Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Selamat hari raya Idul Fitri manteman, mohon maaf lahir dan batin ya~ semoga kita semua dipertemukan kembali dengan bulan Ramadan yang akan datang.

Setelah bertahun-tahun menjalani bulan Ramadan secara mandiri, alhamdulillah tahun ini aku menjalani bulan Ramadan bersama keluarga. Mama yang sedang dalam masa pemulihan tentcunya absen berpuasa, pun Widy yang sedang dalam masa kehamilan. Meski begitu mereka tetap ikutan sibuk mempersiapkan menu berbuka 😁 ya beli es sekoteng, ya bikin es blewah, ya nyari gorengan, ya inilah ya itulah. Saat azan magrib berkumandang mereka juga yang paling heboh😂.


***

PANAS
Cuaca Subang yang panas bikinku meleyot macem teripang yang tetiba pindah habitat, bawaannya lemes mulu. Kalau nggak pergi kemana-mana (lah emang mau kemana?) biasanya aku pake setelan daster batik berbahan rayon, saking seringnya pake setelan daster, mama sampai mengancam menjadikannya keset 😂. Well... Kalyan pasti punya kan pakaian favoritos yang udah lusuh dan bolong-bolong namun masih betah dipake? Nah, itu dia.

berjemur dan pake baju motif tabrak lari

DECLUTTER 
Sebelum Ramadan kita (aku dan Wa End ajas sih 😅) memutuskan untuk beberes gudang samping, gerah banget melihat tumpukan barang yang bahkan udah ada sebelum aku lahir. Tyda habis thinking dengan rang-o-rang di sekitar, kok bisa ya betah dengan dengan kondisi yang nggak resik. Hadehhh... capek banget pokoknya, untungnya saat beberes itu ada tukang loak yang melintas, langsung aja jual... jual.... jual... *yang masih bisa dijual, sisanya mah dibuang.

berbukalah dengan pempek dan nasi kebuli 

MY EYES
Saat Ramadan aku sempat tertular sakit mata yang luar biasa durjana. Bukan cuma mata aja yang sakit, aku bahkan nggak bisa beranjak dari tempat tidur gegara sakit kepala dan demam menggigil. Feel-nya macem koronces tapi versi mata😭. Mungkin karena sedang minum obat mama cuma kena belekannya aja, sedangkan aku mah diborong ya... udah mah puasa, nggak minum vitamin pula huhu. Butuh sekitar 2 minggu sampai mataku berangsur-angsur membaik, termasuk area sekitar mata yang bengkak ala KDRT 😂.

Assalamualaikum... Mbah Kakung...
*H-1 sebelum sakit mata

DRESS CODE
2023 selamat dari sage
2024 selamat dari shimmer shimmer
2025 selamat dari burgundy
          selamat dari mahogany
          tapi nggak selamat dari katbol😅

hasil mantengin TikTok - Widy

***

Kupersembahkan to do list-ku selama 2 minggu ini (copy paste dari Calendar), alasan sebenarnya mengapa aku nggak sempat nge-love-in foto outfit Idul Fitri manteman atau kirim pesan Selamat Idul Fitri. Kuyakin to do list-ku ini nggak jauh berbeza dengan to do list kalyan, hayoh weh gegeroh jeung gegeroh  😂.

H-7
- bikin ketapang asin
- bikin ketapang manis
- bikin keciput
*minum Tolak Angin

H-6
- cuci dan jemur baju
- ganti layout ruang tamu dan ruang TV
- jemur karpet-karpet
- beberes bingkisan bocil
- beberes kamar yang nggak beres-beres

H-5
- bikin kolang kaling Fanta
- bikin choco crunchy
- beli kerupuk dan kirim-kirim
- jemur bantal sofa dan printilan
- ganti taplak meja makan
- bukber keluarga

H-4
- cuci dan jemur baju
- ganti alas lemari baju 5 pintu
- beberes baju sekalian declutter
*minum Tolak Angin

H-3
- beberes rumah yang sulit beres
- beberes baju yang udah disetrika
- beberes Tupperware
- ke pasar beli daging dan sayuran persiapan aftermath Idul Fitri
- beberes kulkas

H-2
- cuci dan jemur baju
- deep clean dapur
- pindahin pot tanaman
- belanja via Alfagift
- beli gas dan galon via Pongky
- beberes meja snack
- beberes kulkas
- silaturahmi dengan keluarga Wa End

H-1
- beberes rumah yang sulit beres
- prepare outfit yang mau dipake
- ambil ketupat dan manteman di Soklat
- beli air kemasan mini
- silaturahmi dengan keluarga Wa Purwo

H
- sholat Idul Fitri di mesjid terdekat
- sarapan ketupat opor
- sungkeman dan foto keluarga
- silaturahmi dengan keluarga ayah
- silaturahmi dengan keluarga mama
- tidur siang
- makan ketupat opor *lagi
- makan ketupat opor *lagi *lagi

H+1
- lanjutin proyek mangkrak: bikin pangsit
- cuci dan jemur baju
- beresin meja snack
- tidur siang

H+2
- lanjutin proyek mangkrak: bikin selai strawberry
- beberes kamar
- tidur siang
- transfer foto dari kamera

H+3
- lanjutin proyek mangkrak: bikin batagor dan basreng
- cuci dan jemur baju
- tidur siang
- kirim-kirim foto

H+ 4
- lanjutin proyek mangkrak: bikin saus tomat
- Grab Food ajalah... bosan hamba dengan ketupat dan mantemannya
- air di rumah (dan kompleks) mati padahal banyak cucian
- serah terima titipan bingkisan dengan Wa End
- tidur siang

H+5
- beli obat ke apotik
- beli bengkuang
- bayar utilities rumah *lupa
- beberes montly cash flow *apalagi ini

H+6
- cuci dan jemur baju
- jemur bantal
- (masih) beberes cash flow

H+7
*terpantau lelah ⚐⚐⚐

***

Ramadan tahun ini aku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, beberes, beberes, beberes dan beberes haha Percayalah, nggak sampai sehari bermaaf-maafan kita udah berantem lagi 😁 ada aja hal yang men-trigger emosi. Meski nggak tentram-tentram banget seenggaknya mama nggak tantrum, riweuh cuy hehe 

sholat di mesjid dekat rumah

aku suka foto ini meski nge-blur

se-fruit bukti bahwa aku udah sungkem 😉

bangun tidur menjemur karpet

pasta dari tomat-tomat yang ditanam di halaman

nggak ada yang baru dari outfit Idul Fitri-ku 😅

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

How was your day? Hari-hariku belakangan ini kalau nggak kena hujan ya kena macet 😅. Beberapa hari sebelum mulih udik aku memutuskan untuk nonton Dark Nuns di bioskop untuk terakhir kali karena aku nggak tahu kapan bisa nonton film lagi. Di Subang udah ada bioskop sih, tapi tahu sendiri laya kalau di rumah bawaannya mager mulu, jangankan pergi ke bioskop, pergi ke warung aja udah effort banget ini.

Kabar Song Hye-kyo dan Jeong Yo-been bekerjasama udah santer terdengar sejak tahun lalu dan fakta bahwa keduanya pernah jadi lawan main Song Jong-ki tentcunya bikin netizen makin bersemangatz 🔥. Song Hye-kyo pernah jadi lawan main Song Jong-ki di Descendants of The Sun, sedang Jeong Yo-been pernah jadi lawan main Song Jong-ki di Vicenzo. Song-Song couple memang berakhir di pelaminan namun bubar jua di perjalanan.

Song Jong-ki... ada yang ngomongin nih *cepu 😂

Tadinya aku maju mundur mau nonton Dark Nuns, bisi nggak rame hehe. Yang review Dark Nuns tuh sebenarnya banyak namun entah kenapa terasa seadanya aja, mungkin tenggelam gegara hype-nya1 Kakak 7 Ponakan kali ya😅. Oh ya, aku nonton Dark Nuns ini sepulang kerja di Transmart Buah Batu, ketimbang hulang huleng kena macet di TMP yekan... toh sampai rumahnya tetap malam.

Dark Nuns ini bercerita tentang eksorsisme yakni prosesi pengusiran roh jahat dari inangnya (manusia, benda atau ruang), semacam ruqyah untuk warga katolik laya. Kalau kalyan udah pernah nonton The Exorcist (1973), The Conjuring (2013) atau The Nuns (2024) nah, kurang lebih seperti itulah eksorsisme. To be honest aku lebih suka Constantine (2005) karena ada Keanu Reeves-nya wkwk.

ditutup dulu matanya ya nak

Film dibuka dengan scene sus Junia (Song Hye-kyo) turun dari mobil dan... nyebats 🤯 sedang di dalam kamar, pastor Andrea (Huh Joon-ho) mulai kepayahan menghadapi Hee-joon (Moon Woo-jin) yang kerasukan. Yadeh... kita faham kok, writer-nim ingin menunjukkan bahwa sus Junia ini kewren nggak ada duwa, yang tetap slay di tengah kekacauan dan nggak bergeming meski diancam oleh roh jahat 😎.

FYI, untuk melakukan eksorsisme, eksorsis (orang yang melakukan eksorsisme) mesti mencari tahu nama roh jahat yang merasuki inangnya, makanya di awal ada sesi interview. Biasanya roh jahat tersebut akan nge-spill clue-nya tipis-tipis, tapi seringnya sih pada pick me, ingin banget ditanya-tanya 😅. Kalau molor begini biasanya pastor atau suster akan menggertak, mau diguyur pake air suci atau dibakar pake doa? 😱.

keduanya effortless beauty

saat sus Junia dan sus Michaela nggak sengaja menjadi saksi kematian orang tuanya Hee-joon

Setelah prosesi pengusiran roh jahat, orang tua Hee-joon membawanya ke rumah sakit karena kondisi fisiknya yang lemah. Yaiyalah leuleus... secara kerasukannya berhari-hari😅. Saat berada di rumah sakit Sus Junia menemukan bahwa roh jahat tersebut belum benar-benar meninggalkan Hee-joon. Sus Junia pun bertemu dengan sus Michaela (Jeon Yeo-been) dan pastor Paolo (Lee Jin-wook) untuk mendiskusikan pengusiran roh jahat (ulang).

Dari dialog antar karakter aku mengangkap bahwa ada lembaga khusus yang mengatur eksorsisme dan untuk melakukannya diperlukan sertifikasi khusus. Nah, sus Junia ini nggak memenuhi kualifikasi untuk jadi eksorsis gegara masa lalunya yang kelam, padahal doi jago banget. Di Dark Nuns ini yang memenuhi kualifikasi untuk jadi eksorsis adalah pastor Andrea, masalahnya doi udah 'dikerjain' duluan makanya nggak bisa jadi tendemnya sus Junia.

dukun tradisional Koriya 

sus Junia dan sus Michaela lagi meruwat Hee-joon yang masih kesurupan di laut
tyda faham apakah mereka pada bawa baju ganti atau pakee baju yang itu-itu aja seharian

Jadilah sus Junia PDKT ke pastor Paolo dan sus Michaela, awalnya sus Michaela menolak namun kartu tarotnya terus menerus mengarahkannya pada kasus Hee-joon. Mereka berdua membawa Hee-joon (tanpa sepengetahuan pastor Paolo) ke salah satu dukun kenalannya sus Junia dan melakukan ritual pengusiran roh jahat. Melihat durasi yang masih lama, kita udah bisa mendugong bahwa ritual pengusiran roh jahat ini nggak berhasil.

Di point ini aku merasa usaha writer-nim untuk mengawinkan konsep eksorsis dan perdukunan Koriya nggak berjalan mulus. Pasalnya, kita semua faham bahwa keduanya berdiri tegak dan nggak perlu acara kawin silang untuk membuktian bahwa kedua konsep ini bisa loh jalan bareng... Untukku, semua hal di Dark Nuns ini digarap dengan sangat apik, alur cerita yang make sense, sinematografi yang indah, akting cast-nya cakep dan setting-nya yang OK.

Kekurangannya cuma 1, konsepnya nggak kawin euy.

buseddd... yu cakep bener mb 😍

sayangnya doi nggak tertarik hehe

Kukira scene eksorsis di gereja adalah scene puncak di Dark Nuns ini, ternyata masih ada dongs... Selama nonton aku sempat beberapa kali merem gegara ngeray dengan ekspresinya Hee-joon yang lagi kesurupan. Atmosfir yang dibangun terasa gloomy dan mencekam, apalagi saat mereka otw ke gereja. Aku sampai mengira scene anjing mati adalah bagian dari mimpi-mimpinya sus Junia, ternyata beneran ceunah...

Selama nonton aku penasaran dengan stok air sucinya para eksorsis, apakah bikin sendiri atau diimpor macem air zamzam?

Oh ya, sepanjang durasi Dark Nuns ini berusaha mengoptimalkan rule of the thirds, satisfying banget laya... Apalagi kalau kameranya lagi fokus ke sus Junia, buseddd... aging gracefully. Micro expression-nya sus Michaella pun bikin terhanyut, yha~ di antara semua karakter yang ada di Dark Nuns, kurasa karakter sus Michaella ini adalah yang paling mewakili audience. Terima kasih kepada Ae-dong (Shin Jae-hwi), tanpa kendang-mu scene eksorsis Dark Nuns ini terasa'hambar'.

sus Junia dan sus Michaela berlarian membawa air suci ke gereja terbengkalai 
sumvah, takut banget mereka ketemu roh jahat karena cuacanya tetiba berkabut

sus Junia dan sus Michaela saat meminjam pusaka gereja pusat untuk eksorsismenya Hee-joon
sampai film berakhir aku masih kepikiran gimana sus Michaela menjelaskan pada gereje pusat bahwa pusaka gereja yang dipinjam udah terbakar bersama roh jahat 😅

Sejujurnya ending Dark Nuns ini terasa flop, yaudah weh gitu aja. Memang derajat manusia lebih tinggi ketimbang makluk ghaib, namun penggambaran karakater sus Junia yang terkesan agung ini bikinku mempertanyakan point yang ingin disampaikan. Scene sus Junia menghampiri kobaran api dengan segenap deritanya bikinku mikir, ini tuh kiasan apa memang ceritanya dibikin begini? Kagak realistis soale😅.

Kalau dibandingkan dengan film horor lintas genre lainnya, Dark Nuns ini memang agak kurang. Kurasa satu-satunya yang bikin kita pergi ke bioskop adalah the power of Song Hye-kyo. Ayo ngaku wkwk.

Dark Nuns adalah sekuel dari The Priest (2015), makanya ada scene pendeta Choi (Gang Dong-won) ini

***

* pictures were taken from @watchmen.id thread on Twitter

***  

Kalau kalyan merasa tulisanku menarik dan ingin menyemangatiku, boleh niya jajanin virtual... 😉.

Nih buat jajan
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Nggak terasa udah 6 bulan aku pindah ke the unaesthetic side of Bandung, sungguh pengalaman yang luar biasa kena macet hampir setiap hari 😅. Kadang herman dengan diri sendiri, kok bisa ya aku bangun pagi dan memantapkan diri pergi kerja wkwk aku bersamamu wahai kabupateners 😉. Sedang weekend kuhabiskan dengan beberes, beberes dan beberes 😅. Heran banget deh kenapa rumah terasa berantakan mulu, apa aku yang sesak *pertanyaan pelik.

Akhir tahun lalu aku menghabiskan hampir sebulan penuh hanya untuk menyortir sampah (termasuk sampah sisa pindahan yaini), apa itu rebahan dan scroll sosmed sampai muntah? Yang ada aku bolak balik cuci - jemur - cacah sampah, yunow... tanganku sampai bengkak gegara mencacah selama berjam-jam. Biar sans biasanya aku mencacah sambil nonton drakor dan bersandar di tembok, begitu bangun kesemutan *ealah jompo.

masih fresh, baru aja dimandiin 😊

Aku udah beberapa kali setor sampah ke Bank Sampah Bersinar di Bojongsoang, kirim pake via ekspedisi atau Gosend karena mager tyada duwa 😅. Mumpung lagi ada urusan di luar rumah, kali ini aku yang setor sampah langsung ke workshop-nya. Lokasi BSB ini di pinggir jalan dan dilewati oleh TMP 3D, jadi kita bisa turun di halte di dekatnya dan jalan sekitar 15-20 langkah aja.

Di antara semua sampah yang bikinku pening adalah skincare, kalau material mah pasti ada standarnya laya namun warna dan bentuk packaging yang unusual malah bikin doi nggak bisa didaur ulang. Tadinya aku mau ke Sociolla Paskal namun saat kucek ternyata program recycle box mereka udah berhenti. Kenawhy bestie? Padahal ya niat kita setor sampah tuh biar sekalian beli yang baru *kan udah habis.

Ini sampahku, mana sampahmu? 😀.

what's in my bag?

semua botol ini dicuci bersih dan dikeletekin label-nya

biar gampang, tutupnya dipisahkan

masker yang udah dicuci ini dipisahkan karet dan kawatnya, lalu dicacah sampai encok pegel linu 😅

semua packaging ini dicuci bersih lalu digunting untuk memastikan nggak ada residu yang tertinggal

sampah elektronik

keyboard-ku yang udah ledeh 😂

bill, bon, nota, struk atau apalah itu namanya

karton yang dipotong kecil (bukan dicacah)

Untuk sampah karton ukuran besar dan botol minuman mah nggak aku setor ya, dikasih ke mang rongsokan yang sering ngacak-ngacak tempat sampah 😅.

🏢 Bank Sampah Bersinar @banksampahbersinar.id
📍 Jl. Terusan Bojong Soang no 174 A Bandung
📆 Senin - Jum'at 08.00 - 15.00
📆 Sabtu 08.00 - 13.00

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Apakah kalyan nonton Culinary Class Wars? Kalau ya, siapa chef favoritos kalyan? Jangan bilang Ahn Sung-jae 😁. Tadinya aku nonton Culinary Class Wars gegara gabut, namun setelah nonton episode 1 maaf banget… nggak bisa di-stop 😍. Seru banget nonton duel antara tim sendok putih dan tim sendok hitam, apalagi saat mereka di-challenge masak untuk 100 juri. Wow… juara banget laini tim produksinya 👍.

Salah satu chef yang menarik perhatianku di Culinary Class Wars adalah si Comic Book Chef, menarique aja gitu idenya masak menu yang ada di komik Iron Chef. Dari situ aku jadi kepikiran untuk me-recook resep yang ada di game Cooking Mama, yha~ kalau melihat bahan dan cara bikinnya sih harusnya bisa. FYI, aku dan mama dulu sering mabar game Cooking Mama dan Plant vs Zombie, alhamdulillah khatam 😉.

Ada beberapa versi game Cooking Mama, yang membedakannya adalah kualitas grafis dan resep yang semakin variatif. Well… Aku lebih suka game Cooking Mama versi original ketimbang Cooking Mama: Cuisine versi terbaru, gimana ya… meski kualitas grafisnya lebih OK, esensi Cooking Mama-nya terasa hilang 😢. Selain itu, untuk bisa memainkan game Cooking Mama: Cuisine kini kita mesti subscribe Rp 29.000 / bulan, untukku sih kagak worthy 😅.

Setelah menimbang ini itu dan mbuh puyeng aku memutuskan untuk hanya me-recook resep dari Cooking Mama versi original dengan berbagai penyesuaian. Yha~ nggak mungkin juga yekan aku masak pake daging babi 🐷 atau sake 😁 Kalau kalyan nggak main game Cooking Mama namun penasaran dengan bahan dan cara bikinnya, kalyan bisa intip akun Cookpad-ku.

Here they are…

POTATO SALAD

SALISBURY STEAK

STUFFED PEPPER BELL

*proyek re-cook resep dari Cooking Mama ini ditangguhkan hingga waktu yang nggak ditentukan 😁

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Photo by MART PRODUCTION

Hell-oh

Untuk merayakan hari jadi biasanya aku bikin annual post yang isinya 11-12 dengan resolusi tahunan, berhubung awal tahun ini hectic banget aku nggak sempat menyiapkannya. Well... di umurku yang sekarang kurasa nggak ada salahnya untuk bertingkah seperti orang tua, yakni memberi petuah untuk kalyan wahai anak muda. Percayalah... butuh waktu hingga berminggu-minggu untuk mengekstraksi 30+ pengalaman hidup menjadi post ini.

Mungkin nggak semua hal yang kutulis di post ini relate dengan situasi yang kalyan hadapi, karena aku dan kau menjalani kehidupaan yang berbeza. Tadinya aku mau bikin petuah sejumlah usia, tapi pas dipikir-pikir lagi capek ugha ea... keburu mencapai usia emas nih hamba 😁, seadanya aja laya wkwk. Petuah bertuah ini disusun secara acak, mungkin kelak akan bertambah karena kita bertumbuh setiap harinya.

Satu hal yang mesti kalyan ingat, menjadi tua itu pasti namun menjadi dewasa itu pilihan.

***

(always) be yourself
Jangan sampai rang-o-rang merasa tertypu oleh 'the best version of you'.

Yang menemani kita dari 0 adalah orang tua, bukan pacar, bukan pasangan hidup
Kalau masih keukeuh ingin dianggap menemani dari 0 pastikan dia ada saat kita lahir, mengenalkan kita pada dunia, mencukupi kebutuhan dan mengusahakan yang terbaik untuk kita. Oh ya, ini termasuk memberikan fasilitas penunjang hidup yakni papan, sandang, pangan serta pendidikan yang layak. Hitungan 0 dimulai saat kita lahir, bukan dimulai saat kita foto wis... udah atau mencari kerja.

Pertanyaanku untuk rang-o-rang yang sense of belonging-nya setinggi ekspektasi: apakah semua effort orang tua akan dianggap luruh saat kita bertemu?

FYI. Kalau kau mau 0, silakan 0 sendiri, aku sih nggak 0 😁.

Pertanyaan teman apa? Tinggal di mana? Atau orang tuanya kerja apa? 
Adalah basic screening saat bertemu orang tua teman.

Semakin miskin seseorang semakin tinggi harga dirinya
Nggak usah gedeg, maklumin aja.

Kita semua terlahir dengan takdir dan rezekinya masing-masing
Ketimbang mengkhawatirkan hajat hidup seseorang, lebih baik khawatirkan hajat hidup kalyan sendiri. Memang nggak semua orang memiliki kriteria calon penghuni surga namun kita memiliki kesempatan yang sama untuk masuk surga, so fight for it.

Branded thingy doesn't always works
Fashion is not only about branded thingy melainkan how to make it (fashion thingy) works on you. IMHO... Old money looks nggak bikin kalyan terlihat macem rangkaya yang ada malah terlihat desperate ingin dianggap rangkaya.

Tips finansial terbaik biasanya datang dari orang tua atau kerabat yang dituakan
Serius deh ini, mereka lebih berpengalaman mengatur keuangan ketimbang akun finplan yang menjadikan minuman berasa, berwarna dan berembun sebagai penghambat kemakmuran. Kuyakin mereka pun akan senang untuk berbagi cerita dan memberikan tips keuangan yang nggak klise dan realistis.

Sebagai orang tua kusarankan kalyan baca Financial Wisdom From Us ini 😁.

Nggak semua orang cukup tahu diri untuk menerima kebaikan kita
Seringnya malah pada ngelunjak menganggapnya seolah-olah kewajiban.

Hindari bergaul dengan orang yang insecure *apalagi kalau nggak enakan
IMHO. Bergaul dengan orang yang insecure itu sungguh sangat melelahkan dan... bikin kapok. Saat kuliah aku pernah salah gaul 😅, awalnya aku merasa nggak ada yang salah dengannya, toh semua orang pasti punya insecurities. Mungkin karena merasa aku bisa menerima ke-insecure-annya dan memahami keresahannya dia malah jadi ngintil mulu. Jujur niya, aku paling nggak nyaman dengan konsep apa-apa mesti bareng ini karena bikin ruangku 'terbatas', masalahnya aku kesulitan menghindar karena dia ada di mana-mana.

Iya... aku memang bego, kagak set boundaries sejak awal. Ketimbang level up bareng, yang ada dia membawaku berada di level yang sama (dengannya) yang serba 'nggak ah' dan penuh ke-insecure-an. Beruntung, aku masih punya teman yang mengingatkan untuk segera kembali on the track dan mengejar segala ketertinggalan. Harga yang kubayar untuk bergaul dengan orang yang insecure cukup mahal ygy, 1 mata kuliah inti bangkar. Twist-nya? Dia mengundurkan diri gegara nggak bisa mengikuti perkuliahan 😡.

Hindari menjadi pijakan bagi orang yang berusaha naik level
Dalam hidup ini kuyakin kalyan pernah bertemu dengan 1-2 orang yang punya flow pertemanan yang 'ajaib', giliran susah dan misuh-misuh nyamperin mulu, namun giliran main dan asik-asik malah dengan yang lain 😂. Atau giliran main dengan kita mah jarang di-posting sekalinya di-posting macem terpaksa, namun giliran main dengan yang lain di-posting dengan caption bertabur bumbu penyedap. Macam... apalah artinya aku bagimu wkwk.

Kalau Widy nggak ngomong mungkin aku nggak akan ngeh bahwa spesis begini eksis di kehidupan nyata. Faktanya mereka cuma butuh kita sebagai pijakan yang akan menahan semua beban validasi, karena untuk mencapai rasa setara dia butuh rasa lebih, nah... itulah gunanya kita wkwk. Pakyulah sateh. Kalau kalyan berhati lembut dan nggak siap dengan politik pertemanan macem begini, stay away! Masih ada kok rang-o-rang yang bersedia berteman dengan tulus.

Social media adalah dunia tipu-tipu
Jangan terlalu menganggap serius apa-apa yang di-share di ruang publik, karena kita nggak pernah benar-benar tahu apa yang terjadi si balik layar smartphone. (foto) tas yang diunggah mutual kalyan dengan caption bertabur syukur itu bisa jadi didapatkannya dengan menabung berbulan-bulan, atau bisa jadi pinjam punya teman, atau bisa jadi mesti berantem dulu dengan pasangan. Who knows yekan...

Jadilah (seperti) pegadaian, menyelesaikan masalah tanpa masalah

***
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (15)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (1)
    • ►  Apr (2)
    • ►  Jun (3)
    • ▼  Jul (2)
      • The 13th Years Of (modern) Slavery
      • Sore: Istri Dari Masa Depan

SERIES

Book Annual Post Quaranthings Screen Shopping Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates