merupakan profesi yang mengkhususkan diri pada bidang keahlian tertentu yang ruang lingkupnya tak berbatas (karena saking banyaknya), seperti sculpture (seni patung), pottery (seni tembikar), crochet (seni rajut), metal worker (seni logam), sketcher (seni gambar) atau bahkan sushi maker (seni mengolah makanan).

She decided to entering fashion business after looking Indonesian textile business had a big step on the world. Her hard work on fashion business is paid off by international business expansion.

Ibu Tuty Cholid memutuskan untuk terjun dalam bisnis fashion sebagai apresiasinya di tengah industri tekstil Indonesia yang sedang menggeliat. Berkat keuletannya, bisnis fashion-nya sudah merambah ke mancanegara.

It’s not easy to be a survivor in fashion business, there are so many competitor and the technology always update. One of the key to survive on fashion business is by holding on the concept and the good concept never based on the market only.

Untuk bisa bersaing di bisnis fashion diperlukan upaya untuk tetap bisa survive, salah satu cara yang paling ampuh adalah dengan menggodok konsep produk. Dan konsep produk yang baik tidak mesti berorientasi pada market semata.

Because the essence of fashion designer is being a craft conceptor also trend maker (creating the trend). Market shouldn’t lead fashion designer, because fashion designer should be the leader of the market. It’s like ... Where are we going next year?

Karena esensi fashion designer adalah sebagai craft conceptor yang menciptakan tren (trend maker), bukan market yang mengarahkan fashion designer, namun fashion designer yang mengarahkan market. Mau dibawa ke arah mana tren tahun depan? Semacam itu lah ...

In fashion business there is 4 range of work, it is boutique, haute couture, mass production and enterpreunership.

Dalam bisnis fashion terdapat 4 range yang bisa diolah, yaitu butik (boutique), adi busana (haute couture), pabrik industri (mass production) dan kewirausahaan.

As a fashion designer we always want our business gaining into the next level by expansion out of our concept range, but it would be nice if we thinking wisely which range we should expansion, at least it should be match with our concept and handled well. Remember ... don’t be a greedy.

Sebagai fashion designer jika memungkinkan tentu kita meningkatkan level dengan mengekspansi bisnis pada range di luar range asli, namun ada baiknya difikirkan terlebih dahulu range mana yang sekiranya akan sesuai dengan konsep produk kita dan mampu ditengani. Ingat ya ... jangan serakah.

And one things, never aftraid to compete with other countries because Indonesian is a black horse in fashoon industries better than China, Vietnam and Thailand. Indonesia supplied US fashion need among 68% (data of 2000s), so there is no reasonfor not to compete in fashion business.

Satu hal lagi, jangan pernah takut untuk bersaing dengan negara lain karena Indonesia merupakan pemain yang diperhitungkan dalam industri fashion melebihi China, Vietnam dan Thailand. Indonesia bahkan mensuplai kebutuhan fashion US sebesar 68% (data sekitar tahun 2000an), maka tidak ada alasan untuk tidak ikut bersaing dalam bisnis fashion ini.

Nowadays, people still have a hunch about fashion by expecting fashion is a glamourous things, the only things they didn’t expecting is fashion is about business.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
KOFICE and Kriya FSRD ITB present YCIFI Global Fashion Mentorship which was held on 20th and 21th May 2017 at Gallery Soemardja ITB Bandung. YCIFI Global Fashion Mentorship is participated by YCIFI Basic Fashion Course batch 2, YCIFI Advance Fashion Course batch 2, YCIFI batch 1 alumnus and open for public only at day 1.

KOFICE dan Kriya FSRD ITB mengadakan acara YCIFI Global Fashion Mentorship yang diselanggarakan pada tanggal 20 dan 21 Mei 2017 di Galley Soemardja ITB Bandung. YCIFI Fashion Mentorship ini diikuti oleh peserta YCIFI Basic Fashion Course dan Advance Fashion Course batch 2, alumni batch 1 dan terbuka untuk umum hanya pada hari ke 1.

YCIFI Global Fashion Mentorship was opened by Angklung performance by Saung Angklung Udjo, they also taught us how to playing a song by Angklung together. The rest is opening speech from KOFICE and Kriya FSRD ITB representative

YCIFI Global Fashion Mentorship dibuka oleh pertunjukan Anglung oleh Saung Angklung Udjo yang juga mengajari kami bagaimana caranya memainkan lagu menggunakan Angklung bersama-sama. Kemudian pidato sambutan dari perwakilan KOFICE dan Kriya FSRD ITB.

At day 1, Global Fashion Mentorship was held at Ruang Seminar FSRD ITB on 2nd floor, the schedule is public lecture by Hyejin Hong from Studio K (Korean fashion designer) and Tuty Cholid (Indonesian senior fashion designer), they are talked about fashion business prospective from the designer view.


Pada hari ke 1, Global Fashion Mentorship diadakan di lantai 2 Ruang Seminar FSRD ITB, materi public lecture ini disampaikan oleh Hyejin Hong dari Studio K (fashion designer dari Korea) dan Ibu Tuty Cholid (senior fashion designer dari Indonesia), mereka berbicarca tentang prospek bisnis fashion dari sudut pandang designer.


After (a long) coffe break, we continue by Fashion Mentoring Seminar by The Goods Dept and Brilianto. It was nice to know The Goods Dept. presentation about The Revival of The Local Brand Movement and I was surprised to know him (Brilianto) was a banker before decided become a fashion designer and joining YCIFI Advance Fashion Course batch 1, very inspiring.

Setelah coffe break, acara dilanjutkan dengan Fashion Mentoring Seminar yang disampaikan oleh The Goods Dept and Brilianto. Menyenangkan bisa melihat presentasi dari The Goods Dept. tentang The Revival of The Local Brand Movement (gerakan yang membangkitkan brand lokal) dan agak sedikit terkejut ketika mengetahui bahwa Brilianto dulunya bekerja di bank sebelum memutuskan untuk menjadi seorang fashion designer dan mengikuti YCIFI Advance Fashion Design Course batch 1. very inspiring.

  
Then we continued by Fashion Mentoring Seminar by Hyejin Hong (again) and Wizwid.com reprentative. They are talked about social media impact and what makes your brand interesting enough to be considering by e-commerce. The point is how to selling your product on e-commerce.

Kemudian dilanjutkan dengan Fashion Mentoring Seminar yang disampaikan oleh Hyejin Hong dan perwakilan dari Wizwid.com (e-commerce dari Korea). Mereka berbicara mengenai pengaruh media sosial pada brand dan apa yang membuat brand-mu cukup menarik untuk bisa dilirik oleh e-commerce. Intinya adalah bagaimana caranya menjual produk-mu di e-commerce.


Differently than YCIFI Advance Fashion Course batch 2 which has an opportunity to get Fashion Mentoring Seminar by Berrybenka and Lotte. We. YCIFI Basic Fashion Course batch 2 has an opportunity to get Fashion Mentoring Seminar by Qoo10 Indonesia and Shafira.

Berbeda dari peserta YCIFI Advance Fashion Course batch 2 yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti  Fashion Mentoring Seminar dari Berrybenka dan Lotte. Peserta YCIFI Basic Fashion Course batch 2 mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Fashion Mentoring Seminar dari Qoo10 Indonesia (baca: Qyu~ten) dan Shafira.


After Fashion Mentoring Seminar, YCIFI Advance Fashion Course batch 2 had an opportunity to get Intensive Mentoring and Business Meeting by Hyejin Hong, Munsoo Kwon and buyer. Meanwhile, YCIFI Basic Fashion Course batch 2 only had an opportunity to get mentoring by Tuty Cholid at day 2.

Setelah Fashion Mentoring Seminar, peserta YCIFI Advance Fashion Course batch 2 mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Intensive Mentoring dan Business Meeting dengan Hyejin Hong, Munsoo Kwon dan beberapa buyer. Sedangkan untuk Peserta Basic Fashion Course batch 2 hanya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti mentoring dengan ibu Tuty Cholid di hari kedua.

At day 2, Global Fashion Mentorship was held at Ruang Seminar FSRD ITB on 2nd floor the schedule is public lecture by Hyejin Hong from Studio K (Korean fashion designer) and Munsoo Kwon (Korean fashion designer), they are talked about their experience as a fashion designer and how they built their brand.

Pada hari ke 2, Global Fashion Mentorship diadakan di lantai 2 Ruang Seminar FSRD ITB, public lecture ini disampaikan oleh Hyejin Hong dari Studio K (fashion designer dari Korea) dan Munsoo Kwon (senior fashion designer dari Korea), mereka berbicara tentang pengalamannya menjadi seorang fashion designer dan bagaimana mereka membangun brand.

Semacam prescon :)

~ FYI. No worries about the language trouble because the crew already prepared interprater for transleting by wireless receiver. 

~ FYI. Tidak perlu khawatir dengan kendala bahasa, karena panitia telah menyediakan interprater yang menerjemahkan langsung materi yang disampaikan melalui wireless receiver.

Here is some picture of  YCIFI Advance Fashion Course batch 1 final project for YCIFI Global Fashion Mentorship mini exhibition.  






After Hyejin left :(
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Setelah merampungkan sesi asistensi final project design, materi selanjutnya adalah mengenai Pattern and Sewing. Untuk mendukung materi Pattern and Sewing ini kita semua diminta untuk membawa buku pola dan pengggaris skala. Harus ya... harus!

Waw...

Eh. Belinya dimana sih?

Nggak ngerti juga deh belinya dimana, toko yang direkomendasikan admin via chat ternyata nggak sesuai dengan ekspektasi, stocknya kosyong bokk! Ada sih di Gramedia, tapinya mahal. Beruntungnya, kita masih punya teman kaya Adya yang paling rajin cek toko sebelah hehe. Nggak (mau) tahu gimana caranya ia menemukan toko yang menjual buku pola... dan open order! This is it... Senang berbisnis dengan anda.

Di YCIFI Basic Fashion Course batch 2 ini yang menjadi mentor untuk materi Pattern dan Sewing adalah Kak Frans dan Kak Nadine yang sebelumnya mengikuti YCIFI Advance Fashion Course batch 1.

Khusus untuk materi Pattern dan Sewing HARUS BANGET ya datang ON TIME, selain karena materinya padat dan cukup sulit bagi beginner yang belum pernah ikutan kelas fashion sepertiku, materinya ini bersifat kontinyu, yang artinya kalau ketinggalan ya wassalam... kaya insto live, Cuma bisa dilihat sekali dan nggak bisa diulang-ulang.

Ternyata membuat pattern itu sulit ya, pantes aja penjahit suka lama dan nggak bisa dikejar target kecuali kalau benar-benar sudah expert se-expert-expert-nya. Penjahit juga manusia kali, kadang suka moody dan malas apalagi kalau disodorkan design yang ‘njlimet. Huft.

Tapi dari materi Pattern & Sewing ini kita jadi ‘ngeh kalau pakaian-pakaian jadi yang ada di pasaran tidak memiliki pattern yang ideal. Ya iyalah, namanya juga mass production, orang-orang ingin yang simple dan cepat. Yang penting terjual, urusan cocok atau nggaknya di badan itu belakangan.

*Then, merasa pakaian mahal dengan design yang simple namun pattern-nya sesuai itu lebih worthy.

Untuk materi awal Pattern & Sewing, kita diajari bagaimana caranya mengukur badan client menggunakan manekin, kemudian (mencoba) untuk membuat bermacam outfit berdasarkan ukuran tersebut sesuai dengan silabus yang disusun oleh Kak Frans dan Kak Nadine, yang pada akhirnya dibilang sebagai project ambisius karena progress kita yang kurang  sesuai dengan ekspektasi mereka. 
Ehm... Ini kelas basic ya qaqa...

Meski di awal sempat keteteran, lambat laun kita akhirnya bisa mengikuti materi Pattern & Sewing dengan baik. Pattern yang diajarkan hanya basic pattern, kalau selanjutnya mau design yang ini itu tinggal memodifikasi basic pattern-nya saja.

Gampang banget ya ngomong haha

Oh iya, kita juga harus membuat pola kertasnya sesuai dengan pattern, tapi ini tidaklah sesulit membuat pattern karena kita tinggal menjiplak saja. FYI. usahakan agar mengerjakan semua tugasnya ya karena di akhir program YCIFI Basic Fashion Course ini akan dicek kelengkapannya.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sampai saat ini memang masih jarang ya film atau serial yang mengangkat issue tentang wanita paruh baya, padahal market target terbesar dari K-Drama (atau sinetron kalau di Indonesia) adalah wanita dengan rentang usia 30 tahun ke atas yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. 

Dear My Friends menuturkan kisah tentang para orang tua yang berjuang untuk bisa hidup mandiri dan menghadapi berbagai macam permasalahan ‘khas’ orang tua seperti dementia (pikun), kesepian, kekhawatiran, anak-anak, konflik keluarga dan CLBK 😁. 

Yang membedakan dengan K-Drama lainnya, Dear My Friends mengambil figur orang tua sebagai tema alih-alih mengambil figur wanita mandiri yang matang (dari segi usia) atau wanita innocent yang cuteness overload. Mengejutkan memang, namun siapa sangka figur orang tua yang jarang dilirik ini mampu memberikan kesegaran di dunia per-K-Drama-an.

Sebelum menonton Dear My Friends ada baiknya menyiapkan tissue terlebih dulu. I’m not kidding. Sejak episode pertama Dear My Friends ini sudah membuat hati berdesir, apalagi kalau bukan karena ingat orang tua di rumah. Lahh... Belum apa-apa udah cirambay.

Episode-episode selanjutnya akan membuat kita memikirkan ‘ohh... jadi ini ya yang dirasakan orang tua di rumah’ kemudian teringat dosa-dosa yang pernah diperbuat. Nobody’s perfect, so they are... Pepatah China mengatakan : Kamu harus memiliki anak untuk bisa memahami kasih sayang orang tua.

Jika kebanyakan kisah K-Drama tentang roller coaster kehidupan dengan kejutan di setiap tikungannya, kisah Dear My Friends tergolong biasa-biasa saja, tidak se’wow’ atau seindah FTV, namun karena biasa itulah kisahnya tampak dekat karena akrab di kehidupan nyata. Selain itu faktor pemeran utamanya yang merupakan aktris dan aktor senior menambahkan kesan bahwa Dear My Friends merupakan film yang berbobot.

Coba tebak hal apa yang akan (sering) dilakukan oleh para orang tua di hari tuanya? Bersantai? Mengurus cucu? Beribadah? Atau malah bekerja? Mereka mungkin akan melakukan semua hal tersebut, namun satu hal yang tak boleh dilupakan adalah mereka juga butuh hiburan, bersosialisasi dan bernostalgia. Apalagi kalau bukan reuni. Selalu ada cerita setelah reuni usai, entah itu update kabar terbaru atau sekedar ‘mengabsen’ siapa saja yang hadir.


Jang Nan-hee (Go Doo-shim) memaksa putri semata wayangnya Park Wan (Go Hyun-jung) untuk mengikuti reuni SMAnya, ia bahkan meminta agar Park Wan yang berprofesi sebagai penulis untuk menuliskan kisah mengenai dirinya dan teman-temannya. Na-hee sendiri adalah seorang wanita dengan kepribadian keras yang sehari-hari bekerja di restaurant miliknya. Meski kesal akhirnya Park Wan menuruti ibunya untuk pergi ke reuni yang diadakan di kedai milik Oh Choong-nam (Youn Yuh-jung), seorang wanita yang hidup melajang demi bekerja keras menghidupi seluruh keluarganya.

Turut hadir bersama mereka Joo Hee-ja (Kim Hee-ja), seorang wanita yang digosipkan mengunci suaminya di lemari sampai mati dan Moon Jeong-ah (Nan Moon-hee) seorang wanita pekerja keras yang ‘nrimo dengan keadannya, serta suaminya Kim Seok Gyun (Shin Goo) yang penggerutu yang pelit. Selain itu hadir juga (Nam Neung-mi) Gi Ja, seorang wanita pekerja keras yang gemar mengeluh. Dan yang tak boleh ketinggalan adalah Lee Yeong Won (Park Won-seok) seorang aktris senior yang sering gonta ganti pasangan.

Hampir 30 tahun lamanya Nan Hee bersitegang dengan Yeong Won mantan sahabatnya sebab jengkel tidak diberitahu perihal suaminya yang selingkuh dengan temannya yang lain Sook Hee. Meski pernikahannya terselamatkan namun bara masih menyelimuti hati Nan Hee. Berkali-kali teman-temannya berusaha mendamaikan keduanya, berkali-kali juga usaha mereka gagal.

That’s life hon! Sometimes a little flame of your past could burn yourself viciously than hell.

Setiap orang memiliki permasalahan hidupnya masing-masing namun tidak semua hal harus dipendam sendiri, kadang ada hal-hal yang harus dibagi agar bisa dicari solusinya. Itulah mengapa kita harus punya sahabat, teman dekat, BFF dan Girls Squad.

Berkali-kali Dear My Friends membuat terenyuh dengan sikap lugu para orang tua saat menghadapi situasi tak terduga, seperti saat Jeong A dan Hee Jaa terlibat dalam insiden tabrak lari dalam perjalanan ke panti jompo, yang bagi kita dianggap lumrah (meski termasuk masalah besar ya) namun bagi mereka merupakan hal yang paling menakutkan sehingga membuat keduanya dilanda paranoid.

Setiap orang tua selalu ingin yang terbaik untuk anaknya, namun tidak semua orang bisa memahami apa keinginan anaknya. Nan Hee dan Young Wan terkadang berselisih pendapat karena keduanya memiliki keyakinan yang berbeda, meski demikian mereka berdua tetaplah ibu dan anak yang saling menyayangi dengan caranya masing-masing.

Mungkin istilah CLBK terbilang so yesterday bagi generasi masa kini, namun cobalah untuk memaknainya beberapa puluh tahun yang akan datang, is that true? Maka jangan heran jika menemukan highschool lovebird kembali bersama setelah sekian tahun lamanya. Mungkin mereka sebenarnya jodoh namun waktunya belum tepat, kaya wisuda, bukan lulus tepat waktu namun lulus di waktu yang tepat.

Memasang CCTV di rumah untuk memantau orang tua memang terbilang extreme, apalagi di Indonesia. Tapi ya mau bagaimana lagi... itu adalah satu-satunya cara agar bisa memantau dari jarak jauh.


Dear My Friends ini cukup menyuarakan isi hati para orang tua di masa tuanya, sedih sih ... namun di sisi lain tidak mungkin disangkal, anak-anak pun ingin memiliki kehidupan masing-masing tanpa harus mengkhawatirkan orang tua mereka. Artinya, orang tua pun harus sanggup untuk hidup mandiri agar tidak membuat khawatir anak-anak mereka.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

“Subang tuh dimana yah?”
“Gue pernah lewat sih, tapi gak pernah mampir”
“Tau... tau... tapi belum pernah kesana 😁”
“Ohh... kok baru denger ya? Emang dimana?”
“Eh, udah ada listrik belum di rumah kamu?”

Begitulah... komentar-komentar mengharukan ketika baru kenalan, seakan-akan I was lived in the middle of nowhere 😁. Saking noticeless-nya mereka baru ngeh ketika aku sebut Ciater, bukan Gunung Tangkuban Perahu yang main gate-nya masuk wilayah Bandung meski sebenarnya ½ dari Gunung Tangkuban Perahu masuk wilayah Subang. Macem wisman yang lebih kenal Bali ketimbang Indonesia 😅.

Jutaan kali aku bolak-balik dari Subang ke Bandung atau dari Bandung ke Subang, belum pernah sekalipun aku menemukan transportasi resmi yang mengakomodir rute Subang-Bandung selain mobil elf atau elp yang suka ngetem lama di terminal. Satu-satunya bis yang rutenya melewati rute Subang Bandung hanyalah bis dari Indramayu. Mungkin orang nggak tahu Subang karena minim transportasi, karena itu juga orang lebih memilih kendaraan pribadi macem mobil atau motor 🤭.

Bagi yang belum pernah ke Subang dan berniat pergi kesana pasti deh googling dulu. Mau pake transportasi apa? Berapa lama jaraknya? Berhentinya dimana? Tarifnya berapa? Lewat daerah mana aja? Nih, ku kasih tahu ya...

ELF (update pandemi awal)
💰 Rp 40.000 - Rp 45.000 sekali jalan *hari raya tarif naik.
🚐 L300 yang udah butut
📆 jadwal keberangkatan tidak tentu, biasanya udah stand by sebelum jam 6 pagi.
🚦 melewati daerah Cikole, Lembang, Ciater, Jalancagak dan Tambakan.

📍 pick up point di Subang
05.00-07.00 WIB di bunderan pos polisi depan Toko Harmoni
07.00-sore di Terminal Subang

📍 drop point di Subang
07.00-15.00 WIB di Terminal Subang
15.00-malam di depan Yogi Optical

📍 pick up point di Bandung
Terminal Ledeng
Terminal St. Hall (di belakang pintu selatan Stasiun Bandung, di sebrang Pasar Baru)

Diusahakan menggunakan elf yang ngetem di terminal ketimbang yang ngetem di jalanan. Karena elf yang ada di terminal tidak akan berangkat sebelum mobilnya penuh, jadi ngetemnya sudah habis duluan di terminal, sedangkan elf yang ngetem di jalanan mencari penumpang sambil jalan, jadinya seloww... bisa-bisa molor sampai 3 jam 🥴. Tips: Pilih seat di row paling belakang atau kedua dari belakang agar nyaman. Jangan pilih seat di row tengah karena 2 seat + kursi tambahan harus muat untuk 5 orang 🥲.

BIS (Bandung-Indramayu)
💰 Rp 30.000 (nggak update karena udah nggak pake lagi🙏🏻)
🚌 bis
📆 jadwal keberangkatan tidak tentu.
🚥 melewati daerah Cikole, Lembang, Ciater, Jalancagak dan Tambakan

📍 pick up point di Subang
Di depan Terminal Subang (bisnya nggak masuk terminal)
Di sekitar The Big House

📍 pick up point di Bandung
Terminal Leuwi Panjang

TRAVEL PAK MAMAN (update Agustus 2022)
📞 +6281 220 973 873
💰 Rp 85.000 - Rp 95.000 sekali jalan *hari raya tarif naik
🚐 Luxio & Ertiga
📆 untuk informasi jadwal keberangkatan dan pick up bisa kontak Pak Maman.
🚦 weekdays melewati daerah Cikole, Lembang, Ciater, Jalan Cagak dan Tambakan, khusus weekend via tol Cipali.

Rata-rata costumer-nya masih berasal dari Subang kota karena Travel Pak Maman belum ekspansi keluar kota, tujuan terjauhku adalah Cilengkrang, tapi kata driver-nya bisa sampai Jatinangor. Kalau kalyan menginginkan kenyamanan kurekomendasikan Travel Pak Maman ini, driver-nya friendly, bisa ngobrol santai dengan costumer-nya dan berhenti ke ATM dulu😁 Minus-nya sering molor karena sistem door to door-nya cukup menyita waktu.

WB TRANS (update Agustus 2022)
📞+62 818-827-188
💰 Rp 80.000 sekali jalan, Rp 130.000 PP *hari raya tarif naik
🚐 minibus
📆 jadwal keberangkatan 1 jam sekali
🚥 via tol Cipali

📍 pick up point di Subang
Jl. Otto Iskandardinata no 74, Karanganyar (samping STIESA)

📍 pick up point di Bandung
Jl. Dr. Djunjunan no 53 Pasteur

Kalau kalyan butuh transportasi yang lebih on time, kurekomendasikan pake WB Trans, jangan lupa chat admin-nya dari H-sekian karena high demand terutama saat weekend. Pool-nya ada di Pasteur dan Dago. Yha~ sekarang udah ada pool yang resminya 😀. Meski kita beli tiket PP jadwal (hari dan jamnya) bisa memilih sendiri, seat-nya ditentukan oleh admin. Bukti pembayarannya jangan dibuang, sebelum berangkat dicek lagi (terutama tiket PP).


DAMRI (update pandemi awal)
💰 Rp 45.000
🚌 bus
📍 via Tol Cipali

Nggak ada informasi lebih lanjut mengenai trayek ini sejak pandemi. Kemungkinan trayeknya udah dihapus karena Bandara Kertajati kurang produktif 🥲. 

dari grup WA info DAMRI

Akhirnya aku nyobain pake DAMRI juga ya, berangkatnya dari Pool DAMRI Bandung yang letaknya di depan Stasiun Bandung, karena khawatir macet long weekend aku datang 1/2 jam lebih awal. Pas banget mau berangkat, mungkin karena khawatir macet long weekend juga kali ya... makanya bus DAMRI yang kunaiki ini berangkat 1/2 jam lebih awal dari jadwal, yang seharusnya berangkat jam 16.00 jadinya 15.30. Bus DAMRInya termasuk model lama ya, semua seat-nya menghadap ke depan.

Kalau melihat jadwal yang tertera di gambar yang seliweran di grup WA, harusnya DAMRI Bandung-Subang ini keluar di pintu tol Kaliangsana yang berarti melewati daerah Kalijati dan Dawuan sebelum sampai di Terminal Subang. Nyatanya kemarin itu keluarnya di pintu tol Subang yang mana memang lebih deket ke Terminal Subang. Lupa nanya juga ya kenapa rutenya nggak sesuai dengan gambar, tapi kemungkinan besar sih untuk memangkas waktu karena sebelumnya kita terjebak macet di Padalarang. Nggak tau deh kalau ntar...

Aku sih yes dengan adanya DAMRI Bandung- Subang ini, selain lebih cepat, nggak perlu desek-desekan lagi kaya di elf. Soal harga ya relatif sih, toh ada rupa ada harga kan hehe Kalau melihat rute DAMRI antar kota terbaru diatas, sebenarnya DAMRI itu menyasar market Kertajati namun tak lupa untuk mempermudah akses ke kota-kota sekitarnya. Berarti tinggal Kereta Api nih :) wkwkwkwk

***

Untuk tujuan lanjutan seperti ke Pagaden, Pamanukan atau Kalijati bisa menggunakan angkot dan ojek konvesional. Sedangkan untuk moda transportasi umum di dalam kota di Subang bisa menggunakan becak atau Grab. Ya, di Subang kini ada Grab, cuma karena masih baru jadinya driver-nya belum banyak dan pick up point-nya masih belum pas.

***

Sebelumnya nggak pernah mengira kalau post tentang transportasi umum dari Subang ke Bandung atau sebaliknya ini menjadi salah satu post yang paling sering dibaca di blogku, bahkan sampai saat ini (Agustus 2022) traffic view-nya sudah mencapai 40ribu sekian. Ternyata... berfaedah juga yha~ 😁🙏🏻. Kalau kalyan bingung mau makan apa di Subang, mungkin post di bawah ini bisa membantu:

ADA APA DI SUBANG?

Karena post ini adalah post aktif yang sering dijadikan referensi, maka aku pun selalu berusaha untuk meng-update-nya, beberapa diantara kalyan bahkan menghubungi via DM IG. Kalau masih ada yang belum jelas kalyan juga bisa tanya ini itu via questions box yang ada di samping kanan 😉. Terima kasih sudah membaca dan menghubungi. Anyway, mewakili semua gapura perbatasan daerah Subang dan sekitarnya;

SELAMAT DATANG DI KOTA SUBANG
😊😊😊
Share
Tweet
Pin
Share
48 comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates