Soul

by - March 12, 2021


Hallo... Hallo... Hallo...

Akhirnya... aku menulis review film lagi... Pasca pandemi yang belum jelas bakal kelar apa nggak, aku lebih banyak menikmati waktuku dengan menonton drakor-drakor yang menjual mimpi babu 😘 ketimbang menonton film (sekali tamat). Apalagi kalau bukan karena masih parno menonton di bioskop, eym... merasa kurang asyik aja menonton jauhan 😁.

Film Soul ini sebenarnya sudah release sejak natal tahun lalu di Disney+ Hotstar, kalau melihat review-nya orang-orang sih bagus, yha~ apa sih yang nggak bagus dari Pixar? Heuheuheu 😅 Tadinya aku mau langsung subscribe Disney+ Hotstar, tapi dipikir-pikir mending sekalian aja nungguin Wanda Vision biar bisa binge watching.

Aku juga bimbang sih mau me-review Soul apa Wanda Vision? 🤔 Dua-duanya aku suka, at least nggak terbunuh ekspektasi macem Mulan dan Artemis Fowl (yang bukunya kubaca sejak SMP). Apeu... Paling KZL sama Mulan sih, jelas nggak ku rekomendasikan untuk ditonton 🙅🏻‍♀️. Bikin sensi!

Soul adalah film kesekian Pixar, sebelumnya ada Onward yang terlupakan gegara pandemi. bercerita tentang pengalaman seorang musisi jazz bernama Joe Gardner (Jamis Foxx) dalam menemukan life purpose. Menurutku, film Soul ini lebih cocok untuk penonton dewasa macem kita-kita ketimbang anak-anak karena bahasannya yang agak deep.


Di paruh pertama kita diperlihatkan kehidupannya Joe yang mengajar anak-anak bermusik di sekolah, well... yang namanya pekerjaan kan pasti ada sumuknya ya apalagi kalau ternyata nggak sesuai dengan hati. Saat itu Joe akhirnya diangkat menjadi pegawai tetap dan berhak menerima tunjangang, relate sekali bukan dengan kehidupan manusia dewasa? Haha 😅

Sebagaimana orang tua pada umumnya, ibunya Joe bahagia karena akhirnya Joe memiliki status pekerjaan yang lebih baik dan income yang stabil. Ibunya Joe inilah yang terus mengingatkan Joe akan kenyataan hidup, bahwa passion nggak bisa membuat kenyang.

Damn... 😌


Padahal jauh di hatinya, Joe masih ingin menjadi musisi jazz yang hidup. Nggak masalah kalau ia mesti manggung dari cafe ke cafe dan nggak menghasilkan income yang stabil, selama ia melakukan apa yang disukainya maka ia akan bahagia. Yha~ secara teori itu benar 😉✨.

Tapi... Maap maap aja ni Bang Joe... itu apartemen + maintenance bulanannya udah dibayar seumur hidup apa gimana? 😁 Kalau makan regular (pagi, siang, malam) kan masih bisa bareng dengan ibu, lha cemilan cepuluhnya piye? 😅Meski hidup bisa di-reduce dengan konsep minimalis ala-ala tapi apakah nggak ingin membeli printilan lucu macem magnet kulkas? 😌.

Menjadi dewasa itu berat yakawan...

Sampai kemudian, salah satu mantan anak didiknya Joe mengabari kalau Dorothea Williams sedang open audition untuk band-nya. Mimpi apa coba semalam? Setelah menanti sekian tahun Joe akhirnya berkesempatan menjadi musisi jazz (yang sesungguhnya) dan sepanggung dengan crush-nya.

Tentcu. It was too good to be true.

Saat selebrasi itulah, Joe tanpa sengaja terjatuh ke lubang di jalan dan membuatnya terhempas ke... katakanlah, alam barzakh versi Pixar yang dinamai Great Beyond, Joe yang tentcunya menolak mati langsung meloncat dari jembatan (yang pastinya bukan shirothol mustaqim 🥲) dan mendarat di Great Before.



Yaampun... lucu banget yaini Great Beforenya 😍, meski tone color-nya cuma pake warna biru dan ungu tapinya ngademin banget. Unchhh... gemayyy (bukan gelayyy 😌).

Oh iya, ketika berada di alam barzakh ini penggambaran karakternya langsung berubah ya, dari yang bentukannya manusia menjadi soul (jiwa/ruh). Kupikir visualisasi soul versi Pixar lebih menyerupai kacang-kacangan yang light dan fluffy. Yaiyalah... Dilempar sana sini, soul-nya masih bisa ketawa ketiwi. Lucu... 😘.


Di Great Beyond semua staff-nya bernama Jerry *masih belum nemu asbabun nuzul penamaannya 🤔. Jerry-Jerry inilah yang mengurusi semua hal di Great Before dan Great Beyond, penggambaran bentukannya terbilang absurd ya, dibilang 2D iya, dibilang 3D juga iya. Tapi kalau masih ingat, bentukannya Jerry ini pernah muncul di Inside Out saat Joy dan Bing Bong mengalami transisi dimensi di shortcut.

Karena miskom, Joe dianggap sebagai mentor yang bertugas untuk membantu new soul menemukan sparks-nya. Jadi, setiap new soul punya earth pass yang berisikan beberapa kolom sparks, kalau semua sparks-nya terisi maka new soul tersebut berhak terlahir ke dunia. Sparks disini diartikan sebagai things what made you alive, mirip-miriplah dengan konsep sparks of joy-nya Marie Kondo ✨.

Soulmate-nya Joe adalah 22 (Tina Fey) yang dikenal skeptis dan ngeselin, dari Bunda Teresa, Abraham Lincoln sampai Copernicus pernah menjadi mentor-nya namun nggak ada yang berhasil. Nah, mereka berdua memutuskan pergi ke Hall of Everything guna menemukan bakatnya si 22, tapi tentcu nggak ada yang berhasil ya...

Maka pergilah mereka menemui Moonwind untuk mengembalikan Joe ke dunia. Alih-alih kembali ke tubuhnya Joe malah masuk ke tubuh kucing terapis dan 22 malah masuk ke tubuh Joe. Bagi Joe yang sudah terbiasa dengan kehidupan di dunia, hal basic macem jalan-jalan, kemacetan atau pizza adalah hal byasa namun bagi 22 ini adalah pengamalan baru dan ia menyukainya.



Ada momen-momen dimana 22 tampak menikmati kunjungannya ke dunia, sedang Joe mulai melihat hidupnya dari perspektif yang lain. Disini aku merasa relate. Kalau kata Icunk mah; hidup ini penuh prasangka, kita menyangka hidup orang lain kaya gimana, orang lain menyangka hidup kita kaya gimana, intina mah pada silih sangka 😂.

Sesuatu akan tampak lebih menarik ketika sudah menjadi milik orang lain 🙃.

Fix.

No debat.

Baik Joe maupun 22 sama-sama menginginkan kehidupan dan ingin (kembali) menikmatinya, sparks-nya pun akhirnya berubah menjadi earth pass. Masalahnya... hanya ada satu (soul) yang bisa memilikinya dan kembali ke dunia. Jadi, siapakah diantara mereka berdua yang akan mendapatkan earth pass? 🙃.

Mungkin karena nontonnya via smartphone aku jadi kurang fokus ya, banyak scene yang kekerenannya berkurang gegara screen-nya kurang besar haha 😂.

Scene favorite-ku adalah saat Joe memainkan pianonya dan me-recall memori yang membuatnya menjadi seperti saat ini, scene yang membuatku cirambay bombay saking hangatnya 🥲 Rasanya terharu sekali... Apalagi tone color-nya Joe memang di-setting menggunakan tone color yang warm dan bold, golden hour-nya sampai di sanubari audience.


Seperti byasanya, film-film Pixar selalu memberikan after taste yang begitu mengena, setelah nonton Soul aku jadi sedikit merenung, sedikit ya... 😁 Aku merenungkan tentang apa yang terjadi sebelum kita terlahir. Asli ini bahasannya agak deep juga ya...

Berdasarkan apa yang kubaca di Quora, sebelum kita terlahir kita sudah diberitahu apa yang akan terjadi dalam hidup seperti siapa orang tua kita, teman, pasangan dan kehidupan macam apa yang akan dijalani. Makanya saat dipertemukan kembali di dunia, kita akan merasa familiar seakan-akan sudah mengenal lama. Alasan yang sama mengapa istilahnya adalah soulmate👩‍❤️‍👨.


Berdasarkan apa yang kupelajari saat di Ma’had, tujuan diciptakannya manusia adalah sebagai khilafah di muka bumi. To be honest, aku merasa menjadi khilafah bukanlah jawaban yang kuinginkan, kupikir ada hal yang lebih besar dan hebat dibalik penciptaan manusia. Namun cukuplah wallahu a’lam bisshawab sebagai penutup dari semua ketidaktahuan kita saat ini 🙏🏻.

Hal yang membuatnya runyam adalah ketika netizen mempertanyakan apakah manusia diciptakan sebagai konten? Hahanjirrr... bisa-bisanya pikiran kita sama 😂. aku juga pernah berpikiran begini karena Tuhan selalu dikaitkan sebagai pembuat skenario dan timeline. Makin-makin aja yekan... 😅.

Mungkin pernah membaca atau melihat dimana gitu... bahwa salah satu ungkapan Friedrich Nietzche yang terkenal adalah amor fati. Amor fati berasal dari kata amore yang berarti cinta dan fati yang berasal dari kata fate yang berarti takdir. Amore fate atau amor fati kemudian diterjemahkan secara bebas sebagai mencintai takdir.

Aku merasa amor fati inilah yang menjadi intisari dari film Soul, kubilang begini karena di ending film Joe mengungkapkan hal yang kurang lebih sama sebelum melangkahkan kakinya ke pintu. Scene terbaik menurutku... Meski rasanya macem kena jentik Uya Kuya pasca aibnya dijarah haha 😂.

Tentcunya, aku merekomendasikan Soul ini sebagai film Pixar yang mesti ditonton dengan khidmat.

Note: Yakin banget nih sobat overtihinking langsung deep search tentang amor fati.

You May Also Like

0 comments

Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~