Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello~

Beberapa hari yang lalu aku menemukan tweet opini publik mengenai: in this economic, apa yang bisa kita dapatkan dengan uang Rp 50.000? Jawabannya beragam, tapi intinya uang Rp 50.000 ‘nilainya’ udah menyusut, yang mana bikin kita berasa nggak punya uang mulu 😅. Bener yaini, 1-2 tahun lalu dengan yang Rp 50.000 aku masih bisa jajan nggak penting di minimarket, kini dengan uang Rp 50.000 aku cuma bisa jajan yang penting aja.

Kita semua sepakat bahwa daya beli sedang menurun terutama 2-3 bulan kebelakang, banyak faktor sih… salah duanya adalah after pandemic effect. Kita lebih banyak mengeluarkan uang untuk kebutuhan tersier atau sekunder macem healing (sebelum sinting 😎) dan nonton konser. Hal ini tentcunya berimbas pada daya beli yang menurun, gpp outfit-nya dari Shoppe atau TikTok Shop, gpp makannya aci-acian yang penting mah keluar bisa rumah 😂😂😂.

Selain itu, sebagian dari kita udah mulai menerapkan konsep belanja mindful demi memenuhi target finansial. Well… di satu sisi belanja mindful ini mempercepat waktu hisab 😁 namun di sisi lain belanja mindful cuma bisa bikin roda ekonomi terhembus angin. Macem, fafifu wasweswos fyuhhh… 🍃. Kupikir biang xerox dari stuck-nya perputaran uang di Indonesia adalah duo judol X pinjol 💀 yang malah diberdayakan oleh pemerintah.

Kalyan sadar nggak sih, saat ini kita udah mulai men-downgrade life style? Harga consumer goods yang naik diam-diam tentcunya bikin mengkaget saat bayar di kasir sementara penghasilan stuck mulu macem perempatan Buah Batu 😗. Kalau dulu kita bingung mau beli Sun Co atau Sania, sekarang kita nggak udah keberatan beli Minyakita atau Rizki. Ayo ngaku… 😂. Yang kuingat dari Minyakita adalah marketing strategy-nya yang bikin huru hara satu negara.

Oh ya, kalyan tim belanja bulanan atau tim belanja saat butuh (habis)? Aku tadinya tim belanja bulanan namun otw beralih ke tim belanja saat butuh karena meski udah bikin list apa yang mesti dibeli tetep aja ada yang ketinggalan 😢, kalyan begini juga nggak? *kepo. Bahkan nggak sekali dua kali belanja bulananku over budget karena belanja lagi (barang yang ketinggalan) sekaligus ngangkut barang promo dan cemilan baru yang lucu 😭.

Sebagai kakak rumah tangga *pinjem istilahnya Icunk 😉 yang saban hari ngurusin urusan rumah tangga (yang beneran rumah tangga) tentcunya aku udah khatam dengan urusan belanja. Biar gampang byasanya aku membagi list belanja ke beberapa tempat macem beli sayuran di pasar, beli groceries di supermarket dan beli personal care di online shop. Semua tempat belanja ada plus minus-nya, tinggal kita yang rajin mentengin promonya. 

Aku memang lebih sering belanja ke supermarket ketimbang ke pasar tradisional, tapi bukan berarti aku nggak pernah belanja ke pasar tradisional ya, aku cuma nggak tega aja nawar harga😁. Makanya aku suka iya iya aja kalau beli, bodo amat buibu di samping udah ngodein pake mata biar nawar harga 👀. Yang ada di pikiranku: aku nggak nanem – aku nggak nyiram – aku nggak panen – aku nggak ngangkut – aku nggak susah – yaudalaya 😅.

Selain untuk belanja, tujuanku ke supermarket adalah untuk stress release. Percayalah… menyusuri aisle sambil membaca ingredients produk dengan sans itu nikmeh banget apalagi kalau lagi sepi. Aku bisa berlama-lama di rak bumbu meski masak B aja, aku bisa berlama-lama membandingkan wangi sabun yang cucok, aku bisa berlama-lama di rak personal care meski ujung-ujungnya beli via e-commerce 😀.

Sayangnya, nggak semua supermarket mampu memenuhi kebutuhan, makanya kita perlu mampir ke tempat lain untuk menemukannya (+ membandingkan harga). Tenang manteman… aku udah bikin list tempat belanja consumer goods yang worthy di area Bandung, siapa tahu ada yang sedang kalyan cari. Untuk saat ini list tempat belanjanya hanya untuk area Bandung dan sekitarnya aja ya, silakan ditambah kalau dirasa masih ada yang kurang.

YOGYA GROUP 
Toserba Yogya, Toserba Griya, Yogya Xpress,Yomart, Bread Co, Bolen Lilit, Chicken Sumo, Magic Kitchen, Sushi Yo, Yo Ramen, dll.
Sebagian besar warga Jawa Barat pasti tahu laya Yogya Group, cabang dan anak usahanya ada di mana-mana, termasuk bolen lilit yang ukurannya makin menciut dan jadi oleh-oleh itu 😅. Aku termasuk loyal customer-nya Yogya Group bahkan udah resmi jadi member-nya sejak tinggal di ma’had. Well… selama hampir dua puluh tahun prestasi terbaikku bukanlah memenangkan undian motor atau mobil, melainkan hafal NIK saking seringnya ngisi kupon 😭.

+ lokasinya strategis dan nyaman
+ ada food court
+ range produk luas, stock dan kualitas OK
+ fresh product-nya (daging, seafood, frozen food, buah-buahan dan sayuran) OK
+ kadang ada tester
+ sebagian cabang jual produk dan snack impor
+ ada diskon kalau jadi member
+ harganya mirip dengan e-commerce
+ bisa order via aplikasi dan WA
- varian produk elektronik dan tools-nya standar
- hectic kalau tanggal muda

di sebelah kanan ada puding cendol, fyi aja sih ini mah 😅

BORMA 
Toserba Borma, Toserba Prama. Toserba Tokma
Kalau Borma adalah Borobudur Mart dan Prama adalah Prambanan Mart, maka Tokma apa? Toko Mart? Serius deh ini, Tokma apa manteman? Awalnya kukira Tokma adalah kw-annya Borma ternyata Borma versi luar kota 😂 tapi di Bandung juga ada Tokma, apakah Tokma adalah franchise yang bisa diperjualbelikan di luar keluarga inti? 🤔. Anyway, produk yang dijual di Borma lebih murah ketimbang Yogya Group, bedanya bisa sampai Rp 1.000 - Rp 3.000 😱.

+ harganya muraahhh... banget
+ lokasinya strategis namun agak kurang nyaman
+ ada tenant yang jual kue basah
+ range produk luas, stock dan kualitas OK
+ tools dan barang rumah tangga OK
+ ada banyak snack jadul yang jarang kita temui
+ varian produk elektronik dan tools-nya OK banget
- hectic kalau tanggal muda
- nggak bisa order via aplikasi dan WA
- nggak ada member
- bangunannya ala warehouse jadul, masih pake tangga dan kurang sejuk
- mungkin karena barangnya kebanyakan dan staff-nya dikit raknya berantakan mulu

ada kue gabin yang rare

ALFAGIFT 
Alfamart, Alfamidi
Kalau kalyan mager tingkat tinggi tapi ingin beli ini itu kurekomendasikan belanja di Alfagift 😉  aplikasinya udah bisa di-tracking macem ojol dan yang paling penting free ongkir. Untuk range produknya sih standar macem Alfamart pada umumnya, nggak lengkap tapi 'ada'. Aku biasanya pake Alfagift untuk beli galon dan beras, promo JSM-nya bisa tebus murah kayu putih 😁. Aku juga pake Alfagift untuk kirim-kirim ke rumah orang tua, so far sangat bisa diandalkan. 

+ bisa order via aplikasi dan free ongkir 
+ ada diskon kalau jadi member
- range produk standar

E-COMMERCE
Shopee, Tokopedia
E-commerce adalah pilihan terbaik saat nggak sempat belanja ots, kita bisa beli apa pun selama punya uangnya 😂. Cuma belakangan ini kayanya e-commerce udah mengurangi intensitas bakar uang yang bikin consumer dibebankan admin fees dan handling fees. Sumvah... saking khawatirnya nggak sengaja kepencet Paylater aku mengaktifkan fitur Shopee Barokah, so far so good. Oh ya, saat ini diskon payday lebih worthy ketimbang diskon tanggal kembar.
 
***

Saat ngobrol dengan manteman kantor beberapa bulan yang lalu, aku baru tahu bahwa toko kelontong yang menjual produk otw kadaluarsa (yang masih dalam batas aman untuk dikonsumsi) sedang hype. Produk makanan dan minuman yang masa kadaluarsa dekat dijual dengan harga murah banget masa... kan jadi kepikiran doi ngambil margin-nya dari mana? Tokonya selalu ramai, cocok laya untuk rang-o-rang yang siap war wer wor, tapi sekarang udah banyak kok reseller toko-nya yang bergerilya di WAG.

Gegara toko kelontong ini aku jadi kepikiran, apakah kita udah se-down grade ini sampai nggak masalah untuk beli produk otw kadaluarsa? It's a phenomenon... 🤯. Kalau sesekali atau nggak sengaja mengonsumsi produk otw kadaluarsa aku bisa memahaminya, namun kalau mengonsumsinya secara kontinyu dan dalam jangka panjang sejujurnya aku speechless. Aku tahu statement-ku nggak akan relevan dengan kondisi yang dihadapi setiap orang, namun yha~... be careful you are what you eat 🙇.
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments

Hello~

Beberapa hari yang lalu aku dan Widy pergi Big Papa Pasta & Steak, warteg western yang masih ‘anget’ di Bandung. Sejujurnya aku kurang tertarik karena masih belum menemukan honest review yang 90% honest, well… untukku review di hari pertama opening mah nggak dihitung ya, kan simbiosis mutualisme 😅. Berhubung Widy udah kirim-kirim video-nya dan beberapa kali bilang ingin kesana, so… let’s give a try… 😉.

Aku dan Widy janjian ketemu di Big Papa Pasta & Steak setelah pulang kerja, niatnya biar nggak serame saat weekend, eh ternyata… tetep rame😭. Karena datang duluan tentcunya aku yang daftar waiting list, saat itu ada udah ada 7-8 nama di atas namaku dan kita semua bersatu di main entrance, kebayang kan gimana gabutnya kita semua 😅. Info dari staff, flow order-nya begini:

daftar waiting list – dikasih meja – antri ambil makanan – bayar di kasir – kembali ke meja

Space untuk menunggu dan line antrian yang slowmo bercampur, yang mana bikin situesyen agak penuh. Aku dan Widy membutuhkan waktu 40-50 menit (dari daftar waiting list sampai kembali ke meja) jelas nggak worthy apalagi saat antri ambil makanan kita berdiri cukup lama. Tadinya kita udah mau caw ke Sambal Bakar yang ada di samping, tapi karena udah tanggung jadi yaudalaya lanjut aja… *konsisten 💪.


Kebetulan kita dapet meja di samping line antrian, meski ‘terlihat jelas’ dan udah dikasih tanda reserved aku tetap meninggalkan tasku di kursi, tahu sendiri laya... 😅. Dan benar aja, tahu-tahu ada mb-mb yang duduk di meja kita dan memindahkan tasku ke meja sebelah. Tentculah hamba meradang... tanpa ba-bi-bu kupindahkan lagi tasnya sambil tanya “kenapa tasnya dipindahin?” tahu nggak dia jawab apa? “soalnya tempat kita ada yang nempatin” jirrrlah… 😡.

Pacar mb-nya lalu keluar dari line antrian dan bilang “tunggu, tunggu, bentar ya…” dengan gesture macem mau melerai?! Cuy… akutu nanya bukan ngajak gelut 😂. Untungnya saat itu ada staff yang lewat, terus kubilang “beresin ya sama itu” sambil nunjuk staff-nya dan balik ke antrian. Sumvah, kalau nggak inget lagi puasa ingin banget merepet panjang lebar dan nyuntrungin si Kiki Saputri. Hadehhh… 😤😤😤.

langit maghrib

meja kita pov dari line antrian

Sebelum pergi aku dan Widy udah bikin list makanan yang diinginkan, eh pas prak na mah buyar 😂. Sesi pilih-pilih inilah yang bikin lama, rang-o-rang pada galau dan ujung-ujungnya kalap. Ditambah lagi Papa Pasta & Steak pakenya piring besar macem piring saji yang tentcunya bikin kita merasa mesti mengisi. Aku nggak tahu apakah makanannya yang kurang OK atau ngambilnya kebanyakan namun beberapa orang orang meninggalkan banyak sisa di piringnya.

Efek puasa dan emosi tentcunya bikin kita double lapar *bukan kalap 😁 . Kita sengaja memilih menu yang berbeza biar bisa saling cicip, tapi ya berhubung varian menunya nggak begitu banyak pilihan kita mirip-mirip. Di dekat serving area ada PIC yang bertugas mencatat menu yang dipilih, mbnya juga bantu kita untuk split bill biar nggak ribet. Saat kita kesana Big Papa Pasta & Steak belum menerima bisa menerima pembayaran tunai jadi mesti cashless (debit atau QRIS).

First impression-ku: buseddd… seret ugha 😢

Tadinya aku ingin order lasagna namun habis makanya kuganti pake mashed potato, eh saat bayar Widy bilang “Non, lasagna-nya baru refill”. Yagimana ya… 😢 so far rasa mashed potato-nya OK. Perpaduan pasta yang overcooked nan dingin dan saus alfredo yang agak encer bikin rasanya mabur. Teuing kamana. Untukku, pasta, spaghetti, penne, macaroni dan manteman kalau udah overcooked cocoknya jadi seseblakan.

French fries-nya sih standar, pun dengan corn ribs-nya, mungkin karena bumbunya terlalu leqoh aku sempat keselek saat makan chicken Nashville. Diantara semua menu yang paling OK adalah beef blackpaper-nya, tapi meatball-nya B aja. Yang kusayangkan dari Big Papa Pasta & Steak adalah pilihan salad-nya yang template dan nggak ada opsi, seret euy hamba… sembelit people can’t relate.

aku dan kau suka dancow

untuk price list bisa cek di IG-nya ya

Kalau kalyan ingin makan menu western yang authentic kurasa Big Papa Pasta & Steak ini bukanlah pilihan yang tepat, kalyan bisa cari resto lain yang lebih OK. Tapi kalau kalyan penasaran dengan dan ingin membuktikan review-nya rang-o-rang, well... just go for it. Pastikan kalyan menghindari datang di jam makan biar bisa dapet spot parkir dan pengalaman order yang lebih nyaman. 

Big Papa Paste & Steak
Gg. Dakota Raya No.48, Sukaraja, Kec. Cicendo, Kota Bandung
Senin - Minggu 10.00 - 22.00 WIB

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Apa kabar manteman? Sudahkah kalyan merotasi outfit untuk dipake saat hari hujan? Aku udah ya… hampir setiap hari aku double layering karena anginnya sungguh sangat nggak coy. Nggak lupa bawa parka dan payung karena setelan jas hujanku pas dipake celananya ngatung banget 😭 aku udah beli sandal jelly baru, desainnya masih sama cuma beda warna aja.

Seperti yang kalyan tahu, aku sedang berada pada masa puyeng mengisi printilan rumah, repot memang… ketika selera nggak sesuai salary 😂. Makanya aku skip nggak ikut main ke Dieng dengan manteman kantor meski sebenarnya mau-mau aja sih 😁. Biar weekend-nya nggak anyep-anyep banget, manteman kantor (yang nggak ikut main ke Dieng) berinisiatif untuk main mandiri ke Wahoo.

Kita main ke Wahoo saat weekend, perginya pake TMP 3D sampai Halte Alun-Alun lanjut pake TMP 2D sampai Halte IKEA. Dari IKEA kita jalan kaki ke Wahoo, sebenarnya ada shuttle cuma karena kita datangnya pagian shuttle-nya belum pada keluar. Isokay… aym fayn… *padahal capek 😅. Kita beli tiketnya OTS sekaligus top up deposit untuk sewa ban dan jajan di food court.

Setelah nge-tag sunny lounge dan pake sunscreen *penting 😁 kita menunggu sekitar 10-15 menit sampai wahananya dibuka. Wahana yang pertama kita naiki adalah Boomerango… buseddd… jantungku kemanaaa *echo… 📢✨aku hanya ingat ban yang tetiba meluncur menuju seberkas cahaya dan warna surface-nya yang merah oranye saat berada di puncak. Yawla… untung aku rabun 😅.

Di setiap wahana tersedia loker untuk menitipkan smartphone, namun ada masanya kita nyemplung dan main air tipis-tipis di kolam. Biar sans kita pake waterproof case (aku pake waterproof case-nya Widy), agak parno kalau ditinggal karena jarak antar wahana cukup jauh, apalagi nggak ada yang jaga tas. Saat menunggu order-an di food court, aku mengecek smartphone-ku, eh… ternyata case-nya udah terisi air 😭.

Aku langsung berusaha ‘menyelamatkan’ smartphone-ku dengan mengeringkannya pake handuk dan tissue, mungkin karena udah lama terendam screen-nya belang dongs 😅. Bagian yang terendam warnanya lebih gelap dan muncul bintik-bintik dead screen macem di netbook (punya akulah masa punya kalyan 😂). Saat itu smartphone-ku masih berfungsi, masih bisa foto, masih bisa balas chat, masih bisa dipake telepon.

Sejujurnya aku udah pasrah sih 😅 smartphone-ku memang udah ‘sepuh’ dan udah waktunya ganti. Oh ya, smartphone-ku adalah Vivo Y12 yang dibeli pada bulan September 2019 karena smartphone sebelumnya udah sakaratul maut. Aku nggak punya kriteria spesifik smartphone impian makanya nggak rewel saat memilih, yang penting sesuai budget dan sparks joy ✨✨😉✨✨.

* rerata masa pakai smartphone adalah 3-5 tahun, bisa lebih pendek atau penjang tergantung pemakaian.

Di rentang 5 tahun tentcunya ada banyak fitur yang nggak bisa kuakses gegara sistemnya nggak update, aku bahkan baru bisa pake sticker IG macem: January Dump atau Best Moments 1 tahun sejak dirilis. Saat Idul Fitri screen-nya tetiba terlepas dari body-nya macem cepuk cushion, kukira akan meninggoy ternyata masih nyala ya makanya kutempel lagi pake double tape 😂.

Selama smartphone-nya masih nyala dan bisa dipake berkomunikasi aku sih B aja, yang greget malah mama. Beliau yang paling rajin mengingatkan untuk ganti smartphone, udah ketinggalan zaman ceunah guise… iya mah, memang 😅. Alhamdulillah doa mama di-ijabah Allah, semesta pun turut menikung sehingga aku mesti ganti smartphone 😌.

Smartphone-ku nggak bisa terselamatkan yaini, meski statusnya masih nyala screen-nya dipenuhi oleh garis-garis kusut. Untuk mengisi jeda sampai smartphone *yang baru sampai aku pake smartphone-nya Mas Bagus. Well... karena statusnya cuma pinjam (dan nggak mau ribet login-logout akun) aku cuma install aplikasi yang penting-penting aja macem Gojek dan Mitra Darat.

Lemi telyu… 1-2 hari pertama nggak ada smartphone rasanya super anyep, puyeng banget apa-apa mesti pake QRIS karena akun m-banking nggak bisa diakses 😢, jangankan buka G-Mail ini Whatsapp chat-nya pada ngilang menyisakan grup yang hidup segan mati tak mau. Maafkan daku ya manteman tetiba slow reponse dan sulit dihubungi, smartphone-ku meninggoy, mohon doanya 🙇.

HAL-HAL YANG TERJADI SAAT NGGAK ADA SMARTPHONE
- nggak bisa mengakses m-banking, aku kembali transfer manual di ATM dan kirim foto struknya.
- nggak bisa mengakses G-Mail, aku hanya mengakses G-Mail di jam kerja pake PC kantor.
- nggak bisa mengecek paket Shopee, kalau seller-nya amanah insya allah akan sampai di 3-4 kerja.
- skip jajan karena saldo di e-wallet terbatas 😭👍.
- baca buku (yang belum sempat dibaca) saat perjalanan pergi pulang ke kantor 💖.
- nulis random pop-ups di notes dan menyadari bahwa tulisanku kok butut banget ya 😱.
- nonton series yang tersisa di netbook.
- enjoy the days, bersyukur nggak tantrum karena nggak ada smartphone 😉.

UPDATE
- alarm di smartphone-ku masih nyala meski udah memasuki minggu ketiga sejak terakhir di-charge.
- smartphone-ku udah resmi kembali ke karena alarm-nya berisik.

Anyway... to my previous smartphone. 
Thanks for your service, it’s an honor to be your partner  ✨👌

foto purnabakti ini dipersembahkan oleh BliBli


Share
Tweet
Pin
Share
No comments




Hello~

Saat scrolling TikTok aku menemukan potongan video dari film yang bikinku penasaran, Kirsten Dunst muda banget masa… Setelah searching aku menemukan judul filmnya, yakni The Virgin Suicides yang dirilis pada tahun 1999 dan di-direct oleh Sofia Coppola. Yha~ Sofia Coppola adalah anake dari bapake Francis Ford Coppola yang bikin The Godfather. The Virgin Suicides adalah film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Jeffrey Eugenides yang dirilis pada tahun 1993.

Saat mencari trailer The Virgin Suicides di YouTube aku malah menemukan filmnya 😅, mungkin karena filmnya udah lama dan bukan blockbuster jadi kualitasnya pun nggak begitu OK. Untuk nonton di smartphone masih nyaman laya namun untuk nonton di laptop atau tablet so pasti pecah-pecah. Untuk versi legal-nya kita bisa nonton di aplikasi streaming (nggak semuanya ada, tapi aku lupa yang mana) makanya aku skip opsi ini karena lagi nggak subscribe.

***


The Virgin Suicides ber-setting pada tahun 1970an, saat Ronald Lisbon (James Wood) dan Sara Lisbon (Kathleen Turner) pindah ke Grosse Pointe, Michigan. Mereka memiliki 5 orang anak perempuan (yang kemudian disebut Lisbon Sisters) yang dididik dengan keras dan agak kaku sesuai dengan kepercayaan yang dianut. Mereka adalah Therese – 17 tahun (Leslie Hayman), Mary – 16 tahun (A. J. Cook), Bonny – 15 tahun (Chelsea Swain), Lux – 14 tahun (Kirsten Dunst) dan Cecilia – 13 tahun (Hanna R. Hall).

Kepindahan Lisbon Sisters ini segera menjadi hal yang diperbincangkan di lingkungan kompleks, termasuk tetangga mereka yakni sekumpulan anak laki-laki yang diam-diam ngecengin 😁. Yha~ sebagai tetangga mereka hanya bisa melihat Lisbon Sisters dari jauh dan menerka-nerka apa yang mereka lakukan setiap harinya. Orang tua Lisbon Sisters sangat membatasi pergaulan anak-anak mereka, yang mana membuat mereka agak terisolir baik di rumah dan sekolah.

Untuk meredakan ketegangan paska percobaan bunuh diri Cecilia, orang tua Lisbon Sister mengadakan pesta ulang tahun dan mengundang tetangga di sekitar. Sayangnya, Cecilia masih dalam kondisi yang kurang baik dan memutuskan untuk bunuh diri dengan melompat dari jendela. Semua orang yang hadir tentcunya shick shack shock, nggak terkecuali saudari-saudarinya yang mengira bahwa adiknya akan senekat itu.


Setelah kepergian Cecilia, orang tua Lisbon sister berusaha untuk lebih longgar terhadap Lisbon Sister. Mereka mengundang beberapa anak laki-laki ke rumahnya bahkan mengizinkan Lisbon Sister pergi ke pesta prom bersamanya. Tentcunya Lisbon Sister happy dongs… karena ini kali pertama orang tuanya membebaskan dan mendukung mereka melakukan hal-hal yang remaja normal lakukan 👌.

Sayangnya saat itu Lux agak terbawa suasana dan menghabiskan malam bersama Trip Fountain (Josh Harnett), sumvah sampai film berakhir aku nggak faham mengapa Trip malah meninggalkan Lux di lapangan, bukannya dibangunin dulu biar pindah? Menurut kesusotoyanku, Trip nggak siap dengan hubungan jangka panjang dengan Lux karena orang tuanya terlalu strict, nggak asyik aja gitu 😅.

Setelah kejadian Lux-Trip orang tua Lisbon Sister kembali ke template awal dengan versi yang strict. Lisbon Sister berhenti sekolah dan menghabiskan waktunya di rumah dan satu-satunya hiburan hanyalah majalah yang dikirimkan via pos. Orang tua Lisbon Sister terlalu kolot untuk memahami bahwa anak-anak mereka sedang mengalami fase akil baligh, bukan terpengaruh setan.


Saat orang tua The Lisbon Sister membuang vinyl, buku dan printilan-nggak-penting-tapi-ingin-punya, anak-anak tetangga menemukan salah satu journal yang tercecer. Mereka kemudian ‘berbaik hati’ mengabarkan keadaan di luar sana dengan cara memperdengarkan lagu via telepon. Kagak faham hamba mengapa mereka nggak pada ngobrol aja sih… ah bocil! 😪.

Pada suatu malam The Lisbon Sister mengundang mereka ‘main’ ke rumah, jelaslah mereka pada excited dan prepare ini itu. Ada gila-gilanya Lisbon Sister mempersembahkan momen menjemput ajalnya kepada mereka yang saban hari nonton A Day In My Life-nya Lisbon Sister pake teropong. Dengan sansnya satu persatu Lisbon Sister melakukan aksi bundir di depan mereka, 

Sezuzurnya aku menemukan di mana menariknya film The Virgin Suicide ini, konfliknya nggak yang deep gimana gitu dan klimaksnya kurang optimal. Semuanya serba nanggung. Mungkin karena ini film lama dan kita memang diposisikan sebagai penonton yang disuapi materi oleh narator, in the end aku nggak bisa mendapatkan chemistry-nya gimana aja review-ku kali ini 😁.

Aku nggak merekomendasikan The Virgin Suicide ini kepada kalyan yang mendambakan film yang asique, tapi kalau kalyan kelewat gabut bolehlah nonton 😉.

*The Virgin Suicides poster taken from IMP Award and the rest were taken from Pinterest randomly.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Photo by Thiago Matos

Hello~

Meninggalkan bulan Agustus yang sibuknya kebangetan, wake me up when September ends… nggak deng, tapi udah pada siap kan bikin konten pake lagunya Green Day yang ini 😁.

Kurasa kita semua setuju bahwa bulan tersibuk di tahun 2024 adalah bulan Agustus, kalau tahun-tahun lalu kita sibuk memeriahkan kemerdekaan RI, tahun ini kita sibuk memelihara kemerdekaan RI. Alhamdulillah kita masih bisa merayakan ulang tahun mama secara sederhana dan apa adanya, yang penting kebersamaannya yekan… 😊

Sambil menunggu pelantikan presiden dan wakil presiden RI ke 8, yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka digelar, kupikir nggak ada salahnya untuk meng-highlight hal-hal yang terjadi belakangan ini (percayalah, aku udah berusaha senetral mungkin 🙇). Tentcu nggak semuanya ya… karena udah diwakilkan oleh netizen melalui postingan IG story dan tweet yang meski udah berganti nama menjadi X tetap disebut Twitter.

FYI, silakan baca post lain kalau kalyan nggak tertarik dengan post ini.

KEMERIAHAN BULAN AGUSTUS
Bahkan sejak bulan Juli, konten-konten inspirasi lomba Agustusan udah masuk FYP dan timeline-ku. Konten favorite-ku tentcu adalah tingkah bocil saat lomba, ada yang ngambis, ada yang selow dan ada yang bodo amat 😂. Ada banyak lomba baru, salah satunya adalah lomba gelundungan pake kardus, lucu aja gitu tahu-tahu berpindah tempat 😭.

UPACARA DI IKN
Menjelang akhir masa jabatannya, Jokowi berinisisatif mengadakan upacara kemerdekaan RI di IKN yang belum 100% rampung. Untuk menjawab kekhawatiran WIR yang menganggap upacara di IKN sebagai pemborosan belaka, negara bikin upacara kemerdekaan RI secara hybrid. Meski nggak solutif-solutif banget, boleh lah idenya…👌 nonton streaming via smartphone lebih real time ketimbang via TV, kalyan begini juga nggak? apa nggak nonton?.

Note:
Kurasa mulai saat ini kita mesti membiasakan diri dengan perbedaan waktu WIB dan WITA.

SHORTCUT
Kalau kalyan pernah nonton podcast-nya Panji Pagiwaksono, mungkin kalyan ingat doi pernah beropini: jangan sampai jabatan Gubernur DKI jadi batu loncatan untuk jadi presiden. Aku sih yes ya… dan melihat RK yang udah nggak malu-malu menjilat bikinku yakin bahwa doi orangnya oportunis 😏. Sebagai warga Jawa Barat, kita (aku aja sih😅) nggak puas dengan kinerjanya yang sugar coated konten dan demen nge-pin komen warga 👎.

Oh ya, mungkin kalyan tertarik untuk menyelami kolom opininya M. Husein Ali di Twitter  tentang mengapa Sundanese kurang cocok jadi pemimpin. 

BANGKITNYA ANAK-ANAK ABAH
Maaf banget ini mah… tapi aku ketawa banget saat baca-baca reply netizen yang nggak terima disebut anak-anak abah karena beropini tentang pemerintah 😁. Menurutku, yang bikin netizen tersebut diceng-cengin karena caranya beropini mengingatkan kita pada anak-anak abah yang tahu sendiri laya 😅. Selain itu fakta bahwa Anies Baswedan masuk bursa calon Gubernur Jakarta bikin harapan yang redup kembali menyala 🔥.

BERENDAM DI KOLAM YANG NYAMAN
Sezuzurnya aku udah berada di fase kurang nyaman berlama-lama di Twitter karena atmosfirnya terasa gragas, that’s why aku mencari hiburan di TikTok. Sebagai user tentcunya kita memiliki kuasa untuk memilih platform social media yang ingin digunakan, untukku, narasi user Twitter adalah intelektual sedang user TikTok adalah SDM rendah hanyalah oleh-oleh dari pemilu lalu.

KASUS PEMERSATU BANGSA
Mindblowon banget rasanya saat buka Twitter di bis pagi-pagi, apa yang udah aku lewatkan wahai netizen??? Buseddd… Bisa-bisanya kasus perselingkuhan influenza bikin ribut satu negara, terus aku kepo pula 😂. Saat menyelami timeline, aku menemukan bahwa kasus pemersatu bangsa ini nggak memiliki sumber yang kredibel, screenshot-an chat dan embel-embel ‘info dari A1’ yang di-spill oleh second account malah makin mencurigakan 🤔.

GORENG SAMPAI GARING
Dari kaca jendela (pesawat jet) – roti 400 ribuan – stroller bayi – grammar yang kurang OK – Marie Antoinette – bau ketek. Di antara semua materi ranum tentang Erina Gudono bisa-bisanya netizen lebih tertarik membahas bau ketek dongs 😭. Creator dan brand tentcunya memanfaatkan momen ini untuk menaikkan engagement dengan bikin konten yang relate dengan bau ketek. Nggak salah sih… cuma terasa kurang etis karena yang bikin konten belum tentcu pernah bersinggungan langsung dengan mbnya.

EH, BAGI CENDOLNYA GAN!
Barangsiapa yang pernah menghabiskan waktu dengan baca-baca thread atau download-in gambar sotosop di Kaskus, fix kita seumuran 😂. Akun Fufufafa di Kaskus tetiba bikin geger karena disinyalir merupakan akun alter dari Gibran Rakabuming Raka. Di Kaskus bisa ngedit konten nggak sih? Kupikir materinya terlalu kekinian dan terstruktur dengan baik, tapi balik lagi niya… semua kembali pada keyakinan masing-masing.

BUBUR PUTIH BUBUR MERAH
Keriuhan yang terjadi belakangan ini mengantarkan kita pada fakta bahwa rang-o-rang intelektual pun mempercayai mitos. Memanggil Jokowi pake nama Mulyono nggak akan lantas bikin beliau meredup dan terkulai dengan sendirinya, yang ada kita malah jadi studi materinya buzzer 😅. Laku juga nih yang begini-begini, apa pun masalahnya klenik solusinya 💡. Masih tanya kenapa bioskop kita didominasi film horror murmer? 😌.

DARURAT PR CRISIS
Kupikir udah saatnya setiap departemen di pemerintahan memiliki tim PR crisis, pasalnya cocot para pejabat yang nggak sinkron dengan visi misi departemen sering bikin blunder 😱. Serius deh, kalau memang nggak memiliki kapabilitas untuk kasih statement, mending diem atau tunggu tim PR kasih brief. Meng-hire buzzer untuk memperbaiki citra dengan teks yang template dan cringe malah bikin netizen makin il-feel woyyy... Kalau kalyan belum bisa bekerja dengan baik, at least kalyan punya tim PR crisis yang baik, gitu aja kok repot…

PERSONAL THOUGHTS
Hanya karena aku jarang (atau malah nggak pernah) bersuara mengenai genosida di Palestina oleh Israel dan meng-share list produk yang mesti diboikot, bukan berarti aku nggak punya hati dan masa bodo ya. Aku sangat percaya bahwa setiap manusia memiliki perannya masing-masing, kalau kalyan mengambil peran sebagai spreader maka aku mengambil peran sebagai audience. Yha~ I’m the audience you spread to, kurasa ada baiknya kalau kita bisa menjaga keseimbangan ini biar nggak dijentik Thanos.

***

Dari apa yang terjadi selama bulan Agustus dan September ini, kupikir pemerintah udah ‘melek’ dan mulai mengadaptasi cara Koriya dalam mengontrol media. Isokay manteman… sebagai hamba drakor tentcunya kita lebih faham dengan maneuver yang akan dilakukan karena kita lebih sering nonton drakor dan khatam dengan siasat-siasat busiat demi mencapai tangga kejayaan.

Pastikan kalyan lebih aware ya, biasakanlah memilah dan memilih konten yang ada di social media. Pernah nggak sih kalyan kepikiran, gimana kalau ternyata yang berseteru di kolom komentar adalah buzzer X buzzer? Sounds fun, but who knows yekan. Anyway, terima kasih udah membaca sampai selesai, hari ini kalyan berhasil membaca post yang tersusun dari 1000 kata lebih, keep the good work ma fren…

Mari kita tutup post ini dengan reminder bahwa:

YANG ABADI DI DUNIA INI HANYALAH KEPENTINGAN PRIBADI
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates