Micah
Somebody has told me about the secret of human
life, it is the birth, the death and the soulmate. Everyone would die, but not
everyone could find the soulmate. The death slipped between the birth and the
soulmate, because only death could break the fate. That is why every marriage
promises end by “... until the death separate us ...”.
Beberapa hari yang lalu
Picirili menelepon, tidak seperti biasanya yang langsung bertanya “Nyong ... keur naun?”
sambil cekikikan setelahnya, kali ini ia memberi jeda dan menghela nafas
sebentar sebelum akhirnya bilang “Nyong ... Miftah meninggal ...”
...
...
...
Zonk!
Aku baru tahu dia adalah
temanku ketika mendengar pengumuman di musholla,
anggota IRM yang bertugas menyampaikan bahwa seorang santri baru baru saja
kehilangan ibunya. Nama yang sama juga tertera pada kertas ucapan bela sungkawa
yang ditempel oleh tim Mading di depan asramaku.
Karena santri putra dan
putri hidup terpisah, aku baru tahu mukanya dengan jelas ketika rapat panitia
acara Cerdas Cermat, bergabung di divisi paling rese se-Darul Arqam. PubDekDok (Publikasi, Dekorasi dan
Dokumentasi).
Berada di divisi
PubDekDok yang harus selalu stand by
dari awal sampai akhir acara membuat kita sering meeting, sok-sokan ngobrolin
dekorasi padahal nanti ujung-ujungnya minta disalamin. Tapi karena sering meeting itu kita jadi berteman dan ngobrol OOTT.
Ia ingin disebut Micah
atau Hanamicah seperti Hanamichi di komik Slam Dunk. Aku baru mengerti kenapa
ia ingin sekali disamakan dengan Hanamichi ketika menonton animenya di kampus,
konyol dan sama sekali nggak keren
haha
Meskipun sering roaming Micah termasuk orang yang
bertanggungjawab, at least ia masih
menyempatkan meeting denganku
mewakili anak buahnya yang ngacir
semua ke lapangan basket. Memberitahu hari ini mereka ada latihan untuk
persiapan turnamen, karenanya ... untuk sementara tanggungjawab divisi
PubDekDok diserahkan kepadaku.
Damn! *smirk
As a nice teammate, I agree
with him. But, only in one condition
... semua kerjaan PubDekDok harus beres pas acara. Nggak mau tau gimana caranya.
Dan ... nggak tau gimana caranya juga,
semua kerjaan PubDekDok bisa beres sebelum acara dimulai d(^o^)b Yeaayyy !!! We’re a team. A teammate.*baru deh diaku jadi partner
Bahkan ketika pada
akhirnya kita semua lulus, urusan PubDekDok menjadi tanggungjawab Micah dkk
yang jadi anak buahnya, kita mah
bagian marah-marah dan sensi-sensi aja ... sering complain meski sebenarnya nggak
penting-penting amat.
But he made it, itulah yang terpenting. Doesn’t
matter how messed the condition, as long as it is done you had a great work!
Kadang suka kepikiran, kalau yang ngerjainnya cuma Micah dan Jajang terus
yang lain ngapain aja? Nongkrongin sambil ngomentarin? Apa pura-pura nggak
tahu? Wallahu a’lam bisshawab ...
BTW, It has been a decade ago ...
Micah lefted us. Ia tersengat aliran listrik
ketika sedang mengganti lampu di rumahnya, tak ada yang tahu persisnya kapan,
ia baru diketemukan adiknya pada pagi hari. Picirili tidak bisa hadir ke
pemakamannya, namun ia menghiburku yang mendadak sedih dengan mengatakan bahwa temanku yang lain ada untuknya.
It was hurt to imagine how if my dearest friend
left me as Micah did. Officially 6 tahun hidup bareng, makan bareng, tidur bareng,
jajan bareng, ngeceng bareng, mandi bareng, ngebully bareng, apa-apa bareng but suddenly left.
Aku selalu mengira kita semua
akan menua bersama-sama, melewati setiap fase
kehidupan dengan sesekali ketemuan
untuk curhat, menghadiri reuni yang
diadakan 10 tahun sekali sambil menonton slide
show berisi kelakuan bodoh tapi fakta yang cukup memalukan. I wish so ...
Di akhir teleponnya
Picirili bilang “Nikah aja nunggu giliran ... Ya mati juga nunggu giliran”.
You can erase someone from your mind
but getting them out of from your heart is another story (Eternal Sunshine of the Spotless Mind)
0 comments
Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~