Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Mobil pick up modifikasi, tenda biru semi permanen, peralatan memasak darurat, speaker rebek yang nyaring suaranya, supir slow ride yang suka mainin handphone, serta partner-nya yang duduk di belakang menerawangi jalan.

Tahu bulat... Lima ratusan... Digoreng dadakan... Di mobil... Haneut! Haneut! Hellowwh!

Tahu bulat... Digoreng dadakan... Enak! Enak!... Lima ratusan... Wakwaw! Wakwaw!

Tahu bulat... Digoreng dadakan... Lima ratusan... Enak tcoyy... Haneut! Haneut! Gurih! Gurih!

Tahu bulat... Digoreng di mobil... Dina katel... Dadakan... Gurih! Gurih! Nyooiii!

Sejak berbulan-bulan yang lalu, kompleks perumahanku diinvasi oleh tahu bulat dina mobil. Setiap beberapa jam sekali tahu bulat dina mobil lewat pelan-pelan di depan rumah, dari pagi hari hingga malam hari (seriusan, market research mungkin hehe). Dengan soundtrack-nya yang khas tahu bulat dina mobil telah menjadi hiburan baru bagiku hahaha...

Seperti namanya, tahu bulat memang berbentuk bulat. Bisa dibilang, tahu bulat adalah evolusi terkeren sepanjang sejarah pertahuan di Indonesia, karena menggunakan bentuk yang out of the box. Selama ini tahu reguler berbentuk setengah kubus, sedangkan tahu susu berbentuk balok dengan skala perbandingan ± 1:2 dan silk tofu yang berbentuk sausage (sosis) ukuran besar. Istilah tahu kotak atau tahu balok atau tahu tabung belum pernah digunakan sebelumnya.

So, yang dijual memang bentuknya, bukan isinya.

That’s why you couldn’t be mad at their (tofu) faking volume (._.)

Di daerahku, terkadang mereka (pedagang tahu bulat digoreng dadakan dina mobil) juga menjual minyak kletik (minyak kelapa) dan galendo (makanan tradisional berbahan dasar ampas kelapa sawit), bahkan telur asin dan ranginang (atau rengginang, makanan tradisional berbahan dasar beras ketan) sebagai sampingan. Tapi setiap daerah bisa berbeda-beda, tergantung komoditi pokok masing-masing daerah.

Tahu bulat digoreng dadakan dina mobil disinyalir berasal dari Priangan Timur yang mencakup daerah Tasikmalaya, Garut, Ciamis dan sekitarnya. Jika kamu cukup kepo (sepertiku hehehe) setiap kali searching tahu bulat dina mobil di Google, search result-nya akan merujuk pada kota Tasikmalaya yang mengklaim telah memonopoli peta produksi tahu bulat secara keseluruhan, se-Indonesia.

Sebagai new wave of Indonesian promising franchise tahu bulat digoreng dadakan dina mobil telah menjadi kiblat baru dalam marketing phenomenon setara dengan  Alfamart dan Rumah Makan Padang.

You might ask me, why it must be Alfamart and Rumah Makan Padang?

Karena... Alfamart adalah franchise sudah tumbuh subur menjadi spora, hinggap di mana saja tanpa ada toleransi dan basa basi (lemme tell you, Alfamart sudah membuka cabang hingga di puncak Parongpong). Sedangkan untuk Rumah Makan Padang (FYI, you might ever hear this joke) bahwa saking bertebarannya Rumah Makan Padang di dunia (especially in Indonesia), kamu bahkan bisa menemukannya di bulan (^.^) bersebelahan dengan Starbucks. So, both is powerfull bussiness.

Dengan mobilnya tahu bulat digoreng dadakan dina mobil lebih bisa menjangkau hampir ke semua daerah yang belum dijajah Alfamart dan Rumah Makan Padang, pelosok-pelosok desa di kaki pegunungan  dan gang-gang perkampungan di pingggiran perkotaan. Bisa dibilang tahu bulat digoreng dadakan dina mobil itu sangatlah down to earth hehe

Sebenarnya tahu bulat sudah ada sejak tahun 2003, ketika aku masih sekolah di Garut. masih berupa  food stand tanpa speaker atau terpal semi permanen berwarna biru di depan Griya. Tahu Bulat adalah cemilan yang cukup diminati oleh teman-temanku, terlebih lagi jika sedang akan pergi menonton film di Bioskop (darurat) Intan. Gak tahu ya kalau sekarang, tapi dulu Bioskop Intan Garut adalah salah satu tempat hang out favorite selain Mesjid Agung Garut dan Ceplak.

Mungkin karena kita terlalu butuh hiburan, Bioskop Intan yang so yesterday pun tetap disambangi meski udah mau runtuh. Karena Cuma di Bioskop Intan yang kursinya runtuh 1 row tapi penontonnya tetap antusias nonton. Karena Cuma di Bioskop Intan yang tiketnya dijual di depan studio kalau filmnya udah mau mulai, malah kadang bisa gratis kalau banyakan. Dan karena Cuma di Bioskop Intan kualitas filmnya HD, saking HD kita bisa lihat ada orang lewat di filmnya.

Faktanya, 1 porsi tahu bulat rasa MSG (micin) cukup untuk menonton film dengan durasi ± 2 jam. Kalau Tahu Bulat nya gak habis, bisa disimpan untuk penonton Bioskop Intan selanjutnya hahaha BTW, meni geuleuh ihh... bonus tahu bulat bagi yang beruntung.

Zaman keemasan tahu bulat

Tahu bulat yang kopong nan bolong itu senantiasa menghiasi holy friday kita yang kudus, terkadang kita akan sengaja nongkrong sholehah di main entrance Mesjid Agung Garut sambil makan tahu bulat yang belinya patungan, sekalian nonton yang lagi pada check point sebelum ngedate haha Ah... tahu bulat... tanpa digoreng dina mobil pun rasanya tetap pangset... dengannya aku merasa heneug... gigitan pertama begitu enyoi, selanjutnya peyot peyot tapi liat gimana gitu...

Karena kepopulerannya tahu bulat kini merambah dunia maya, meme meme kocak karya pemerhati lingkungan yang faktual membuanya tambah eksis. Belum lagi game Tahu Bulat yang sedang ngetrend di kalangan anak muda (semacam aku ^.^) bangun di pagi hari dengan semangat dan harapan baru “semoga besok bisa beli bumbu rasa keju” hehehe 

Terima kasih tahu bulat, kamu telah mengubah hidupku ...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Playlist bulan ini adalah Sheila On 7 ...

Kalau biasanya Cuma 1 lagu yang diputer terus terusan sampe bosen ... kali ini 1 band yang diputer terus-terusan ... Sheila On 7. My lifetime theme song haha

Beneran ini mah.

I’m a huge fans of Sheila On 7, ya meskipun belum pernah sekalipun nonton konsernya secara live 😁 Sheila On 7 muncul pertama kali ketika aku duduk di bangku kelas 4 SD, saat itu Mas Duta, Mas Eross, Mas Adam, Mas Sakti dan Mas Anton masih cungkring. Lain dengan sekarang, mereka agak gempal dan berisi karena efek setelah menikah ✨.

Mereka membawakan lagu Dan dengan video klip seadanya di televisi, kata temanku, wajah mereka (personil Sheila On 7) adalah wajah yang gak nyangka banget bakalan terkenal. Kalau sekarang sih mungkin bisa disamakan  dengan tokoh Mas Mul di sitkom OK Jek, biar lugu, polos dan seadanya tapi jadi favorite dan follower di IGnya banyak.

Pada saat liburan, sepupuku yang tinggal di Ma’had membawa album Sheila On 7 terbaru Kisah Klasik Untuk Masa Depan. Katanya, Sheila On 7 adalah band baru yang sedang naik daun, video klipnya sering muncul di televisi dan lagunya sering disiarkan di radio. Hampir semua temannya menyukainya, jadi dia juga ikutan suka.

Meski terpaut rentang usia yang cukup jauh, aku selalu menjadikan dirinya sebagai role model. Selain karena dia adalah sepupu perempuan tertua di keluargaku (FYI. Aku adalah sepupu perempuan tertua kedua), ia juga bersekolah di tempat yang (menurutku) TOP BGT, membuatku percaya apa pun yang ia miliki dan apa pun yang ia lakukan adalah trend masa kini 👍🏻.

Dibantu dengan sepupuku yang lain, kami bergantian memutar kaset menggunakan pulpen hanya demi mendengarkan lagu Sephia. Berulang-ulang sepanjang hari. Menurut rumor yang beredar, Sephia adalah lagu misterius yang dinyanyikan seorang penelepon gelap kepada Mas Eross, kenyataannya sebenarnya, Sephia yang asli sudah meninggal. Baru aku tahu, rumor semacam itu kini disebut hoax.

Sejak saat itu Sheila On 7 menjadi favoriteku, terlebih lagi graphic design albumnya yang keren membuatku yang sangat design senseless terkagum-kagum. Kok bisa ya bagus kaya gini? Ini kerjaannya graphic designer kali Mbak ... T.T *katrok 😂.

Sheila On 7 adalah idola baruku setelah Sherina, fase baru setelah meninggalkan Eno Lerian dan Trio Kwek-Kwek. Semacam jembatan transformasi dari Agnes Monica si presenter Tralala Trilili di RCTI OK, ke Agnez Mo si international singer yang bayaran selangit sekali tampil.

Segera Sheila On 7 menghiasi masa SD ku. Aku jadi punya kegiatan baru selain bermain sepedahan dengan teman sebaya. Menghafal lirik lagunya dan membuat kliping.

Karenanya aku jadi belajar untuk berhemat, menabungkan sisa uang jajan demi membeli Majalah Fantasi yang gemar memberitakan Sheila On 7, juga bonus poster didalamnya hehe  Karena dulu teknologi belum secanggih saat ini, aku jadi punya photo sticker Sheila On 7 yang menampilkan personilnya berpose cacandidan (sok candid, gimana ya... kaya yang  candid tapi nggak candid), kaya gini...


Bagiku, ngefans adalah komitmen, sekali suka pasti tetap suka. Makanya, aku juga masih tetap ngefans Sheila On 7 meski aku kecewa Mas Anton resign, meski aku gak kenal banget Mas Brian, meski aku kecewa (lagi) Mas Sakti resign, meski aku gak tahu Mas Eross kapan nikahnya, meski aku ingin sekali nyuruh Mas Adam diet, meski aku tahu Mas Duta gak kan gendut.

Ah, sudahlah ... Sheila On 7 tetap yang termuacchhh 💋 di hati ❤️.

Aku suka lagunya Sheila On 7 karena liriknya lugas, gak menye-menye dan vokalisnya punya suara yang lantang, jadi lagunya lepas... touching my heart banget lah ... Ciieee... Akhdiyat Duta Modjo 😍. Setiap lagunya dibuat dengan cermat dan sungguh-sungguh, jadi punya spirit masing-masing.


Sheila On 7 pun turut menemani setiap fase kehidupanku, dari mulai ngeceng, jatuh hati, patah hati, sampai jadian dan putusnya #eh Lagunya merepresentasikan every relationship phase, jadinya aku baper #eh 🤤.

Apalagi saat zaman rajin-rajinnya pacaran, kirim sms isinya lirik lagu Sheila On 7, bikin pembatas buku isinya pake lirik lagu Sheila On 7 (bukunya dipinjemin hehe #kode), setiap hari menuliskan lirik lagu Sheila On 7 di papan tulis biar semua orang tahu, maklum seus... saat itu social media belum sekeren sekarang. Standard status update di MRC pun masih ASL plis 😂.

Aku sering request lagunya Sheila On 7 ke radio, berikut kirim salam ke teman yang juga  nungguin dikirimin salam. Especially kalau baru release album, pasti frekuensi request juga ikut meningkat. Kadang aku merasa belum mandi kalau belum mendengarkan Sheila On 7... Aku juga sering menulis ulang (copy paste) lirik lagu Sheila On 7 ke kertas loose leaf di binder biar gampang kalau mau nyanyi di kelas atau menuliskan penggalan lirik lagu Sheila On 7 di diary sebagai current mood status.

Bahkan hingga kini aku masih melakukan semua itu, ya ... meski tidak sefokus seperti saat itu. bedanya kini aku tidak harus membeli album ke toko kaset untuk bisa tahu liriknya, cukup searching di google dan ... print !!! Makanya susah hafal ... T.T

Aku bukan satu-satunya fans Sheila On 7, tapi aku adalah satu-satunya yang punya album Sheila On 7 lengkap di kelasku, hal itu cukup menunjukkan bahwa aku adalah fans Sheila On 7. Sehingga temanku akan notice setiap kali ada lagu Sheila On 7 diputar di radio, kirim sms setiap kali Sheila On 7 manggung di televisi dan memberikan info terbaru  Sheila On 7 kalau ketemuan. It’s a little things that matter to me ...

My Sheila On 7 playlist these days based on my current earmood
  • Berai
  • Tanyaku
  • Mari Bercinta
  • Tentang Hidup
  • Radio
  • Terimakasih Bijaksana
  • Tunggu Aku Di Jakarta
  • Itu Aku
  • Menyelamatkanmu
  • Untuk Perempuan

BTW, I think 10 is enough, sebenarnya aku suka semua lagu Sheila On 7, terlebih lagi yang album 7 Desember. Tapi aku sadar, kalau aku tuliskan semuanya, aku bukan menuliskan current playlist tapi copy paste judul lagu kaya iklan RBT (Ring Back Telkomsel) Telkomsel di majalah remaja (^.^).
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments

 “Selamat malam Jaka Dara ... Gue, Aris. Akan menemani kalian malam ini ...”

“Jaka Dara kalau malam minggu gini kalian biasanya ngapain sih? Malem mingguan sama pacar atau diem aja di rumah? Enaknya sih malem mingguan sama pacar, tapi kalau gak punya pacar mendingan malem mingguan sama temen-temen ...“

 “Sambil dengerin Tri FM Radio tentunya ... hehehehe ...”

 “Eh, Jaka Dara kalau ada yang mau request lagu atau mau kirim salam-salam sama gebetan atau pacar atau temen bisa dikirim via sms atau telepon  langsung ke nomor XXXXXXXXXXX ...”

 “OK. Sambil nungguin request lagu dari Jaka Dara, yuk kita dengerin lagu dari Maroon 5 yang judulnya She Will Be Love, let’s check this out ...“

 “Ditunggu ya requestan lagunya Jaka Dara...”

Aku tumbuh dalam generasi peace, love and gaul yang menggandrungi muzik azeekk ... Ketika walkman dengan merk Sony adalah benda keren yang jadi wishlist ulang tahun favorite. Ketika kaset menjadi hadiah ideal  untuk menyampaikan isi hati kepada gebetan. Ketika pulang ke rumah sukanya nonton MTV biar up to date. Ketika mendengarkan radio dianggap sebagai kegiatan yang mengasyikkan. Ketika rata-rata binder isinya lebih banyak lirik lagu dan biodata teman ketimbang pelajaran.
Sebagai remaja yang gaul pada masanya, tentunya aku dan teman-temanku sebisa mungkin mengikuti perkembangan zaman dengan mencari informasi ter up to date. Sayangnya, peraturan Ma’had Darul Arqam tidak mendukung usaha kita untuk lebih brainy, pembina dan guru rajin sekali merazia benda elektronik seperti televisi mini, handphone dan tape / radio dengan alasan memberi dampak yang negatif.
Untungnya, walkman masih diizinkan karena dianggap sebagai benda pribadi yang tidak mengganggu kepentingan orang banyak. Saat itu, toko kaset di sebelah toko kamus adalah tempat yang wajib dikunjungi saat libur hari Jum’at, selain menjual berbagai kaset dalam berbagai genre musik, toko tersebut juga menjual earphone dengan bentuk yang stylish.
Jika bosan mendengarkan kaset yang lagunya itu-itu saja, kita terbiasa mendengarkan siaran radio lokal, diantaranya adalah Tri FM Radio, AHRS Radio, Reks Radio dan Antares Radio. Tapi yang menjadi favorite kita semua (rata-rata di Ma’had) adalah Tri FM Radio, karena segmen acaranya yang menarik dan suara penyiarnya yang merdu haha ... FYI, namanya Aris. Aris Tri FM.
Seperti halnya smartphone di masa kini, walkman adalah benda wajib punya ke 1 sebelum ada handphone. You always could find someones on theirs walkman in every corner. Anywhere and everywhere. Bahkan di dalam kelas sekalipun #eh. Karena we addicted on it hehe
Bukannya mendengarkan guru menerangkan di dalam kelas, kita malah asyik sendiri (atau kadang berdua dengan teman sebangku) mendengarkan siaran radio pagi, bertukar frekuensi siaran radio lewat celetukan-celetukan yang disengaja dan saling berkirim salam lewat radio. Aku (dan kita juga) sangat diuntungkan dengan hijab, karenanya earphone walkman bisa dengan mudah disembunyikan dengan rapi.

 “Selamat malam Jaka Dara ... Ketemu lagi dengan gue, Aris, dalam acara Flashback Memories ...”

 “Malam ini di Flashback Memories gue akan membacakan kisah cinta Jaka Dara yang paling mengena di hati, terus muterin lagu requestannya Jaka Dara ...”

“So, Jaka Dara jangan lupa kirimkan cerita terbaik kamu ke nomor XXXXXXXXXXXX ...”

“Tapi inget ya, ceritanya harus asli, real, bener-bener merupakan pengalaman pribadi Jaka Dara ...”

Kebiasaan favoriteku pada saat itu adalah menulis diary di bawah lindungan selimut sambil mendengarkan siaran radio, ditemani segelas susu Milo (atau Ovaltine) dan cokelat Cadburry sebagai cemilan malam sebelum tidur haha *mintadigendutinbangetlahinimah Tak lupa handphone yang standby menunggu sms atau telepon, who knows? Positive thinking boleh kali ... haha
Salah satu segmen terfavorite di Tri FM Radio adalah Flashback Memories, sebuah segmen request lagu dengan target anak muda gaul nan aL4y yang gundah gulana karena asmara, serta ajang kreativitas bagi para tuna asmara seperti kita #eh.
So, Flashback Memories sebenarnya ditujukan untuk Jaka Dara (sebutan untuk pendengar setia 3FM Radio) yang memiliki kisah cinta menarik, lagu yang direquest adalah lagu yang menjadi theme song kisah cintanya atau lagu yang mengingatkannya kepada mantan. Seru sih, mendengarkan derita cinta orang lain #eh.
Anggap saja kita memang kurang kerjaan atau memang itu kerjaan kita. Setiap hari Rabu malam sekitar pukul 22.00, kita pasti sudah standby di atas kasur menunggu Flashback Memories, lalu ... mengarang bebas haha Demi lagu favorite, memeras otak memikirkan konsep cerita yang menarik, biar Aris sudi membacakannya dan mengabulkan lagu yang direquest. Sederhana memang, sesederhana membuat cerita FTV.

“Ris, aq Dita lg naksir banget nih sm seseorang, dia itu kakak kelasq, anak rohis yg alim gitu, g tau kenapa aq bisa suka bgt sama dia, pdhl dy orgny biasa2 aja. Bisa dibilang dia itu first Yny aq & lagu yg ngegambarin keadaanq saat ini adlh lagu Nikka Costa yg First Love, kl bisa puterin ya Ris. Trmksh.”

Seharusnya hari  ini adlh hari bahagia untuk qt b2, tp sayangnya qt ga sempet merayakannya. Pcr gw meninggal krn kecelakaan di Nagrek bbrp bln yg lalu, sulit rasanya bagi gw u/ ngelupain dy. Hari ini adlh hari ulang tahun pacar gw, dulu dia suka bgt sama lagu More Than Words nya Extreme, Happy Birthday ya Sayang, smg kamu bahagia disana. Ashanty.

“Sekitar setahun yg lalu gw kenalan sm cw, 3 bln yg lalu gw nembak dy, dan hari ini tepat 3 bln kita jadian. Gw req lagu Crazy Over You ya Ris, krn skrg gw lg syng2nya sm dy n kangen bgt nih. Makasih ya Ris. By Rambo”

“OK Jaka Dara, Aris bakalan puterin lagu Nikka Costa yang First Love, dilanjutkan dengan lagu More Than Words. Terus ... Crazy Over You ya buat yang lagi sayang-sayangnya sama pacarnya.“

“Selamat mendengarkan ya Jaka Dara ... Semoga lagu yang Aris bakal puterin ini bisa membuat perasaan kalian jadi lebih baik.”

Kalau dipikir-pikir ya ... Flashback Memories itu adalah ajang curhat terselubung haha Bisa-bisanya bilang sengaja buat cerita palsu demi lagu requestan, padahal mah emang curhat ... #eeeaaaaa Bisa-bisanya pake nama samaran biar gak ketahuan, padahal mah udah pada tahu kali ... #eeeaaaaa Bisa-bisanya nyuruh gebetan ngedengerin Flashback Memories, padahal mah kode ... #eeeaaaaa

Gw udah sahabatan slm ± 3 thnan sm seorg cowok, g tau knp y akhir2 ini muncul perasaan suka sm dia, gw sadar sih skrg dia msh pny pacar yaitu tmn gw sendiri, tp y mau gmn lg ... Gw jg g bs ngilangin perasaan gw gitu aja, smkn gw berusaha semakin gw suka. BTW gw minta lagunya Frente yg Bizzare Love Triangle ya Ris. Thx b4.

“Ris, ak mw request lagu You dari Ten 2 Five dong, crtny ak udah kesel bgt sm pacar ak, dy udah berkali-kali nyelingkuhin ak, sumpah kesel bgt, tdnya ak berharap dy berubah, tp smp skrg dy msh ky gt, plis puterin y Ris. Gw lg nyesek bgt nih. Thx. Fellin”

Hai Ris, aku kepingin curhat nih, udah bbrp minggu belakangan ini aku kok ngerasa bete ya sama pacarku, gtw kenapa ya tp bawaannya aku ingin marah2 trs sama dia. Kasian sih ... tp aku jg gtw mesti gmn, tp aku sayang kok sm dy. Aku request lagu Monita yg Keliru yahh ... Ucapannya: maafin aku ya beb, I love you ... Sandra

“Hhhmmmppp .... Jaka Dara ... memang sulit ya untuk menjalani suatu hubungan, saran gue sih ... jangan memaksakan hubungan yang sudah bisa ditebak akhirnya, karena ... pasti sakit hehe ...”

“Untuk lagu selanjutnya Aris mau puterin Bizzare Love Triangle dari Frente, You dari ten 2 Five dan Keliru dari Monita. Selamat mendengarkan ya Jaka Dara ...”

Flashback Memories mengisi hari Rabuku dengan begitu gembira, meski terkadang kecewa kalau lagu yang direquest gak diputerin Aris hehe Eh, tapi lumayanlah untuk mengisi malam-malam anyep tanpa TV. Bisa dibilang radio adalah telinga ke dunia luar. Karena keseringan mendengarkan siaran radio, aku dan teman-teman terbiasa menggunakan istilah gaul ala radio pada percakapan sehari-hari, semacam “Kamana atuh gaya ...???”.
Aku masih mendengarkan siaran radio hingga kini, meski tidak sesering waktu dulu. Kadang suka kirim-kirim salam ke diri sendiri karena gak tahu yang mau dikirimin salam lagi ngedengerin radio apa nggak.
Pernah nanya ke Simsimi kenapa radio di Garut frekuensinya gak nyampe Subang, yang dijawab Simsimi dengan imut tapi ngaco. Pernah juga nanya ke follower Twitterku “masih pada suka ngedengerin radio gak?“ yang akhirnya dijawab temen SDku dengan “udah nggak, karena banyak iklan So Man”.
Hadehhh ...
Yang aku suka dari mendengarkan siaran radio adalah ada penyiarnya, yang suka ngomong sendiri di studio, kaya lagi skypean sama jama’ah padahal mah lagi lihat tembok. Berbeda dengan mendengarkan mp3 di handphone atau laptop yang terus lanjut tanpa jeda kaya infinity knot. Celotehan penyiar adalah spasi pada lagu.
Gak tahu ya setiap kali aku mendengarkan siaran radio, entah itu di rumah atau di mobil kok yang kebayang suaranya Aris? Mungkin aku kangen #eh.

“ Dear Jaka Dara ... Sekarang udah hampir jam 12 malem nih, sebentar lagi Flasback Memories harus berakhir ...“

“ Maaf ya yang lagu requestannya gak sempet diputerin, mungkin di lain waktu Aris puterin ... Abisnya tadi banyak banget yang kirim sms dan telepon ...“

“Untuk lagu terakhir, nih Aris kasih lagunya Sheila On 7 yang judulnya Radio ... See you next time ... and bye bye ...”



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Finally ... I watched The Crossing part 2 ^.^

Cerita berlanjut dengan kedatangan tentara ke rumah Zhou Yunfen  (Song Hye Kyo) mengabarkan situasi terakhir di medan perang, Lei Yifang (Huang Xiaoming) dinyatakan hilang saat sedang bertugas. Tong Daqing (Tong Dawei) yang terluka parah akhirnya dirawat di rumah sakit tempat Yu Zhen (Zhang Zi Yi) bekerja, tapi karena ini film, mereka berdua tidak mengetahui satu sama lain sedangkan Yan Zenkun (Takeshi Kaneshiro) masih saja galau gara-gara Masako Shimura (Masami Nagasawa).

Zhou Yunfen datang ke kantor pemerintahan untuk mencari tahu tentang satatus suaminya, disana ia bertemu dengan Yan Zenkun yang diinterogasi karena aktivitas politik. Jadi, sebelum menjadi dokter, Yan Zenkun, kakaknya dan ayahnya pernah menjadi tentara Taiwan untuk Jepang, keduanya gugur dalam perang. Sejak saat itu keluargnya diawasi oleh pemerintah, termasuk adiknya Yang Youning yang kini menjadi aktivis.

Ibu Yan Zenkun (Yang Guimei) sebenarnya berharap Yan Zenkun mau menikahi Meifang (Angeles Woo) kakak iparnya, agar bisa melupakan Masako Shimura, namun sebaik apapun Meifang pada Yan Zenkun tak sekali pun ia peduli. Karena ... you know lahh ... dalamnya lautan bisa diselami, tapi dalamnya hati siapa yang tahu #eh. FYI, Meifang mengisi hari-hari hambarnya dengan berjualan ikan di pasar dan sesekali membantu di rumah Zhou Yunfen.

Yu Zhen yang sering membawa pelanggannya ke rumah Tn. Gu (Wang Qianyuan) dan Ny. Gu akhirnya diusir juga, dengan harga diri yang berceceran ia menggelandang dan tinggal di jalanan. Dengan keadaannya yang serba kekurangan, Yu Zhen tetap keukeuh untuk pergi ke Keelung demi mencari kekasihnya. Temannya sempat memarahinya karena terlalu bersikeras tapi Yu Zhen tak bergeming.

Semakin hari harga tiket kapal kian melambung tinggi, Yu Zhen yang sedang waving check bertemu dengan seorang bussinessman bernama Peter  (Bowie Lam), Peter menyetujui untuk membelikan satu tiket kapal sebagai bayaran jasa Yu Zhen. Sayangnya, Peter tidak bersedia memberikan tiket kapal karena Yu Zhen dianggap tidak pantas mendapatkannya, Yu Zhen yang merasa ditipu kemudian memukuli Peter dengan balok kayu hingga berdarah-darah dan kabur.

Dengan situasi politik yang kian memanas, masyarakat mulai resah dan berupaya untuk mencari suaka ke Keelung. Disaat genting seperti itu, Yan Youning memilih untuk pergi ke Shanghai demi melanjutkan perjuangan ayahnya, Yan Zenkun kemudian menyusul Yan Youning karena mengkhawatirkan ibunya yang dititipkan kepada Meifang.

Yan Zenkun menemukan Yan Youning dan memintanya untuk pulang, awalnya Yan Youning menolak namun akhirnya ia mau juga pulang setelah dipaksa. Mereka datang tepat pada saat kapal akan mengangkat sauh, banyak diantara calon penumpang kapal yang tidak bisa menaiki kapal karena sudah kelebihan muatan, ketika sedang berdesak-desakan , Yan Youning meninggalkan Yan Zenkun.

Tong Daqing yang dirawat oleh Yu Zhen dibawa pergi menggunakan kapal oleh satuannya. Ketika Yu Zhen sedang membereskan tempat tidur bekas Tong Daqing datanglah Tian Hu, ia lantas bertanya kepada Yu Zhen apa ia masih mau pergi ke Keelung, tentu saja Yu Zhen menjawab Ya. Bak mendapatkan durian runtuh, Tian Hu memberikan tiket miliknya kepada Yu Zhen karena ia memilih untuk pergi bersama pria lain.

Yu Zhen kemudian membereskan barang-barangnya dan pergi menuju pelabuhan, pada saat itu datang korban baru dari medan peperangan, dibaringkan di tempat tidur yang dibereskannya tadi. Ia adalah kekasih Yu Zhen yang dicari selama ini, tak berapa lama ia meninggal.

Yu Zhen kemudian bertemu dengan Ny. Gu dan keluarganya di kapal, ia meminta Ny. Gu membantu mencari ranjang miliknya. Alangkah terkejutnya Peter ketika melihat Yu Zhen memegang tiket milik Tian Hu, kepadanya Yu Zhen mengatakan bahwa Tian Hu tidak mau menjadi gundiknya dan sudah menemukan pria lain.

Kapal yang mereka naiki sudah kelebihan muatan sedari awal, anggap saja asian culture, seorang yang memiliki kedudukan tentunya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan, mereka membawa serta keluarga besarnya melalui pengaruhnya, it’s known as nepotism. Maka tak heran jika jumlah penumpang membludak dan banyak yang ditinggalkan di pelabuhan.

Kebetulan, saat itu adalah malam tahun baru China sehingga bisa dipastikan semua penumpang merayakannnya, tak terkecuali dengan kru kapal. Ketika orang-orang sedang larut menikmati pesta meriah dengan sajian khas tahun baru diiringi live music dan gundik, kapal menabrak batu karang. Guncangan pertama sukses membuat kru kembali terjaga namun tak serta merta menyadari bahwa lambung kapal telah bocor.

Ketika mengetahu ada tentara di kapal, Yu Zhen kemudian membantu membagikan makanan sambil mencari tahu tentang kekasihnya. Pada saat itu foto pernikahan fiktif yang dipegang oleh Tong Daqing terjatuh dan diambil oleh Yu Zhen. Betapa gembiranya mereka berdua ketika mengetahui keadaan masing-masing, mereka lalu bersepakat untuk terus bersama.

Kapten kapal menyerukan agar penumpang tetap tenang, Tn. Gu yang menemukan bahwa air sudah memasuki kapal memerintahkan semua penumpang naik ke dek. Bayangkan ... adegan kapal pra tenggelam yang chaos ala Titanic dengan asian taste, lebih rempong dan lebih semrawut.

Disaat terjepit seperti inilah animals instinct muncul, saling sikut-sikutan menyelamatkan diri, rebutan pelampung sampai bunuh-bunuhan demi papan biar bisa ngambang. Padahal mereka berpotensi selamat jika mau sabar dan berbagi.

Yu Zhen dan Tong Daqing saling membantu menyelamatkan, mereka juga menyelamatkan salah satu anak Tn. Gu, jangan tanya kabar keluarga Gu yang lainnya, mereka semua tenggelam. Sedangkan Yan Zenkun yang memang tidak punya alasan untuk hidup akhirnya memilih untuk menenggelamkan diri (iya gitu ya?) karena tak sanggup lagi menjalani hidupnya yang hampa.

Di Keelung terjadi hujan badai yang membuat rumah kertas (Jepang) Zhou Yunfen rusak parah, bahkan runtuh sebagian, ia dan ibunya terjebak di rumah. Kemudian pembantunya dan Meifang membawanya ke rumah ibu Yan Zenkun untuk diobati.

Dari ribuan penumpang hanya 36 orang yang ditemukan selamat, sisanya? You know what I mean ...

Woww ... Woww ... Woww ...

Dengan jajaran cast yang menjajikan dan cerita yang apik, The Crossing part 2 ini membuat saya MaGer hehe Meski The Crossing part 1 lebih awesome, The Crossing part 2 juga tak kalah awesome ... Banyak adegan dari The Crossing part 2 yang mengingatkan akan Titanic, mungkin karena sama-sama tenggelam sehingga detail-detail adegannya tidak terlalu diperhatikan.

BTW, cool movie guys!!! Bagi yang kurang menyukai film bertema peperangan atau musibah, tak ada salahnya menonton The Crossing. It would change your mind ...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sisingaan is art performance from Subang Jawa Barat, also known as Gotong Singa or Singa Depok. It was a famous art performance in the Subang area, especially in Pantura (Pantai Utara Jawa / north Jawa Barat) such as Pamanukan, Indramayu, and Karawang.

Sisingaan means a fake lion. An artificial lion. In Bahasa Indonesia lion means singa, the Si word that is repeated twice, and a comment behind indicates a fake character or pretend situation in the Sundanese language. So, Sisingaan is an acculturation word from Bahasa Indonesia and Sundanese language.

It's performed by 4 (or more) men carrying the sitting lion doll, they walk around the village followed by their family and neighborhood, and they also dance following the music rhyme. At some point, the men will stop walking and perform their dance to entertain the viewers.

For Sisingaan, they used Sundanese traditional music, but for Sisingaan followers, they used dangdut music. So with the costumes, the boy who rode Sisingaan would wear Sundanese traditional costumes and the men would wear uniforms, such a modification design from Sundanese traditional costumes.

Commonly Sisingaan is performed to celebrate khitan, a Muslim tradition of remarked boy's maturity by circumcision. But, nowadays not only boys can ride Sisingaan, but adults can be, even sometimes they (adults) are the boy's parents. In some regional anniversary events, the leader would ride Sisingaan to be seen by people.

Sisingaan didn't come out by itself or suddenly created, there is a reason behind his genesis. In the 1800s, while the Dutch (Holland) and England still being an alliance, Subang was under their authority. They built a planter community named P & T Lands, in daily The Dutch managed the politics and England managed the economy of that company.


Because of the double ownership of P & T Lands, a lot of Subang people live miserably. That condition made them suffer and released an unsatisfied atmosphere in Subang. Then, they created Sisingaan to tease the colonizer.

The lion itself was chosen as a symbol of colonizers, Dutch and England, that's why in every Sisingaan performance at least they performed 2 lions. The boy who rides Sisingaan is a joke of the colonizer, representing the rude ambitions of squeezing a resource that isn't theirs.

In the beginning, Sisingaan was created as a disjunctive symbol for teasing the colonizer, but it grew into a folk culture of Subang. Even now Sisingaan is the main performer at Subang annual events.

Like other folk cultures, the tradition has been changed and modified depending on the situation. So with it. Nowadays Sisingaan form isn't only about a lion, it has transformed into the other form that people see on Television.

In North Subang, especially in the Pantura area. Sisingaan can be found in abstract, weird, and odds versions. It still has a lion head but with a tiger stripe body, horsetail, and bird wings, or a dragon head with a cow body and dragon tail in missy patterns.


That transformation can't be separated from the ancient folk culture (another folk culture) that appeared even before Sisingaan itself. That ancient folk culture has acculturated with Sisingaan in different tastes.

No matter how far Sisingaan has changed, it still is the disjunctive folk culture of Subang that was raised by the era.
(picture source: www.google.com)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates