Selamat hari Rabu.
Selamat bulan Januari.
Selamat ulang tahun.
Sekitar setahun yang lalu, aku pernah menuliskan bahwa resolusi ulang tahun(an)ku adalah self love, self care dan self acceptance, sebab ternyata resolusi tahun sebelumnya yakni self(ish) branding nggak terlalu berhasil untukku 😅. Well... mungkin timing-nya belum tepat ya, nanti kita coba lagi *teuteup usaha 😁.
Kalau rerata umur manusia berada di kisaran 60-70 tahun (pada umumnya) berarti saat ini aku telah melewati hampir separuh jatah hidupku. Kau juga ya... hehe 🤭 Apa yang kudapatkan setelah melewati hampir separuh kehidupan kupikir nggak jauh berbeda daripada yang orang-orang dapatkan, hanya mungkin ‘lebih disesuaikan’.
Dalam sesi video call yang udah macem podcast tengah malam aja 🙃 Pici pernah berujar (yang intinya): Kalau selama ini kamu nggak merasa ada yang salah mungkin doa kamu yang salah.
Setelah kupikirkan dalam-dalam 😌, sekian lama aku berdoa permasalahannya hanya satu; aku nggak pernah tahu sedekat apa aku dengan doaku. Bisa jadi masih jauh, bisa jadi sudah dekat atau malah sudah sampai (tapi aku nggak ngeh 😅). Who knows? Yang jelas, kalau aku berhenti sekarang aku nggak akan pernah tahu bagaimana akhirnya 😉.
Hal itulah yang membuatku tetap keukeuh mempertahankan doaku macem konsep sniper-nya Jethro, the only things that hold me back. Kuyakin hasil takkan mengkhianati usaha haha 🤭
Salah satu hal yang menggangguku hampir di sepanjang tahun adalah bahwa konspirasi semesta ini mengarahkanku pada self healing yang hype banget 🙏🏻. Apa pun social media-nya selalu ada terselip serpihan per-self healing-an, entah itu thread di Twitter, live di IG atau sekedar lagu Rehat-nya Kunto Aji yang sering jadi trending.
Karena aku cukup mengikuti tentang per-self healing-an ini aku sampai pada kesimpulan semuanya berakar pada hal-hal yang belum selesai di hidup ini. Besar kemungkinan luka batin masa kecil. Tapi kupikir masa remaja juga punya porsi, karena masa remaja adalah masa yang paling bergejolak dan meledak-ledak 💥.
Bebas sih.
Tergantung orangnya juga.
Yha~
Mungkin ada yang belum selesai di hidupku.
Tapi apa? 🤷🏻♀️
Kalau keinginan mah udah jelas banyak, mau itu keinganan terpendam, keinginan tingkat tinggi / sedang / rendah, keinginan sekejap, keinginan selewat, keinginan halu sampai angan-angan babu aku punya 😎. Lain lagi kalau pertanyaannya adalah hal yang belum selesai, karena bahkan aku pun nggak tahu apa yang sebenarnya belum selesai.
Yha~ selama masih bernafas, hidup ini belum selesai bukan? 😏
Di awal tahun ini aku menemukan post Medium yang berjudul Hang Loose yang di-share oleh Puty, sedihnya post tersebut adalah post terakhirnya alm. Cebi (yang mohon maaf nggak tahu nama aslinya siapa 😅). Di post-nya Cebi menuliskan bahwa kita selalu layak untuk mendapatkan kesenangan, memuaskan diri dan membebaskan pikiran. Hmm... Kupikir kau akan lebih faham kalau sudah membaca post-nya 😊. Mampirlah!
Kupikir Cebi ada benarnya. Kenapa sih kita nggak membahagiakan diri kita sendiri (dulu)? Toh kita pun layak merayakan kehidupan ini.
YOLO.
You Only Life Once.
Yha~ Kupikir nggak ada salahnya untuk merayakan kehidupan ini.
Ada banyak hal yang kuinginkan namun belum sempat dan belum bisa kulakukan, macam-macem sih alasannya haha 🤣 Tapi kupikir aku akan berusaha memulainya (lagi), terlepas aku pernah bosan atau gagal, big journey start by first step bukan? 😝.
Selain itu aku masih berhutang banyak pada diriku sendiri. Draft blog yang mandeg gegara distraksi urusan duniawi, materi video yang udah nggak tahu mau digimanain, materi podcast yang bikin ku geli mendengarkan suara sendiri, buku-buku yang masih tersegel, payet yang masih tersimpan rapi, cat air yang crack macem foundation dan deretan kebagiaan duniawi lainnya.
Wow... Ternyata hal-hal inilah yang belum selesai di hidupku 😅.
Aku nggak punya resolusi pasti di tahun ini kecuali berharap nggak merayakan malam pergantian tahun dengan Icunk lagi 😁 Bebas weh lah, paling ya mencicil hutangku dulu, jadi jangan heran kalau nanti aku agak macem-macem... 😉.
Live to the fullest.
Love to the moon and back.
Bellatrix Nonon,
The first of her name.