Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.
Photo by Pixabay from Pexels

Selamat pagi anak-anak 😊
Gimana kacang ijonya, udah jadi kecambah? Apa malah berevolusi jadi toge? 😁.

Pandemi yang entah-kapan-akan-berakhir membuatku kembali membuka file yang berisi draft tutorial sotoy 😅 Salah duanya adalah Blogging 101: Mulai Aja Dulu ini. Kupikir nggak ada salahnya melanjutkan apa yang pernah kumulai, apalagi draft-nya sudah ½ matang. Sayang kan kalau di-skip lagi 😁.

Aku menulis post Blogging 101: Mulai Aja Dulu ini karena ingin berbagi, kupikir mungkin aja diantara kalyan (wahai pembaca blogku yang budiman dan budiwoman) ada yang tertarik ingin membuat blog namun masih maju mundur lantaran nggak yakin mesti mulai dari mana. Ohia, ini bukan campaign-nya Tokopedia ya 😅.

Tadinya aku lebih ingin membuat post tentang customize template blog, tapi setelah dipertimbangkan lagi kupikir akan lebih baik kalau ada post pembuka. That’s why post Blogging 101: Mulai Aja Dulu ini terlahir. So, Blogging 101: Mulai Aja Dulu adalah post pembuka untuk katagori Go Blog (unaesthetic coincidence name ini tercipta tak sengaja ya, bukan karena ingin sok sarkas 😌) jadi kemungkinan nanti akan ada post lanjutannya.

Blogging 101: Mulai Aja Dulu ini adalah sebuah tutorial sotoy bagaimana caranya memulai sebuah blog dariku, yang (ceritanya) sudah nge-blog lebih lama dari film Captain America: The First Avengers 😅. Karenanya semua yang kutulis berdasarkan preferensiku, kalau nggak tertarik bisa langsung skip ke post selanjutnya ya.

MOTIVASI

Sebelum mulai membuat blog pastikanlah kamu memiliki cukup motivasi, karena motivasi itulah yang akan membuat blogmu tetap hidup. Mungkin terdengar lebay, tapi kalau dalam game motivasi adalah nyawa, mesti di-maintain dengan baik. 

Coba luangkan waktu sejenak untuk memikirkan apa alasan terbaikmu membuat blog, well... ada banyak alasan keren sih sebenarnya. Apakah untuk aktualisasi diri? Self healing? Dokumentasi digital? E-diary? Atau memang pure mengharapkan cuan?.

Tinggal dipilih aja yay... ✨👌🏻.

NICHE (tema)

Menentukan niche adalah hal cukup tricky karena di awal membuat blog kadang kita nggak tahu ingin menulis tentang apa (secara spesifik). Tapi kalau melihat blog masa kini mah kupikir masalah niche sudah terpecahkan sejak awal ya, karena rata-rata mereka (blogger) sudah tahu pasti apa yang ingin mereka bahas secara spesifik.

Beberapa tahun ini niche blog beauty, make up, skincare (and everything you name it) memang hype, namun untuk niche blog parenting dan life style nggak kalah seru. Nah, untuk niche blog yang lebih segmented macem film, kuliner atau travelling (dalam arti sesungguhnya) nggak usah khawatir ya... Even personal blog yang niche-nya gado-gado pun pasti ada aja yang mampir 😊. 

Kupikir kita nggak mesti mempermasalahkan niche (kalau belum punya) karena seiring waktu dan jam terbang (menulis) kita akan menemukan sendiri niche blog kita. Tapi kalau sedari awal memang berniat untuk self branding, urusan niche ini mesti banget dipikirin 🤔.

So, demilestari ini niche-nya apa? Kalau ditanya begini kadang aku suka bingung, tapi kalau boleh memilih niche blogku adalah personal blog, yang kontennya lintas interest berdasarkan mood.

PLATFORM

Ada beberapa platform yang bisa dipilih sebagai ‘inang’ diantaranya adalah; Blogger, Medium, Tumblr, Weebly, Wixsite dan Wordpress. Di tahun 2000an Multiply pernah hype, tapi kemudian tumbang gegara dijual ke game company (yakin banget owner-nya nyesel abeezzz deh ini heu 😌) Setelah Multiply dijual ada migrasi besar-besaran ke Blogger, Tumblr dan Wordpress.

Semua platform memiliki kelebihan dan keuggulannya masing-masing, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kita. Beberapa + dan – yang sejauh ini pernah kurasakan.

Blogger
+ Mudah diakses, karena terintegrasi dengan Google 
+ Bisa customize tema
+ Template-nya terbatas
- Nggak bisa self hosting

Tumblr
+ Bisa re-blog (penting)
+ Template-nya banyak
+ User friendly
- Kalau diakses via wifi kampus kadang suka di-banned karena mengandung konten pornografi 😝

Wordpress 
+ Bisa self hosting
+ Template-nya banyak dan bagus-bagus ya
+ Plugin-nya banyak
- Customize-nya agak ribet

TLD a.k.a Top Level Domain (optional)

Saat membuat blog kita bisa memilih sendiri domain apa yang akan digunakan, domain adalah nama atau judul blog yang berfungsi sebagai alamat di search engine, contoh terdekatnya adalah demilestari.blogspot.com. Imbuhan (dot)blogspot(dot)com adalah domain bawaan dari platform yang digunakan, sama halnya dengan (dot)tumblr(dot)com dan (dot)wordpress(dot)com. 

Nah, blog yang berimbuhan akhir .com, .co atau .net adalah blog yang sudah menggunakan TLD (Top Level Domain). TLD berfungsi untuk memperpendek domain sekaligus mentahbiskan identitas, misalnya (dot)id atau (dot)org. Tentunya, TLD terpopuler adalah (dot)com yang banyak digunakan untuk website komersial. Oh ya, TLD ini berbayar kita bisa membelinya via platform blog yang digunakan atau via 3rd party (pihak ketiga).

Salah satu fungsi TLD adalah menaikkan nilai jual blog dan branding. Untuk public figure, praktisi, so called influencer atau whose trying to be the next one TLD ini penting, karena mengesankan like a pro ✔️. Aku belum menggunakan TLD karena belum ada urgensi, selain itu aku masih khawatir dengan resiko konten blog yang hilang gegara migrasi domain. Yha~ sering terjadi 😅.

FYI. Blog veteran macem The Creme de La Crope (Evita Nuh), Hot Chocolate & Mint (Diana Rikasari) dan Life is an Absurd Journey (Marishcka Prudence) masih betah menggunakan domain bawaan platform blog yang digunakan 😁. Dulu aku sering merasa amaze kalau menemukan blog dengan TLD, sekarang mah B aja. Syudah byasa... 😌.

NAMA 

Sampailah kita di bagian yang paling bikin galau hehe Urusan menamai blog ini sama peliknya dengan urusan menamai bayi yang belum lahir karena nama inilah yang akan diingat dan dicari di search engine. Nama disini sangat penting karena akan mempengaruhi branding dari blog kita buat.

Dulu kita cenderung menamai blog sesuai dengan hal yang relate dengan kepribadian kita, mudahnya adalah hal yang disukai macem Kambing Jantan (Raditya Dika), Cumi Lebay (Muhammad Adi) dan Okke Sepatu Merah (Oktarina). Kalau mau lebih indie ada Sadgenic (Rahne Putri) dan A Diary of The Riotous Belle (Sonia Eryka).

Saat itu menggunakan nama sendiri sebagai nama blog nggak begitu lazim karena konsep self branding-nya bukan berdasarkan pada the one behind the blog melainkan langsung content of the blog, jadi apa pun namanya blognya selama kontennya asyik orang pasti akan ingat dan kembali blogwaking. Yang terjadi sekarang malah kebalikannya, ingat nama blognya namun amnesia dengan kontennya 🥺.

Saranku, pilihlah nama terbaik untuk blog karena nama adalah doa, nggak masalah apakah nama blognya akan merepresentasikan persona atau merepresentasikan konten, sejauh kalyan suka dan merasa nyaman everything is gonna be owkay.

MENULISLAH!

Kalau skenario adalah tulang punggung sebuah film, maka konten adalah tulang punggung sebuah blog. Mungkin itu alasan yang masuk akal mengapa blogger bisa dengan mudahnya menginvasi Instagram, blogger yang kusebutkan diatas hanyalah beberapa nama dari sekian banyak nama yang sukses beradaptasi dengan platform baru yang merubah tatanan dunia macem visi misinya Sunda Empire 🤴.

Ada berbagai jenis konten yang bisa diadaptasikan di blog, termasuk di dalamnya gaya penceritaan dan penulisan. Berdasarkan preferensi pribadi ada beberapa konten blog yang kusuka, beberapa diantaranya adalah tentang homebodies, lifestyle dan travelling. Kusuka juga gaya penceritaan dan penulisan yang santai namun informatif.

Tulislah apa yang ingin kalyan tulis, seakan-akan kalyan sedang menulis untuk diri sendiri. Kalau bisa bangunlah mood baik (kalau bisa sejak awal hari) agar bisa lebih fokus dan nggak terdistraksi sana sini. Meski sudah lama aku masih ingat temanku pernah nge-tweet yang isinya kurang lebih begini; Pada awalnya menulis itu mesti dipaksakan, tapi setelah beberapa waktu (proses menulis) akan mengalir seperti air. 

Saranku, jujurlah saat menulis, karena you are what you write... 😊.

***

Membuat blog itu mudah, yang sulit adalah mempertahankan konsistensi kontennya..
Terima kasih sudah membaca 😊 Kapan-kapan kulanjut lagi.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hay~

Selamat datang kembali di Studio Lestari (belum punya official name wkwk 🦆)... Semoga harimu semenyenangkan dan senikmeh Klaus waktu dipuja-puja pengikutnya 😉. 

Kalau sebelumnya aku pernah mengulas tentang aplikasi dan game favorite-ku disini. Kali ini aku akan mengulas salah satu aplikasi berfaedah yang membantuku kala kepepet membuat pattern non Adobe dengan singkat dan cepat ✨👌🏻. Nama aplikasinya adalah Flaticon.

Flaticon dan Freepik masihlah terhubung macem Unsplash dan ShutterStock, makanya kalau kau search Flaticon di Google akan muncul search result Freepik juga. Bedanya, Flaticon berfokus pada icon dan pattern sedangkan Freepik berfokus pada template, background dan grafis.

Untuk membuat pattern darurat di Flaticon, yang pertama kali mesti dilakukan adalah membuka www.flaticon.com. Menurutku sih lebih enak pake PC atau laptop, kalau pake smartphone space-nya kurang luas jadi agak kagok dan mesti bolak balik buka tutup tab. Kalau sekedar mencari dan men-download icon tentcunya aku lebih merekomendasikan pake smartphone, lebih cepatzzz... 💨

Nah, kalau ingin membuat pattern yang mesti dilakukan adalah membuka http://flaticon.com/pattern. Aku juga lupa gimana dulunya bisa nyasar membuat pattern di Flaticon, karena kalau di tampilan web-nya mah nggak ada (opsi atau icon yang mengarah pada pembuatan pattern). Jadi langsung aja ya buka url di atas. 


***

1. Ini adalah basic visual saat kita pertama kali berada di http://flaticon.com/pattern, masih bersih ya semuanya... Ohya, karena Flaticon ini berfokus pada icon maka gambar yang akan digunakan adalah icon yang ada di library-nya Flaticon (bukan vector). Kalau masih belum yakin space-nya bersih, klik lagi icon clear-nya.


2. Untuk mendapatkan icon yang diinginkan kita tinggal mengetikkan keyword di tab search. Kemudian akan muncul dua pilihan, yang pertama adalah pack dan yang kedua adalah icon. Bedanya, pack akan mengarahkan kita pada pack yang memiliki icon dengan keyword yang kita ketik, sedang icon langsung mengarah pada icon dengan keyword yang kita ketik. 

In simple terms, pack adalah serian sedang icon adalah eceran (kang dagang pasti ngerti 😁).


3. Setelah search result muncul, kita tinggal memilih icon mana yang ingin digunakan. Bisa dengan cara diklik atau langsung di-drag ke space kosong di sampingnya.


4. Untuk mengaktifkan fungsi cursor pada icon yang dipilih, kita tinggal mengklik icon tersebut sampai muncul lingkaran dengan bulatan serupa cincin. Nah, bulatan itulah cursor-nya. Fungsi cursor meliputi move (memindahkan objek), scale (skala objek) dan rotate (rotasi objek). Ohya, ketika kita (misal) memindahkan suatu objek maka objek yang lain akan mengikuti. Jibeh... 😌


5. Lebih jauhnya lagi, saat kita mengklik suatu objek (dalam hal ini adalah icon) maka akan muncul tab modifikasi diatasnya. Tab tersebut terdiri dari: palette (palet warna), mirror (efek cermin, membolak balik objek), transparency (skala muatan warna), copy (duplikasi), stack (efek tumpang tindih) dan delete (hapus).

Kalau kita nggak suka dengan warna default icon-nya, kita bisa menggantinya dengan warna lain. Ada banyak pilihan warnanya, tinggal atur-atur aja gaess... Kusarankan pake warna yang ada di palette-nya karena kalau pake color picker suka lupa lagi kodenya apa haha 😁


6. Inilah yang akan terjadi kalau kita mengklik random pattern, bener-bener random pattern-nya wkwk


7. Dan inilah yang akan terjadi kalau kita mengklik icon berbintang (yang ada bintang di bawahnya), berbayar gaesss... 🥺


8. Kurang lebih beginilah tampilan pattern-nya, karena setting-nya offset jadi langsung seamless.


9. Kita juga bisa mengganti warna backgrond, yakeles kurang sreg... 


10. Setelah selesai, kita bisa men-download pattern-nya dalam format PNG, JPG, SPV dan B64. Untuk format PNG dan JPG hasilnya adalah gambar dengan format 1:2 seperti di bawah ini.


***

Meski membuatnya terbilang mudah dan asique, pattern yang dibuat dari Flaticon ini resolusinya nggak cocok untuk di-print besar macem kain atau banner karena pasti pecah. Lebih ke penggunaan pribadi macem banner social media atau printilan lucu sih... kalau mau yang resolusinya okcey bisa melipir dulu ke Adobe ya haha Namanya juga pattern darurat...

Sampai bertemu di tutorial selanjutnya yaww...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates