Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Dalam sebuah misi di Mars terjadi sebuah badai dashyat yang mengakibatkan misi tersebut dibatalkan. Karena situasi yang semakin memburuk, kru yang bertugas harus meninggalkan planet Mars secepat mungkin dengan alasan keselamatan.

Dalam perjalanan menuju Hermes (pesawat ulang alik) salah satu astronot mengalami kecelakaan dan hilang, mau tak mau kru harus tega mengambil keputusan meninggalkan jasad si astronot di planet Mars.

Astronot yang bernama Mark Watney (Matt Damon) itu ternyata tidak mati begitu saja, ia hanya pingsan untuk waktu yang cukup lama. Namun sayang ketika kembali sadar, ia harus menghadapi kenyataan bahwa ia tanpa sengaja tertinggal di planet Mars.

Sendirian...

Anyep yhaa ~

Untuk bisa survive di planet Mars yang masih belum terjamah, Mark Watney yang juga seorang ahli botani mendapatkan ide untuk menanam kentang sebagai sumber makanan dengan bantuan self natural fertilizer. Ia adalah orang pertama yang berhasil menanam kentang di planet Mars dan memanennya.

Kok bisa? Ya bisalah ... namanya juga film. Berdasarkan penelitian yang pernah berseliweran di internet, meski tidak memungkinkan organisme hidup dan berkembang planet Mars memiliki kandungan air. Jadi pasti bisa bercocok tanam.

Hampir semua kegiatan Mark Watney di HAB (dome) direkam ala-ala webcam dan CCTV, jadi semua progress Bagaimana Caranya Menanam Kentang di planet Mars (How To Growth Potato’s on Mars) ada dokumentasinya. Kadang... malah berasa lagi nonton curhat live-nya Mark Watney.

Cie ... Si abang pulang-pulang jadi Youtubers hehe

Nun jauh di bumi, Vincent Kapoor melakukan penyelidikan mengenai misi Ares 3 yang gagal di planet Mars. Ia menemukan Mark Watney masih hidup. Sedangkan NASA yang sudah menggelar press confrence mengenai kematian Mark Watney pun tak kalah terkejut.

Mark Watney melakukan berbagai cara agar dapat berkomunikasi dengan NASA, terlebih lagi dengan kru yang pernah meninggalkannya. Ia lalu mencari Pathfinder yang mana namanya sama dengan salah satu fitur kamera, yaitu satelit komunikasi yang pernah dikirimkan ke Mars belasan tahun silam dan berharap alat tersebut masih berfungsi.

Beruntung, Pathfinder masih berfungi dan digunakan untuk berkomunikasi 2 arah antara Mark Watney dan NASA. Fyuhh ~

Akhirnya NASA memberitahu kru Hermes mengenai Mark Watney yang masih hidup dan mengizinkan mereka untuk berkomunikasi dengannya. Kebayang kan cengo-nya mereka ketika tahu Mark Watney masih hidup, ada perasaan bersalah sekaligus gembira menyeruak, terutama Komandan Lewis yang bertanggungjawab memimpin kru.

Misi penyelamatan Mark Watney yang digadang-gadang NASA akan berhasil dengan mulus ternyata gagal total, satelit tersebut meledak bahkan sebelum mencapai atmosfir. NASA kembali memutar otak mencari cara agar bisa membawa pulang Mark Watney...

Oh iya, kebun kentang Mark Watney di planet Mars rusak parah sehingga tidak memungkinkan untuk ditanami kembali, dan dengan gagalnya misi penyelamatan ini Mark Watney harus kembali bersabar dan berpuasa ...  Semakin kurus kering ya ini si Mark Watney makan kentang terus, kalau yang jadi astronotnya orang Indonesia pasti udah uring-uringan ingin makan nasi dari saban hari.

Nah, di part ini mulai muncul kegelisahan ... Jadi pulang nggak sih si Mark Watney ini? Kenapa ia nggak berusaha untuk menanam tumbuhan lagi? Apa ia sudah terlalu lelah dan ingin menyerah? Hhhmmm... Kayanya sih nggak... Karena durasinya masih lumayan panjang hehe

NASA kemudian mengirimkan lagi satelit Taiyang Shen made in China sebagai upaya untuk mengantar Mark Watney bertemu dengan Hermes yang rutenya dirubah oleh Rich Purnell. Katakanlah, seorang jenius aerodynamics yang slenge’an.

Terjadi perdebatan internal di NASA mengenai rencana Rich Purnell, kesempatan besar untuk menyelamatkan Mark Watney atau kesempatan kecil yang bisa membahayakan seluruh kru. Kali ini, kru Hermes sendiri yang mengambil keputusan.

Film The Martian diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Andy Weir, well... kalau filmnya saja sudah membuatku takjub, apalagi novelnya. Ehm... tapi belum baca ya haha

Film The Martian ini termasuk kategori film yang enjoyable, karena meski ceritanya agak serius dan terkesan lambat, ceritanya cukup mengalir dan membuat penasaran, abis ini apa ya? si Mark Watney mau ngapain sih? yang di bumi lagi apa?

Jadi sulit untuk berpaling...

So far, yang kepikiran setelah nonton film The Martian adalah perasaan loneliness-mya Mark Watney yang ketinggalan di planet Mars mirip-mirip kaya Wall-E yang ketinggalan di bumi. Sedih ya, karena kebanyakan curhat sama webcam yang nggak connect ke internet di bumi sama kaya rajin nge-tweet tapi temennya udah pada pindah ke Path...

And yeah, I recommend this movie to you guys... 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Happy Eid Mubarak everyone! 🙏🙏🙏

Lebaran tahun kita lebih banyak stay di rumah karena mama dan Widy yang  lagi sakit, nggak bisa pergi jauh-jauh juga karena orang-orang pada mudik dan menuh-menuhin jalan di Subang. Yang tadinya niat mau ngabuburit sambil nyari ta’jil di sisa Ramadhan ini bisa jadi malah terjebak macet dan berbuka sebelum sampai di rumah.

Malam takbiran nggak jauh berbeda dengan malam-malam biasanya yang sepi dan anyep, nggak tahu juga ya kenapa tahun ini nggak ada gerombolan anak-anak dan remaja yang ngebangunin sahur keliling kompleks pake mobil sambil pukulin galon dan rebutan ngomong di toa. Saking sepinya, suara nafas juga kedengeran haha .... nggak deng ... suara bersin.

Scene Mama dan Widy rebutan channel TV antara sinetron sejuta umat Dunia Terbalik atau tayangan non syar’i Running Man cukup menghibur, masing-masing keukeuh dengan hiburan versi masing-masing sampai akhirnya (keduanya) memilih untuk anteng mainin smartphone.

Aku sih yes ... karena akhirnya remote kembali ke tanganku haha 😆

Lalu lintas di feed IG dan timeline Twitter di malam takbiran lancar jaya, sebentar-sebentar refresh, sebentar-sebentar refersh, sebentar-sebentar refresh. Mostly adalah joke’s receh dan meme’s lucu untuk menghadapi pertanyaan maha genggeus generasi millennials #kapannikah.

Di masa lampau, adalah hal yang lumrah untuk mengirim sms ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri dengan prolog basa-basi macem “ketika tangan tak mampu berjabat ...”, kemudian send to many ... tapi lupa mengganti nama pengirimnya. Hihi😑😉😉

Kini ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri cukup dengan posting foto keluarga dan menulis caption, kalau mau lebih seru bisa upload insto ala Mbak Dian yang baru tamat ditonton keesokan harinya. Nggak ngerti juga apa nge-love foto statement di IG sudah termasuk ngucapin Selamat Hari raya Idul Fitri apa nggak?

Padahal dulu seneng banget ya rasanya telepon-teleponan dan saling kirim chat secara personal cuma buat ngucapin Selamat Hari Raya Idul Fitri. Milihin ucapan yang terbaik dari yang terbaik di inbox untuk di copy paste hehe dan rajin mantengin handphone untuk membalas ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri yang datang murudul ketika baru kebagian sinyal.

Ehm ... Karena di rumah nggak ada yang mau masak, hampir semua makanan di-supply dari rumah Mbah dan rumah Emih, keduanya kompak kasih opor ayam + ketupat dan sambal goreng kentang. So s... Everything would be okay ... 😆

Semakin tahun Lebaran semakin sepi ...

Mungkin karena orang-orangnya lagi pada mudik ya ... jadinya malam takbiran nggak seasyik dulu.

Tante Marie dan Nisa seperti biasanya mempersiapkan keperluan untuk ibadah Hari Minggu, keluarga muda seperti tetangga sebelah dan tetangga depan rumah yang nggak tahu nama lengkapnya siapa udah mudik duluan ke rumah mertua, sedangkan orang Korea yang ngontrak di depan rumah junga nggak ada, kemungkinan hijrah ke hotel biar ada yang ngurusin atau main ke Cikarang biar nggak kesepian.

Mungkin cuma Keluarga Ade di paling ujung yang stand by di malam takbiran, mereka akan bergantian memastikan ibunya menggunakan headset karena suka jantungan setiap kali mendengar suara petasan dan kembang api, bahkan pernah pingsan karenanya.

Lingkungan rumahku termasuk yang agak spooky karena banyak rumah kosong. Anak-anak sekolah menjuluki rumahku sebagai rumah hantu sebab Tante Kun di loteng pernah mengerjai tukang nasi goreng. Ohh ... pantes ya ... kalau ada motor yang kebetulan melintas di malam hari, begitu lewat depan rumah suka langsung ngebut. I see ... I see ...

Aku baru tahu ketika mengajak teman-teman ke rumah untuk membuat video and yes ... they are very surpised ... Nggak nyangka selama ini aku tumbuh dan tinggal di rumah hantu. Kadang suka kepikiran, orang Korea yang ngontrak di depan rumah tahu nggak ya rumah yang sekarang ditempatinya udah kosong selama lebih dari 10 tahun? Haha

Sejak mama sakit lokasi sholat Ied yang biasanya di alun-alun pindah ke mesjid kompleks, dibandingkan dengan tahun lalu, tahun ini mu’min-nya berkurang banyak. Entah karena alasan apa tapi sholat Ied kali ini lebih sepi dari biasanya.

Tahun ini nggak ada acara sungkem ala-ala minta restu nikah. Lupa ... 😅

Then, kita pergi ke rumah Mbah di Dawuan, bersilaturahmi dengan tetangga yang nggak mudik dan makan-makan. That’s it, semua susunan acara Idul Fitri selesai sebelum adzan Dzuhur, sisanya ... leyeh-leyeh dan ngemil syantique. Kenyataannya, persiapan Idul Fitri lebih melelahkan ketimbang Idul Fitrinya sendiri.

Well ... Bila melihat kuantitas, keluarga kita bukan termasuk keluarga besar yang dalam caption foto IG dituliskan “Ini baru 1/4nya” atau “Ini baru 40%nya loh”, tapi mungkin saja kalau disatukan dengan keluarga lainnya yang seakar (family roots).

Untuk mengusir kebosanan makan opor ayam + ketupat dan sambal goreng kentang, kita akhirnya ngeliwet dan bakar ikan di samping lapangan.

Happy double tapping into the lovely post on Instagram 

They stole the spotlight :)

The official theme of Idul Fitri mandatory picture this year was 'merem'. 

Keluarga open endorse yang kekinian.

Sebenar-benarnya behind the scene, muka-muka nggak siap jepret :p

Calon makanan

No caption needed.

(^.^')

Mbak & Mama
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Ramadan selalu menyisakan cerita, entah itu cerita sedih, cerita bahagia atau cerita agak kurang penting macem post ini. Kalau Ramadhan tahun lalu aku disibukkan dengan videographer wanna be life be like dan proyek ambisius membuat paper flowers ala Pinterest. Ramadan tahun ini aku sok sibuk dengan YCIFI dan agak senewen karena banyak hal.

Yawla... senewen.😏

Mostly, karena banyak hal tidak berjalan sebagaimana mestinya. (But hey) this is lyfe ~ You can’t got everything...

Aku kayanya mulai senewen sejak ditinggal kabur ART, seriously... ART-nya kabur. Makanya dulu aku pernah mayah-mayah di Twitter, ingin banget ngomong kasar cuma orangnya nggak jadi followers, kan percuma udah berapi-api tapi dianya sendiri malah nggak pernah tahu. 😒

Nggak ada harta yang diambil, ya mungkin karena di rumah juga nggak ada apa-apa kali ya... Satu-satunya yang dia ambil adalah kunci rumah, nah itu masalahnya, kunci rumah yang dia ambil sepaket sama kunci-kunci lainnya, ya kunci pintu samping, ya kunci rolling door garasi, ya kunci-kunci gembok pager.

Mama jelas stress karena merasa kehilangan dayang-dayang, aku apalagi... Selain karena masih sering bolak balik Bandung karena YCIFI, ditinggal kabur ART berasa dikhianati. Aku mesti mengurusi tetek bengek rumah tangga termasuk merawat mama lagi. Kan... Kan... Kan... Jadi sulit kemana-mana.

Ishhh... KZL 😠😠😠

Yaudahlah ya... semoga dapet ART lagi ntar. Yang lebih baik, yang lebih hidéng, yang lebih care dan yang paling penting yang nggak akan kabur. Anyone?

Ramadan tahun ini nggak sempet ikutan bukber karena grup WA angkatannya keburu rusuh, agak memalukan memang ya rusuh hanya karena bukber, tapi... sudah terjadi. Sekalinya bukber tandingan adalah dengan Icunk, itu juga mendadak dengan pertimbangan weekday nggak akan seramai weekend. Ternyata ya... orang-orang berfikir sama, kita bahkan sampai ditolak oleh 3 tempat dengan alasan penuh, padahal ini Cibiru lohh... baru menjelang jam ½ 5 sore... dan bukan tempat yang kekinian. OMG... 😟

Kita akhirnya terdampar di rumah makan Sunda (selain Ampera) yang owner-nya turun tangan melayani tamu saking hectic-nya, meski masaknya agak lama kita sih seneng-seneng aja karena jadi bisa nge-ghibah. Aduh ghibah... berasa masih di DA hehe Setelah adzan maghrib berkumandang baru bisa nge-ghibah + nge-godin. Bener-bener ya... Godaan syaithon yang terkutuk...

Menjelang Lebaran Bi Kenda (yang dulu suka beres-beres di rumah sebelum ada ART) menyempatkan mampir setelah berobat ke Puskesmas di dekat rumah. Kemudian curhat tentang suaminya (Pak Kenda) yang lebih memilih untuk menghabiskan hari tuanya dengan judi togel bersama para tukang becak di gang depan rumah ketimbang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Err... Masih musim ya judi togel? Dikirain cuma online doang... 😢 Sebagai anak yang pernah tumbuh bersama mereka, aku turut merasa sedih dan tak habis pikir mengenai jalan hidup yang dipilihnya. But however semua kembali pada diri masing-masing sih, tapi semoga Pak Kenda bisa mendapatkan hidayah di Ramadan ini ya...

Seminggu sebelum Lebaran Widy ditabrak pengendara motor di daerah Cibiru saat dalam perjalanan pulang berobat dari klinik. Ia sendiri nggak menuntut si penabrak karena ia pikir yang menabrak juga belum tentu bisa bertanggungjawab, diem mulu sih nggak mau ngomong, yaudah lah ya namanya juga musibah.

Aku diberitahu sehari setelah kejadian, tadinya aku pikir ia cuma kecelakaan nggak parah macem baret-baret atau lebam-lebam, nyatanya malah lebih parah. Ia minta dijemput di kostannya, nggak as soon as possible sih, tapi tetep aja panik...😨😨😨 Mama jelas nggak bisa dikasih tahu, ayah dikasih tahu tapi reaksinya malah sama kaya si penabrak, diem mulu, shock kali ya... atau memang udah nggak peduli.

Aku lantas meminta sepupuku untuk menjemput Widy di Bandung, selain karena sudah mulai arus mudik, kalau nyetir malem nggak kelihatan jalannya... 😭 Perjalanan ke Bandung kali ini termasuk yang paling sunyi. Hampir setengah perjalanan gelap karena mati lampu, belum lagi kabut tebal di daerah Dayang Sumbi (sekitar main gate Gunung Tangkuban Perahu) orang-orang juga nggak tahu pada kemana, bener-bener sepi. Ketika sampai Terminal Ledeng barulah ketemu orang-orang, kemudian macet sampai Cibiru.

It wasn’t easy to maintain 2 people with their habits.

H.U.F.T.

(skip)

Kalau biasanya menjelang Lebarang kita membeli bunga yang dijual berjejeran di sepanjang trotoar depan Chandra, sekarang mah nggak dong, karena nggak ada yang nganterin... eeaaa... motor jelas rusak, mobil disimpan di rumah Mbah karena kunci rolling door garasi belum sempet diganti. Tahh... Tahh... Tahh... hasil perbuatan siapa itu hah !!! 😠😠😠

(Masih) KZL.

Wacana mudik yang sebelumnya sempat didiskusikan secara serius mesti batal karena banyak hal lainnya (meski sebagian adalah yang diatas ini *heu). Kecewa juga sih nggak jadi mudik, karena kan memang udah lama nggak mudik. Apa kabar feed IG yang udah gersang ini haha 😊😊😊

Kata mama: “Coba ya kalau mama udah punya menantu, nanti bisa diajak mudik...“

Mah... mendingan sewa driver kali ah, kita kan mudiknya bukan ke Garut apa Tasikmalaya macem orang-orang, tapi ke Solo terus ke Surabaya terus lanjut ke Bali. Kalau masih sanggup kita bisa terus lanjut ke Lombok terus lanjut ke NTT terus lanjut ke NTB terus lanjut ke Maluku, nanti Lebaran Haji (Idul Adha) kita sholat sunnah-nya di lapangan PT. Freeport di Papua. Gimana? Sanggup?

Kata mama dalam hati: “Kalau nggak sanggup... Ya shangguuupiinnn...”

😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂

Selamat Lebaran.
Mbak Nonon ~

Note : nggak nerima salam selain salam tempel
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Masih inget kan dengan Masnya yang minta ambulance jemput Mbaknya di lab jahit karena ‘Yang ... aku sakit perut’? Nah ini ada kelanjutannya ...

Selesai Final Project Exhibition, manekin yang dipinjam wajib dikembalikan ke gudang di gedung CADL. Karena diantara kita nggak ada yang bawa mobil, jadilah manekin-manekin tersebut diangkut mandiri dari gedung Creative Center Timur ke gedung CADL dengan berjalan kaki, dengan gembolan properti exhibition di tangan satunya lagi.

Saat menunggu lift turun, muncul si Mas dan si Mbak yang waktu itu tea dengan manekin se-lift-eun.

👷 “Yang! Kenapa sih kamu mau-maunya ngerjain kaya gini!”
*Sambil ngeluarin manekin dari lift dengan emosi.

👯👯👯
*Melipir agak menjauh dari lift.

👷 “Kenapa bukan mereka aja sih yang bawa manekinnya sendiri kesini?!”
*(masih) ngeluarin manekin dari lift dengan emosi.

👸 “Biar sekalian Yang ... kita kan ada mobil ...”
*Sambil ngebenerin letak manekin yang dikeluarin Masnya dari lift.

👯👯👯 "Mereka sadar nggak sih ada kita disini? 
*Sambil saling menatap penuh arti.

👷 “Kamu tuh ya ... kebiasaan banget!
*(masih) ngeluarin manekin dari lift dengan emosi.

👸 “Nggak ada salahnya dong Yang... bantuin temen...”
*Duh ... baik banget nih si Mbaknya ... kaporit Minceu! 💘

👯👯👯 “Kayanya kita nggak dianggap deh”
*Sambil saling menatap penuh arti.

👷 “Emang mereka nggak mikir apa kita ini capek?!”
*(masih) ngeluarin manekin dari lift dengan emosi.

Eh. Belum sempet dijawab pintu lift-nya tertutup ...

👸 “Yang ... Yang ... Yang ...”
*Dan Mbaknya ngetok-ngetok pintu lift kaya ngetok pintu kamar.

Pintu lift sebelah terbuka, muncul temennya yang lain dengan manekin yang juga se-lift-eun.

👯👯👯
*Langsung nyamperin, bantuin ngeluarin manekin dari lift, estafet.

👷👸
*Ngeluarin sisa manekin dengan tergesa-gesa.
*Keduanya masuk ke lift.
*Dan manekinnya ditinggalin.

Bener-bener ya nih si Masnya ... Nggak tahu deh siapa yang masukin ke gudang, tapi kayanya temennya yang di lift sebelah.

Ketika kita (akhirnya) masuk lift ...

Udahlah ya nggak usah diceritain gimana pecyahnya isi lift 😂😂😂

Jadi intinya si Masnya agak keberatan dengan sikap si Mbaknya yang tenggang rasa, mau dititipin manekin sementara temen-temen yang lain bongkar properti exhibition. Sementara si Mbaknya mikir nggak ada salahnya bantuin temen toh kita ada fasilitas (mobil).

Bukannya kita nggak mau bantuin mereka, Cuma nggak enak aja ... bisi dikira ikut campur 😇 Nggak ngerti juga kenapa malah kita yang salting dan malu sendiri sementara mereka nggak. Bisa dibayangin ya ... Udah sore, gedungnya lagi sepi, Masnya ngomongnya sambil teriak sementara Mbaknya kalem. Iya sih, serasa dunia milik berdua, da kita (+bapak-bapak yang bertugas) mah Cuma penonton 📺

Mungkin dalam hati masing-masing “Ya Allah jauhkanlah hamba dari roller coaster relationship kaya barusan” 🙏

“Coba ya tadi kita insta story-in ...” 😼😶

*Kemudian terdengar suara mobil ngebut ...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Dari 20 orang peserta YCIFI Basic Fashion Course batch 2, yang officially ikutan exhibition ada 14 orang. Khrisna mengundurkan diri, Jeje tetep ikutan meski lagi magang di Bali (final project-nya ikut exhibition sedang raganya lagi galau asyik di pinggir pantai) dan yang 5 orang lagi nggak dihitung *eh. Bukannya jahat ya, tapi bagiku ini hal yang cukup mengganggu.

Saat exhibition ada 5 slot kosong di Basic Fashion Course batch 2, jangankan final project-nya orangnya aja kita nggak kenal. Seingatku mereka pernah datang beberapa kali di materi-materi awal, setelahnya lenyap nggak ada kabar, tapi absennya ada yang full. 

Kita sih menyayangkan sekali... ada banyak orang yang ingin mengikuti YCIFI Basic Fashion Course ini, semestinya kalau dari awal udah sadar kemungkinan untuk lanjutnya rendah lebih baik diganti dengan kandidat lain yang lebih sanggup. Karena nggak mudah menyisihkan ½ dari kuota untuk bisa lolos YCIFI Basic Fashion Course batch 2 ini.

Kalau alasannya adalah kuliah kesannya malah effortless, bukannya kita nggak pernah merasakan kuliah, di jurusan desain pula ya. Yang masih berstatus mahasiswa/i pun ada tapi mereka menentukan pilihan. Kaya Susy dan Shinjo yang menggugurkan salah satu mata kuliahnya demi YCIFI Basic Fashion Course batch 2. Tapi kalau dibandingin dengan Farah yang hijrah dari Bangka ke Bandung, ah da kita mah apa atuh...

Eh kok malah jadi curhat ya?

Final Project Exhibition ini dilaksanakan pada minggu-minggu terakhir bulan Ramadhan, karenanya yang berkunjung sedikit, kalau nggak keluarga ya teman dekat itu pun kalau belum pada mudik. Anyway... Makasih loh Kak Admin chat komplainnya sudah di-read.

Kalau dibandingkan dengan Advance, yang Basic memang kalah cetar tapi kita sih senang-senang saja, bangga-bangga saja... Karena kita tahu betapa sulitnya menghasilkan design yang sesuai dengan konsep. Nah, rata-rata kita gagal di eksekusi, karena kita terlalu terpaku pada mood board meski sebenarnya kita juga agak kurang sreg (dengan mood board yang dipilih). Mungkin karena itu ya jadinya kita ½ hati mengerjakannya...

Tapi bagaimana pun sebagai designer sekaligus yang mengerjakannya kita memiliki pertimbangan sendiri. Mungkin kita seharusnya asistensi detail-nya juga, karena bisa jadi hal-hal semacam itulah yang mengacaukan design secara keseluruhan. Kritik dan saran yang dilontarkan oleh mentor kita jadikan sebagai masukan, karena kalau menjadikannya sebagai ‘komentar netizen’ yang ada kita malah bakal uring-uringan terus. Toh, mereka melihat dari point of view bidang keahlian yang dimilikinya berdasarkan pengalamannya selama ini.

We trust you...
YCIFI and my dream... ✌









Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (14)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (1)
    • ►  Apr (2)
    • ►  Jun (3)
    • ▼  Jul (2)
      • The 13th Years Of (modern) Slavery
      • Sore: Istri Dari Masa Depan

SERIES

Book Annual Post Quaranthings Screen Shopping Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates