Film Pixar Terfavorite

by - October 24, 2020

Hay sobi nonton... yang sudah kangen nonton di bioskop tapinya masih menahan diri untuk tetap bersikap waras 🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♂️.

Sudah hampir 10 bulan kita semua berjibaku dengan COVID-19, ditambah 2 bulan lagi jadinya setahun 😌. Sejak COVID-19 outbreak aku sudah nggak pernah menyambangi bioskop lagi, padahal sebelumnya hampir setiap bulan aku meluangkan waktu untuk menonton di bioskop. Film terakhir yang kutonton di bioskop adalah The Hollow Man, sedang film terakhir yang kutonton dengan Icunk dan Lisna adalah Ratu Ilmu Hitam.

Kangen juga ya... 🤗.

Selama pandemi ini aku lebih banyak menonton drakor ketimbang film sekali tamat, untuk list serial yang pernah kutonton bisa dibaca disini ya. Karena pandemi juga banyak film yang perilisannya mesti tertunda dan ujung-ujungnya memilih untuk merilis via platform streaming online macem Netflix, HBO atau Amazon Prime. 

Untuk mengobati kekangenan ini akhirnya Bioskop Online dirilis, aku nggak masih belum begitu tertarik ya karena Bioskop Online saat ini hanya bisa diakses via PC dan laptop, belum bisa diakses via smartphone. Tadinya aku ingin me-review Before trilogy tapinya belum kelar haha 😅 terlalu menikmati filmnya sampai lupa bagian mana yang mesti di-review 😁.

Salah satu genre film yang kusuka adalah animasi, favorite-ku tentcunya adalah film animasinya Pixar, sedang untuk anime aku masih setia dengan Studio Ghibli. Totoro laff ❤️. Aku sudah mengikuti film animasi Pixar sejak Toy Story sampai saat ini, ketimbang film animasi (dari studio lain) kupikir Pixar lebih piawai dalam mengaduk-aduk perasaan audience-nya. Lebih ngena di hati 🥰.

Ketimbang Dreamworks dan Sony Picture Animation tentcunya Pixar lebih hemat karena setiap tahunnya hanya merilis 1 film animasi dan film pendek. Pixar nggak ingin ada tim kedua sehingga mereka bisa fokus mengerjakan filmnya. Hampir semua filmnya Pixar kusuka, beberapa bahkan jadi favorite-ku dan menjadi barometer film animasi lainnya.

Sejauh ini ada 5 film Pixar favorite-ku (kalau 10 kebanyakan 😝), yang rasa-rasanya nggak membosankan meski sudah ditonton berkali-kali. Hanya karena yang dipilih 5 film bukan berarti film yang lainnya nggak bagus ya, hanya saja film yang kupilih ini sesuai untukku dan mampu mampu menyentuh sisi emosionalku saat menonton.

UP

Menurutku opening scene film animasi terbaik masihlah milik UP ✨👌🏻. Scene dimana pertama kalinya Carl bertemu Ellie, menghabiskan waktu bersama sampai akhirnya menikah dan menikmati sisa hidup, Aku tersentuh oleh opening scene-nya yang dipaparkan dengan begitu indah, slice of life never fail me.

Scene favorite-ku lagi adalah saat Carl akhirnya membaca buku adventure milik Ellie dan menemukan bahwa sebaik-baiknya petualangan adalah hidup itu sendiri. Scene pamunqasnya adalah saat Carl merelakan rumah balonnya ‘berlabuh’ di samping Angel’s Fall 🥺, seperti yang Ellie inginkan

Belum pernah rasanya aku nggak mbrebes mili saat menonton UP, bawaannya terharu mulu yaini. Mellow galaw tea geningan... Untungnya ada Russell yang kecerewetannya bisa mengimbangi Carl yang kaku banget macem kanebo kering. Ohya, karena UP aku jadi suka La vi en Rose.


TOYS STORY 3

Pertama kali menonton Toys Story adalah saat SD, di masanya halaman depan BIP dipenuhi PKL jam malam yang menjual barang murce macam aksesoris handphone, slayer, VCD bajakan dan hewan eksotis 🦝. Yha~ aku menontonnya via VCD bajakan ya guise, di rumah masih pake laser disc soalnya 🤭.

Toy Story adalah film animasi yang mampu mengobati keparnoanku akan after taste-nya si Chucky, KZL banget nih film, gegara Chucky aku sampai takut dengan mainanku sendiri 😌. Toy Story memberikanku ruang untuk kembali berimajinasi dan bergembira, nggak horror macem sebelumnya. 

Di antara semua installment Toy Story favorite-ku adalah Toy Story 3. Closing scene-nya, saat Bonnie dan para mainan melihat kepergian Andy yang berangkat kuliah di teras adalah scene terambyar, nggak mungkin nggak nangis nonton scene ini ya. Sedih banget... 😭 baper berhari-hari. Setelah menonton Toy Story 3 aku teringat lagi dengan nasib mainan-mainanku dulu. 


WALL-E

Wall-E mengangkat tema yang visioner dimana bumi dipenuhi sampah sampai nggak ada tempat tersisa untuk manusia. Realistis, namun menakutkan pada saat yang sama. Lebih menakutkan lagi, kenyataan bahwa Wall-E adalah satu-satunya makhluk hidup yang tertinggal 😔, nggak peduli seberapa kerasnya berusaha, tumpukan sampah masih bergunung-gunung banyaknya.

Wall-E yang seumur-umur ditemani si kunyuk 🦗 kesayangan akhirnya pecah telor saat Eve datang berkunjung ke bumi. tentunya kedatangan Eve memberikan harapan dan kebahagiaan tak terperi bagi Wall-E yang kesepian sekian lama 😊. Wall-E dan Eve adalah perumpamaan serius dari Adam dan Hawa, yang akhirnya dipertemukan bukan di jabal rahmah 😁.

Favorite scene-ku adalah saat Wall-E dan Eve melayang-layang di angkasa saat berusaha mengisi daya, so sweet aja lihatnya haha langsung fully charged. Ohya, scene orang-orang masa depan yang menggendats yang menggelinding-gelinding kesana kemari juga kocak ya haha 🤭.


COCO

Pertama kali menonton trailer-nya kupikir COCO agak mirip dengan The Book of Life karena sama-sama mengambil tema Dia de Muertos (The Day of The Dead). Aku menonton Book of Life lebih dulu ketimbang COCO, langsung suka karena filmnya berwarna-warni, ohya favorite character-ku adalah La Muerte. Ketika menonton COCO sejujurnya aku merasa bernostalgia dan agak membandingkan.

Seperti ciri khas film Pixar lainnya, kupikir COCO dibuat untuk mengacak-ngacak hati ini haha 😁Sedih banget... 😭 nggak mungkin nggak terharu apalagi di scene mama COCO. Kusuka warna-warna Di des los Muertos, semuanya hidup meski sebenarnya mati, macam what is dead may never die #randomcrossover 😝.

Yang kusuka dari COCO adalah message-nya, yang kupikir mirip dengan kultur Asia dimana nenek moyang (ancestor) mendapatkan ruang tersendiri dalam keluarga. Salah satunya adalah dengan mengadakan perayaan untuk mengingat anggota keluaarga yang sudah berpulang, untuk yang muslim, cukuplah dengan mendoakan 🙇🏻‍♀️.


INSIDE OUT

Diantara film animasi Pixar lainnya, kupikir Inside Out adalah yang paling kompleks dan logis, lebih cocok untuk orang dewasa. Macam Nine, film orang dewasa yang dikemas dalam animasi. Inside Out adalah film Pixar yang membuatku berpikir saat menonton 😁 Saat melihat emotion yang berada di dalam kepala Riley, aku jadi langsung ikut membayangkan apa yang sedang terjadi di kepalaku 🤔.

Diantara semua karakter di Inside Out favorite-ku adalah Bing Bong, si kucing kapas jadi-jadian berbelalai pink. Disini Bing Bong diceritakan sebagai imaginary friend yang umumnya dimiliki oleh anak-anak. Memang pada akhirnya semua Bing Bong akan hilang pada waktunya, namun Inside Out membuat farewell scene-nya Bing Bong dengan begitu memorable sekaligus nyelekit 😒.

Inside Out membuatku menyadari bahwa menjadi dewasa artinya kita mesti siap menerima semua emosi yang ada dalam diri. Jangan halu!. Joy nggak akan selamanya memegang kendali, hadir dengannya Anger, Disgust, Sadness dan Fear. Mereka akan bergantian datang. So... enjoy your emotion... 😁.


***

Ini adalah 5 film Pixar favorite-ku, bagaimana denganmu? Film Pixar mana yang menjadi favorite-mu?

All picture credit belongs to Impawards

You May Also Like

0 comments

Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~