Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Sejak beberapa minggu yang lalu grup WA angkatan kembali maceuh karena reuni 40 tahunnya DA (Darul Arqam), apalagi kalau bukan gara-gara komentar sarkas  ala netien usil haha Dari mulai yang normal kaya ngucapin selamat atas kelahiran dedek bayi sampai yang rada belok kaya berangan-angan disawer Bu Dendy kalau lagi bokek. Kan... fakta... 😁.

Ole! Akhirnya barudak kaya dulu lagi 🥳.

Nggak kerasa ya udah 40 taun aja... eh berarti udah ada 40 angkatan dong? Well ... kalau mau ngomongin angkatan, kita ini adalah angkatan 2513, kenapa beda? Karena kelas putra dan kelas putri dipisah asrama apalagi selain itu di DA angkatan 1 putri baru ada saat angkatan 13 putra, jadi perbedaannya lumayan jauh.

So, angkatan 2513 adalah angkatan 25 putra dan 13 putri, nickname-nya adalah Salawe dan Smile yang biar gampang manggilnya Lawe dan Mile (bacanya bukan mail ya tapi kaya milu huruf “u”nya diganti huruf “e”). Meski sering diceng-cengin angkatan sial karena angka 13 identik dengan angka sial, kita termasuk angkatan yang solid dalam urusan pertemanan.

Konon angkatan ganjil lebih nakal dan banyak masyalah, iya sih... kalau dibanding dengan angkatan lain kita memang lebih kompleks dan ada-adaaa... aja kelakuannya. Hampir tiap tahun kita pasti pernah punya masalah, mau itu dengan adik kelas, kakak kelas, pembina, guru bahkan kepala sekolah. Salah sendiri... suruh siapa mengusik hidup kita 😁.

welcome home

Menggantikan rumah dinas guru dan Lab Kesenian yang pernah menjadi TKP telepon extension adalah... ATM! Berasa lawas ya... karena dulu kalau mau ngambil uang di ATM paling banter 2 minggu sekali, itu pun mesti ke bank ybs atau ke Griya.

Karena sebelum ada ATM kita pakenya wesel, jirrr... wesel, iya, wesel temennya giro. Setiap menjelang awal bulan kadang suka H2C nungguin panggilan dari speaker rumah dinasnya Bu Diah, Bu Ai dan Bu Yuli “panggilan kepada Lestari... kelas 1 putri... ditunggu di rumah Bu Yuli, ada wesel”.  Simple sih, tapi semua orang tahu 😆.

nggak nyangka pernah begini haha

Demi memenuhi kebutuhan lahan DA ekspansi ke sawah di belakang rumah pembina, sawah-sawah yang dulu sering banget di-toong-in kalau lagi belajar di Lab Biologi kalau lagi praktikum. Disana dibangun asrama-asrama bertingkat yang bikin mager kemana-mana. Kayanya ya... kalau kezamanan asrama ini bakal sering mabal da... Musholla jauh, ruang makan jauh, kelas... apalagi. Tapi cucok sih kalau untuk ngeceng 😁.

Gimana ya... di satu sisi DA ini banyak membangun bangunan baru, tapi di sisi lain bangunan yang lama dianggurin gitu aja. Kaya main The Sims, begitu mau renovasi semua yang nggak kepake digeser-geser ke bagian yang kosong, dianggurin juga.

(mantan) asrama kita juga nggak jelas peruntukannya, terbengkalai dan berantakan banget. Nggak pernah ada nadlofah gitu ya? Sorry ya sensi... haha Tapi sebagai (mantan) asrama setidaknya ada banyak kenangan dan rahasia yang tersimpan dan belum dilenyapkan. IYKWIM.

my dazzling morning view, taken after sholat subuh from above the hall

Eym. Pernah denger istilah Di-Da-Bi kan? Dinding DA Berbicara hehe Sampai saat ini masih belum terungkap siapa pencetus istilah Di-Da-Bi, yang jelas Di-Da-Bi bukan sekedar mitos, karena... kita semua pasti pernah terlibat. Dan melihat kondisi asrama yang sebegini nggak keurusnya, mungkin 2-3 tahun ke depan Di-Da-Bi akan release dengan sendirinya.

Di-Da-Bi ini konsepnya agak mirip-mirip dengan time capsule,semacam reminder yang sengaja disembunyikan sampai saatnya tiba. Rupanya bukan sekedar curhatan di dinding atau di meja melainkan bundle benda-benda yang pernah dianggap berharga pada masanya, yang bakalan bikin keadaan gawat kalau pembina sampai tau #lebay.

Bundle tersebut berisikan... surat-surat dari pacar pada masanya, photobox dan bursam haha Bahkan ada juga yang menyimpan soal-soal +kunci jawaban lengkap dengan taswirannya (contekan). Little things that ever matter. Hal yang begitu krusial mengingat razia bisa terjadi kapan saja. Kalau ingin tau bundle itu ada dimana, sila ... bongkar asrama.

Mungkin seharusnya panitia reuni (IKADAM) perlu mempertimbangkan membuat sesi BurSam atau Bahas Surat di media visit Reuni *kahayang.

printilan-printilan asrama

Bagusnya, sekarang DA banyak eskulnya, ini sih yang paling bikin envy. Dulu mah baru ada KMR (Korps Mubaligh dan Mubalighah Remaja), KNR (Korps Nasyid Remaja) , KQR (Korps Qori dan Qoriah Remaja) dan FASE (teater) serta tambahan diakhir-akhir masa sekolah; KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) dan Hizbul Wathan (pramukanya Muhammadiyah). Keren kan masih pake istilah korps *heuheu

Di awal aku ikutan KNR tapi akhirnya resign dengan alasan; nggak rame lagunya nasyid semua L Pernah juga mencoba lebih nyantri dengan ikutan KQR dan akhirnya malah jadi sadar sendiri nggak ada bakat jadi qori’ah. Nggak tertarik ikutan KMR karena kupikir yang ikutan KMR adalah calon-calon ustadz dan ustadzah yang nantinya akan mengemban amanah maha suci mensyiarkan agama Islam di muka bumi.

Hanya FASE yang paling mengerti ... Seenggaknya FASE nggak tiap minggu kumpul, paling sebulan 1-2 kali dan sekalinya kumpul Cuma haha hihi nggak jelas tapi pulangnya dapet konsumsi. Fix, #eskulidamansantri yang faqir tidur dan males ngantri kamar mandi. Oh iya, sama Mading deng, meski tanpa ada embel-embel “biar kaya si Cinta AADC” bergabung di tim Mading adalah cita-cita *samvish


pemandangan sehari-hari, adem kan ... 
Karena kita ini sungguh sangat down to earth maka mainnya pun nggak jauh-jauh dari sawah, Cipeujeuh, Ngamplang dan sekitarnya. Semakin lama tinggal di DA malah semakin betah, kalau di awal-awal masuk ingin cepet-cepet libur bulanan atau libur semesteran, maka di akhir-akhir yang ada malah mager nggak mau kemana-kemana.

Jadi, kerjaan kita nggak jauh-jauh dari manjat ke atas aula, jalan-jalan ke kelas putra, baca-bacain buku kecengan karena belum kenal istilah stalking atau social media. atau ngelilingin kompleks DA, semuanya udah sepaket ya dengan jual ngaran. Kadang main ke dapur bantuin emak-emak ngupas wortel atau kentang, ujung-ujungnya minta makan haha

Sering juga maling kacang atau hui (ubi) di pinggir asrama untuk dibubuy di hawu, sambil nunggu mateng biasanya kita bikin susu pake air mendidih yang dimasak pake batok kelapa. Awal masuk DA sempet males minum karena dikira airnya basi, tapi lama-kelamaan malah terbiasa dan kangen ... terutama setelah ngerasain air filternya Samara catering.

Dulu pernah ada quote; satu-satunya hal yang abadi adalah perubahan.
Iya sih, 
Dunia berputar-manusia berkembang-sedang-perasaan masih sama.




eym ... candid moment under the super sun

mantan kelas 

ruang makan yang sekarang ada burung Meraknya
mantan asrama yang sekarang jadi kantin darurat heu
Lab. Komputer; where my daring lyfe started, my baby blog also born here 
tapi jalan ke Cipeujeuh terbuka lebar

EXTRA
baso aci Ceu Mimi
jagung cup pengkolan
cilor dan kawan-kawan 
pempek BNI 
baru sempet fotoin tapi belum nyobain

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
www.pexels.com

Semenjak sering blogwalking (lagi) hasrat untuk ganti theme kembali menggebu-gebu. Ku ingin tampilan blog yang lebih clean, neat dan responsive.

Sebelumnya, aku sering banget gonti-ganti theme, tapi ya itu karena nggak ngerti coding jadilah tampilannya berantakan, gak bisa ganti judul pages lah, gak bisa tampilin slide lah, gak bisa masukin foto lah dan banyak gak bisa yang lainnya, ujung-ujungnya balik lagi ke theme bawaannya blogger.

Yang simple tapi apaahhh??? Pasten ... 😛

Coding itu diperlukan saat ingin memasukkan widget atau pengaturan ke template, seperti widget AddThis, music player atau pengaturan scroll down archive yang memang nggak ada di template bawaan blogger. Sebagai blogger perlu juga belajar tentang coding, karena ya ... apalah artinya widget yang keren kalau untuk masanginnya aja gak bisa 😜

Beberapa situs yang menyediakan (blogger) theme secara gratis adalah; Gooyabi Templates, Soraa Templates dan Free Template. Sedangkan untuk premium theme bisa dicari di Etsy, Creative Market, Envato atau Dribble, kalau sedang beruntung situs-situs tersebut kadang memberikan freebies (item gratisan).

Kelebihan premium theme dibandingkan dengan regular theme adalah fitur-fitur tambahan yang tidak biasa seperti emoji button pada post atau font yang lucu. Tapi kalau ingin tampilan yang ‘gue banget’ bisa costumize design ke designernya langsung, tentu saja harganya berbeza.

Berhubung costumize theme masih dianggap belum terlalu penting dan masih bisa dipelajari sendiri 😇 Aku mencari theme yang gratis tapi tetep ya harus responsive, minimal harus ‘sreg’ di hati haha Karenanya aku jadi sering searching dan menemukan kalau nggak semua theme itu flexible dan support untuk semua jenis konten.

Proses trial and error inilah yang menghabiskan waktu karena tak jarang setelah themenya diganti susunan widgetnya berubah, malah ada beberapa theme yang memiliki tambahan widget kurang penting dan designer signaturenya nggak bisa dihapus. PR lagi kan ya mesti ngehapus-hapusin widget dan geser kesana kesini, tapi itu belum seberapa dengan theme yang tumplek plek nggak bisa digimana-gimanain.

Jadi weh balik lagi ke theme Cheer Up ini 😐

Karena setelah mencoba banyak theme lainnya, kok belum nemu yang seproporsional Cheer Up ini hehe Aku kurang begitu tertarik dengan theme yang menampilkan slide picture sebab ukuran foto yang ditampilkan harus menyesuaikan dengan ukuran slide, beda sedikit jadinya stretch. Kan nggak keren ya kalau tampilannya udah bagus tapi fotonya stretch + pecah semua.

Itu baru masalah theme, masalah domain beda lagi ...

Selama ini  aku masih menggunakan domain gratisan dari blogger, meski kadang suka kepikiran untuk beli top level domain (TLD) aku masih betah menggunakan domain gratisan *naluri 😗😗😗 Memang ya sebagai blogger perlu juga untuk menunjukkan keseriusannya dan keprofesionalitasan, harusnya nggak masalah untuk invest di  TLD karena hasil yang didapatkan bisa lebih banyak.

Masalahnya ... aku bukan reviewer yang sering ikutan paid promote atau menerima endorsement dari produk-produk tertentu. Tapi kalau terus bertahan dengan domain gratisan nggak keliatan pro dan kurang mendukung konsep Self(ish) Branding. Jadi ya ... berasa penting nggak penting juga beli TLD, tapi... ingin juga... tapi... tapi... tapi... yha~ galau mau beli TLD apa nggak hehe

Karena terkadang aku masih mengerenyitkan dahi ketika blogwalking ke blog yang (bagiku) kontennya nggak seworthy domainnya hehe Ya sayang aja gitu... Tapi aku juga sering menemukan blog yang kontennya bagus dan mempertanyakan kenapa bloggernya belum beli TLD? *mungkin dia masih galau kali ya kaya dimari. Tapi yaudah sih urusan TLD + konten adalah hak segala bangsa dan urusan yang punya blog...

Dulu, pernah kepikiran untuk beli TLD kalau pageviewsnya melewati angka 100.000, saat itu kupikir 100.000 adalah angka yang fantastis mengingat konten blogku ini adalah daily based. Dan nggak tanggung-tanggung ya aku ingin domainku berakhiran .co (dot co) bukan .com (dot com) seperti lucedale.co karena ... lucu aja nyebutnya haha Nggak deng, karena terkesan unik dan limited.

Saat dicek di web hosting, ternyata ... domain .co harganya memang lebih mahal, pantes ya masih jarang yang pake. Tapina angger hayang 😉

Yha~ begitulah... belakangan ini males bikin post sebab galau karena beginian.
...
...
...
...
...
Jadi ... gimana?
Beli nggak nih?
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sejak kemunculan perdananya di film Capten America : Civil War, sosok Black Panther memang mencuri perhatian, yaiyalah ... nggak ada yang kenal  Berbeda dari superhero Marvel lainnya yang lebih dulu diperkenalkan lewat film pribadi, Black Panther nyelonong duluan ikutan perang baru kemudian dibuat installmentnya. Nggak apa-apa ... Aquaman juga gitu kok 😇😇😇

Black Panther seolah menandai era baru Avengers Club, sebab Iron Man, Captain America dan Thor sudah menjalankan masa tugasnya di ketiga film installmentnya. Mungkin nanti Black Panther akan membentuk pasukan U11 ala Avengers, berisikan superhero muda seperti Spiderman dan Ant Man serta scene steller sidekick yang karakternya berpotensi dijual sebagai film spin off.

Sejak trailernya diunggah ke media ekspektasi penonton terhadap Black Panther cukup tinggi, terlebih lagi karena Wakanda dikabarkan akan menjadi setting warnya Avenger di film Avenger : Infinity War. Gimana nggak penasaran kan kalau terus-terusan digoda begini ...😺😟

Meski di Indonesia (Asia) Black Panther rilis lebih cepat 2 hari daripada di US, aku baru nonton filmnya 1 minggu setelahnya, ya .. karena ... seperti yang kita semua tau, minggu lalu aku malah nggak sengaja nonton film Dilan 1990. Brondong baru yang jadi kecengan tante-tante hahaha 😂😂😂😂😂

Kalau Dilan 1990 penontonnya didominasi oleh ciwik-ciwik, maka Black Panther ini penontonnya didominasi oleh cowok, bahkan ada serombongan bapak-bapak (+kumis +ransel) yang keliatan banget baru pulang kerja. Sedang sisanya adalah keluarga kecil yang nggak khawatir nanti risih pas kissing scene, couple yang pasti salah satunya nggak ngerti Marvel dan segala turunannya dan aku sendiri.

Perlu sekitar 5 jinggle CGV full version dan beberapa trailer film horror sebelum akhirnya Black Panther ditayangkan.I've been waiting forever to see you ... 💗

Scene dibuka dengan penjelasan mengenai Wakanda, negara yang dikira misqin padahal sebenarnya kaya raya loh jinawi berkat vibranium yang dulu jatuh begitu saja seperti pulau cryptonite. Dengan sumber daya alam yang melimpah ruah, pemimpin Wakanda memilih untuk mengkamuflasekann negaranya sebagaimana negara-negara tetangga demi menjaga sumber dayanya.

Saat T'Chakka (Djimon Hounsu) raja Wakanda wafat, ia digantikan oleh T'Challa (Chadwick Boseman). Scene penobatan T'Challa ini sungguh sangat ke Lion King- Lion Kingan ya. meriah dan uwoowww wooww ... 😘😘😘😘😘😘😠kaya Capitol tapi versi Afrika.Tone warna bold yang cerah ceria kalau tabrakan dengan tribal pattern aslinya bakal bikin siwer, tapi kalau dikomposisikan dengan taste macem gini mah yang ada malah cociks.💟💟💟


Sebenarnya ada 4 golongan (suku) yang tergabung di Wakanda selain keluarga kerajaan yaitu, Border Tribe Elder (perbatasan) Merchant Tribe Elder (perniagaan), Mining Tribe Elder (pertambangan) dan Jabari Tribe (perairan). Saat penobatan T'Challa, M'Baku (Winston Duke) dari Jabari Tribe menantangnya duel karena merasa T'Challa nggak cocok menjadi raja. Ahh ... M'baku mah cuma kerikil kecil ya ... 😳

Kerajaan Wakanda memiliki pasukan wanita bernama Dora Milaje yang dipimpin oleh Okoye (Danai Gurira), kurang lebih mirip-mirplah dengan Valkyrienya Asgard. Masih menjadi misteri kenapa kepala Dora Milaje pada botak ... 😕

T'Chaka memiliki seorang ibu bernama Ramonda (Angela Bassett) dan seorang adik perempuan bernama Shuri (Letitia Wright). Sumvah ya Ramonda ini cakep banget ... wajahnya tegas dan kharismatik, cocoklah jadi first lady. Shuri yang level kecerdasannya mirip-mirip dengan Tony Stark sehari-harinya ia bekerja di laboratorium merangkap workshop yang menyuplai semua ide dan teknologi canggih di Wakanda.

Love interestnya T'Challa adalah Nakia (Lupita Nyong'o) awalnya kurang jelas juga kerjaannya apa, yang kutangkap sih Nakia adalah semacam mata-mata freelance😹

Bertahun-tahun sebelumnya pernah terjadi pencurian vibranium dari Wakanda yang ditenggarai oleh Ulysses Klaue (Andy Serkiss), sampai saat kematiannya T'Chaka belum berhasil menangkap Ulysses Klaue. Nah, otomatis tugas itu berpindah kepada T'Challa, kebetulan saat itu ada informasi mengenai Ulysses Klaue yang akan mengadakan transaksi di Busan (Korea).

Tadinya W'Kabi (Danie Kaluuya) ingin ikut menangkap Ulysses Klaue namun T'Challa menolak dan menyuruhnya untuk menjaga perbatasan. Well ... Scene kejar-kejaran di Busan ini adalah salah satu scene terbaik di Black Panther, cool ... yeahh ... 😤😤😤

T'Challa and the gang ternyata belum berhasil membawa Ulysses Klaue, mereka malah membawa Everett K. Ross (Martin Freeman) seorang agen CIA yang terluka. Sementara itu W'Kabi didatangi oleh Erik "Killmonger" Steven alias N'Jadaka (Michael B. Jordan) yang membawa mayat Ulysses Klaue.

Seperti Hela yang datang ujug-ujug meminta takhta, Killmonger juga sebelas dua belas, tapi bedanya ia lebih fair dan meminta duel dengan T'Challa.Dewan Wakanda terpecah sebagian memihak T'Challa sebagai pewaris takhta dan sebagian lagi memihak Killmonger dengan idealismenya.

Intinya dari film Black Panther ini adalah ... cobaan raja baru Wakanda haha di satu sisi T'Challa dituntut untuk melindungi negerinya sedang di sisi lain T'Challa harus membuka mata terhadap perubahan zaman. Bukan hal yang mudah ya apalagi T'Chaka udah wafat duluan jadi T'Challa memimpin Wakanda tanpa live guide.

Kalau di film Avengers (+ superhero spin off) Tony Stark selalu digambarkan memiliki teknologi canggih nan digital, semacam hologram atau super computer yang maha pengertian; Jarvis. Di Wakanda, sorry sorry aja ya semuanya serba 3D, sand based.Belum tau jenis pasir apa yang digunakan Shuri di Wakanda, tapi kalau di Pantura dsk mah pasir semacam itu digunakan untuk menyangrai kerupuk Melarat.

made in 'Mang Kanda 😉 source; Descaholic dan Ketepel Kukuk

Bukan orang Indonesia namanya kalau nggak gatel komentar, saat scene T’Challa bertemu T’Chaka di utopia ada yang komentar dong “naha gening make (baju) koko?” haisshhh …kan jadi ingin ngakak. 😂😂😂😂

Aku lebih suka Killmonger karena … SWAG!!! Setiap kali muncul selalu diiringi backsound hip hop haha Coba aja ceritanya lebih panjang kan mayan tuh bisa jadi sidekick, meski ujung-ujungnya bakal kaya Loki, berusaha menikam di saat ada kesempatan. Black Panther suitnya 💞💞💞💞💞

Kayanya ya ... Kalau Tony Stark sampai ketemu Shuri, bisa-bisa dia bakal mengadopsi teknologinya Wakanda dan minta 'sedikit' vibranium dengan alasan butuh senjata canggih melawan Thanos. Nggak jadi Micchone nggak jadi Okoye, Danai Gurira mendapatkan peran yang worthed dan menunjukkan women power. Kemungkinan kita akan ketemu lagi Okoye di Avengers; Infinity War.

Hey ... Yoo!
Wassap Man?? ...

Dalam interviewnya di Washington Post Ryan Coogler mengaku mendapatkan inspirasi untuk menjadikan black continent (Afrika) sebagai setting Black Panther karena dianggap mewakili kaum Afro. Sebagai negara ketiga yang diaggap misqin Afrika menyimpan banyak sumber daya, namun selalu kalah oleh politik (yang kita kenal sebagai) devide et impera. Yang secara nggak langsung menyindir keterlibatan US yang selalu ikut campur dalam urusan intern negara ketiga.

Setelah idenya diterima oleh Marvel, Ryan Coogler langsung belanja aktor dan aktris untuk Black Panther yang mana hampir seluruhnya adalah Afro, di film cuma Ulysses Klaue dan agen Ross yang beneran bule. Bisa dibilang, Black Panther adalah film superheronya Afro. Malah Ryan Coogler sendiri menyatakan bahwa Black Panther adalah karyanya yang paling personal, karena ia merasa menemukan sebagian dari dirinya dalam sosok Black Panther.

Memang ya ... segala sesuatunya harus didasari dari hati 💢💘💘  Wakanda Forever !!! 

Kalau baca di review orang-orang yang udah nonton Black Panther, ada 2 credit di akhir film.Biasanya credit ini merujuk pada clue pada film selanjutnya. Credit pertama masih okeylah ... yang kedua dong ... lamaaaaaaaaa ...  udah gitu, gini doang? KZL

Ngasih tau aja ya ... Kalau sorenya udah gerimis jangan jadi nonton di Miko Mall, karena pulangnya pasti banjir 🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
www.pixabay.com

Di awal mulai ngeblog (SMA) belum ada gambaran yang jelas mengenai apa itu blogger, apakah mesti gemar menulis cerpen dan membaginya dengan siapapun, ataukah mesti gemar menuliskan kalimat-kalimat puitis untuk dinikmati bersama, ataukah mesti gemar menumpahkan isi kepala dengan segala ceracauan agar merasa lega.

Mungkin seharusnya begitu ya ... namun alih-alih menuliskan artikel berfaedah aku malah memindahkan isi diary ke blog. Jadilah blogku itu nichenya diary dengan konten utama;curhat *ku-tak-percaya-pernah-begini 😢. Sampai suatu hari salah seorang temanku complain kenapa tulisanku frontal sekali (segmented) tak bersensor, yha~ that’s what I feel bruh ... 🤔

Tau nggak kenapa complain? Karena ... dia pernah menjadi tema di salah satu postingan blogku 😛

Di masa SMA itu ada beberapa temen yang juga suka menulis + punya blog, so pasti isinya nggak jauh-jauh dari kehidupan di penjara suci 😎 Meski kontennya masih awur-awuran tapi kita tetep pede ngumumin kalau kita punya blog, mungkin pengaruh hormon juga kali ya ... remaja di umuran segitu kan lagi butuh-butuhnya pengakuan.

Namun harus diakui salah satu turning point kenapa saat itu kita pede banget menulis + punya blog adalah karena tugas Sosiologi yang digagas oleh Pak Kiki atau Mangky alias ‘Mangnya Ali Fikri). Ia menugaskan kita (sekelas) untuk membuat jurnal tentang diri kita sendiri selama ± 1 semester, semacam diary lagi dengan format yang lebih formal dan personal.

Ya tambah senenglah kita ... 😂 toh sehari-hari sebelum tidur kita menulis diary, bagi yang agak jarang menulis mungkin agak sulit tapi ya dibawa enjoy aja, kita saling bantu kok. Ia mampu membuat kita percaya bahwa menulis adalah kegiatan yang keren dan asyik, sebab ada value tertentu yang bisa bisa didapatkan dari menulis (bukan uang ya, karena Mangky sama sekali nggak pernah ngebahas uang).

Imbasnya kelas Mangky selalu ditunggu-tunggu setiap minggunya, selalu excited mikirin minggu depan kelasnya Mangky ngapain ya? 😉 Selain membuat jurnal, kita juga ditugaskan untuk membaca buku dan mereviewnya secara berkelompok, bukunya dipinjemin Mangky. Karenanya kita jadi kenalan dengan Perempuan Suci (Qaisra Shahraz), Saudagar Buku Dari Kabul (Asne Seierstad), Perempuan-Perempuan Haremku (Fatima Mernissi) dan Laskar Pelangi (Andrea Hirata).

Belajar Sosiologi membuat kita lebih open mind, bersyukur ya kita jadi kelas pertamanya Mangky (saat itu dia masih fresh graduate) dan Sosiologi adalah pelajaran baru di sekolah. Seneng juga punya guru rasa temen 😗 Menjelang akhir semester Mangky mendatangkan inspiring guest di kelasnya, Irfan Amalee (huruf ‘e’nya juga 2 kaya Iqbaal) 😏.

Dari Irfan Amalee kita belajar bagaimana menulis bisa membuat kita lebih shine dan kalau mau berusaha lebih bisa menjadi penulis beneran yang menerbitkan karya cetak, satu hal yang mesti diingat, semua orang memiliki potensi untuk menjadi penulis, intinya sih begitu. Tambah semangatlah kita ngerjain tugas jurnal ✌✌✌✌✌

Meski tugasnya adalah membuat jurnal nggak semuanya mesti menulis, salah satu temenku RV memilih media kaset sebagai jurnalnya karena merasa lebih nyaman ngomong ketimbang menulis, zaman sekarang mah kaya podcast. Disaat kita menulis jurnal di asrama, RV (dibantu Pici) melipir ke tempat sepi, mau rekaman 💋. Pokoknya, setelah melalui trial and error RV menghasilkan 1 buah kaset yang berisikan ... nggak tau sih ngomongin apa aja hehe ... tapi kayanya mah mirip-miriplah kaya jurnal kita.

Di pertemuan terakhir Mangky dan Irfan Amalee memilih 3 jurnal yang menurut mereka memiliki potensi yang baik dalam menulis, lebih jauhnya lagi mereka percaya bahwa 3 orang ini bisa shine jika serius melanjutkan menulis. Mereka adalah ... 1. Astri ... 2. Mazia ... 3. Lestari ... dan 4. Fitri (sengaja ditambahin biar nggak kecewa jurnalnya dulu nggak kepilih). Sedang di kelas sebelah cuma Fahri yang disebut.

Tentu ku langsung senyum lebar ala model iklan CloseUp, karena ... aku suka Sosiologi 💗💗💗, karena bagiku kalau suka ya harus expert dan all out, urusan reward dan sebagainya mah mengikuti. Meski Cuma disebut namanya di depan kelas tapi kubangga jadi salah satu yang terbaik diantara yang terbaik. Kayanya ya kalau temen-temenku masih rajin menulis sampai sekarang, semuanya udah pada jadi blogger da.

Satu yang pasti. Sejak saat itu ... ku tahu yang kumau 😤 ...

Maka ketika dunia mulai bertransisi menjadi lebih borderless, kita bertekad untuk mengikutinya dan blog adalah sarana yang tepat untuk menampung semua kebutuhan kita. Jangan salah ya, sejak punya blog selain menulis diary kita juga jadi rajin menulis konsep / draft apa aja yang mau ditulis ntar malem di blog (karena Lab Komputer bukanya malem).

Meski nichenya diary dan kontennya curhat aku masih melanjutkan menulis di blog bahkan saat kuliah, sampai ... well ... akhirnya ketahuan dosen, kadang suka kepikiran ya kenapa dulu malah KZL kalau orang-orang tau aku ini blogger  Ya dulu blog tidaklah sespesial Facebook atau E-Buddy, lebih segmented dan terkesan nerd karena dunianya seakan-akan pindah kesana (blog). Di lingkunganku menjadi blogger belumlah seasyik masa kini dan saat itu kumau jadi orang yang sok  asyik 😇.

Mengabaikan Raditya Dika yang malah tenar karena blognya, aku malah menghabiskan lebih banyak waktu dengan blogwalking ketimbang menulis. Sampai suatu hari Pici dan Fahria ngajak liburan ke Bromo + Madakaripura + Pulau Sempu, setelah liburan mereka mengirimkan link blognya, terlihat jelas dari jumlah post di archivenya ternyata mereka lebih produktif menulis.

Lupa lagi gimana awalnya, yang jelas ujung-ujungnya kita jadi kepikiran untuk jadi travel blogger / writer, kita merasa bahwa travelling adalah pangilan jiwa dan menganggapnya sebagai passion, muluk banget ya haha 😂😂😂 Pokoknya ingin banget jadi travel blogger, inginnya ingin banget, karena dipikirnya bisa jalan-jalan gratis terus dapet uang atau minimal merchandiselah 😂 #sungguhpemikiranyangmahadangkal 😂😂😂

Trigger kita menjadi travel blogger adalah buku Edensor-nya Andrea Hirata dan Traveller’sTale-nya Aditya Mulya, Ninit Yunita, Alaya Setya dan Imam Hidayat yang pernah dibaca saat SMA, serta Trinity dan circlenya kala kuliah. Dannn ... yang paling penting nih ya ... karena kita suka jalan-jalan 😚. Setiap ketemu obrolannya nggak jauh-jauh tentang cita-cita jadi travel blogger, ngobrol doang nulis kagak haha 😂😂😂

Menjadi travel blogger adalah cita-cita teridealis yang pernah kita ingini. Namun seiring berjalannya waktu atas nama sibuk ngerjain tugas, lupa mau nulis, pacaran dan nggak ada ide, lambat laun cita-cita jadi travel blogger mulai tersisihkan. 

Baiklah sist ... mungkin passion kita cukup mentok sampai disini 😙.

Menjelang akhir masa kuliah barulah kepikiran lagi untuk menulis di blog, ya ... apalagi kalau bukan karena ingin showing off tugas kuliah haha semacam behind the scene of the product, kan kalau presentasi mah Cuma dosen dan temen sekelas yang tau *ehe. Niatnya sih begitu ... Tapi kita semua tau kan kenyataannya gimana. 0% saja pemirsa ...😓

Tadinya kupikir kalau udah kerja bakal punya banyak waktu luang untuk menulis di blog *ae lah ... ini setting kerjanya di Bandung ya bukan di kota lain, ternyata setelah kerja malah nggak punya waktu luang sama sekali, 5,5/7 kerja keras tapi nggak syuka, sisanya dipaksa mama ikut ke acara sejenis reuni dan pertemuan-pertemuan yang basa basinya luar biasa bikin kelenger, hopeless. I meant it.😱😱😱

Nggak ada yang asyik dari kehidupan homogen nan monoton itu jadinya nggak ada yang diceritain. Eh, kecuali ... cita-cita paling mulia disana adalah jadi PNS karena dikira orang bakal segan. Yakali ... Kita hidup di zaman mana sih? 😩 Mirisnya, akses internet di kantor sama sekali nggak support, seriusan, jadi Cuma bisa kirim e-mail doang tanpa bisa buka browser. Yaudah sih, akhirnya aku memilih untuk WO dari lingkungan yang bikin mati gaya ini 😉.

Pasca resign, aku malah nggak kepikiran (dan tertarik) sama sekali untuk apply kerjaan 😊, karena setiap buka internet inginnya buka blog mulu. Tapi kali ini aku menulis kok. Begitulah ... When you passionate into something the rest is unnecessary. 👏👏👏 Jadi, nggak masalah kan kalau nganggur. *eh

IDK tapi seingatku masa nganggur adalah masa paling produktif haha Nggak perlulah sok-sokan keliatan pergi - pulang kerja karena tetangga mah Cuma ngeliatin doang, tapi komentar iya.

Di masa itu aku  pernah berusaha untuk jadi beauty blogger karena ... ingin weh haha 😈 Saat itu beauty blogger / vlogger belum sehype sekarang. Dulu prosesnya masih terbilang mudah, ± seminggu setelah mengirimkan form aku mendapatkan produk untuk direview.

Kan girang ya ... setelah dicoba ternyata produk tersebut kurang nggak cocok dongs haha Zonk! juga sih. Kupikir ini adalah efek awal pemakaian dan memilih untuk melanjutkan pemakaian dengan harapan akan sesuai dengan campaignnya, yang mana nggak ngaruh sama sama sekali. Nihil.

Tapi tentu saja aku mereview produk tersebut sebagaimana seharusnya, pokoknya di akhir reviewnya tersisip statement abu-abu yang menyatakan bahwa tingkat kecocokan produk tersebut berbeda-beda bagi setiap orang*. Setelahnya ... aku resign jadi calon beauty blogger haha Ya abisnya gimana ... Nggak merasa sejalan dengan prinsip hidup ini *😇😇😇.

Maka sejak saat itu aku lebih apa ya ... concern dalam memilah informasi, personally, aku lebih suka membaca review produk yang dibuat berdasarkan pengalaman pribadi ketimbang review produk endorsement, tapi aku tetep baca kok semuanya. Nggak tau ya dengan yang lain tapi aku pikir review yang dibuat berdasarkan pengalaman pribadi lebih jujur tanpa ada tendensi.

Kemudian ...

Aku belajar lagi bagaimana caranya menulis, menulis apa yang kumau 😊 Karena ternyata setelah berusaha menulis post yang benar-benar mengikuti trend dan menyesuaikannya dengan kaidah B. Indonesia aku malah merasa nggak asyik 😂 Dari sana mulailah kepikiran kenapa nggak menulis untuk diri sendiri? Mungkin nggak asyiknya itu datang dari denial, kenapa mesti menulis apa yang orang ingin baca ketimbang menulis apa yang kuingin orang baca. Semacam begitulah🤔🤔🤔.

Lalu aku menemukan blognya @makmummasjid (Renne Nesa), ada salah satu postnya yang berjudul aku aja dulu yang bahagia kamu mah ntar aja haha Kocak lah ... 💖💖💖 Intinya ya always put a passion on everything you do. Nggak usah ambil pusing kalau orang lain nggak suka dengan apa yang kita lakukan, karena disaat orang lain mengamati dan mengomentari tanpa berbuat apa-apa kita berproses . Even slow but sure ...

Jadi, aku menulis apa yang ingin kutulis, yang menarik bagiku dan yang lagi kepikiran. Semua yang kutulis telah melalui uji kelayakan kesukaan 😇😇😇

Makanya blog ini adalah un-niche-niche club.

Untuk sekarang aku belum memutuskan lagi mau jadi blogger macam kelak 🤣 Apakah tiba-tiba aku ingin jadi movie blogger, craft blogger atau techno blogger, semuanya mungkin ... Terlepas dari berfaedah atau nggak berfaedahnya blogku ini, aku sih seneng-seneng  aja meluangkan waktu mengerjakan hal yang kusuka 😤😤😤.

Beberapa temanku ada yang merasa surprise saat mereka tau aku punya (+mengurusi) blog, bahkan sampai ada yang berkomentar “ternyata selama ini ... (kamu) diem-diem ngeblog”. Kadang ingin banget jawab “Yaealah ... kemana aja nih MbakBro MasSist?” 😏.

Bukannya aku nggak ngerti caranya promote di social media tapi aku memang nggak ingin orang membaca blogku karena kusuruh di caption 😛 Aku lebih ingin orang mencari dan menemukannya sendiri. Kalau kamu baru tau blogku ini meski udah saling follow, yha~~~ mungkin kamu kurang stalking 😏, linknya ada kok di bio IG.

Kalau dipikir-pikir ya blogku ini adalah hasil berkelanjutan (sustainable project result) dari kelasnya Mangky, meski tidak berbentuk karya cetak (karena sudah zaman digital) blogku ini adalah bukti kalau Mangky dan Irfan Amalee dulu nggak salah pilih jurnal 🤣🤣🤣🤣🤣 Syukron katsiron ya akhi! 

Menulis adalah hal cara terbaik untuk mengekspresikan diri *selain menggambar

So ... These is mine (behind the blog things), how is yours?
Let me know ... 😁
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates