Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello….

Akhirnya ketemu lagi dengan Studio Lestari yang isinya adalah project suka-suka yang dikerjakan saat senggang (bisanya weekend), yang saking random-nya bisa di-pending sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan 😅. Sebelumnya aku sempat bimbang memilih project apa yang akan dikerjakan, pilihannya ada crocheting, journaling, macrame atau sketching *inspired by SBY ✨👌🏻.

Crocheting di-pending karena masih mengumpulkan pola dan tutorial YouTube-nya, journaling juga di-pending karena lagi (sok) sibuk ikutan online course dan sketching juga di-pending karena nggak ada mood haha Aku sudah membeli tali-talian dan printilan kecil untuk bikin strap mask tapi tetap masih aja ada yang kurang, karena demotivation akhirnya di-pending.

Awal tahun aku membeli kursi kerja karena butuh sandaran yang pantas untuk bekerja, mungkin karena keseringan diduduki dan bukan kualitas terbaik hanya dalam waktu 3 bulan aja dudukannya terasa menipis. Kalau duduk pasti terasa dasar kursinya 😅 Aku sudah mencoba pake bantal (yang bukan bantal tidur) tapi ketinggian dan kurang nyaman sedang pake bantal leher berasa lagi duduk di kloset 😂.

Tentcunya aku pun mencari di e-commerce kesayangan jama’ah sekalyan, banyak banget pilihan dan spesifikasinya, saking banyaknya aku jadi bingung. Kemudian aku teringat lagi dengan sisa bahan untuk membuat masker di tahun lalu, ternyata masih tersisa lumayan banyak meski sebagian sudah dibuat menjadi lap tangan, kalau untuk dibuat 2-3 cushion duduk mah sepertinya masih cukup.

Sayangnya ide random semacam ini datang di saat tak terduga, sekitar jam 9-10 malam di hari Minggu malam (besok hari Senin woy!). Khawatir kehilangan mood, saat itu juga aku langsung mengumpulkan semua alat dan bahan yang ada. Ohya, karena aku membeli bahannya potongan kecil maka konsep cushion duduknya adalah patchwork alias tambal-tambalan tapi bukan gembel 😁.

Bahannya kupotong dengan ukuran (yang kalau disatukan menjadi) 40 cm X 40 cm, karena belum punya mesin jahit aku menjahitnya secara manual. Cangkeul memang tapi ya mau gimana lagi, kalau nggak begini project-ku pasti berakhir di-pending. Sebagian kujahit malam itu, sebagian lagi kujahit keesokan harinya. Nah, berarti tinggal isiannya kan…

Untuk isiannya aku menggunakan dakron yang (katanya) kualitasnya OK, butuh waktu hampir seminggu untuk sampai di kosan. Setelah sampai kumasukkan ke dalam cushion duduknya, nah ini agak PR, lubang untuk memasukkan dakronnya kekecilan haha Butuh usaha yang santai untuk memasukkan dakron ke dalamnya, tapi setelah jadi semuanya terbayarkan.

Di awal cushion duduknya memang mengembang sempurna macem Kue Bantal (Odading) tapi ya karena hampir setiap hari diduduki lama-lama kempes juga haha Tapi tenang guise… masih ada satu lagi. Cushion duduk ini belum pake cover, mungkin nanti bisa dimasukkan ke dalam list. Semoga nanti sudah punya mesin jahit biar nggak capek hehe

Note: aku pake ½ kg dakron untuk mengisi 2 buah cushion duduk.



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello…

Masih ingat nggak dengan post (Random) Things I Bought Lately? Dalam post tersebut salah satu barang yang kubeli adalah buku diskonan dari Gramedia. Saat itu aku membeli 6 buah buku, tapi ya karena reading slump sampai saat aku menulis post ini hanya 2 buku yang baru kubaca sampai habis, sisanya belum sempat kubaca bahkan plastiknya belum dibuka 😅.

List buku yang kubeli atas nama diskon:
🌼 A Copy of My Mind - Dewi KharismaMichelle
🌼 The Five People You Meet In Heaven / Meniti Bianglala - Mitch Albom
🌼 For One More Day / Satu Hari Bersamamu - Mitch Albom
🌼 Negeri Para Roh - Rosi Simamora
🌼 The Girls - Emman Cline
🌼 One Hundred Names - Cecilia Ahern

Aku tahu Mitch Albom sejak lama tapi baru kesampaian membaca bukunya tahun lalu hehe Seingatku, bukunya Mitch Albom yang banyak direkomendasikan adalah Tuesday With Morrie, sayangnya saat diskonan Gramedia bukunya malah nggak ada, maka jadilah aku membeli buku Mitch Albom yang lain yakni Five People You Meet In Heaven dan For One More Day.

Five People You Meet In Heaven bercerita tentang Eddie, seorang lelaki tua yang menghabiskan sisa hidupnya bekerja sebagai maintenance di taman bermain Ruby Pier. Menariknya, buku ini dinarasikan sendiri oleh Eddie yang meninggal hanya 50 menit sebelum ulang tahunnya yang ke 83 karena kecelakaan di wahana Freddie’s Free Fall.

Eym… Gimana? Gimana? 🤔.

Setelah meninggal Eddie dipertemukan lagi dengan 5 orang yang takdirnya pernah bersentuhan dengannya, 5 orang ini sama sekali nggak memiliki keterikatan kecuali melalui Eddie. Mereka sengaja dihadirkan lagi untuk mengurai pertanyaan yang belum sempat terjawab semasa hidup Eddie.

Alur penceritaan Five People You Meet In Heaven ini maju mundur ya dan otakku memvisualisasikannya serupa scene di Forrest Gump karena ada part yang membahas tentang perang Vietnam. Five People You Meet In Heaven memberikan insight yang menarik mengenai after life, apa yang terjadi setelah kematian adalah misteri yang hanya bisa disingkap oleh diri sendiri, meski kisi-kisi bertebaran disana sini.

Ada 5 orang yang ditemui Eddie seteleh kematiannya, yakni; Blue Man / Manusia Biru yang yang karena kesalahan Eddie berada disana untuk menemuinya. The Captain / Si Kapten yang kadang hadir dalam mimpi-mimpi Eddie. Ruby wanita tua sekaligus istri dari pemilik taman bermain Ruby Pier. Marguerite istri tercintanya dan Tala.

Mereke semua menemui Eddie secara bergantian, satu yang pasti mereka semua datang untuk memberikan pengampunan dan pencerahan.

Nggak banyak yang bisa ku ceritakan ya karena buku Five People You Meet In Heaven adalah tipikal buku santai yang mesti dibaca pelan-pelan sambil diresapi dan direnungkan. Bukunya nggak tebal kok tapi isinya cukup membuatku berpikir ulang tentang after life meski dalam keyakinanku nggak begitu.

Meski bukan my cup of tea, buku The Five People You Meet In Heaven adalah buku yang menarik untuk dibaca saat senggang ✨👌🏻.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello…

Sudah lama ya sejak terakhir aku dan teman sekalyan main jauh keluar kota. Terakhir kali main jauh yakni tahun lalu ke Tasikmalaya + Garut ke nikahannya Memed. Selebihnya belum kemana-mana, apalagi kalau bukan karena pandemi dan PPKM yang dicicil setiap minggu macem arisan Tupperware 😌.

Selama hampir setahun lebih tujuan terjauhku adalah bolak balik Bandung-Subang itu pun mesti pake travel. Parno guise… 🥺 Koronces merajalela. Dengan situesyen yang nggak kondusif ini, bahkan pergi belanja ke supermarket mesti terencana, kalau kata Icunk mah macem Uang Kaget. Itu loh… acara TV yang pesertanya ditantang untuk membeli barang sesuai list dengan waktu yang sudah ditentukan 😁😂.

Karena rencana kita untuk liburan ke Yogyakarta sudah berubah statusnya menjadi wacana, maka kita mencari opsi liburan tipis-tipis sekitaran Bandung. Asli. Otak udah ngebul macem knalpot racing, digeber mulu mikirin negara Wakanda yang semakin hari semakin ngadi-ngadi kelakuannya. Hahahasyuuu… 🥲.


Tadinya kita berencana untuk #dimobilaja, maksudnya jajan dimana gitu tapi makannya di mobil aja karena meski dine in sudah bisa 30 menit nggak yakin santai, bisi kilikiben 😅. Kemudian rencana sempat berubah menjadi wisata IKEA, tapinya nggak jadi karena jalan menuju kesana sedang diperbaiki dan kita terlanjur mager untuk daftar online.

Bimbangnya udah macem nentuin mau order apa di Go Food yaini 😅, opsinya banyak tapi yang nggak bener-bener tahu apa yang dimau. Beruntung, H-1 akhirnya Deya ngasih opsi ke Cihaniwung Kertasari, sebagai netizen yang di pick aku sih yes 🤣 Mungkin karena sudah kelamaan #dirumahaja jadinya sok sibuk gimana gitu mikirin mau bawa apa, makan apa, ngapain aja.

Diantara kita bertiga hanya Deya yang pernah ke situ Cihaniwung, karena mengantar anak didiknya (cieee… 😘) yang sedang PKL. Aku dan Icunk sama sekali belum pernah kesana, tapi kuyakin okcey sih karena pernah membaca tentang Kertasari di Quora. Sayangnya, sedari pagi cuacanya gloomy ala-ala Forks, ceudeum tapinya nggak hujan, well… mungkin karena blue moon juga kali ya *eh ngaruh nggak sih? 🧐.

Ladang kentang

Karena tahu akan melakukan perjalanan panjang, aku sengaja sarapan sejak 06.30 kek anak sekolahan haha Harap mengertilah wahai warga +62 aku nggak mau salatri dan ujung-ujungnya masuk angin macem dulu-dulu. Di chat kita berencana cabs sekitar jam 07.30, di kehidupan nyata kita cabs sekitar jam 08.30 gabut hamba nunggguin di depan Vitasari 😂.

Kita sengaja nggak membawa bekal makanan berat macem nasi atau apalah karena rencana awalnya memang mau makan di luar, nyari yang searah ke Kertasari. Sok iye banget kan nih 3 dara 🤣 Deya merekomendasikan RM. Rencong untuk membeli makan siang, kemudian Icunk search di Google katanya RM. Rencong buka sekitar 10.10. Saat sampai di depannya. Lahh… kok tutup? Ternyata yang Icunk lihat RM. Rencong cabang Banjaran 🤣🤣🤣.

Karena masih PPKM kebanyakan tempat makan masih tutup kalau pun buka lauknya belum banyak. Diantara sekian banyak opsi makanan, tahu nggak yang kita pilih apa? Nasi Padang dong 😂, untung kuahnya dipisah, jadi nasinya nggak beukah. Sebelumnya, kita sudah pasrah aja bakal makan siang pake Pop Mie dan kuah bakso di pinggir situ 😌.

Sejauh mata memandang; bawang daun, bawang daun, bawang daun dan bawang daun ✨

Menurutku vibe-nya OTW ke Kertasari ini macem Cikajang Garut, daerah pertanian yang di kanan kiri jalannya diapit perkebunan. Kalau pernah melewati daerah Lembang mungkin pernah melihat sepetak dua petak lahan yang ditanami daun bawang, di Kertasari lahannya bukan hanya sepetak dua petak ya, banyaakkk… hampir sejauh mata memandang lahannya ditanami daun bawang 👀.

Pasti pernah kan membeli Martabak Telur terus Mang-nya mencacah langsung daun bawangnya untuk dimasukkan ke adonan, nah wanginya perkebunan daun bawang tuh ya gitu. Jadi weh kepikiran makan bubur 😅 Selain daun bawang, ada kentang, kembang kol dan brokoli, sisanya nggak kelihatan ya 😁.

Di Indonesia byasanya perbatasan daerah ditandai dengan gapura atau tugu yang bentuknya disesuaikan dengan komoditi daerah tersebut. Di Kertasari bentuk gapuranya bukan kotak loh ya… tapi tinggi tipis macem stick ice cream berwarna kekuningan, awalnya kukira itu bambu tapi setelah berkali-kali melewatinya aku sadar itu daun bawang. Daebak! Kalau gabut bisa niya dicek di Google 😉.


Setelah melewati perkebunan daun bawang kita memasuki perkebunan teh, kalau yang ini aku familiar karena hampir setiap pulang ke rumah pasti melewati perkebunan teh. Bedanya paling ada di ruas jalannya yang nggak terlalu lebar dan sedikit rusak, semi off road laya.

Saat di jalan entah gimana obrolan kita sampai ke; niat banget ya orang-orang Belanda jauh-jauh datang ke Indonesia membuka lahan sampai ke pelosok 🤔, eh tapi orang-orang Jepang juga niat banget ngejugjug orang-orang Belanda yang sembunyi di pelosok 🤔. Kita aja yang zaman sekarang lama nyampe kesini (Kertasari), apalagi mereka (orang-orang Belanda dan Jepang) zaman dulu.

Mesti diakui ya guise… suka atau nggak suka orang-orang Belanda memang berkontribusi besar dalam menentukan komoditi pertanian secara masif. Di daerah Jawa Barat kita bisa dengan mudah menemukan perkebunan teh karena kontur dan cuacanya cocok untuk ditanami teh. Nanti deh ya kapan-kapan kutulis post-nya terpisah.

Situ Cihaniwung dari kejauhan.

Kita juga melewati Cisanti yakni 0 km-nya Sungai Citarum, dari jalan sih terihat ramai tapi nggak tahu di dalamnya gimana karena kata Deya di dalamnya nggak ada apa-apa hanya wisata pemandangan. Saat akhirnya kita sampai ke situ Cihaniwung… hahanjirrr… apalah itu cicilan PPKM setiap minggu 😱, himbauan taat prokes dan koronces yang begitu dekat begitu nyata. Ramainya normal macem Indonesia sebelum tahun 2020.

Melihat situesyen yang ramai kita langsung ciut dan mengurungkan niat untuk masuk ke area situ-nya. Well… tanpa mesti masuk pun situ Cihaniwung sudah bisa dinikmati dari kejauhan, lebih indah malah. Banyak kok warga +62 yang lebih memilih untuk duduk-duduk di atas motor yang diparkir di pinggir jalan, selfie-an sambil jajan.

Kupikir mestinya tempat wisata lokal nggak mesti menjual spot selfie atau bangunan warna warni untuk menjaring pengunjung, cukup benahi tempatnya dan sediakan fasilitas yang layak. Kubilang begini karena daya tarik sebenarnya dari wisata yang ada di Indonesia adalah pemandangan alam bukan pemandangan buatan yang bikin jengah. Polusi visual 😵.


Karena sudah jamnya makan siang akhirnya kita memutuskan mencari spot landai di perkebunan teh untuk menggelar piknik ala-ala. Yha~ idealnya memang Nasi Timbel dan cemilan receh tapi tadi kita lebih kepikiran Nasi Padang 😂 Setelahnya kita shantay dulu, tapi nggak sampai rebahan karena banyak yang lewat 😅.

Aku lebih nyaman dan menikmati berjalan-jalan seperti ini karena merasa familiar dengan lingkunganku tumbuh. Rumahku di Subang yang secara geografis dikelilingi perkebunan, teh, karet dan tebu. Mbah Buyutku bahkan bekerja di perkebunan karet. Saat di ma’had mainku pun nggak jauh-jauh dari perkebunan, jadi ya betah-betah aja sih 😁.

Ohya, kita juga melewati Pabrik Pengolahan Teh Kertasari yang sering di-post oleh komunitas heritage Bandung, ternyata di sini ya tempatnya… jauh dari kota 😅, menurutku sama aja sih dengan perkebunan teh pada umumnya dan entah kenapa aku malah teringat FTV jadul yang judulnya nggak seenak jidat, yang setting-nya di perkebunan teh.


Karena masih siang kita memutuskan untuk mengunjungi tempat kerja Deya di Bale Endah, sumvah seumur-umur tinggal di Bandung baru kali ini aku main ke daerah sana. Sebelumnya kita makan Bakso dan Mie Ayam atas nama; ingin yang lada-lada ✨.

Sebagai ibukota kabupaten kupikir Bale Endah udah termasuk canggih ya, rumah sakitnya bagus dan ada rumah susun yang ruang terbukanya lega. Suasananya macem Indonesia di tahun 90an, saat sawah-sawah belum bermutasi menjadi perumahan. Kebetulan saat kita kesana golden hour jadi sorenya cantik.

Well… weekend well spent ya guise… thank you Icunk dan Deya, semoga pandemi segera berakhir dan kita bisa main lebih jauh 😊.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello…

Seperti yang syudah-syudah, aku menemukan #askmeabout ini di Twitter. Aslinya diperuntukkan movie/series, tapi karena aku sudah pernah membuat THIS OR THAT versi movie, maka kali ini untuk series aja. Ohya, sengaja nggak kumasukkan drakor ya biar nggak bosan juga kan selama quaranthings nontonin drakor mulu.

Recap drakor pandemi vol. 1
Recap drakor pandemi vol. 2

Karena nontonin drakor itulah aku jarang menonton lagi series, kalau pun nonton paling yang review-nya (menurutku) menarik, sisanya mah bhay dulu 😁 Makanya, series-nya pasti nggak se-update review kilat di IG story atau Tiktok. Khazanah per-series-anku masih terbatas, so feel free to skip this post. Tapi kalau lagi gabut boleh kok dibaca sampai tuntas 😉.

*point pertanyaannya kuubah biar lebih menyesuaikan.

1. FAVORITE SERIES
- Game of Thrones
- How I Meet Your Mother
- Modern Family

2. FAVORITE SERIES GENRE
Yang mind blowing, lucu dan cast-nya enak dilihat.

3. FAVORITE SERIES FROM 1990s
- Early Edition
- Charmed
- Buffy The Vampire Slayer
- McGayver
- The X-Files
Juwara banget TV kita zaman dulu, bahkan Baywatch pun disiarkan tanpa disensor, eh iya kan belum ada KPI 😏.

4. FAVORITE SERIES FROM 2000s
- Smallville, Tom Welling is so hawt, standar superhero ganteng pas muda ya gini 🤩.
- Alias
- Ghost Whisperer
- NCIS
- Criminal Minds

5. FAVORITE SERIES FROM 2010s
- Modern Family
- The Handmaid’s Tale
- Pretty Little Liars
- Fresh Off The Boat
- Stranger Things

6. FAVORITE INDONESIA SERIES
Serial kolosal Indosiar macem Angling Dharma, Tutur Tinular, Misteri Gunung Merapi, Si Buta dari Gua Hantu dan Wiro Sableng. Waktu itu belum musim sinetron guise… jadi tontonannya yang beginian 😂 Kalau dipikir-pikir lagi sekarang keren juga niya serial kolosal Indonesia pada masa (jayanya), setting dan propertinya khan main niatnya, extras-nya banyak *belum termasuk kuda dan bocil yang semi naked 😅.

7. FAVORITE FOREIGN SERIES
Amigos X Siempre

8. FAVORITE ANIME SERIES
- Semua kartun di hari Minggu pagi; Doraemon, Detektif Conan, Sailor Moon, Wedding Peach, Card Captor Sakura, Lady of Versailess, Chibi Maruko Chan, Ikyu San, Kobo Chan dkk.
- Avatar: The legend of Aang
- Slam Dunk

9. FAVORITE ANIMATION SERIES
Upin Ipin

10. FAVORITE CHILDHOOD SERIES
- Goosebumps
- Keluarga Cemara
- Jin dan Jun

11. FAVORITE ADVENTURE SERIES
- Xena: Warrior Princess
- Hercules
- The Adventure of Sinbad

12. FAVORITE ACTOR
Benedict Cumberbatch

13. FAVORITE ACTRESS
Sofia Vergara

14. FAVORITE DIRECTOR
Tim Kring

15. FAVORITE SERIES SOUNDTRACK
The Rembrandts - I'll Be There For You

16. FAVORITE SERIES DOCUMENTARY
Abstract: the Art of Design

17. FAVORITE SERIES SCENE
Opening scene-nya The Touch

18. FAVORITE SERIES DIALOGUE
Don’t act like I didn’t fight for you. I did. Hard. And for a long time. So please forgive me if it is over now. I’m exhausted.
Blair to Chuck, Gossip Girl

19. FAVORITE DC SERIES
Smallville

20. FAVORITE MARVEL SERIES
Loki

21. SERIES THAT MAKE YOU HAPPY
The Marvelous Mrs. Maisel

22. SERIES THAT MAKE YOU SAD
Rindu Rindu Aizawa

23. SERIES THAT MAKE YOU SLEEPY
The Falcon and the Winter Soldier

24. SERIES THAT MAKE YOU OVER THINKING
The Touch, produsernya Tim Kring yang juga memproduseri serial Heroes, sayangnya cuma 1 season padahal keren banget.

25. SERIES THAT YOU ARE WAITING FOR NOW
- Stranger Things
- la Casa de Papel
- Kingdom

26. SERIES THAT TOO BORING TO CONTINUE
- The Walking Dead
- 13 Reasons Why
- Riverdale

27. SERIES THAT YOU WISH NEVER BEEN EXIST
Gossip Girl Indonesia & Gossip Girl reboot.

28. SERIES THAT YOU WISH REMAKE
Little House on The Prairie

29. SERIES YOU ALWAYS RE WATCH
How I Meet Your Mother

30. SERIES YOU ALWAYS RECOMMEND
- The Games of Thrones
- How I Meet Your Mother
- Modern Family

31. THE FIRST SERIES YOU WATCHED
Mac Gayver (1985) gegara serial ini aku ingin punya pisau lipat dan menjadi penemu x insinyur atau apa lah sebutannya yang bisa membuat tools darurat dari barang-barang seadanya. Aku pernah mencoba menonton serial remake-nya dan nggak suka 🙁.

32. THE LAST SERIES YOU WATCHED
The Queen’s Gambit

33. UNDERRATED SERIES
A Series of Unfortunate Events

34. OVERRATED SERIES
The Mysterious Benedict Society

35. FUNNIEST SERIES
- Fresh Off The Boat
- Last Man Standing

36. SCARIEST SERIES
Kingdom

37. MIND BLOWING SERIES
The Touch

38. DOWNLOAD OR STREAMING
Download, biar bisa ditonton offline dan dipindah ke device yang lain.

39. TV OR SMARTPHONE
TV-lah, karena screen-nya lebih besar dan bisa rebahan maksimal.

40. FAMILY OR FRIEND
Temen yang sama-sama suka nonton series-nya, biar bisa diskusi dan komentar sotoy sana sini. Kalau dengan keluarga lebih banyak awkward apalagi kalau ada scene yang sensitive.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Salam olahraga 

Salah satu hal yang menghibur dan mempersatukan warga +62 belakangan ini adalah Olimpiade Tokyo 2020. Yha~ Seharusnya Olimpiade Tokyo 2020 ini digelar pada tahun 2020 namun ditangguhkan 1 tahun karena pandemi yang ternyata susah banget kelarnya. Meski ditangguhkan 1 tahun panitia tetap menggunakan tahun 2020 ketimbang tahun 2021 karena Olimpiade dilaksanakan 4 tahun sekali.

Seperti yang pernah kubilang I’m not into sports, B aja. Makanya kalau ada event olahraga macem gini yang sebenarnya paling kutunggu-tunggu adalah kontingen defile-nya. Seru rasanya melihat kostum yang dikenakan athlete dari setiap negara, tapi karena ini adalah event olahraga tentcu nggak akan se-festive kontes beauty pageant.

Setiap kontingen mengenakan pakaian yang warnanya menyesuaikan dengan warna bendera negaranya, Indonesia sudah tentcu mengenakan pakaian berwarna merah putih head to toe, tapi kali ini ada Rio Waida sebagai pembawa bendera yang mengenakan pakaian adat Bali. Jadi nggak pure merah putih semua ya…

Sans~

Dari kontingen inilah aku jadi ngeh lagi dengan negara-negara yang ada dunia, berasa napak tilas menghafal atlas 🤣 Ohya, Negara pertama yang tampil pastilah Yunani karena olimpiade bermula dari Athena dan diakhiri oleh negara tuan rumah. 

Kostum kontingen favorite-ku tentcu adalah Italy 🇮🇹, sporty chic banget ya… cocoklah untuk warga Italy yang memang sadar fashion. Desainnya simple tapi on point dan grafis bendera Italy ditengah kostum mengingatkanku pada fortune cookies🥠. Selain Italy, yang kostum kontingennya nggak kalah keren adalah Prancis 🇫🇷, Belanda 🇳🇱 dan Australia 🇦🇺.

Menurutku seremoni pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 ini simple ya nggak yang terlalu wah gimana gitu, mungkin gegara pandemi juga. So far aku suka pictograms-nya mengingatkanku akan acara Masquerade yang ditayangkan bergantian dengan TV Champions. Satelit drone-nya juga nggak kalah keren yaw… berasa nonton live action komik ber-genre fantasy.


Dalam rangka menyemarakkan Olimpiade Tokyo 2020 beberapa artist turut serta berpartisipasi, keren-keren niya karya mereka. Dari ilustrasi, photography sampai kimono. Aww… I’m sold. bisa mampir dulu niya di worldflags, cakep-cakep guise… 🥺 untuk versi kimononya bisa mampir di kimono project. 

Cabang olahraga unggulan Indonesia masihlah badminton / bulu tangkis, sebab memang terbukti rajin menyumbangkan medali. Sisanya ada angkat beban, panahan, menembak dayung, lari dan selancar. Well… apa pun cabang olahraganya aku berharap di olimpiade selanjutnya, Indonesia mampu mengirimkan lebih banyak athlete.

Saat kuliah aku kerap menemukan nama-nama yang disisipi kata Wardhani / Kusuma Wardhani dan turunannya 🧐. Beberapa tahun kemudian aku baru mengetahui bahwa Kusuma Wardhani adalah nama seorang athlete panahan yang memenangkan medali perak di Olimpiade Seoul 1988. Ketika nama seseorang menjadi inspirasi bagi banyak orang tua artinya orang tersebut menyimpan kesan dan pengharapan 🙏🏻.


Di Indonesia sendiri badminton adalah olahraga yang populer tentcunya selain sepak bola dan volley. Saat kecil melihat orang-orang bermain sepak bola, volley dan badminton di sore hari adalah pemandangan yang byasa. Begitu pun saat perlombaan antar RT/RW di 17 Agustusan, final dari ketiga cabang olahraga tersebut biasanya menjadi acara puncak yang nggak boleh terlewat.

Pasti pernah kan mengalami masa sok-sokan main badminton 🏸 sore-sore di depan rumah, yang nggak pake net, yang bulu koknya udah rawing , yang kalau ada kendaraan lewat mainnya di-pause, yang kalau koknya nyangkut di genteng auto tamat. Kalem guise… aku juga pernah da 😉.

Tentcu badminton adalah salah satu olahraga favorite warga +62, selain karena nggak perlu gear yang banyak dan mahal, badminton mampu menjangkau semua kalangan, dari muda atau tua, pas-pasan atau tajir, di depan rumah atau di lapangan. Apalagi sejak Susi Susanti dan Alan Budikusuma memenangkan medali emas di Olimpiade Barcelona 1992. Makin semangat aja yekan… 👊🏻😉.


Di Olimpiade Tokyo 2020 ini badminton menjadi cabang olahraga yang di-favorite-kan dan digadang-gadang akan membawa pulang medali. Aku nggak begitu mengikuti pertandingan badminton secara khusyu macem para BL, palingan mengikuti euphoria-nya via spam di Twitter. Asyik juga niya sobat flashsale-ku, kecengannya athlete bukan influencer eles-eles 🤣.

Diantara semua cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade Tokyo 2020 yang paling banyak kutonton adalah badminton, yha~ aku pake Orbit guise… makanya nonton mulu. Terimakasih BL-ku sekalyan @anisa @deya @riyeaja yang sudah rajin spam setiap kali ada pertandingan di timeline, alhamdulillah aku nggak mesti googling dulu siapa aja athlete-nya karena udah kenal duluan hahaha… 😁.

Sebelum Olimpiade Tokyo 2020, aku juga sedang menonton drakor (on going) berjudul Racket Boys yang bercerita tentang suka duka anak-anak calon athlete badminton. FYI. Baru aja tamat minggu kemarin. Yap. Racket Boys adalah alasanku mengikuti Olimpiade Tokyo 2020 ini, karena rasanya nggak puas hanya menonton pertandingan badminton tingkat daerah, aku ingin yang lebih wah 🤣 Bang Yun-dam ❤️.

Uwu 😘

Sampai saat aku menuliskan post ini, euphoria kemenangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu masih belum usai 🎉. Kemenangan mereka sungguh sangat menghibur warga +62 yang sudah hampir 2 tahun ini sumuk gegara pandemi dan gerah gegara ulah pemerintah.

Bener banget niya kalau ada yang bilang pertandingan badminton nggak bisa ditinggal, level kecepatannya udah macem tetesan teh di Twitter 😌. Karena smartphone-ku nggak support split screen untuk Vidio, kutinggalkanlah final badminton WD di pertengahan set ke 2 untuk order cemilan di Go-Food (lupa, harusnya order sebelum mulai 🥺), eh begitu balik lagi mereka udah foto-foto di podium dongs… jirrr… ternyata berakhir 2 set 😂.

FYI. Order-anku akhirnya dimakan saat menonton final-nya Ginting. Udah anyep aja ya… 🥲

Tapi ini favorite-ku: Sa ae lau... 😂

Banyak cerita menarik dari Olimpiade Tokyo 2020 yang delay setahun ini, beberapa menjadi viral tak terkendali namun nggak sedikit yang akhirnya menjadi inspirasi. Kali pertama athlete-nya berpartisipasi, kali pertama mendapatkan medali emas, kali pertama negara mereka mengikuti Olimpiade. 

Saat kuliah dosenku pernah bilang (kurang lebih begini): seharusnya pemerintah lebih memanfaatkan potensi SDM di daerah, karena untuk beberapa cabang olahraga kita udah memiliki ahlinya. Misal, untuk renang kita punya suku Bajo, untuk memanah kita punya Suku Mentawai, untuk lompat tinggi kita punya Suku Nias. Saya yakin, kalau pemerintah mau memberdayakan mereka, Indonesia pasti jadi juara dunia.

Aku pun yakin pak! ✨👌🏻

Olimpiade selanjutnya akan diselenggarakan di Prancis, logonya lucu ya… fashionable dan centil. Semoga saat Olimpiade Paris 2024 nanti pandemi udah kelar, dan bisa ditonton live~ Karena nggak banyak cabang olahraga yang kukenal, aku lebih tertarik melihat-lihat momen Olimpiade Tokyo 2020 via Getty Images, asli, keren-keren fotonya…








Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates