Ramadhan dan Idul Fitri yang Berlalu Begitu Saja
Tahun ini suda dipastikan kita akan menjalani bulan ramadhan dan merayakan Idul Fitri yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Yha~ per-COVID-19-an ini jadinya manjang... alias nggak tahu kapan kelarnya. Tapi kalau menonton ke-nggak-konsisten-an dan ke-nggak-serius-an pemerintah dalam menghadapi COVID-19 sepertinya kita baru mulai pulih saat pergantian tahun.
2020 gini banget ya... berlalu begitu aja 😭.
Rasanya baru bulan-bulan kemarin aku menuliskan post tentang Ramadhan dan Idul Fitri, eh sekarang Idul Fitri suda di depan mata. Biar compact (yakeles laptop 😁) kali ini post-nya dirapel.
Setelah batuk kering selama ± 1 bulan akhirnya menjelang ramadhan batukku reda dengan sendirinya. Alhamdulillah yaini, nggak kebayang gimana celongnya mataku kalau sampai batuknya nggak reda. Berbeda dari tahun sebelumnya, ramadhan kali ini ada Widy di kosan, yha~ seenggaknya ada yang bisa dimintai tolong kalau ingin berbelanja.
Aku dan Widy hanya sempat menjalani ramadhan di kosan selama beberapa hari saja, sisanya mah di rumah😋. Sebelum PSBB dimulai aku dan Widy suda lebih dulu caw, khawatir kalau dinanti-nanti malah nggak bisa pulang kampung, yekan Pak De? 😏. Lagipula kita suda berminggu-minggu WFH, selain itu biar mama nggak khawatir dan bolak balik video call.
Kompleks perumahanku suda dipakein portal jadi nggak sembarangan orang bisa masuk kecuali warlok, itu pun mesti hafal jam buka – tutup portalnya. Sebelumnya kompleks perumahanku memang sepi dan adanya COVID-19 malah menambah sepi. Anyep seanyep-anyepnya 🍃.
Tentcunya kita melakukan self isolation di rumah selama ± 2 minggu. Kita juga tahu diri kok nggak langsung ke rumah Mbah karena uwak, mama dan bibiku suda masuk katagori lansia. Jadilah selama 2 minggu itu kita diam di rumah beberes – kerja – beberes – masak – beberes – meeting – beberes gitu aja sampai menjelang Idul Fitri.
Barulah H-3 Idul Fitri kita hijrah ke rumah Mbah, itu pun dijemput gegera bawaanku yang banyak haha 😁.
Suda nggak ngerti lagi sih dengan kelakuan orang-orang, masih banyak yang keluar ngabuburit nggak pake masker, lupakanlah physical distancing. Seharian jalanan macet gegara pencairan dana BLT dan bukannya langsung pulang ke rumah atau membeli kebutuhan pokok, yang ada pasar semakin ramai dan toko emas tetap buka meski masuknya lewat celah 😌.
Gils...
Mungkin kita berada di perahu yang berbeda. Namun sejak per-COVID-19-an ini aku suda nggak memikirkan lagi urusan tersier macem membeli pakaian, skincare atau printilan nggak-penting-tapi-ingin-punya, eh tapi kalau masuk-masukkin barang ke cart masih sih haha 🤣.
Kadang ngobrol dengan Icunk tentang masa depan kita di 2-3 bulan mendatang. Poek guise... 🕶️ Bagi manufacture dan retail yang menggantungkan usahanya di kuartal ke 2 macem (pekerjaan) kita, adanya COVID-19 sungguh membuka mata bahwa nggak semua usaha siap dan mampu survive. Semoga per-COVID-1 ini segera berlalu 🥺.
Tahun ini kita nggak bikin ketupat, sebagai gantinya kita bikin leupeut biar lebih mudah. Uwakku masak seperti biasanya (bukan biasanya versi Idul Fitri ya 😏) karena toh kita nggak akan banyak kedatangan tamu. Aku pun nggak menyetok cemilan seperti tahun lalu, khawatir nggak ada yang makannya 😁.
Nggak ada dresscode, sebagai gantinya kita pake pakaian yang ada aja, ternyata hitam dongs... 😁.
Setelah sholat sunnah Idul Fitri yang dilakukan secara mandiri, kita nggak ada sesi sungkem langsung lanjut sesi video call dengan anggota keluarga lainnya yang tercecer di Jakarta, Surabaya, Batam, Bogor dan Solo. Bodor juga siya karena sinyal yang nggak bagus ngobrolnya mesti delay. Di saat seperti inilah smartphone kembali ke khittoh-nya mendekatkan yang jauh meski masih menjauhkan yang dekat.
Anyway... apapun kondisinya, semoga kita bisa dipertemukan lagi dengan bulan Ramadhan di tahun depan. Bisa kali mudik haha 🤣.
Semoga tahun depan kita bisa merayakan Idul Fitri bersama dengan keluarga terkasih seperti ‘biasa’, bersilaturahim sampai gempor, ngobrol sampai larut malam, makan sampai lebar-an, foto-foto sampai kehabisan gaya dan macet-macetan sampai mikir “tau gini mending nggak usah pergi”.
Sekali lagi.
Selamat Idul Fitri.
Dengan pengharapan.
Lestari – yang cutinya 3 hari
0 comments
Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~