Photo by Andrea Piacquadio from Pexels |
Hello...
Mungkin ini adalah minggu ter-random di bulan Ramadhan hehe 😁 Belakangan ini netizen sebangsa dan setanah air sedang hangat-hangatnya membahas issue babi ngepet 🐗. Nggak habis pikir hamba… di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini bisa-bisanya ada issue babi ngepet 😅.
FYI. Babi ngepet adalah istilah yang merujuk pada aktivitas mendulang uang secara instan menggunakan media babi hutan (bukan yang berwarna pink), bisa dibilang 11-12 lah dengan tuyul 👶🏻. Konon, untuk bisa berubah menjadi babi ngepet, orang tersebut mestilah memiliki partner yang bertugas menjaga nyala lilin, jika lilin padam si babi akan berubah wujud menjadi manusia.
Aku nggak ngerti-ngerti banget ya gimana prosedur menjadi babi ngepet 😁 tapi babi ngepet ini adalah salah satu urban legend yang erat kaitannya dengan uang yang hilang.
Nah, berdasarkan penelusuran Twitter di minggu ini, katanya… ada babi ngepet di daerah Depok yang tertangkap warga. Gosipnya, warga yang notabene bapak-bapak dan anak nongkrong pos ronda mesti bugil demi menangkap si babi. Fakkk… Entah mendapatkan requirement dari mana, tapi kupikir bugil sambil mengejar babi bukanlah pemandangan yang ngademin mata 👀.
Perkara bugil ketika menghadapi urban legend bukanlah kali pertama kudengar. Seingatku, dulu temanku pernah bercerita bahwa ketika berpapasan dengan Tante K disarankan untuk bugil, tujuannya untuk menakut-nakuti balik. Dewasa ini, setelah menonton Jurnal Risa aku malah sangsi, lah… boro-boro ngibrit, yang ada Tante K kesenengan kali ah 😂😂😂.
Okay. Back to the topic…
Babi ngepet yang berhasil ditangkap warga kemudian disembelih biar nggak kembali ke wujud manusia, satu hal yang kupertanyakan sejak awal; gimana caranya membedakan babi ngepet dan babi biasa? 🤔 Karena statement ukurannya menyusut nggak bisa dijadikan patokan, bisa jadi kan karena stress kurang makan.
Di tengah keriuhan ini tentcu media langsung gercep meng-interview kesan dan pesan tetangga mengenai hal remeh temeh, salah satunya datang dari Bu Wati yang mengungkapkan uneg-unegnya. Kurang lebih begini; saya udah pantau orang ini, dia nganggur tapi uangnya banyak…
🥲
Ternyata ungkapan; bekerja keraslah sampai kamu disangka tetangga ikut pesugihan itu benar adanya, dan Bu Wati adalah contoh nyata dari tetangga julid yang doyan komentar sana sini macem Bu Tedjo. Asli aku ngakak banget tiap nggak sengaja nonton potongan interview-nya Bu Wati ini , memeable.
Sebagai pekerja kreatif yang bekerjanya remote ofkors I can relate. Nggak sekali dua kali aku disangka kerja shift malam karena ada mulu di kosan, biasanya aku jawab “iya” biar cepet dan menghilangkan kewajiban untuk menjelaskan konsep bekerja remote, saat pandemi tentcu lebih mudah karena aku tinggal menjawab “WFH” ✨👌🏻.
Mungkin bagi sebagian orang konsep bekerja remote atau menjadi freelancer masihlah out of mind, well… selama ada koneksi internet segala bisa aja terjadi bund 😉. Pandemi ini menyadarkan kita bahwa memang nggak mesti ngantor 8-5 untuk bekerja, beruntungnya saat ini udah banyak pilihan profesi yang menerapkannya.
Hal-hal yang bisa dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan menjadi freelancer ngepet:
+ Bisa bekerja dimana aja (mau di kosan, café atau bahkan OTW yang penting task beres)
+ Bisa di-combine dengan pekerjaan domestic
+ Bisa sambil nonton drakor atau mendengarkan podcast (di tempat kerjaku dulu nggak boleh berisik)
+ Bisa sambil ngemil 🍩
+ Bisa sarapan santai (penting, biar nggak kilikiben 😁)
+ Nggak perlu ribet memikirkan #OOTD kerja ☺️
+ Nggak perlu khawatir memikirkan transportation (routine) budget
- Kuota mesti full
- Sinyal mesti menjangkau berbagai kontur geografi
- Kadang ribet kalau ada urusan antar divisi, offline meeting lebih mantips 👍🏻
- Kadang ritme kerja nggak teratur
- Kadang pusing kelamaan di depan laptop
- Kadang tiba-tiba revisi
- Kadang revisi nggak kenal tanggal merah (apalagi kalau beda negara)
- Kadang suka malay mandi
- Kadang income ikutan labil😅
Lemme tell you… kunci dari kehidupan ala freelancer ngepet ini adalah time management, yang mana bukanlah hal yang mudah. Kadang ada pressure tersendiri saat aku mesti bikin task dan reminder di smartphone, meski nggak selalu berhasil mengerjakan semuanya di hari itu, aku berusaha mengerjakannya dalam tempo seminggu. Tapi pernah molor sampai sebulan juga sih 😅.
Sebagai warga Twitter yang budiman, belum sah rasanya kalau belum ikutan nyambat haha Karena babi ngepet akhirnya banyak freelancer yang buka suara mengenai suka dukanya ikut pesugihan, kocak banget bacain thread-nya. Ini orang-orang kok bisa ya adem ayem bae menghadapi tetangga masa gitu… 🙃.
Ohya, uangku sering hilang kok tapi bukan gegera diambil babi ngepet, melainkan karena;
- Khilaf check out Shopee, tahu-tahu ada paket yang sampai, kalau udah begini mau KZL pun pasti nggak jadi 🥲
- Diminta oleh mb Indomaret untuk disumbangkan, gpp… memaksa masuk surga 😇.
- Lupa masih ketinggalan di saku baju atau celana, begitu ketemu langsung girang sok-sokan menemukan harta karun 😂.
- Jajan receh sobat micin ✨👌🏻
Begitulah guise… Saat ini nggak ada yang salah dengan menjadi freelancer atau menjadi ngepet, yang salah adalah menjadi Bu Wati 😏.
Sekian.
Jangan lupa salam tempel.