Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello

Sejak bioskop kembali dibuka pasca koronces, aku baru nonton sekali, setelahnya belum nonton lagi meski line up filmnya OK. Film terakhir yang kutonton adalah Spiderman: No Way Home (untuk review-nya bisa dibaca disini), nggak sempat nonton Fantastic Beast: The Secrets of Dumbledore karena review-nya bikin ngantuk, Johnny Depp-nya diganti (tapi Mads Mikkelsen OK sih ✨👌🏻) dan aku tenggelam dalam drakor *help 🥲.

Meski kutahu beberapa film akan lebih okcey kalau ditonton di bioskop ketimbang streaming platform, malay aja gitu… secara geng nonton Ubertos bubar gegara pandemi 😅. Kalau tahun-tahun sebelumnya aku byasa nonton ke bioskop sebulan sekali, mungkin tahun ini bakal bolos lagi ya karena masih belum nyaman dengan situesyen terkini.

Setelah kecewa dengan Black Widow yang nggak ada rame-ramenya, aku melanjutkan ibadah Marvel melalui series-nya yakni Wanda Vision, What If dan Loki (Falcon & Winter Soldier tyda selesai karena tyda asique). At least, aku mengapresiasi Marvel yang mencoba memberikan hiburan meski sebenarnya menambah beban pikiran gegara si multiverse 💆🏻‍♀️.

Di Spiderman: No Way Home, Peter Parker (Tim Holland) yang dengan kesotoyannya berhasil menciptakan tabrakan multiverse. Nah, tabrakan multiverse inilah yang memercik terciptanya multiverse of madness, di sisi lain ada Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen) yang kupikir sebaiknya mencari bantuan professional ketimbang mempelajari ilmu sihir.


Sejujurnya aku merasa Doctor Strange in The Multiverse of Madness agak terburu-buru, opening-nya aja udah baku hantam dan bikin bingung 😌. Ini siapa sih kok tiba-tiba ada di film? Dia dari universe cabang mana? Jadi cameo di film/series apa? Tadinya aku ingin merepet ala buibu julid, untungnya sadar duluan bahwa di multiverse segala hal bisa terjadi.

Memang sebaiknya sebelum menonton Doctor Strange in The Multiverse of Madness kita nonton Wanda Vision, What If dan Loki, biar nggak bingung ketika loncat universe. Tapi gpp kok kalau nggak juga, sans aja. Di awal kita akan diperkenalkan dengan America Chavez (Xochitl Gomez) seorang remaja yang mampu berpindah universe secara random.

Eh, post-nya hamil spoiler ya, feel free to skip.



America nyasar ke universe-nya Doctor Strange karena dikejar-kejar monster dan “sesuatu” yang menginginkan kekuatannya. Bentukan monster-nya macem parasit Naga Air di Fantastic Beast and The Crime of Grindelwald tapi versi raksasa, mau jijique tapi tetiba ingat Mike Wazowski *nggak tega.

Dr. Strange kemudian menemui Wanda yang sepertinya udah berdamai dengan keadaan dan menyadari kesalahannya saat di West View (inilah pentingnya nonton Wanda Vision 🤭). Setelah ngobrol sana sini Wanda keceletot dan mengakui bahwa ialah “sesuatu” yang mengejar America, yha~ Wanda masih belum move on guise… kangen anak-anak halunya si Billy dan Tommy 👬🏻.

FYI. Saat di West View Wanda mengalahkan Agatha Harkness (Kathryn Hahn) dan mendapatkan kita Dark Hold yang otomatis menjadikannya Scarlet Witch. Bukannya mencari bantuan professional untuk meredakan kehaluannya, yang ada Wanda malah mendalami ilmu sihir. Well… kalau Avengers adalah film tentang per-batu akik-an, maka Doctor Strange in The Multiverse of Madness adalah film tentang adu sihir.


Kali ini battle setting-nya adalah Kamar Taj yang mengingatkanku akan final battle-nya X-Men Apocalypse. Alhamdulillah Wanda nggak menemukan universe-nya Harry Potter, siapa yang tahu yekan nantinya doi akan bersekutu dengan Voldemort dan Death Eater melubangi kubah protego. Eh iya, aku penasaran banget kok bisa ada Yak di Kamar Taj? Apakah doi siluman Yak dari universe-nya Sun Go Kong?

Kukira Doctor Strange in The Multiverse of Madness ini akan bercerita tentang pencarian kitab Vishanti yang digadang-gadang bisa mengalahkan kitab Dark Hold, ternyata ceritanya malah melebar kesana kesini. Setelah Kamar Taj ditaklukkan Wanda, Doctor Strange dan America terdampar di universe lain yang setting-nya uwow cakep macem di Capitol.


Di series Loki, ada scene dimana akhirnya Loki menyadari bahwa universe-nya dikendalikan oleh AI robot. Nah, di Doctor  Strange and The Multiverse of Madness AI robot-nya digantikan superhero versi What If yakni Captain America a.k.a Peggy Carter (Hayley Atwell), Captain Marvel a.k.a Maria Rambeau (Lashana Lynch), Mr. Fantastic a.k.a Reed Richards (John Krasinski) Black Bolt (Anson Mount), Mordo (Chiwetel Ejiofor) dan Professor X (Sir Patrick Stewart).

Kalau ada yang bilang Doctor Strange in The Multiverse of Madness ini adalah film horor, itu betcul yakawan… banyak scene yang bikin kaget dan degdegan. Mostly scene-nya Wanda sih. apalagi scene dimana doi udah babak belur berdarah-darah tapi tetap keukeuh mengejar Doctor Strange, America dan Catherine (Rachel McAdams) terowongan. Gils… Ngeri sekaligus ngilu.


Selain itu ada banyak close up shot yang menurutku mampu memvisualisasikan kegetiran dan amarahnya Wanda, ekspresinya pun kena banget. Yang paling juwara adalah scene pembantaian iluminati, gimana ya… tsades tapinya fun *ehe 😂. Baru kali ini aku nonton film superhero tapi vibes-nya horor, mau merem sayang, mau melek juga kaget mulu 🥲.

Kupikir Sam Raimi cukup bersenang-senang diberikan kebebasan untuk menghabisi superhero sesuai style-nya, bagus sih karena kita mendapatkan angin segar di MCU. Sebel banget kan eksekusinya film Black Widow macem series? Eh iya, kalau kalyan generasi 90an pasti ngeh Sam Raimi ini ada di credits-nya Xena The Warrior Princess.


Salah satu scene yang membuatku ngakak adalah scene di kuil Dark Hold saat Wong bilang kepada Wanda: iblis pertama yang tercipta adalah Chyton. Gimana Mas Baim pronounciation-nya? Syaithon? Yap. Bahkan di multiverse, syaithon diakui eksistensinya. Kupikir seharusnya Wong punya lebih banyak screen time, yha~ mungkin nanti di Shang Chi 2 (kalau ada 😅).

Di series Loki diceritakan bahwa Loki bertemu dengan Loki-Loki dari universe lain, begitu pun dengan Doctor Strange. Favorite-ku tentcu Doctor Strange versi zombie, kocak aja gitu nyengirnya 🧟‍♂️ Tapi tetep ya yang bikinku bersemangat adalah battle scene Doctor Strange yang pake not balok, mind blowing. Oh iya, ada scene dimana Doctor Strange merasuki tubuh zombie-nya sementara tubuh aslinya diamankan Catherine diantara lilin-lilin yang menyala. Jirrr… ngepet banget kan 🐗.


Aku pun setuju dengan konsep bahwa mimpi adalah jendela kita pada universe yang lain. Kalau mimpi adalah suatu alter-universe macem Inception dimana kita bisa hidup dan memiliki apa yang sebelumnya nggak termiliki. Aku sih nggak mau bangun 😁 Inilah yang Wanda rasakan setiap kali bangun, karena hanya melalui mimpinya ia bisa menemukan Billy dan Tommy.

Kalau kalyan nonton Wanda Vision pasti faham bahwa Wanda membangun West View untuk melalui stage of grief-nya pasca kehilangan Vision. Sayangnya, ternyata Wanda masih belum selesai melaluinya dan tenggelam dalam kehaluannya. Ribet sih tapi aku pun nggak akan menyalahkan Wanda untuk menjalani hidup yang ia pilih. Everything has a price but her is costs too much.


Gimana ya… aku merasa di Doctor Strange in The Multiverse of Madness ini permasalahan hidupnya Wanda kelewat mendominasi dan steal the show. Porsi antara tuan rumah dan tamunya kurang balance, lebih berat ke Wanda. Aku nggak tahu apakah mereka sengaja diduetkan karena Wanda nggak akan punya installment sendiri atau memang karena sekufu, sama-sama penyihir.

Sejak kemunculannya di Avengers: Age of Ultron aku memang agak underestimate karena super power-nya masih belum jelas, barulah saat perang badar dengan Thanos aku menyadari bahwa Wanda punya potensi super power yang okcey. Dan di Doctor Strange in The Multiverse of Madness ini diperlihatkan bahwa super power-nya Wanda khan maen gilanya.


Aku suka bagimana Doctor Strange and The Multiverse of Madness dieksekusi di akhir, ternyata nggak mesti baku hantam untuk mendapatkan ending yang worthy. Aku nggak tahu apakah setelah ini Wanda akan sesekali muncul sebagai cameo atau gimana karena sayang aja gitu kalau karakter Wanda mesti dilenyapkan.

Mungkin selanjutnya kita akan bertemu kembali dengan America, entah itu di film atau series, kupikir ini adalah perkenalan yang cukup untuk membuat kita ngeh akan eksistensinya. Aku masih belum tahu America nantinya akan menjadi superhero apa, tapi kalau boleh menyarankan plis nggak usahlah bergaul dengan Peter Parker 😏.

Kenapa ya setiap kali melihat Doctor Strange aku malah terbayang Little Finger? 😅 Belum ada bocoran apa fungsi third eye di dahinya, semoga nggak dipake untuk hal yang nirfaedah. Di mid-credits ada Clea soon Strange (Charlize Theron) gils, cakep banget 😍 mengajak Doctor Strange merapikan inkursi universe, kalau masih ingat setting-nya Clea adalah setting universe-nya Dormamu.

Ayo dong Thor: Love and Thunder.

All pictures were taken from the @watchmen.id thread on X
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello…

Sampailah kita pada hari-hari adaptasi pasca Ramadan, ngaku deh… masih pada sering bangun shubuh kan? 😁 Hal yang wajar mengingat tubuh pun masih jetlag. Salah satu hal yang kembali normal di Ramadan lalu adalah meningkatnya ghirah belanjanya rang-o-rang, pertanda yang baik ya karena artinya kita turut berpartisipasi menggerakkan perekonomian yang sempat stuck gegara pandemi 😉.

Yang paling kentara memang makanan dan barang fashion, dari pakaian, sepatu, tas, aksesoris sampai printilan kurang-penting-tapi-ingin-punya rerata mengeluarkan koleksi khusus. Bagi warga +62 ramadan ini adalah saat yang tepat untuk berburu wish list, kan ada tuh barang yang udah lama dimasukkan ke keranjang tapi belum di-check out 🤭.

Kalau untuk pakaian aku sih nggak terlalu gimana gitu karena perputaran trend-nya cepet banget dan bisa dibeli kapan aja. Lain ceritanya dengan barang-barang essential semacam sepatu, tas atau jam tangan yang karena dipakenya hampir setiap hari perlu pertimbangan yang masak sebelum memutuskan untuk membelinya. Eh, kalyan gini juga nggak sih? 😆.

Kali ini aku nggak akan membahas tentang sepatu atau tas ya, kuyakin kalyan udah pada punya preferensi masing-masing. Aku ingin membahas tentang brand jam tangan yang udah lama kukecengin dan kupikir sangatlah worth to share dengan kalyan 💫.

LAKANUA

Intro:
Lakanua adalah brand jam tangan yang dikembangkan oleh Restu dan Edo di Bandung, untuk profile-nya bisa dicek disini ya. Lakanua diambil dari kata Laka yang merupakan nama batik asal Sumatera berarti teman dan Nua yang berarti proses.

event yang pernah diikuti Lakanua

Koleksi awal Lakanua adalah jam tangan berbahan concrete (semen) yang dipadu padankan dengan strap berbahan tenun, makanya rang-o-rang ngeh-nya Lakanua adalah brand jam tangan concrete. Padahal mah nggak seterbatas itu ya karena Lakanua kembali mengeksplorasi material lain macem resin dan limbah kayu untuk diaplikasikan ke produknya ✨.


Oh iya, suka pada heran nggak sih kenapa designer kalau jualan harganya suka diatas rata-rata? 🤨 Ku kasih tahu ya… Karena yang kalyan dapatkan bukan hanya fungsi dan estikanya aja, melainkan effort yang dibutuhkan untuk melakukan riset, eksplorasi dan eksekusi. Ada proses yang panjang di balik sebuah produk dan salah satu cara untuk mengapresiasinya adalah membelinya dengan wajar alias: udah deh kagak usah nawar 😆✌🏻.

Belakangan ini isu sustainable dan waste management lagi anget yekan? Nah, Lakanua udah memulainya lebih dulu. Saat ini kita bisa menemukan brand jam tangan ber-material kayu dengan mudah, tapi untuk jam tangan bermaterial concrete atau limbah kurasa hanya Lakanua aja.


Karena menggunakan limbah tentcu ada treatment khusus yang mesti dilakukan sampai bahan tersebut siap digunakan, setelah itu barulah bahan tersebut diproses sesuai design. Kalau dibandingkan jam tangan lainnya mungkin opsi jam tangan bermaterial limbah kurang popular, kupikir ini adalah hal yang wajar karena salah satu yang menjadi pertimbangan user ketika membeli jam tangan adalah durability.

Menurutku, pada dasarnya semua produk itu bagus kalau melalui proses (pengerjaan) yang tepat, kalau sedari awal treatment-nya OK so pasti hasilnya juga OK. Untukku urusan durability produk mah kembali lagi ke user, mau itu harganya mahal atau murah, selama dirawat dan dipergunakan secara wajar niscaya awet ✨👌🏻. *camkan ini wahai netizen 😉.


Untuk saat ini Lakanua memang masih online based belum ada offline store-nya, tapi tenang guise… Lakanua juga sering buka pop up store kok, untuk tahu dimana aja lokasi pop up store-nya bisa dipantengin IG-nya @lakanua. Jangan lupa di-follow juga biar nggak ketinggalan infonya 😉.

Lakanua memproduksi produknya per-batch ya dan dalam 1 batch itu semua produknya nggak ada yang sama, karena semua jam tangannya dibuat secara custom. Meski kombinasinya materialnya sama, nggak mungkin tekstur dan warna yang dihasilkannya sama persis. Makanya, pantengin terus update-nya biar nanti bisa milih duluan, nggak bisa di-keep dulu karena sistemnya cepet-cepetan.


Kalyan bisa menemukan produk jam tangan Lakanua di Instagram, Shopee dan website-nya, nggak usah khawatir chat atau DM-nya nggak dibalas karena mereka online terus kok.

Pssttt… Jangan lupa kasih testimony ya kalau udah beli, karena feedback kalyan sangat berarti ✨👌🏻.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello

Mengisi jeda antara Bakmie Toko Feng dan Seroja Bake kita jalan-jalan sebentar ke jalan Gempol, kalau di maps mah deket ya, begitu dijalani hahahanjirrr capek level medium 🤣. Mungkin karena kecapekan itulah kita jadi nggak merasa bersalah saat jajan lagi di Roti Gempol, maaf banget niya tapi Bakmie Naga Merah yang tadi hanya transit 😅.

Sebelumnya, kita memang jarang banget jalan-jalan ke ke area sini, paling banter ke Jalan Banda untuk foto studio di Jonas, hayoolohhh ngaku… siapa yang sering foto studio kalau abis ketemuan dengan teman 😁.

Saat kita kesana suasananya sedang sepi dan cuacanya adem macem abis hujan jadi kita nggak terlalu kepanasan, tahu sendiri yekan gimana panasnya cuacanya belakangan ini. Aku bahkan pernah sampai sakit kepala gegara kepanasan, nggak bisa pake sun screen karena tangan dan wajahku sedang gatal-gatal khas pergantian musim 🥲.



Kita order Roti Gandum Ririungan karena bisa 2 rasa yakni manis dan asin, untuk yang manis kita pilih selai Sarikaya dan kacang sedang untuk yang asin kita pilih telur keju, lebih cocok untuk sarapan sih. Kalem guise… rotinya nggak dihabiskan semuanya kok 😉, kita hanya makan 1/3nya aja, sisanya mah dibungkus. Rasanya enak tapi enaknya yang B aja bukan yang wow gimana gitu, aku lebih suka roti gandumnya ketimbang isiannya.

Untuk minumannya kita order Teh Manis Dingin, entah miskomnya dimana tapi yang datang malah Teh Manis Panas 😭 lalu Mas-nya nambahin es batu, jadilah Teh Manis suhu normal 😅. Karena suasananya yang sepi kita bisa mengobrol dengan santai tanpa khawatir membuat costumer lain mengantri tempat duduk. Oh ya, kali ini kita ngobrolin wish list yang semakin lama semakin bertambah 🙃.





Sebelum kembali ke Cihapit demi Seroja Bake kita menyempatkan untuk berjalan-jalan mengitari area Jalan Gempol, siapa tahu ada yang bisa masuk list jalan jajan berikutnya *dengan Deya. Sebelum berbelok ke Roti Gempol kita sempat melihat rumah cakep, sayang kalau dilewatkan begitu aja 😍, well… kita nggak tahu yekan kapan balik lagi kesini.

Kita sepakat bahwa rumah-rumah di area Jalan Gempol itu sangatlah homey dan asri, tipikal rumah tinggal yang biasa kita temukan di Bandung tempo dulu. Sebagian besar rumah-rumah di Jalan Gempol memang udah direnovasi mengikuti kebutuhan owner dan perkembangan zaman, namun sebagian sisanya masih mempertahankan bentuk asli dengan touch up sana sini.

Rumah-rumah yang “selamat” inilah yang menjadi highlight di Jalan Gempol, sumvah, cakep banget, apalagi touch up-nya nggak berlebihan. Kalau ada waktu bisa niya kalyan jalan-jalan ke Jalan Gempol.







Aku dan printilan jalan jajanku

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Selain Roti Macan, yang sempat masuk list-ku adalah milk bread-nya Seroja Bake. Happy to say that I’m their early followers karena aku jadi tahu cerita-cerita yang terjadi di balik menunya ✨. Menurutku eksekusinya udah sejalan dengan konsepnya 👌🏻. Semakin kesini menunya semakin beragam ya, nggak hanya roti dan dessert aja, ada main course dan minuman juga.

Sejujurnya, ini kali pertamaku ke Seroja Bake Cihapit, nggak sempat ke alamat lamanya yang di Jl. Pelesiran karena berada diluar rute template. Tadinya aku dan Icunk ingin dine in sekalian cobain main course-nya tapi… nggak kebagian slot reservasi 😅. Guise… percayalah nyari slot reservasi dine in di Seroja Bake udah kek nge-war tiket. Rang-o-rang gercep banget sih, aku kan nggak kebagian 🥲.

Yap. Seroja Bake adalah tujuan kedua kita setelah makan siang di Pasar Cihapit.

Karena kita nggak kebagian slot reservasi dine in, yaudalaya take away aja… 🛍️ FYI, slot reservasi dine in-nya terbatas karena area makannya juga terbatas, semoga Seroja Bake bisa ekspansi ya biar kita bisa dine in tanpa mesti reservasi 🙏🏻. Oh iya, untuk take away kusarankan pada bawa wadah sendiri ya karena harga yang tertera nggak termasuk packaging-nya.



Yang berhasil di-take away dari Seroja Bake:

Pavlova Musim Buah 22K + besek dan sendok 3K
Aku memilih Pavlova Musim Buah ini karena visualnya yang menarik, sayang besek-nya nggak mampu menjaga bentuknya yang lebih cakep di versi dine in 😅. Untukku, meringue-nya manis pake banget mana ukurannya pun gede, untungnya bisa diimbangi oleh krim dan buah-buahannya (Buah Naga, Pepaya, Nanas dan Jeruk) jadi nggak giung teuing.


Tart Singkong Chocolate Ganache with Smores 28K + box 2K
Ini punya Icunk, statusku nyobain doang 😁. Untukku rasa cokelatnya enak karena ada hint pahitnya, krimya juga enak meski sayang banget visualnya mesti rusak saat dimakan.Nggak tahu niya dengan kalyan, tapi menurutku cokelat bisa disebut enak kalau ada hint pahitnya ✨👌🏻.


@serojabake
🏠 Jl. Cihapit no 21 Bandung (sebelah Jatinangor House)
⏰ 15.00-20.00
🍳 32K-42K
🍰 15K-30K
🍸 25K-30K

✨

Segini dulu ya jalan jajan ke Cihapitnya, semoga bisa bersambung di weekend yang akan datang karena masih banyak jajanan lain yang belum dicobain.

See you~



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello…

Selamat berakhir pekan yaw, semoga Bandung macetnya masih wajar 😁✨.

Karena halal-bi-halal angkatan masihlah sebatas wacana belaka di WAG, maka bolehlah aku dan Icunk melakukannya lebih dulu 😊, disclaimer: Deya nggak ikut karena kesibukan tingkat tinggi tahun ajaran baru. Kali ini kita memilih Cihapit sebagai area jalan-jajan, udah pada bosan kan dengan rute template yang itu-itu aja, jangankan kalyan… aku pun udah bosan 😌.

Tujuan kita ke Cihapit adalah untuk makan di pasarnya, yha~ belakangn ini FYP-ku didominasi oleh review kuliner di Cihapit. Cihapit sebelumnya memang udah dikenal sebagai tempat jajanan, makanya rame mulu. Aku sendiri jarang main ke Cihapit, saat kuliah pernah beberapa kali membeli profile plastik ABS untuk mock up di Toko Tidar, itu pun mesti ngumpulin nyawa dulu *akses angkotnya ribet 🥲.

Opsi kita kali ini adalah Ong Noodle, Toko Bakmie Feng dan Nasi Telur Sumber Rezeki, semuanya masih tentatif menyesuaikan dengan situesyen antrian. Oh ya, lokasinya berada dalam pasar ya bukan di pinggir jalan macem Bakmie Tjo Kin yang sejak aku datang udah pada ngantri.


First impression-ku untuk pasarnya: rapi dan bersih 😍. Rasanya menyenangkan melihat susunan sayuran dan buah-buahan yang disusun, jejeran ikan-ikan dan masakan yang takarannya seragam dalam plastik kembung. Wow… kan jadi ingin belanja😁 Tapi karena sadar nggak mau terbebani saat jalan, niat belanja di Pasar Cihapit mesti ditangguhkan *nggak berlaku untuk strawberry 🍓🍓🍓.

Saat kita kesana kebetulan Ong Noodle sedang full table dan ada beberapa yang mengantri, Toko Bakmie Feng meski full table (juga) nggak ada antrian, sedang Nasi Telur Sumber Rezeki mah belum buka. Di Toko Bakmi Feng kita dapat meja sendiri, bukan yang menempel di tembok jadi bisa agak leluasa makannya. Meski paginya udah sarapan dan belum memasuki jam makan siang, entah kenapa rasanya udah krucuk-krucuk aja 💥🤰🏻.


Order-an kita di Bakmie Feng:

Bakmi Naga Merah (komplit) 37K
Isinya bakmi (bisa pilih mie kecil/mie lebar), topping-nya pake Ayam Panggang Merah, Ayam Cincang dan Kailan crispy, turut bersamanya semangkuk kuah kaldu berisi 2 bakso dan 1 dumpling. Diantara semua topping-nya favourite-ku adalah Ayam Panggang Merah-nya, bumbunya meresap dan enak aja 😁. Kailan wave kini udah merambah bakmie, so far cocok-cocok aja sih ✨.

Liong Tea 10K
Punya Icunk, tapi kuyakin sih rasanya kaya gitu 😂 *deskripsi tyda membantu *pernah minum *tapi bukan disini.

Es Jeruk Peras 10K
Menurutku, ini adalah versi fresh dari Minute Maid Pulpy Orange yang ada bulir jeruknya 🍊.

Sebelum sendoknya dipindahkan

Setelah sendoknya dipindahkan

Yuk di-zoom dulu

@tokobakmiefeng
🏠 Pasar Cihapit blok B9-B10 Bandung
⏰ 10.00-18.00
🍜 22K-40K
🍸 10-18K
✨


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates