Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello…

Selamat berakhir pekan yaw, semoga Bandung macetnya masih wajar 😁✨.

Karena halal-bi-halal angkatan masihlah sebatas wacana belaka di WAG, maka bolehlah aku dan Icunk melakukannya lebih dulu 😊, disclaimer: Deya nggak ikut karena kesibukan tingkat tinggi tahun ajaran baru. Kali ini kita memilih Cihapit sebagai area jalan-jajan, udah pada bosan kan dengan rute template yang itu-itu aja, jangankan kalyan… aku pun udah bosan 😌.

Tujuan kita ke Cihapit adalah untuk makan di pasarnya, yha~ belakangn ini FYP-ku didominasi oleh review kuliner di Cihapit. Cihapit sebelumnya memang udah dikenal sebagai tempat jajanan, makanya rame mulu. Aku sendiri jarang main ke Cihapit, saat kuliah pernah beberapa kali membeli profile plastik ABS untuk mock up di Toko Tidar, itu pun mesti ngumpulin nyawa dulu *akses angkotnya ribet 🥲.

Opsi kita kali ini adalah Ong Noodle, Toko Bakmie Feng dan Nasi Telur Sumber Rezeki, semuanya masih tentatif menyesuaikan dengan situesyen antrian. Oh ya, lokasinya berada dalam pasar ya bukan di pinggir jalan macem Bakmie Tjo Kin yang sejak aku datang udah pada ngantri.


First impression-ku untuk pasarnya: rapi dan bersih 😍. Rasanya menyenangkan melihat susunan sayuran dan buah-buahan yang disusun, jejeran ikan-ikan dan masakan yang takarannya seragam dalam plastik kembung. Wow… kan jadi ingin belanja😁 Tapi karena sadar nggak mau terbebani saat jalan, niat belanja di Pasar Cihapit mesti ditangguhkan *nggak berlaku untuk strawberry 🍓🍓🍓.

Saat kita kesana kebetulan Ong Noodle sedang full table dan ada beberapa yang mengantri, Toko Bakmie Feng meski full table (juga) nggak ada antrian, sedang Nasi Telur Sumber Rezeki mah belum buka. Di Toko Bakmi Feng kita dapat meja sendiri, bukan yang menempel di tembok jadi bisa agak leluasa makannya. Meski paginya udah sarapan dan belum memasuki jam makan siang, entah kenapa rasanya udah krucuk-krucuk aja 💥🤰🏻.


Order-an kita di Bakmie Feng:

Bakmi Naga Merah (komplit) 37K
Isinya bakmi (bisa pilih mie kecil/mie lebar), topping-nya pake Ayam Panggang Merah, Ayam Cincang dan Kailan crispy, turut bersamanya semangkuk kuah kaldu berisi 2 bakso dan 1 dumpling. Diantara semua topping-nya favourite-ku adalah Ayam Panggang Merah-nya, bumbunya meresap dan enak aja 😁. Kailan wave kini udah merambah bakmie, so far cocok-cocok aja sih ✨.

Liong Tea 10K
Punya Icunk, tapi kuyakin sih rasanya kaya gitu 😂 *deskripsi tyda membantu *pernah minum *tapi bukan disini.

Es Jeruk Peras 10K
Menurutku, ini adalah versi fresh dari Minute Maid Pulpy Orange yang ada bulir jeruknya 🍊.

Sebelum sendoknya dipindahkan

Setelah sendoknya dipindahkan

Yuk di-zoom dulu

@tokobakmiefeng
🏠 Pasar Cihapit blok B9-B10 Bandung
⏰ 10.00-18.00
🍜 22K-40K
🍸 10-18K
✨


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Assalamualaikum… 🙏🏻

Kembali lagi ke bulan favoritosnya umat muslim di dunia yakni bulan Ramadan, bulan penuh berkah yang sangat ditunggu-tunggu. Alhamdulillah Ramadan tahun ini bisa dilalui nyaris secara normal, euphoria yang sempat ke-pause kini udah ke-play lagi ✨. Senang sekali rasanya bisa melalui Ramadan seperti byasanya, seperti yang lalu-lalu, seperti yang udah-udah.

Nggak banyak yang bisa kuceritakan karena mostly Ramadan-ku isinya kerja 🎠, OTW dan beberes. Capek juga ternyata bekerja regular *heu 😂 tapi karenanya jam tidurku bisa lebih teratur, meski imbasnya aku sulit menemukan waktu untukku sendiri. Banyak kerjaan yang mesti ku skip gegara aku belum bisa menemukan flow yang sesuai 🥲, maunya rebahan mulu.

Dibandingkan Ramadan tahun lalu yang rusuh, kupikir Ramadan tahun ini lebih santai dan sesuai ekspektasi saat pandemi. Kurasa ada gap dimana 2 tahun hilang begitu aja, seakan-akan kita melanjutkan hidup pasca Ramadan 2019 🙃.

Biar lebih nyaman membacanya, kubuat highlight aja ya…

SILATURAHMI
Untuk tahun ini keluargaku nggak mudik jauh kecuali ngumpul di rumah Mbah, nggak terlalu hectic karena Pak De ber-Idul Fitri di Surabaya. Beberapa kerabat yang biasanya hadir ber-silaturahmi kini udah berpulang, makin terasa sepinya 😐. Kalau udah begini kan jadi kepikiran, gimana Idul Fitri tahun depan? Apakah ada yang berbeda atau masih sama? 😅.

Kalau Idul Fitri tahun lalu aku masih sempat mengucapkan via chat atau DM, tahun ini mah nggak ya, keburu lelah guise… Aku hanya sempat update status dan membalas ucapan via chat di hari kedua Idul Fitri, sisanya mah bhay! Percayalah, kuterima semua ucapan Idul Fitri kalyan kok meski nggak di-mention secara personal, kumaafkan *dengan pengecualian 😉.

MACETZ
Kupikir macet mah permasalahan semua tempat ya… semua yang ada akses jalannya lambat lain pasti akan macet juga 😌.

Saking macetnya aku pernah susah pulang dong… Saat itu kebetulan gerimis, udah tentcu yekan kalau gerimis di jam pulang kerja mah alamat susah dapet ojol, jarang banget yang mau nge-pick padahal harganya naik sampai 2 kali lipat. Aku juga malay pake angkot karena nggak bawa payung, yha~ lama-lama gerimisnya jadi hujan yakawan.

Maka melipirlah daku ke Kings, gibliksnya aku lupa kalau THR udah pada cair. Sejauh mata memandang yang kulihat adalah rang-o-rang yang menenteng tas belanja, berjubel dan nggak takut koronces lagi. Nggak sedikit yang membawa anak-anak dan yang nggak berpuasa, sumvah gagal faham akutu dengan konsep berbuka karena nggak kuat saat berbelanja.

UPCYCLE
Sejak bekerja aku udah nggak membeli lagi pakaian khusus Idul Fitri, paling pake yang udah ada aja, toh yang penting warnanya putih rapi kan 😁 Meski nggak berencana membeli pakaian khusus Idul Fitri aku tetap mesti membeli pakaian baru, karena… kini aku bekerja regular dan hujan turunnya seenak jidat. Yha~ ujung-ujungnya tetap belanja sih 🤣.

Pakaian yang byasanya kupake untuk Idul Fitri nggak tahu ada di rumah bagian mananya, kalau pun ketemu belum tentcu muat yekan haha *KZL 🙃 Mumpung tren upcycle masih anget, bolehlah kupake pakaian lungsuran mama yang udah di-tag sejak masih kuliah😊. Terdiri dari 2 pieces, sleeveless midi dress dan midi outer yang warnanya switch alias bolak balik, udah pernah dikecilin beberapa tahun yang lalu makanya muat ✨👌🏻.

Tyda di-capture sampai kaki karena aku pake sandal gunung Eiger yang disebelin mama, secara visual memang kurang matching namun secara durability mah okay, 10th years and still counting.

Aku yang gagal pose karena aba-abanya nge-blur, bisa dilihat tanganku kini ginuk-ginuk gimana gitu dan wajahku yang semakin ber-volume. Yha~ bahkan sebelum lebaran pun aku udah lebaran duluan.

Warna pakaian dan kerudung nggak matching karena nggak briefing dulu.

SAHUR & BERBUKA
Hampir setiap hari aku sahur tapi entah kenapa aku sering merasa lelah, ngantuk udah pasti, bahkan nggak jarang aku sakit kepala. Mungkin gegara kurang tidur juga kali ya… Ramadan kali ini intensitas berbuka di luar lebih sering, apalagi kalau bukan gegara macet, ketimbang stuck di jalan aku lebih memilih untuk berbuka lebih dulu.

Belum sah rasanya kalau Ramadan nggak ada bukber yekan, nah untuk detail bukbernya udah kubuat post-nya secara terpisah.

SHEILA ON 7 MAYLOP
H+ sekian pasca Idul Fitri aku nggak sengaja nonton Sheila On 7 di Net TV, blessing in disgust banget laini, tadinya aku pindah-pindahin channel sebagai penutupan sebelum mematikan TV dan eh… ada Sheila On 7 😍. Konser Sheila On 7 ini adalah konser tapping yang rencananya akan disiarkan di YouTube namun entah bagaimana malah berakhir disiarkan di TV. Aku sih yes ya karena aku jarang menonton TV.

FYI. Saat SD aku pernah kecanduan nonton TV (belum musim gadget) sampai hafal semua acaranya, begitu masuk ma’had kebiasaan nonton TV-ku lenyap karena aksesnya yang agak sulit. Saat kuliah aku nggak punya TV karena hidupku tersita tugas, pun hingga saat ini aku masih nggak punya TV (kecuali di rumah). Percayalah, belasan tahun hidup tanpa TV rasanya B aja 😁.

Sumvahhh… rasanya happy banget bisa nonton Sheila On 7 lagi, meski ada haru saat menyadari bahwa mereka udah menua dan beranak pinak. Dibandingkan dengan band seangakatannya Sheila on 7 termasuk band yang nggak neko-neko dan adem-adem bae, well… kecuali saat Anton di-kick dan Shakti ber-hijrah . FYI lagi. Anton kini additional drummer-nya Setia Band, eh pada kaget nggak nih? 🤭

Berlanjut ke Jum’at malam, saat aku memantau arus balik mudik meski nggak ikutan mudik tetiba ada notification dari akun Sheila On 7 yang sedang live. Gils… tumben-tumbenan yekan live, byasanya mereka live lewat tengah malam, yha~ biar nggak puyeng kali bacain komennya. Live-nya memang nggak lama tapi sukses jadi mood booster pasca kepanasan sedari pagi.

PIKNIK
Kagak. Nggak ada piknik-piknikan. Perjalanan dari rumah Mbah ke rumahku yang biasanya hanya ½ jam aja mesti molor jadi ± 2 jam gegara rang-o-rang pada piknik. Semoga tahun depan Idul Fitri-nya jauh dari weekend biar cutinya lebih panjang dan bisa dipecah. Piknik H+1 Idul Fitri bukan budaya keluargaku, budaya keluargaku adalah beberes kerjaan domestik, masak-masak dan leyeh-leyeh sepanjang hari. Nuhuns. 


***

Begitulah hari-hari Ramadan dan Idul Fitri serta euphoria yang mengiringinya, senang rasanya kembali melanjutkan hidup dan mengisi momen-momen yang pernah hilang karena pandemi.

Akhirul kalam… minal aidin wal faidzin ya, mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita bisa dipertemukan lagi dengan Ramadan dan Idul Fitri selanjutnya.

Alapyu ❤️



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello…

Sebelum ramadan aku dan Icunk sempat jalan-jalan yang bukan munggahan di sekitaran alun-alun *kemana lagi atuh 😁 Tujuan utamanya adalah untuk mengganti lensa kacamata Icunk di Jl. ABC dan ke Jatinangor House, sedang tujuan sampingannya adalah untuk menghabiskan waktu ketimbang anyep masing-masing di kosan 🥲. Udah agak lama sejak kita terakhir kali ke daerah Jl. ABC bareng, ini post-nya ya kalau mau baca.

JL. ABC

Jl. ABC mah nya kitu weh *saking seringnya  😂 tapi karena kita kesananya agak pagian jadi belum terlalu ramai, paling Warung Kopi Purnama yang udah “bangun“. Kalau pagi begini suasana di Jl. ABC memang nyaman karena belum terlalu banyak kendaraan yang lewat, mataharinya pun belum terlalu panas, cucok niya untuk kita yang jarang jemuran 😎. Meski begitu tukang jajanan mah udah pada buka lapak, ada Gorengan, Bola Ubi, Kue Ape, Baso Tahu, Es Cendol, Lotek dan… lah, kenapa malah ngabsen ya?! Wkwk 🤭.

Setelah Icunk selesai mengganti lensa kacamatanya kita jajan Es Cendol dulu, panas guise… 10K aja ✨👌🏻.





Kemudian kita jalan-jalan menyusuri Jl. Otista, sempat melipir sebentar ke Jl. Tamim karena ingin beli Basreng Tiktok 🤭 Hari gini apa sih yang nggak ada review-nya 😁. Sayangnya saat itu kita nggak menemukan Basreng-nya, udah ditungguin sesuai jam yang ada di review-nya tapi belum juga nampak hilal-nya, yha~ mungkin hari Minggu Basreng-nya libur.

Gagal menemukan Basreng akhirnya kita memutuskan untuk langsung cabs ke Jatinangor House, jalan kaki karena di maps mah jaraknya dekat 🙃.

JATINANGOR HOUSE

Aku lupa kapan pastinya tapi aku dan Icunk memang udah merencanakan ke Jatinangor House yang cabang Cisitu, waktu berlalu sampai akhirnya Jatinangor House buka cabang di Jl. Naripan. Kebetulan lokasinya masih masuk rute template jalan-jajan kita, jadi ya sekalyan aja gitu 😀 Eh iya, kita tahu Jatinangor House ini dari review di Tiktok ya… 

Aku nggak tahu apakah konsep Jatinangor House di awal adalah hanya take away station atau memang lokasinya cabangnya yang kurang costumer friendly. Namun di Jatinangor House cabang Jl. Naripan area dine in-nya di teras café (jadi café-nya di dalam kitanya di luar) yang terbatas dan kurang nyaman 😅. Kita memutuskan untuk dine in karena nggak ada ide mau cucurak dimana 🤣 Beruntungnya saat itu nggak begitu ramai, jadi ya bisalah… 😉.

Untuk makanannya kita order kita sama yakni Paket Ayam Spicy Jatinagor Special Large, sedang untuk minumannya aku order Lemonade Summer dan Icunk Chocolate Daily. Kalau membaca komentar rang-o-rang Jatinangor House ini adalah versi lokal dari McD, bahkan logonya satu nafas, hanya warnanya aja yang berbeda. OK, markicob… Mirip nggak nih dengan McD? 🧐.

Sejujurnya aku udah lupa lagi gimana rasa Spicy Chicken-nya McD, udah lama nggak beli juga, tapi memang ada miripnya sih. Menurutku yang mirip malah scramble egg-nya , well… kubilang begini karena byasanya fast food pakenya telur mata sapi 🍳 bukan scramble egg. Selain itu Kailan crispy-nya okay ya, meski agak pedas tapi masih aman bagi yang nggak suka pedas 👍🏻.

Paket Ayam Spicy Jatinagor Special Large 23K
Lemonade Summer 13K
Chocolate Daily 15K

Pake saus karena lupa ayamnya udah spicy 🥲 pedas yha~
Untukku Jatinangor House okcey ya, tapi menurutku lebih baik take away ketimbang dine in.

JATINANGOR HOUSE
🏠 Jl. Naripan no 34. Kebon Pisang, Sumur, Bandung
⏰ 10.00-21.00
🍗 20K-34K
🧋 12K-20K

SEBLAK COBEK TEH IDA BRAGA

Dari Jatinangor House kita jalan-jalan lagi ke daerah Braga, nggak tahu mau ngapain karena café pada penuh dan kita udah kenyang. Yha~ ketimbang jalan nggak jelas akhirnya kita memutuskan untuk nyobain Seblak Cobek-nya Teh Ida, betcul sekali… TikTok drives us there 🤭.

Untuk mencapai lokasinya kita mesti melalui jalanan yang menurun di samping Toko Kopi Djawa, nggak perlu khawatir nyasar karena ada banyak sign yang menunjukkan lokasi Seblak Cobek Teh Ida. Saat kita kesana suasananya ramai ya, rerata sih anak muda dan Go Food, untuk order-nya kita tinggal menulis di kertas yang tersedia lalu diberikan ke Tetehnya.

Tadinya kita mau take away tapi entah kenapa jadinya malah makan disana 😁 perjalanan menemukan Seblak Cobek Teh Ida ini menghabiskan energi yaw. Mungkin gegera ramai, order-anku dan Icunk ada yang miss tapi yowes dimakan  ajakarena kalau complain watir si Teteh-nya riweuh 😅 So far, rasanya okay dan cikur-nya terasa banget. Kalau haus bisa jajan minuman di warung depan.



SEBLAK COBEK TEH IDA BRAGA
🏠 Jl. Braga Gg. Apandi no 30 Braga Sumur Bandung (masuk lewat samping Kopi Toko Djawa)
⏰ 10.00-19.00
🍲 10K-28K

***

Perjalananan pulangnya lebih menantang haha aku sampai mesti berhenti karena nggak kuwat nanjak 😱. Beruntung cuacanya cerah berawan kek filmnya Makoto Shinkai. Sampai ketemu di Jalan-Jajan berikutnya.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello…

Alhamdulillah kita bisa dipertemukan kembali dengan Ramadan, sama sekali nggak mengira bahwa di Ramadan kali ini euphoria-nya akan sama seperti tahun-tahun sebelum pandemi 🥺.

Dimulai dengan penentuan awal Ramadan Muhammadiyah vs pemerintah yang berimbas pada perbedaan hari mulai puasa. Syudah byasa yaini~ 😌 Saat masih hidup Mbahku pernah ngedumel karena artinya kita (anak cucunya) akan merayakan Idul Fitri di hari yang berbeda. Later did we know, ada masanya ketika kita merasakan gagal Idul Fitri gegara politik di era SBY 🥲.

Di masa pandemi yang ternyata masih belum kelar tentcu ada kekhawatiran masif dalam hal finansial. Kita pun lebih selektif dalam menggunakan uang dan mulai berhemat, sedih sih tapi dari sini kita bisa belajar banyak hal. Budget untuk outfit berganti menjadi budget untuk self healthing, ngaku deh… siapa yang begini juga? 😅 Kalau udah begini ketahuan banget jomponya 🤭.

Setelah hampir 2 tahun bukber dengan khodam 😶akhirnya pemerintah mengizinkan warga +62 untuk bukber di luar dengan catatan nggak boleh mengobrol. Hahahaha 😂 Dear pemerintah, esensi bukber yang sesungguhnya terletak pada ngobrolnya bukan pada makanannya 😅, sorry to say tapi kuyakin banget konsep bukber pake bahasa kalbu nggak cocok untuk warga +62.

Seperti tahun-tahun yang lalu aku menerima beberapa undangan bukber, yang semuanya beneran jadi alias bukan hanya wacana. Saking excited-nya sampai kumasukkan ke event di calendar. Maaf banget niya, post anti boncos ala finplan yang wara wiri mesti ku skip, ini bukan lagi tentang hemat pangkal kaya melainkan tentang mengisi kembali momen yang pernah hilang 😀.

Jadi, Ramadan kali ini aku bukber dengan siapa?

BUKBER: BUKA BERDUA
Bukber ini nggak sengaja tercipta karena gabut ditinggal liputan 😅 Percayalah, susah banget nyari tempat makan non reservasi di saat mepet. Gils… gercep banget ya rang-o-rang. Setelah puyeng mencari akhirnya ada juga tempat yang mau menerima meski tanpa reservasi, meski diguyur hujan deras Braga rame banget kek malam minggu non Ramadan.



BUKBER: BUKA BEREMPAT
Bukber yang ini tercipta karena Lisna akhirnya main ke Bandung lagi, jarang-jarang kan bisa ketemu dan ngobrol ngalor ngidul 🤗. OTW bukber sungguhlah perjuangan, macet di Kepatihan bikin nostalgia ke Ramadan sebelum pandemi, membuatku yakin koronces udah angkat kaki dari Sunda Empire 🤴🏻.


BUKBER: BUKA BERSAMA TEMAN MAIN
Bukber yang ini tercipta karena aku kangen bukber dengan teman-temanku😘 meski orangnya itu lagi itu lagi aku nggak bosan kok. Feel free kalau ada halal bi halal pasca Idul Fitri 🤭. Siangnya aku sempat misuh-misuh gegara hujannya nggak selesai-selesai, eh begitu OTW malah berhenti hujannya *hanash bund 🥵, aku udah pake jaket double dan sendal jepit nih.

makanan mahal yaini 🤭 

BUKBER: BUKA BERSAMA TEMAN KANTOR
Bukber yang ini tercipta karena besoknya libur😁 tahu sendiri yekan bukber menjelang akhir Ramadan mah pikirannya udah kemana-mana. Ini kali pertamaku bertemu dengan teman kantor yang lokasinya terpisah-pisah, amazed dengan fakta bahwa hampir teman kantorku semuanya ciwik 😊.


BUKBER: BUKA BERSAMA TEMAN ANGKATAN
Bukber ini tercipta karena kita udah lama nggak mengadakan bukber, kangen mah nggak udah ditanyain lagi ya. Bukber kali ini diadakan di rumah Rela kantor Futih, lengkap dengan tausiah-nya, gils… udah lama banget yekan 🤭. Udah khawatir mesti pake gamis dan kerudung sedada lalu sadar kalau aku udah nggak tinggal di Ma’had lagi 😂.


BUKBER: BUKA BERSAMA KELUARGA
Bukber yang ini tercipta karena long weekend sebelum Idul Fitri, sebagai anggota keluarga yang berbakti udah sepatutnya aku pulang dan mengakhiri sesi Neng Thoyyibah ini 😂 Padahal minggu sebelumnya keluargaku udah mengadakan bukber keluarga sekaligus syukuran ulang tahunnya Wa End. Sebagai orang Asia kita selalu punya alasan untuk merayakan bukan?


Ya. Ya. Ya. Aku tahu bagi Sebagian orang bukber dan printilannya ini adalah salah satu cara cepat menuju bokek, tapi untukku yang udah 2 tahunan bukber hanya bersama circle terdekat, Ramadan kali ini adalah waktu yang tepat untuk mengisi kembali momen yang pernah hilang dan ber-silaturahmi dengan teman dan sanak saudara sekalyan 🙏🏻.

Mungkin sebaiknya dibuat budget khusus bukber, who knows Ramadan tahun depan aku menerima lebih banyak undangan bukber. List-nya masih panjang yaini: bukber teman kantor lama, bukber teman kuliah, bukber SMP-SMA full version, bukber teman SD, bukber teman TK, bukber tetangga dan bukber-bukber non virtual lainnnya.

Semoga kita semua diberikan usia yang cukup untuk keep in touch hingga tahun-tahun yang akan datang dan budget yang mesti dipersiapkan dari sekarang 😁. Sampai jumpa di liputan bukber Ramadan tahun depan.

*tyda spill orangnya bukan berarti tyda coy

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello…

Apa kabar jamaah?

Awal tahun lalu aku sempat mengunjungi Cirebon, ini kali keduaku ke Cirebon yang bukan sekedar lewat di masa mudik. Kali sebelumnya adalah wisata kuliner dan rohani dengan sobi Ubertos, untuk post-nya bisa dibaca disini: Ho(t)liday ke Cirebon.

Kalau sebelumnya kita sengaja pake Kereta Api biar makin terasa vibe liburannya, kali ini kita pake travel karena nggak bisa mengikuti jadwal Kereta Api yang saklek. FYI aku ke Cirebon dengan Widy ya, tujuan kita ke Cirebon bukan untuk main melainkan untuk mencari kain ke Trusmi.

Bukan hal mudah tentcunya, karena Cirebon masih tetap panas macem terakhir kali aku kesana. Panasnya polll bikin badanku nggak nyaman karena pliket 🥴. Bahkan di musim yang seharusnya hujan ini panasnya Cirebon terasa menguar dari dalam bumi. Bisa dimengerti mengapa temanku yang berasal dari Cirebon mudah banget berkeringat 🥵.

Aku mesti bilang bahwa perjalanan ke Cirebon pake travel ini bukanlah perjalanan yang menyenangkan, ngebut banget laini supirnya sampai aku semaput 🤢. Nggak kurekomendasikan bagi kalyan yang sering mabuk darat atau ingin santai selama di perjalanan. Ngebutnya nggak nyantay… 🥺.


Eh, iya aku jadi ingat cerita temanku saat kuliah, saat pulang menggunakan travel ke Cirebon temanku merasa supirnya udah nggak fokus. Ketika ditanya: ngantuk nggak pak? Jawabnya sih nggak, tapi karena merasa khawatir temanku sedikit memaksa menggantikannya menyupir. Yap, akhirnya temanku yang menyupiri sampai Cirebon, sedang pak supir tertidur pulas di sampingnya 😁.

Meski bersaudara aku dan Widy bukanlah traveling partner yang coy 😅, ada aja kendala yang membuat kita berantem tipis-tipis. Kebanyakan sih gegara foto haha Yagimana yorobun… susah banget nyari angle yang bisa membuat kita tampak kurusan di foto 😌.

Sebelum digigit nyamuk

Kita menghabiskan satu hari penuh menyusuri Trusmi, jalan dari satu gang ke gang, berpindah dari satu toko ke toko lainnya dan ujung-ujugnya (seperti yang diduga) gempor segempornya. Hayati lelah… 😫 ingin langsung nyampe kasur nggak mau ngangkut belanjaan ke lantai atas. Bahkan menyebrang pun adalah perjuangan 😅.

Trusmi adalah daerah penghasil batik layaknya Laweyan di Solo, hampir setiap rumah nyambi menjadi workshop atau gallery, namun meski barang-barangnya serupa harganya berbeda. Sayangnya, sulit banget mencari kain dengan motif yang sama, kebanyakan udah dipecah dari produsennya jadi kita mesti mampir ke beberapa toko demi mendapatkan kuantiti yang diinginkan.

Untukku sih menyenangkan ya bisa jalan-jalan sambil memilih-milih motif kain, cuma memang cuacanya Cirebon beneran nggak coy, sun screen aja meleleh coba 😱.

Karena kita ke Cirebon nggak pure untuk main, kita hanya mengunjungi lokasi yang berdekatan dengan tempat kita menginap. Nggak makan banyak karena kecapekan 😐 …

MIE GET WAHIDIN

Widy keukeuh mengajak makan Mie Get Wahidin perkara pernah muncul di YouTube-nya Nex Carlos dan Tanboy Kun. Setelah duduk (nge-tag tempat sih 😅) kita bisa meng-order mienya langsung ke gerobaknya, sedang untuk minumannya bisa di-order ke mas-mas yang sering lewat. Bayarnya nanti terakhir direkap langsung ke ibu yang stay di depan gerobak.

Untuk menunya ada mie rebus, mie goreng dan mie Cemek, kita meng-order mie Cemek bedanya Widy level 2 dan aku level 0. Maap kalau mengecewakan 🙏🏻 tapi aku nggak mau mengambil resiko pasca makan pedas *alasan 🥲. Menurutku B aja ya, karena kuahnya berbumbu jadi rasanya kurang ngena di lidah dan terasa kabur. Baiknya, saat kita kesana sedang hujan jadi pas aja makan makanan yang berkuah.


KETOPRAK

Saat ke Batik Trusmi, ada deretan tempat makan karyawan di samping tokonya. FYI Ketoprak adalah salah satu comfort food-ku, rasanya happy aja kalau abis makan Ketoprak. Biasanya aku makan Ketoprak saat pulang ke rumah, namun karena Mas Ketopraknya cuti dan nggak balik lagi aku jadi kekurangan asupan Ketoprak 😁.

Ketoprak memang lebih cocok untuk sarapan, tapi aku sih nggak masalah ya karena di rumah pun aku makan Ketoprak seringnya di malam hari 😅 Entah karena kelewat lapar atau kelewat kangen tapi untukku sih rasanya enak yaw… bumbunya leqoh dan banyak topping-nya, kerupuknya juga okcey.


Semoga bisa ke Cirebon lagi ya, belum puas mainnya 😀.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates