Doctor Strange in The Multiverse of Madness

by - June 04, 2022


Hello

Sejak bioskop kembali dibuka pasca koronces, aku baru nonton sekali, setelahnya belum nonton lagi meski line up filmnya OK. Film terakhir yang kutonton adalah Spiderman: No Way Home (untuk review-nya bisa dibaca disini), nggak sempat nonton Fantastic Beast: The Secrets of Dumbledore karena review-nya bikin ngantuk, Johnny Depp-nya diganti (tapi Mads Mikkelsen OK sih ✨👌🏻) dan aku tenggelam dalam drakor *help 🥲.

Meski kutahu beberapa film akan lebih okcey kalau ditonton di bioskop ketimbang streaming platform, malay aja gitu… secara geng nonton Ubertos bubar gegara pandemi 😅. Kalau tahun-tahun sebelumnya aku byasa nonton ke bioskop sebulan sekali, mungkin tahun ini bakal bolos lagi ya karena masih belum nyaman dengan situesyen terkini.

Setelah kecewa dengan Black Widow yang nggak ada rame-ramenya, aku melanjutkan ibadah Marvel melalui series-nya yakni Wanda Vision, What If dan Loki (Falcon & Winter Soldier tyda selesai karena tyda asique). At least, aku mengapresiasi Marvel yang mencoba memberikan hiburan meski sebenarnya menambah beban pikiran gegara si multiverse 💆🏻‍♀️.

Di Spiderman: No Way Home, Peter Parker (Tim Holland) yang dengan kesotoyannya berhasil menciptakan tabrakan multiverse. Nah, tabrakan multiverse inilah yang memercik terciptanya multiverse of madness, di sisi lain ada Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen) yang kupikir sebaiknya mencari bantuan professional ketimbang mempelajari ilmu sihir.

Sejujurnya aku merasa Doctor Strange in The Multiverse of Madness agak terburu-buru, opening-nya aja udah baku hantam dan bikin bingung 😌. Ini siapa sih kok tiba-tiba ada di film? Dia dari universe cabang mana? Jadi cameo di film/series apa? Tadinya aku ingin merepet ala buibu julid, untungnya sadar duluan bahwa di multiverse segala hal bisa terjadi.

Memang sebaiknya sebelum menonton Doctor Strange in The Multiverse of Madness kita nonton Wanda Vision, What If dan Loki, biar nggak bingung ketika loncat universe. Tapi gpp kok kalau nggak juga, sans aja. Di awal kita akan diperkenalkan dengan America Chavez (Xochitl Gomez) seorang remaja yang mampu berpindah universe secara random.

Eh, post-nya hamil spoiler ya, feel free to skip.

America nyasar ke universe-nya Doctor Strange karena dikejar-kejar monster dan “sesuatu” yang menginginkan kekuatannya. Bentukan monster-nya macem parasit Naga Air di Fantastic Beast and The Crime of Grindelwald tapi versi raksasa, mau jijique tapi tetiba ingat Mike Wazowski *nggak tega.

Dr. Strange kemudian menemui Wanda yang sepertinya udah berdamai dengan keadaan dan menyadari kesalahannya saat di West View (inilah pentingnya nonton Wanda Vision 🤭). Setelah ngobrol sana sini Wanda keceletot dan mengakui bahwa ialah “sesuatu” yang mengejar America, yha~ Wanda masih belum move on guise… kangen anak-anak halunya si Billy dan Tommy 👬🏻.

FYI. Saat di West View Wanda mengalahkan Agatha Harkness (Kathryn Hahn) dan mendapatkan kitab Dark Hold yang otomatis menjadikannya Scarlet Witch. Bukannya mencari bantuan professional untuk meredakan kehaluannya, yang ada Wanda malah mendalami ilmu sihir. Well… kalau Avengers adalah film tentang per-batu akik-an, maka Doctor Strange in The Multiverse of Madness adalah film tentang adu sihir.

Kali ini battle setting-nya adalah Kamar Taj yang mengingatkanku akan final battle-nya X-Men Apocalypse. Alhamdulillah Wanda nggak menemukan universe-nya Harry Potter, siapa yang tahu yekan nantinya doi akan bersekutu dengan Voldemort dan Death Eater melubangi kubah protego. Eh iya, aku penasaran banget kok bisa ada Yak di Kamar Taj? Apakah doi siluman Yak dari universe-nya Sun Go Kong?

Kukira Doctor Strange in The Multiverse of Madness ini akan bercerita tentang pencarian kitab Vishanti yang digadang-gadang bisa mengalahkan kitab Dark Hold, ternyata ceritanya malah melebar kesana kesini. Setelah Kamar Taj ditaklukkan Wanda, Doctor Strange dan America terdampar di universe lain yang setting-nya uwow cakep macem di Capitol.

Di series Loki, ada scene dimana akhirnya Loki menyadari bahwa universe-nya dikendalikan oleh AI robot. Nah, di Doctor  Strange and The Multiverse of Madness AI robot-nya digantikan superhero versi What If yakni Captain America a.k.a Peggy Carter (Hayley Atwell), Captain Marvel a.k.a Maria Rambeau (Lashana Lynch), Mr. Fantastic a.k.a Reed Richards (John Krasinski) Black Bolt (Anson Mount), Mordo (Chiwetel Ejiofor) dan Professor X (Sir Patrick Stewart).

Kalau ada yang bilang Doctor Strange in The Multiverse of Madness ini adalah film horor, itu betcul yakawan… banyak scene yang bikin kaget dan degdegan. Mostly scene-nya Wanda sih. apalagi scene dimana doi udah babak belur berdarah-darah tapi tetap keukeuh mengejar Doctor Strange, America dan Catherine (Rachel McAdams) terowongan. Gils… Ngeri sekaligus ngilu.

Selain itu ada banyak close up shot yang menurutku mampu memvisualisasikan kegetiran dan amarahnya Wanda, ekspresinya pun kena banget. Yang paling juwara adalah scene pembantaian iluminati, gimana ya… tsades tapinya fun *ehe 😂. Baru kali ini aku nonton film superhero tapi vibes-nya horor, mau merem sayang, mau melek juga kaget mulu 🥲.

Kupikir Sam Raimi cukup bersenang-senang diberikan kebebasan untuk menghabisi superhero sesuai style-nya, bagus sih karena kita mendapatkan angin segar di MCU. Sebel banget kan eksekusinya film Black Widow macem series? Eh iya, kalau kalyan generasi 90an pasti ngeh Sam Raimi ini ada di credits-nya Xena The Warrior Princess.

Salah satu scene yang membuatku ngakak adalah scene di kuil Dark Hold saat Wong bilang kepada Wanda: iblis pertama yang tercipta adalah Cython. Gimana Mas Baim pronounciation-nya? Syaithon? Yap. Bahkan di multiverse, syaithon diakui eksistensinya. Kupikir seharusnya Wong punya lebih banyak screen time, yha~ mungkin nanti di Shang Chi 2 (kalau ada 😅).

Di series Loki diceritakan bahwa Loki bertemu dengan Loki-Loki dari universe lain, begitu pun dengan Doctor Strange. Favorite-ku tentcu Doctor Strange versi zombie, kocak aja gitu nyengirnya 🧟‍♂️ Tapi tetep ya yang bikinku bersemangat adalah battle scene Doctor Strange yang pake not balok, mind blowing. Oh iya, ada scene dimana Doctor Strange merasuki tubuh zombie-nya sementara tubuh aslinya diamankan Catherine diantara lilin-lilin yang menyala. Jirrr… ngepet banget kan 🐗.

Aku pun setuju dengan konsep bahwa mimpi adalah jendela kita pada universe yang lain. Kalau mimpi adalah suatu alter-universe macem Inception dimana kita bisa hidup dan memiliki apa yang sebelumnya nggak termiliki. Aku sih nggak mau bangun 😁 Inilah yang Wanda rasakan setiap kali bangun, karena hanya melalui mimpinya ia bisa menemukan Billy dan Tommy.

Kalau kalyan nonton Wanda Vision pasti faham bahwa Wanda membangun West View untuk melalui stage of grief-nya pasca kehilangan Vision. Sayangnya, ternyata Wanda masih belum selesai melaluinya dan tenggelam dalam kehaluannya. Ribet sih tapi aku pun nggak akan menyalahkan Wanda untuk menjalani hidup yang ia pilih. Everything has a price but her is costs too much.

Gimana ya… aku merasa di Doctor Strange in The Multiverse of Madness ini permasalahan hidupnya Wanda kelewat mendominasi dan steal the show. Porsi antara tuan rumah dan tamunya kurang balance, lebih berat ke Wanda. Aku nggak tahu apakah mereka sengaja diduetkan karena Wanda nggak akan punya installment sendiri atau memang karena sekufu, sama-sama penyihir.

Sejak kemunculannya di Avengers: Age of Ultron aku memang agak underestimate karena super power-nya masih belum jelas, barulah saat perang badar dengan Thanos aku menyadari bahwa Wanda punya potensi super power yang okcey. Dan di Doctor Strange in The Multiverse of Madness ini diperlihatkan bahwa super power-nya Wanda khan maen gilanya.

Aku suka bagimana Doctor Strange and The Multiverse of Madness dieksekusi di akhir, ternyata nggak mesti baku hantam untuk mendapatkan ending yang worthy. Aku nggak tahu apakah setelah ini Wanda akan sesekali muncul sebagai cameo atau gimana karena sayang aja gitu kalau karakter Wanda mesti dilenyapkan.

Mungkin selanjutnya kita akan bertemu kembali dengan America, entah itu di film atau series, kupikir ini adalah perkenalan yang cukup untuk membuat kita ngeh akan eksistensinya. Aku masih belum tahu America nantinya akan menjadi superhero apa, tapi kalau boleh menyarankan plis nggak usahlah bergaul dengan Peter Parker.

Kenapa ya setiap kali melihat Doctor Strange aku malah terbayang Little Finger? Belum ada bocoran apa fungsi third eye di dahinya, semoga nggak dipake untuk hal yang nirfaedah. Di mid-credits ada Clea soon Strange (Charlize Theron) gils, cakep banget mengajak Doctor Strange merapikan inkursi universe, kalau masih ingat setting-nya Clea adalah setting universe-nya Dormamu.

Ayo dong Thor: Love and Thunder.

You May Also Like

0 comments

Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~