Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Sebagai bagian pang-searching-an & per-booking-an tentcu sudah menjadi kewajibanku untuk mencari tujuan libur akhir tahun yang menyenangkan dan ... on budget 😉. Maksimal Rp. 500.000 aja yay. Pokoknya harus mencakup tiket kereta api PP (Pergi-Pulang), tujuan wisata, makan dan transportai selama disana. Oleh-oleh mah sendiri yha~ 😊 Ehm.Dengan budget dan waktu libur (bukan cuti) yang terbatas, kita akhinya memilih Cirebon sebagai tujuan libur akhir tahun.

Sebenarnya ada beberapa pilihan transportasi dari Bandung ke Cirebon yakni menggunakan kereta api, bis atau mobil travel, kita memilih menggunakan kereta api dengan pertimbangan kemudahan akses dan agar ‘terasa’ ambience liburannya haha (PENTING!) 😆😆😆. Sedangkan untuk transportasi selama di Cirebon kita memilih menggunakan Grab (karena Gojek belum ekspansi sampai sini) makanya jangan lupa untuk top up saldo OVOnya, saldo Rp. 150.000 - Rp.200.000 cukuplah untuk main seharian di Cirebon.

Oh iya kereta api dari Bandung ke Cirebon hanya ada 2 pilihan jam keberangkatan, yakni 06.15 – 10-30 WIB menggunakan Ciremai Express dan 21.25 - 01.37 WIB menggunakan Harina Begitu pun dengan kereta api dari Cirebon ke Bandung, hanya ada 2 pilihan jam keberangkatan yakni 21.00 – 01.11 WIB menggunakan kereta api Ciremai dan 00.16 – 04.11 WIB menggunakan kereta api Harina.

FYI. transportasi berbasis online nggak diperkenankan memasuki stasiun kereta api ya jadi kalau mau order kalau bisa diluar stasiun, biar agak jauh yang penting aman karena bapaknya sentimen lihat orang-orang yang ngecek smartphonenya. Malesin memang  ... 😳


Nggak usah ditanya ya gimana panasnya Cirebon, sunscreen aja berasa meleleh ... curiga yang pake make up luntur semua wkwkwk 😎 Ngaheab, lebih panas ketimbang Subang. Maklum, Cirebon ini terletak di Pulau Jawa bagian utara dan stasiun kereta apinya sendiri terletak ± 5 km dari bibir pantai, gimana nggak panas kan ya ... ditambah lagi kalau malam angin lautnya kencang pemirsa, saking kencangnya saat sholat di musholla stasiun Cirebon mukaku berkali-kali ketutupan mukena 😐, BTW hati-hati masup angin haha 😊

Sebagai salah satu tempat perlabuhan yang ramai disinggahi sejak era kolonial, Cirebon menawarkan banyak tujuan wisata yang menarik. Beberapa diantaranya sangat kental dengan akulturasi budaya yang melebur, yakni budaya Sunda, Jawa, Arab, China dan Belanda. Selain kulinernya yang khas, Cirebon juga memiliki cagar budaya yang sayang untuk dilewatkan.

Jadi, kemana aja nih kita selama di Cirebon? 😉

TAMAN SARI GUA SUNYARAGI

Kesan pertamaku melihat Gua Sunyaragi ini entah kenapa malah keingetan skull island-nya Kong, mungkin karena sama-sama terlihat rumeuk kali yha~ 😑 Kompleks Gua Sunyaragi ini terletak di daerah Kesambil dengan luas ± 15 H yang terdiri dari pesanggrahan, gua dan halaman (ruang terbuka). Kalau lihat di Google bagian pesanggrahannya dikelilingi oleh taman dan kolam yang ngademin, kenyatannya mah kering dan gersang ya sebab Cirebon belum hujan sejak ± 6 bulan lamanya (Oktober).

Keunikan Gua Sunyaragi terletak pada material pembangunnya yakni batu karang dan semen, kalau searching tentang Cirebon dan kebetulan nyasar di kanal Youtube yang ada mb Anita Cikey-nya, eym ... jangan parno dulu yhaha~ 😁 Memang menurut kepercayaan yang tumbuh di masyarakat, batu karang Gua Sunyaragi ini berasal dari pantai selatan  (FYI. pantai utara nggak memiliki batu karang), konon batu karang tersebut dipindahkan dan dibangun atas bantuan lelembut 👻. Padahal, Gua Sunyaragi ini dibangun sebab Pangeran Kararangen yang merupakan cicitnya Sunan Gunung Jati memimpikan bangunan serupa Gua Sunyaragi, ia kemudian bertemu pedagang China yang menjual batu karang dan “tring!!!” 💢 jadilah Gua Sunyaragi.

Sejatinya Gua Sunyaragi ini memang dipergunakan sebagai tempat bertapa, bermeditasi, beribadah atau apalah yang menyiratkan kelekatan hubungan antara manusia dan Sang Pencipta. Bahkan pintu-pintunya sengaja dibuat pendek dan sempit untuk mengingatkan agar kita tetap rendah hati sekaligus mengingatkan bahwa pada akhirnya kita akan sendiri (di akhirat nanti). Dan nggak seperti bangunan cagar budaya pada umumnya yang memiliki pakem arah tertentu, Gua Sunyaragi ini dibangun menghadap ke arah selatan sebab orang Cirebon percaya bahwa Tuhan ada dimana-mana tak berbatas arah.

Udah ah, kalau mau bahasannnya lebih luas macem nyangkut ke Perang Bubat atau silsilah kerajaan Sunda kayaknya kita perlu ikutan kelasnya Deya deh haha 💭 Percayalah ... doi expert banget urusan yang beginian 😉




   
KERATON KASEPUHAN CIREBON

Kebetulan saat kita di Cirebon ada acara “Tajug Expo” yang diselenggarakan di alun-alun yang terletak  di depan Keraton Kesultanan Cirebon, udah bisa ditebak ya dari namanya kalau acara ini adalah acaranya para santri dan kyai. Tiket masuknya seharga Rp. 10.000 / orang bisa dibeli di booth yang terletak di sebelah kirinya pintu gerbang. Setelah membayar tiket kita akan didampingi oleh seorang pemandu, baik loh bapaknya setiap berpindah spot pasti kita berempat disuruh berpose dan difotoin doi haha 😊 Oh iya, rate pemandu Rp. 35.000 – Rp. 50.000.

Keraton Kasepuhan Cirebon ini terbagi menjadi beberapa area, selain tempat tinggal sultan berikut anak-anaknya terdapat mesjid, pendopo dan museum. Sadar kita pada kepanasan bapak pemandu mengajak kita ngadem sebentar di museum, nyess ... bangetlah ini kena AC haha 😪 Well, museum ini memajang berbagai koleksi Keraton Kasepuhan Cirebon, beberapa diantaranya adalah benda pusaka yang (kalau sering baca koran pasti tau nih ...) biasanya dicuci menjelang bulan Ramadhan. Museum ini didirikan untuk melestarikan berbagai koleksi Keraton Kasepuhan Cirebon sekaligus sumber dana perawatan Keraton Kasepuhan Cirebon. Yap. Keratonnya mandiri ... makanya jangan lupa jajan merchandisenya 👌

Menurut bapak pemandu, kita ini termasuk beruntung karena datang disaat ada acara besar jadi kita bisa melihat Sultan Cirebon secara live, jarang-jarang kan lihat Sultan Cirebon 😜 Fun fact (masih menurut bapak pemandu) saat Idul Fitri Sultan Cirebon melakukan shalat sunnahnya dua kali, yang pertama beliau sholat sunnah dengan keluarganya di area keraton dan yang kedua beliau sholat sunnah dengan masyarakat di alun-alun Cirebon. Untuk hal ini, aku no comment ya ... karena bagiku urusan ibadah (agama) adalah urusan pribadi antara manusia dan Sang Pencipta.

Nggak seperti abdi dalem keraton pada umumnya yang mengabdi penuh untuk keberlangsungan keraton, abdi dalem Kesultanan Cirebon ini hanya ‘dipanggil’ bertugas saat ada acara-acara tertentu, mereka memiliki kehidupan dan pekerjaan sendiri (selain menjadi abdi dalem) jadi nggak stay melulu di keraton. Iya sih ... realistis aja 😞, uang memang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang 😭😭😭. Panji Keraton Kesultanan Cirebon ini berwarna kuning sebab melambangkan keagungan (dan keabadian (menurut buku Ke-Muhammadiyah-an)) itulah kenapa bendera berwana kuning khususnya Indonesia identik dengan kematian. Karena kematian adalah awal dari keabadian yang sesungguhnya.





NASI JAMBLANG MANG DUL

Yang pertama kita lakukan setelah sampai di Cirebon tentcunya adalah makan, ngemil crackers dan keripiknya Icunk mah nggak ngenyangin ya ... maunya (makanan) yang berat-berat 😋. Secara kita terlampau lapfar dan butuh asupan segera maka kita menuju Nasi Jamblang Mang Dul, yang terdekat dari Stasiun Cirebon. FYI. Nasi Jamblang Mang Dul ini sebelahan dengan Nasi Lengko H. Barno.

Nasi Jamblang ini ... nasinya kecil banget tcoy 😂, sekepalan tangan, pantesan aja pas mau ngambil lauk ditanya sama mas-mas yang jaganya “Nasinya mau berapa?” Ternyata 1 memang nggak cukup yha~ Untuk lauknya ada macem-macem, kebanyakan nggak jauh beda dengan lauk yang ada di RM. Ampera  Cuma nggak tahu kenapa bagiku lauknya Nasi Jamblang ini tergolong ‘mini’. Mungkin tersugesti dari ukuran nasinya yang juga ‘mini’. Kisaran harga per porsinya Rp. 10.000 – Rp. 25.000 tergantung apa yang diambil.


EMPAL GENTONG H. APUD

Meski Indomie sudah menyediakan varian Empal Gentong tetap saja kita penasaran dengan rasa aslinya, so melipirlah kita ke Empal Gentong H. Apud pusat di jalan Tuparev (alias Tujuh Pahlawan Revolusi). Selain menyediakan menu Empal Gentong dan Empal Asem (yang isiannya bisa milih antara daging atau jeroan) mereka juga menyediakan menu Sate Sapi dan Sate Kambing, . bener deh ini ... nggak perlu nunggu lebaran untuk bisa kolestrolan 😜 tinggal penebusan dosa aja macem Mas Kunta 😂😂😂

Bedanya Empal Gentong dan Empal Asem terletak pada kuahnya, Empal Gentong berkuah santan macem opor sedang Empal Asem berkuah bening dengan tambahan potongan Belimbing Wuluh yang menjadikan rasanya asem-asem tapi nyegerin. Empal Gentong dan Empal Asem per porsinya dihargai Rp. 22.000, belum termasuk nasi ya ini, apalagi Teh Tawar, bayar loh Teh Tawarnya ... 😏


TAHU GEJROT

Kita sengaja nggak nyariin Tahu Gejrot karena yakin ada banyak penjual Tahu Gejrot di Cirebon ini yang bisa ditemukan hampir di setiap kelokan. Macem penjual Cilok gitu ... 😊 Kalau pernah nonton vlognya Hari Jisun yang nyobain kuliner Cirebon, mamanya bilang kalau tahunya Tahu Gejrot ini mirip smell tofu. Yap. Tahunya Tahu Gejrot memang bukan tahu yang isinya nggak akan hilang setelah digoreng, lebih mirip Tahu Sumedang tapinya nggak asin dan memang baunya agak berbeda.

Yang menjadi daya tarik Tahu Gejrot in adalah penyajiannya yang cukup unik, bumbunya yang terdiri dari bawang merah, bawang putih dan cengek diulek langsung di cobek kecil yang menjadi wadahnya, kemudian tahunya disiram kuah yang bagiku mirip kuah Pempek versi ringan. Meski agak kecut sih ... Kita beli Tahu Gejrot ini di depan alun-alun Kesultanan Cirebon, harga per porsinya Rp. 7000.


MIE KOCLOK MAS EDI

Ingat ya ... Mie Koclok Mas Edie ini bukanya setelah jam 5 sore, jadi percuma kalau datang agak pagian atau siangan pasti nggak akan nemu, macem kita 😂 Setelah panas-panasan di Gua Sunyaragi kita lapfar (lagi) dan memutuskan untuk menyambangi Mie Kocklok Mas Edi yang berlokasi di daerah pertokoan Pulasaran. Sungguh kesotoyan yang HQQ ya sebab kita hanya mencari lokasinya via Goole tanpa mencati tahu jam operasionalnya. Tapi karena masih penasaran, malamnya kita kembali lagi ke Mie Koclok Mas Edi ini.

Tadinya kupikir salah baca atau memang typo, dikira Mie Koclok taunya beneran namanya Mie Koclok. Jadi Mie Koclok ini adalah mie, tauge, suwiran ayam, potongan telur rebus dan bawang goreng yang disiram kuah santan. Kuah santannya lebih mirip fla ya karena sepertinya ditambahin maizena biar nggak terlalu encer, rasanya? Eym ... gimana ya ... pertamanya asing tapi lama-lama enak kok, apalagi kalau ditambah Emping Manis. Mie Koclok Mas Edie ini dihargai Rp. 20.000 per porsi sedang Emping Manis dihargai Rp. 5000 perkeping. FYI. satu porsi Mie Koclok Mas Edie ini cukup banyak untuk dinikmati sendiri.


Yes! Mission accomplished. 1 Day Trip ke Cirebon dengan budget kurang dari Rp. 500.000 (termasuk tiket PP Bandung Cirebon yaini) dan masih ada kembaliannya dong ini. Karena keterbatasan waktu nggak semua tempat yang sudah masuk list bisa dituju, mungkin di kesempatan lain  ya ...

Akhirul kalam ... Kuy mari kita nabung untuk ke Jaipur!!! 🙆🙆🙆

Tips

- Gunakanlah pakaian yang nyaman dan adem saat berada di Cirebon dan usahakanlah membawa jaket untuk perjalanan menggunakan kereta api. FYI. Beberapa penumpang mungkin agak keberatan AC-nya diperkecil.
- Gunakanlah kaos kaki kalau menggunakan sepatu / sandal model terbuka, biar nggak belang tcoy!
- Bawalah makanan dan minuman untuk bekal di perjalanan, daripada salatri ye kan? 😁 Kecuali kalau memang sudah meniatkan untuk jajan dari Prama-Prami yang cucmey 😉.
- Bawalah sunscreen, lipbalm dan face cleanser (kali aja mau cuci muka sebelum pulang) karena Cirebon panasnya nggak santai.
- Sering-seringlah minum air bening, bukan minuman yang berwarna, berasa dan berembun ya biar nanti tenggorokannya nggak seret.
- Saat di Stasiun Cirebon, usahakanlah untuk menunggu di waiting room bagian dalam ketimbang menunggu di bagian luarnya. Fasilitasnya lebih banyak (ruangan ber-AC, sofa, charging box, dispenser dan area bermain anak) tapi yang paling penting sih toiletnya bersih 👌.

Pssttt ... Akhirnya ada menu kulit ayam di ABB dekat kosannya Icunk, makin betah aja nih jadi anak gawl Ujung Berung 💃💃💃

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
source: www.pexels.com

Jason Ranti kutemukan secara tak sengaja ketika membaca thread tentang ridernya (permintaan khusus) para artis di Twitter. Tak butuh waktu lama bagiku untuk jatuh hati pada ... graphic ridernya 💘, membuatku yakin bahwa ia adalah salah satu dari sekian banyak calon seniman lintas passion.

Okay ... Jangan cari Jason Ranti di Spotify karena akunnya nonaktif, carilah Jason Ranti di soundcloud atau di Republik Penerangan Jason Ranti 😉.

Lagu Jason Ranti yang pertama kali kudengarkan adalah Variasi Pink dan aku harus bilang; lagu ini menghibur sekali HAHAHAHAHA 😂😂😂 Liriknya memang sedikit vulgar dan banyak recehnya, tapi tak mengapa sebab (kupikir) Jason Ranti memang benar-benar menuangkan isi kepalanya saat membuat lagu ini. Seperti Sop Buah di bulan Ramadhan, apapun isinya yang penting asyik di tenggorokan 💗.

Lagu berikutnya adalah Kafir, well ... jangan bayangkan trailer film berjudul sama ya karena liriknya lebih kritis ketimbang judulnya yang menuai kesan clickbait. Yap. Kafir adalah usaha Jason Ranti untuk mengkritisi apa yang terjadi belakangan ini, no offene please ... 😜 hal-hal yang terlontar darinya cukup mewakili isi hati netizen masa kini yang demen mantengin twitwor.

Setelahnya ada StephanieAnak Seni yang bagiku adalah alter egonya Jason Ranti, lagunya relate dengan kehidupan pekerja seni yang, tau sendiri lah ya ... 😹 Lagu-lagunya yang lain pun tak luput dari kreasinya yang sedikit absurd dan dinyanyikan secara semena-mena, sejenak berbagi benak. Meski tanpa lirik-liriknya yang jenaka dan semau gue, kupikir sebenarnya suara Jason Ranti tetaplah asoy didengar 👌.

Video Klip low budgetnya juga menghibur ya ... yang paling kusuka adalah Suci Maksimal, lumayan freshlah untuk cuci mata.

Berhubung Jason Ranti ini one man show tanpa band pengiring, kita jadi lebih fokus untuk mendengarkannya bernyanyi. Membuatku cekikikan berulang kali 😂😂😂. Yha~ Mungkin bagi sebagian orang Jason Ranti ini ‘appaan syih?’ 😕 atau *langsung ganti playlist Tapi bagiku Jason Ranti ini adalah hiburan yang menyenangkan untuk mengawali hari.

Thanks for made my day.
😙😙😙😙😙😙😙😙😙😙😙


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Untuk membuat weekend mager ini menjadi agak berfaedah, kali ini aku akan me-review beberapa tempat makanan dan minuman di sekitar daerah Kurdi dan Inhoftank, yang pernah kucoba dan kupikir worth to try (if you wanna). Karena daerah Kurdi dan Inhoftank ini adalah daerah pemukiman (lumayan) padat maka pastinya ada banyak tempat makanan dan minuman yang menunggu untuk dilirik. Dilirik doang tapi dibeli kagak 😂😂😂.

So, kalau kalyan-kalyan tinggal atau bekerja di sekitar daerah Kurdi dan Inhoftank, suka googling tempat makan enak di Kurdi atau Inhoftank tapi belum menemukan review yang relevan dan sering galau mikirin; mau makan / jajan apa ya hari ini 🤔. I made this for you guys... 😉.

VITASARI BAKERY
★★★★★
📍 Jl. H. Kurdi 1 No. 49
📆 Senin-Minggu 06.30-19.00

Belum sah ke Kurdi kalau belum mampir ke Vitasari ya, toko roti dan kue ini selalu ramai seolah nggak pernah kekurangan pembeli. Selain menyediakan aneka roti mereka juga menjual aneka kue basah, makanya jangan heran kalau pagi-pagi disini suka macet 😫 karena biasanya orang-orang lagi pada mengambil snack untuk meeting atau pengajian.  Vitasari ini self service ya jadi kadang kalau lagi penuh suka desek-desekan meski space antar rak lumayan luas.

Yang menjadi incaran di Vitasari adalah roti kulit nangka, kadang kita sampai harus nunggu-nunggu saking cepet abisnya. Ada 2 varian rasa roti kulit nangka yakni keju cokelat dan pandan keju, dua-duanya enak kok apalagi kalau dimakan saat masih hangat. Tapi aku malah lebih suka kue basahnya ketimbang rotinya 💘 FYI. Di Vitasari hanya sebagian yang tertera harganya selebihnya bisa diketahui dari struk pembelian, kadang suka zonk juga ini 😂.

BREAD CO 
★★★★☆
📍 Jl. H. Kurdi 1 No. 23
📆 Senin-Minggu 06.00-20.00

Untuk rasa rotinya sih standar, cukup sepadan dengan harganya yang terbilang murah dan sering diskon. Selain menjual aneka roti dan (birthday) cake, Bread Co juga menjual aneka kue kering, pizza dan nasi bakar (kali aja pada mau bekel). Kurasa Bread Co cukup gercep membaca pasar, kalau ada yang viral niscaya sebentar lagi mereka bikin, aku suka nih yang begini-begini 😁. 

Kalau Vitasari punya roti kulit nangka maka Bread Co punya bolen lilit, kadang kita sampai harus nunggu-nunggu saking cepet abisnya. Oh ya, bolen lilitnya kini udah jadi oleh-oleh macem Kartika Sari atau Primarasa makanya harganya naik berkala. FYI. Bread Co ini menjadi salah satu tempat favorite untuk pick up ojol karena lokasinya strategis. 


LOTEK KURDI
★★★★★
📍 Jl. H. Kurdi 1 No. 60 (depan Indomaret)
📆 Senin-Minggu 09.00-15.00

Sebagai fast food 😂 tentcunya aku sering beli, yang jualannya 2 orang mamak-mamak yang kompak dan cekatan banget ngulek bumbu kacangnya wkwk. Karena nggak menyewa ruko macem Ayam Geprek Chicago, bagi yang ingin makan di tempat disediakan kursi-kursi plastik tanpa meja di belakang gerobaknya, selebihnya lebih memilih untuk dibungkus.

Salah satu kelebihan Karedok-Lotek-Rujak-Gado-Gado ini adalah bumbu kacangnya yang leqoh (sampai terasa gula merahnya), sayuran dan buah-buahannya pun selalu fresh. Porsinya cukup banyak untuk dimakan sendiri, kalau nggak lagi lapar-lapar banget nggak disarankan untuk pake nasi, mending pake lontong haha 😂 Tapi kalau memang lagi ingin pake nasi mending dibagi 2 aja deh ...


NASI GUDEG YOGYA
★★★★☆
📍 Jl. H. Kurdi 1 No. 60 (depan Indomaret)
📆 Senin-Minggu 09.00-15.00

Seperti Karedok-Lotek-Rujak-Gado-Gado, gerobak Nasi Gudeg Yogya ini selalu mangkal di depan ruko di samping Indomaret Kurdi, sebelahan malah haha 😂... Yang jualannya Cuma seorang, mas-mas. 1 porsi lengkap terdiri dari gudeg, kerecek, tahu-tempe bacem, ayam atau telur pindang, Kalau dirasa kebanyakan kita bisa request kok ingin apa ingin apanya, nggak melulu mesti 1 porsi lengkap. Oh iya, kita juga bisa request kalau setiap itemnya ingin langsung dicampur atau dipisah-pisah.

Bagiku rasa (keseluruhan) Nasi Gudeg Yogya ini lebih mengarah ke rasa manis ya, manis yang wajar tapi. Kereceknya juga okaylah masih bisa diterima lidah ini, cuma tahu-tempe bacemnya agak kering jadi kalau dicampur dengan kerecek, kuah kereceknya susah menyerap #persoalanpelik 😏 Kalau suka dengan gudeg bolehlah dicoba Nasi Gudeg Yogya ini...

MIE BASO AKUP | SEAFOOD MANDIRI 
★★★★★
📍 Jl. H. Kurdi 1 No. 11A 
📆 Senin-Minggu 11.00-22.00

Meski berbeda keduanya berada di satu tempat dan dilayani oleh orang-orang yang sama, tempatnya pun bukan tempat yang fancy atau gimana tapi teras yang dirubah jadi tempat jualan. Untuk Mie Baso Akup malah nggak ada menunya sama sekali, jadi kalau kita ingin beli tinggal request aja ke pegawainya; ingin ini, ingin itu, ingin ini, ingin itu haha Kalau aku sih biasanya langsung request mie yamien biar nggak pusing mikirin ini, itu, ini, itunya haha 🤣🤣🤣 lagi pula aku nggak begitu suka ceker atau babat jadi ya nggak ada pun nggak jadi masalah.

Sedang untuk Mandiri (Sea) Food, mereka nggak melulu menyediakan menu olahan sea food macem ikan, udang atau cumi, namun juga menu olahan ayam dan sapi. Kebanyakan yang berkuah-kuah macem sapo tahu, mapo tahu dan cah tahu tausi, ala-ala chinese food tapi bukan chinese food. Nasi Goreng Seafood-nya menghibur sekali untuk teman nonton drakor karena banyak toppingnya dan tentcu menu terfavorite-nya adalah sapo tahu 👌.


SATE MADURA
★★★★★
📍 Jl. H. Kurdi 
📆 Senin-Minggu 18.00-22.00

Sate ayam ini lapaknya berada di jajaran Studio Senam Lucy Dahlia, di samping lapak Roti Bakar. Meski memungkinkan untuk makan di tempat saranku sih mending dibungkus aja deh, nggak mau kan kalau lagi makan mukanya diasapin mulu? wkwk Sate ini nggak ada namanya ... jam operasionalnya dari setelah Ashar sampai malam, pokoknya kalau udah ada asap di jalan berarti satenya sudah mulai buka.

Mau itu sate ayam / sapi / kambing penjualnya tetap memberlakukan satu harga yakni Rp. 1500 / tusuk, bumbu kacangnya juga leqoh dan nggak encer, oh iya, disini nggak dikasih sambal ya dikasihnya acar cengek. Kita juga bisa request nasi atau lontong, tapi mending pake lontong sih biar lebih berasa makan satenya haha 💘

ES CENDOL ELIZABETH
★★★★★
📍 Jl. Inhoftank No. 64
📆 Senin-Minggu 09.00-17.00

Berawal dari sekedar mangkal di depan Toko Tas Elizabeth, kini Es Cendol (yang akhirnya dinamai) Elizabeth sudah memiliki banyak cabang dan menjadi standar rasa percendolan. Yap. Meski banyak juga yang nge-KW-in. Nah, cabang utama Es Cendol Elizabeth ini adanya di Inhoftank, sekitar titik pertemuan jalan Inhoftank dan Kurdi di samping Mesjid Umar. Meski hanya memiliki area parkir yang terbatas, Es Cendol Elizabeth ini selalu ramai terutama di jam-jam makan siang.

Cabang utama Es Cendol Elizabeth ini nggak hanya menjual es cendol, mereka juga menyediakan menu (lumayan) berat macem nasi goreng, batagor, baso tahu dan mie baso. Tapi tetap ya minumnya pake es cendol haha 😁 Aku lebih suka es cendol nangkanya ketimbang es cendol alpukatnya karena rasanya lebih nyampur, kadang suka merasa nggak nyambung aja, rasa cendolnya kemana... rasa alpukatnya kemana...

JUICE KOH AKIN
★★★★★
📍 Jl. H. Kurdi 1 No. 51
📆 Senin-Minggu 10.30-20.00

Di daerah sekitar Kurdi dan Inhoftank ada beberapa tempat yang menjual juice, tapi diantara semua yang pernah kucoba yang paling enak ya juice Koh Akin ini. Juice-nya kental nggak kebanyakan air dan yang paling penting penjualnya ramah. Sebenernya juice-nya nggak ada namanya, kita namain Juice Koh Akin karena yang jualannya pasangan suami-istri yang kita panggil Engkoh dan Cici. Oh iya, Juice Koh Akin ini mangkalnya di depan barber shop di samping bangunan Vitasari, sebelahnya Willy’s Fried Chicken.

Eh. Last but not least ...

CATERING CHEF AUGUSTIN
★★★★★

Untuk yang satu ini memang nggak open for public Cuma untuk konsumsi internal aja 😊 Chef Augustine ini aslinya adalah office girl di kantor yang akhirnya merangkap sebagai chef, apalagi kalau bukan karena melihat peluang kita-kita yang malas mencari makan ke daerah sekitar Kurdi dan Inhoftank wkwk Untuk menunya bisa request dan belakangan ini chef Augustine menyediakan menu tambahan macem buah-buahan dan infuse water bagi yang ingin diet.

👌👌👌

Bisa take away juga ... 

Spaghetti dengan kearifan lokal ala Chef Augustine

Kalau lagi ada yang ultah 

Tak kenal maka tak sayang, tak di-review bukan berarti belum pernah dicobain, beberapa nggak di-review karena harganya mahal rasanya B aja atau harganya murah rasanya memble.
Share
Tweet
Pin
Share
30 comments
source: akun Instagram Palari Films
Di bulan Oktober ini aku mengawalinya dengan nonton film … yha~ belum ada perubahan haha 😂 Tentcu dengan teman-temanku sekalian yang kukenal sejak awal masuk SMP, kali ini selain aku dan Icunk ada Deya, Memed dan Chaceu yang rela datang jauh-jauh dari planet Bekasi 🗺. Di Twitter kita pernah janjian nonton Crazy Rich Asians, tapi berhubung aku dan Icunk udah nonton duluan jadinya kita memilih film yang lain yakni film Aruna dan Lidahnya.

Karena. Meski pernah kesengsem berat dengan novelnya, aku kurang tertarik dengan film Belok Kanan: Barcelona, pasalnya … bagiku pemilihan castnya terkesan seret karena yang dipake ya itu-itu lagi 🕸 #netizenhausperubahan. Sedangkan The House with a Clock In It’s Walls dan Johnny English Strikes Again terasa kurang menantang (trailernya sih begitu) 🤔. Well … jangan harap kita sudi buang doku untuk film sejenis Something In Between atau Arwah Tumbal Nyai ya. HA to the RAM 💣💣💣.

Film Aruna dan Lidahnya merupakan adapatasi dari novel berjudul sama karya Laksmi Pamuntjak yang juga menulis novel Amba. Novelnya sendiri rilis sekitar tahun 2014an, di masa-masa awal bekerja, jadi harap maklum aja nih yay nggak beli bukunya 😁. Sekarang juga belum punya kok 😝 Soalnya setiap kali mampir ke Gramedia bawaannya ingin melipir mulu ke bagian stationary, ya … beli kuas, ya … beli marker, ya … beli pulpen, ya … uangnya abis duluan deh haha 😂

Aruna dan Lidahnya bercerita tentang Aruna (Dian Sastrowardoyo)  seorang epidematologist (ahli wabah) yang ditugaskan oleh atasannya Pak Burhan (Desta Mahendra) untuk mengkroscek data mengenai epidemi flu burung di lapangan. Biar nggak anyep, Aruna mengajak teman dekatnya Bono (Nicholas Saputra) yang berprofesi sebagai chef untuk menemaninya bekerja sekaligus menyalurkan hasrat berkuliner ria. Oh iya. Aruna diharuskan untuk mampir di 4 kota; Surabaya, Pamekasan (Madura), Singkawang dan Pontianak.

Ternyata di Surabaya Aruna disupervisi langsung oleh Farish (Oka Antara) mantan kecengannya saat masih sekantor di One World. Kapan lagi coba denger Dian Sastro ngomong “anjing!” 🐶 sambil keselek kuah rawon haha 😂😂😂 Kemudian, ada Nadezdha (Hannah Al-Rasyid) yang bergabung atas undangan Bono, BTW. Nad ini adalah seorang food reviewer (+ penulis buku) sekaligus kecengannya Bono.

Menurutku film Aruna dan Lidahnya genrenya berada di grey area, kurang pas kalau masuk genre culinary movie (macem film Chef) dan kurang pas kalau masuk genre romcom. Mungkin lebih pas kalau masuk ke genre casual movie atau genre metropop (buku dong? 😓). Rasio antara kuliner dan flu burung berimbang jadi berasa rada nanggung gimana gitu … kulinernya belum pol sementara flu burungnya kurang serius. Hampir terasa biasa-biasa … 


Namun film Aruna dan Lidahnya ini sangat diuntungkan dengan jajaran cast-nya yang mampu membawakan karakternya dengan baik. Terutama Dian Sastro dan Nicholas Saputra yang berhasil melepaskan bayang-bayang Cinta dan Rangga. Bersyukur sekali karakter Farish diperankan oleh Oka Antara bukan oleh Fedi Nuril, Reza Rahardian atau Deva Mahendra. Gimana dengan Hannah Al-Rasyid? Hmhh. Aku selalu suka Hannah …

Dian Sastro jelas memberikan penampilannya yang terbaik, karakternya yang … let’s say perpaduan antara jutek + innocent + naif menjadikannya subjek paling menggemaskan di film ini. Selain itu, teknik breaking the 4th wall ala film Deadpoolnya berhasil diterapkan dengan pas, jatuhnya jadi lucu-lucu gimana gitu
ekspresinya haha Jarang-jarang kan liat Dian Sastro begini 💘💘💘.

Ada saat-saat dimana mereka berempat ngobrol santai (biasanya sambil makan), joke’s dan bahasannya masih masuk untuk kita-kita yang late 20’s sampai mid 30’s, nggak ketinggalan zaman tapi juga nggak terlalu hype. Scene terasyik ada di pelabuhan Surabaya saat mereka makan nasi campur, meski memiliki persepsi berbeda tentang makanan, nggak bisa dipungkiri makananlah yang menyatukan mereka kita semua. Persis seperti advertisementnya Teh Botol Sosro. Selain itu, karena tektokan ngobrolnya enak berasa lagi dengerin temen ngobrol 😇.


source: akun Instagram Palari Films
Product placementnya nggak ganggu ya, Cuma sayang kurang banyak haha 😜 Sebagai film yang disisipi genre kuliner, agaknya Kecap Bango terlalu mendominasi padahal bisa aja bumbu-bumbu lain ikutan, eh tapi rasanya jadi nggak authentic ya haha 😫 Apa kek? *maksa banget yaini Local brand outfit mungkin 🤔? Skincare 🤔? Indomie 🤔? Karena apapun filmnya kalau product placementnya halus pasti diinget terus, nggak kaya sinetron yang product placementnya kasar, boro-boro ingin nonton yang ada langsung pindahin channel 💤💤💤.

Scene kulinernya memang membuat kita lapfar tapi lebih lapfar lagi kalau nonton serial Let’s Eat, mungkin salah satu faktornya adalah budaya orang Indonesia yang nggak seekspresif orang Korea. Menyeruput kuah dan mengecap-ngecap makanan (ceplak) nggak diperkenankan karena berkonotasi kurang beradab dan terkesan jorok. Tapi … Aku termasuk yang setuju ya 😂, karena … sering merasa terganggu dengan bunyinya. Sebel aja gitu dengernya … 😠

Yang aku pertanyakan untuk film Aruna dan Lidahnya ini adalah: seberapa pentingkah resep nasi goreng Mbok Sawal di film ini? Kupikir kita hanya akan disuguhi pencarian Aruna dan teman-temannya untuk resep nasi goreng Mbok Sawal seperti halnya pencarian Ben dan Jody untuk kopi Tiwus, ternyata nggak seserius itu ya … dan yang paling bikin gedek, level keponya Aruna masih di awang-awang 😪. Disini hamba #gagalfaham.

Bagiku, kata lidah di judul film Aruna dan Lidahnya adalah metafora dari organ tubuh Aruna lainnya, yang sama-sama bisa mengecap rasa dan memiliki standar tersendiri. Ini hati kengkawan 💗. Aku bilang begini karena main characternya adalah Aruna yang statusnya masih naksir-naksir sebel dengan makanan, akan berbeda kalau Nad yang dijadikan main character, mungkin Nad dan Lidahnya nggak perlu metafora karena Nad jelas hidupnya lebih passionate ketimbang Aruna.

Mungkin ya … mungkin … lidah Aruna yang diceritakan agak kurang peka saat mengecap makanan adalah representasi kehidupannya yang terasa hambar di usianya , nggak ada sandaran gitu maksudnya 😝 Makanya meski Aruna nekat minum air jeruk nipis tengah malam dan nguyup air laut pake sedotan rasa yang dikecapnya nggak pernah sesuai dengan ekspektasinya. Karena sedari awal yang bermasalah bukan lidahnya, tapi hatinya #eaa 😏.

Di prolog Aruna bilang; “masa sih harus menunggu seseorang yang tepat dulu untuk bisa menikmati semangkuk sup iga yang enak?” penonton sih yes, cengar-cengir sambil ngebatin “wuih … tau aja deh”. Namun di epilog Aruna malah mengutip quotenya manusia-manusia yang butuh sandaran “bukan dengan apa makannya tapi dengan siapa?” Yha~ Setelah sekian purnama, aku Cuma bisa mengelus dada. Dasar labil!!!😱😱😱

Sountracknya memang sedikit tapinya cociks, terutama lagunya Soimah untuk scene kapal Vantura. Kabarnya Edwin (sutradara) memang gemar menyisipkan metafora dalam film-filmnya, termasuk salah satunya scene kapal Vantura ini. Aku tadinya nggak ngerti karena kan memang belum baca bukunya, ternyata di Twitter ada ngebahas fan theorynya segala dong haha

Diantara semua makanan yang disajikan di film Aruna dan Lidahnya, yang paling bikin kabita adalah … apa coba? Yap. Bakmi Kepiting dan Choi Pan. Plis deh … itu daging di capit kepiting seriusan mengganggu konsentrasi, soalnya terakhir kali makan mie-miean yang ada kepitingnya yakni saat ke Pempek Candy di Palembang. Kalau follow @amrazing di Twitter dan IG pasti taulah ya ini orang sering banget ngomongin Choi Pan, aku bacain tweetnya aja udah kabita apalagi ini … diliatin dari cara buatnya dong. Parah … Parah … Parah ... 😮


source: akun Instagram Palari Films

source: akun Instagram Palari Films
Kalau film Filosofi Kopi mampu menjadikan ngopi sebagai bagian dari lifestyle, bukan nggak mungkin kalau film Aruna dan Lidahnya juga mampu menjadikan kuliner daerah dan cita rasa peranakan sebagai new wave di dunia bisnis kuliner. 


Tentu aku merekomendasikan film Aruna dan Lidahnya untuk ditonton di akhir pekan (bukan weekend), meski genrenya masih nanggung obrolannya relate dengan kehidupan masa kini, cocoklah untuk kaum urban macem kita-kita ini haha 😉😉😉

Kalau lagi gabut, cobain deh quiz di official websitenya.
hasil punyaku :p
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates