Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.








Share
Tweet
Pin
Share
No comments

The Gift memberikan pengalaman menonton yang cukup berbeda, gimana aja judulnya, berasa dikasih hadiah sama Mas Hanung 😍 *ehe. Banyak yang bilang kalau The Gift adalah hadiah darinya karena telah diberi kebebasan untuk berkarya dengan gayanya sendiri dan tak sedikit juga yang berkomentar kalau The Gift adalah proyek balas dendam setelah sukses ‘dikerjain’ film-film pesenan.

Seperti biasa ...
Aku sih yes 😂😂😂.

Sejak Ayat-ayat Cinta 1, ku merasa idealismenya Mas Hanung buyar perlahan-lahan, mungkin karena kebanyakan terima order film kali ya jadinya kurang fokus. Salah satu karya terbaiknya adalah Catatan Akhir Sekolah (CAS) yang dirilis saat aku masih SMA, berasa sezaman aja gitu dengan Vino dan Marcell 😂 Long shot di opening scene-nya kewren gilak dan OST-nya yaitu I Remember-Mocca pernah ditahbiskan sebagai lagu termanits sepanjang sejarah perfilm-remajaan versiku... dulu 😘.

Begitupun dengan Perempuan Berkalung Sorban, Hanung membagikan pemikirannya tentang kritik sosial dan moral di lika liku kehidupan pesantren, bagus kok filmnya 🖏. Hubungan keterikatan batin antara Hanung dengan tempat kelahirannya membuat Yogyakarta hampir selalu menjadi setting filmnya, nggak semua ya... sebagian besar, maka tak usah heran jika Hanung  akhirnya membuat film Sang Pencerah, biopic-nya bapake Muhammadiyah.

Keseriusan Hanung dalam menggarap film The Gift ini kulihat tersirat pada official poster-nya yang menampilkan wajah Reza Rahadian dan Ayushita bagai pinang di belah 2. Yang secara nggak langsung kasih statement tentang kejelasan hubungan mereka yang lebih utuh dibandingan hubungan gambar dibawahnya 😏 ehe. Trailer-nya yang ditayangkan sebelum Deadpool 2 ini sangat menggoda imajinasi, membuatku dan Icunk langsung janjian nonton The Gift.

The Gift adalah film Indonesia kedua yang ku tonton di bioskop tahun ini, yang pertama ... tentcu adalah Dilan 1990 yang sepikannya bikin giung seluruh social media timeline netyzen se-Indonesia. Nonton kali ini, ada Lisna diantara kita *elahh haha 😊 Mungkin karena masih jam-jamnya berbuka, studio nggak terlalu rame dan... yang paling penting nih ya, nggak ada anak-anak 💖💖💖

Berbahagialah kalian wahai social media philanthropic, penikmat senja, star gazer, petrichorian, hujan seharian, tetesan embun pagi dan entah apalagi, The Gift adalah film yang sekiranya cocok untuk genre kalyan sekalyan... Dialog-dialog yang kalau kata Rei mah ‘ngena di hati’ niscaya akan membangkitkan jiwa-jiwa melankolia yang sudah terkubur recehan Twitter 😂😂😂


Premis cerita tentang korelasi antara: penulis yang mandeg  ide – pergi menyepi ke Yogyakarta – bertemu dengan cowok rese – yang ternyata adalah pemilik suatu usaha sudah banyak digunakan untuk FTV yang judulnya so... clickbait. Tapi yha~ ini Hanung lohh 😚... mood-nya lagi OK 👌... imajinasinya meletup-letup 💗, children fruit-nya mangats 📣dan... kesempatan yang datang menghampiri ✯. Taa ... Daa ... Jadilah The Gift! 👏👏👏

Yang paling kusuka dari The Gift adalah sinematografinya yang memanjakan mata, filter tone yang digunakan benar-benar menggugah dan aesthetic, gimana aja lagi scrolling up / down feed-nya para  influencer sekalian. Uncchhh... Gemay deh ah 💏! Meski ada beberapa scene yang pengambilan angle-nya agak kurang pas, mencong-mencong, semuanya akan auto termaafkan saat menonton filmnya sampai selesai.

Oh iya, pada sebagian scene khususnya scene pribadi karakter –karakter utamanya di-shoot dengan teknik camera handled jadi ya agak sedikit pusing. Ya meski sebenernya termasuk aesthetic sih... Kadang aku malah merasa lagi nge-stalk filmnya haha Scene terbaik adalah scene di Kaliurang dan pantai-pantaiannya, ambience sinar matahari pagi dan deburan ombak yang menyapu kaki yang ‘ndelep di pasir basah terasa sampai di kursi penonton, kan jadi ingin liburan... 😉

Feel me... 🍃

Semacam gitu kali ya... haha 😂😂😂


Tiana (Ayushita Nugraha) adalah seorang penulis yang sedang mengalami creative writer block dan memutuskan untuk melarikan diri ke Yogyakarta demi menyelesaikan novelnya, ia menyewa kamar di rumahnya Harun (Reza Rahardian) yang menurutnya rese karena selera musiknya yang genggeus. Ya eyalaahhh... siapa juga yang nggak kesyel kalau lagi kerja malem diganggu musik metal yang bikin kuping pekak 😓.

Sadar kelakuannya ganggu, besoknya Harun ini nyuruh simboknya untuk ngajak Tiana sarapan di rumahnya. Disinilah mbnya baru sadar kalau masnya nggak bisa lihat, tapi ya itu tadi... gegara masih baper kejadian semalem yang ada mereka berdua malah adu sengak, podo aee... 💩 Agak nggak biasa juga sih komposisi perkenalannya, udah mah ngobrolnya pake bahasa yang agak baku terus pada keukeuh mempertahankan ke-sok-sengakan-nya. Hadehh... 😫

Itu kali pertama yha~ Kali kedua ... Raisa haha Selanjutnya Harun kasih satu pot bunga untuk Tiana sebagai permintaan maaf karena sarapannya nggak ngenakin, eh kemarin pada jadi makan nggak sih mereka? Patut ditiru nih ini, kalau ngasih bunga sekalian sama pot-potnya ya biar nanti kalau sudah layu bisa tumbuh lagi yang baru, nggak mesti nunggu kering dulu baru dibuang *elaahh

Harun yang eksistensinya misterius menarik minat Tiana secepat tebak-tebakan nggak jelas tapi berakhir dengan aktivitas meraba-raba nikmeh 😏.

Feel me... 🍃

Feel me... 🍃

Feel me... 🍃

*repeat 😊



Hubungan mereka menjadi dekat sampai cukup pada alasan untuk mempercayakan kunci pintu yang menyekat ruang pribadi mereka, semacam metafor kode keberlangsungan suatu hubungan gitu kali ya haha. Eym... Masing-masing saling memperkenalkan dunianya, scene gini-giniannya dibuat begitu indah dan artsy, terasa hangat di sanubari 💖.

Harun yang kayanya dulu adalah anak seni rupa tapi suka nge-sketch sampai ngebela-belain buat patung dada Tiana dongs, bahkan iya-iya aja diajak latihan tari dan jalan-jalan ke Kaliurang. Mungkin Masnya terlalu cepat menyimpulkan... karena ditengah-tengah kebahagian yang kalau kata Lala Bohang mah terlalu sementara untuk dirayakan muncul karakter pembanding dari masa lalu bernama Ari (Dion Wiyoko).

Kedatangan Ari yang tiba-tiba membuat Tiana gamang, bimbang memilih antara yang pake hati tapi kadang bikin sakit hati atau yang nggak kepikiran tapi menawarkan masa depan. Kalau nggak inget Harun lagi nganggur pasti aku milih doi 😂 haha Tau sendirilah... ini hati loh, bukan ruang tamu *ehe Tapi Tiana harus menghadapi masa lalunya dan membiarkan masa depan membawanya... ke Italy.


Eh. Gimana? Gimana? *tanya penonton kepada Harun dalam hati.

...

Kosong 🍃

...

ASTAGFIRULLAH ALADZIMM !!!

Harun yang kecewa karena merasa dibohongi Tiana marah-marah di workshop, patung dada Tiana yang masih setengah jadi dilempar begitu aja, seakan-akan nggak pernah inget buatnya pake hati. Itu muka benyek tcoy! Serius deh ini... Sayang aja udah setengah jadi... Tinggal setengah hatinya lagi. #tips mending nungguin sampai jadi keras dulu adonan (patung)nya biar nanti pas dilempar bunyinya “braakkk!!!” nggak “bleekk”, jele’ aja kedengerannya.


Kupikir film ini akan diakhiri dengan keputusasaan Harun seperti yang diperlihatkan trailer-nya, padahal udah siap-siap aja nih mau mewek heuheu. Seperti FTV yang mudah ditebak alur ceritanya, mereka bertiga dipertemukan kembali di Italy, nah disini udah mulai males nontonnya ingin balik lagi ke Yogyakarta aja. Kenapa diantara sekian banyak orang di dunia ini ketemunya sama yang itu-itu aja?

Takdir 😔.
Okay, the case is closed.

Meski awalnya agak skeptis dengan ending-nya yang dikhawatirkan akan dieksekusi secara FTV juga, aku merasa ending The Gift yang Hanung berikan ini worthed ya. Udahlah... nggak usah nuntut sekuel, nanti malah nggak asyik kaya AADC2, yang meski setelah sekian purnama Rangganya tetep kere dan Cinta mulu yang ngemodal.

Product placement-nya The Gift ini oke punya ya, nggak ganggu apalagi keliatan banget ngiklannya kaya sinetron-sinetron. Sayang nggak nonton sampai credits, padahal sebenernya sepanjang nonton kepo bertubi-tubi dengan make-up-nya Tiana, lipen setipnya nomor berapa sih mb? Gimana ya ngejelasinnya, meski gelap, meski terang, warnanya keluar. BTW, sepatunya Tiana di scene curhat di makam brand-nya apa ya? Kok keren sih 😍... 

Yawla, Tiana... panutanqu 6(>.<)9


Keputusan Hanung untuk memberikan peran Harun kepada Reza Rahardian adalah keputusan yang tepat ya, karena sebosen-bosennya liat Reza di film-film komersil meski diakui bahwa Cuma Reza Rahardian yang bisa membawakan karakter Harun, seakan-akan peran tersebut memang dibuat khusus untuknya. Di media visit-nya The Gift, terselip komentar Bia “Alhamdulillah... Mas Hanung telah kembali”, well... bukan Cuma Hanung ya yang “telah kembali”, Reza Rahardian pun telah kembali ke haribaan kita semua.

Tadinya kupikir Tiana kecil diperankan oleh Romaria loh 😜 Seumur-umur nonton film yang ada Ayushita-nya, penampilannya sebagai Tiana di The Gift adalah pencapaian terbaik setelah Me VS High Heels. Memorable... Sedang untuk Dion Wiyoko, nggak usah ditanya lah ya... gimana kualitas aktingnya, apalagi kalau sudah pernah nonton serial Sore, Istri Dari Masa Depan.

Seperti yang kubilang di awal, The Gift memberikan pengalaman menonton yang cukup berbeda. Bukan Cuma sekedar nonton ngeliatin visualisasi imajinasi karya sutradara, script writer dan krunya belaka, tapi juga membuat kita mengolah kepekaan rasa yang tercipta dari visualisasinya, setiap detik scene-nya membuat kita me’rasa’ dan menggiring imajinasi sampai setara dengan standarnya Hanung. Duhh... kuat ka beurat kieu ⌣

Salah satu epic quotes-nya adalah: aku buta, bukan mati rasa. Yha~ hahahahaha


Kalau ada waktu luang bolehlah nonton The Gift, karena selain hal-hal diatas film ini akan membuat kita ingin pergi mantai... sekedar untuk menikmati. Oh, iya kalau gampang terharu jangan lupa siapin tissue, yakali ntar nggak kerasa tiba-tiba brebes mili.



Next: kayanya Buffalo Boys, karena trailer-nya yang cociks + ada Hannah Al-Rasyid.

* All pictures taken from here
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Dalam rangka mengisi waktu luang Ramadhan alias ngabuburit, aku mengikuti workshop yang diadakan oleh @brotherwoodbdg di Bandung Creative Hub. @brotherwoodbdg ini memang sudah rutin mengadakan woodworking workshop ya, eym ... kenapa baru kali ini ikutannya? Karena woodworking workshop sebelumnya bertema decoupage yang bagiku agak kurang menarik↟☻.

Saat itu ada beberapa pilihan woodworking workshop yang bisa diikuti selain spicy rack making, yaitu book storage, side table dan wall storage. Namun mempertimbangkan dimensi dan keberfaedahannya kelak, aku memilih untuk mengikuti woodworking workshop: spicy rack making, mayan khan ... untuk nyimpen-nyimpen saos sama BonCabe 🙂😂😂

Sebenernya kalau rajin mah mending ikutan workshop beginian, selain belajar DIY furniture, kita juga bisa sekalian nabung furniture haha 😼 Cocok nih untuk anak kosan apa newly married 😗, eh iya workshop-nya ini bisa berdua loh ... di sesi woodworking workshop-ku juga ada kok yang setim dengan temen deket dan pacar, resikonya Cuma satu: (barangnya) nggak bisa dibagi dua  😂.

Nggak usah khawatir ya kalau belum pernah ikutan woodworking workshop semacam ini, karena kita akan didampingi oleh AA-AA yang sudah expert dan ... yang paling penting nih, rajin nanyain “mau difotoin nggak?” 😅 khan ... jadi enak ❤ Karena jumlah peralatannya terbatas kitanya mesti gercep, biar nggak lama ngantri ...

Aku nggak begitu asing dengan woodworking karena pernah mempelajari saat kuliah ... bertahun-tahun yang lalu 😂. tapi beda kan ya kondisinya dengan sekarang, berasa pegel-pegel aja gitu abis motongin kayu, padahal pake mesin. Karena prosesnya dari raw material yakni (masih) berupa potongan kayu, durasi pengerjaannya lumayan lama ya ... dan menguras tenaga. Asli ini mah, capek. Apalagi kalau puasa ~ 😫.

Woodworking ini terdiri dari 3 tahap ya, tahap yang pertama adalah preparation (persiapan) dimulai dari memilih material yang akan digunakan, mengukur atau membuat pattern dan cutting. Nah, usahakan untuk melakukannya dengan runut (sesuai urutan) biar lancar di tahap assembly-nya.

Tahap yang kedua adalah assembly (perakitan) yaitu proses penyatuan bagian-bagian yang sebelumnya kita buat. Proses ini cukup memakan waktu ya karena kita mesti fokus biar nggak miring-miring masanginnya 😅 Belum lagi kalau ada bagian yang mesti disambung pake lem, sambil menunggu lemnya kering kita bisa mengamplas bagian yang lain.

Tahap yang ketiga adalah finishing, @brotherwoodbdg sendiri menyediakan 2 jenis finishing, yang pertama pake clear coating sedang yang kedua pake wax. Saranku mending finishing-nya pake wax, selain prosesnya lumayan cepat, kalau pake wax warna kayunya nggak berubah malah semakin memperlihatkan urat kayunya. Beda dengan cat yang malah kadang membuatnya nggak natural dan prosesnya mesti dilakukan berkali-kali (layering).

TIPS
- Gunakan pakaian (+ hijab) yang simple dan nyaman, awas jangan pake yang kewer-kewer.
- Gunakan safety gear yang sudah disediakan.
- Nggak usah pake make-up yang berlebihan, karena pada akhirnya lusuh juga 😂😂😂
- Usahakan pake sepatu ya, jangan pake sandal, nyeker apalagi ...
- Bawa air minum ya, capek loh ini ...

Setelah selesai usahakan minum susu atau air kelapa, gunanya untuk menetralisir tubuh dari mikro partikel kayu yang bertebaran selama nge-workshop. Bisa juga dengan minum air putih yang banyak.



wax-nya kaya begini

Kiri atas: sebelum dikasih wax
Kanan bawah: setelah dikasih wax.

biar muka lecek yang penting beres 😁
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Aloha!

A couple months ago I saw @ditut tweeting about the free licensed version of Adobe Sketchbook software. Wow. It’s very nice to know that my most-wanted software is free hehe... I use often free trials before. So, I asked my sister to give me back the Wacom that she’s claimed since I’m in college, actually... Sketchbook is mouse friendly even though it would be great to use Wacom or Cintiq, well... I didn’t have Cintiq hehe 😛

I just want to practice again, the last time I used Sketchbook is when in college and it was only for random doodles. It’s quite hard hehe... 😫 I tried my best but the result isn’t as good as I expected, maybe I need to practice harder... 💞

But yes, I need to warm up my finger 😘  
                                
Because Sketchbook X Wacom is still on my deal, I’m trying to warm up my finger with... the basic design software, Microsoft PowerPoint 🆒. No, I’m kidding 😉 hehe by Corel Draw X6. I used my skincare and makeup as the objects because they’re on my desk, the nearest objects that I saw and touch every day. Besides that, who doesn’t love ‘em? 😉

Please welcome... MY... Let’s say... Warming up project hehe 😋












All illustration credits are belong to Lestari Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Setelah Avengers: Infinity War tentu saja aku menantikan Deadpool 2, selain karena doi adalah salah satu superhero-nya Marvel ku suka soundtrack-nya, lawas-lawas jebakan umur lah ya haha 😂😂😂 Untuk cerita di film Deadpool pertama menurutku cukup standar sih dan yang pasti nggak nyangka banget kalau Wade Wilson a.k.a Deadpool adalah si ganteng kalem Ryan Reynolds yang ke-charming-annya mengalahkan Chace Crawford 😋😋😋

Tadinya kumau nonton Deadpool 2 sendiri karena syadar tak semua orang memiliki taste film yang sama, jangankan Deadpool, film Marvel lainpun belum tentu pada tertarik. Alhamdulillah-nya aku punya teman yang hayu-hayu asyik ❤ dengan urusan menghabiskan waktu luang, ya mungkin mereka juga pada geje pagi-pagi mau ngapain sedangkan hari masih panjang. Jadilah aku, Icunk, Deya dan Memed a.k.a Medus padahal Anis pagi-pagi nyambangin Ubertos meski masih pada dadasar lapak.

Meski girang studio agak sepi, kita masih cukup concern dengan keputusan beberapa penonton yang dengan sengaja membawa anak di bawah umur. Please dwehh mb ... anakmu suruh diem napa ’nda usah loncat-loncat atau ngobrol anteng ... 💭 Err, nggak baca gitu ya Deadpool 2 hanya untuk penonton berusia 13 tahun keatas, meski Mas Wade udah wanti-wanti promosi sarkas ”Deadpool 2 is family movie” cobalah gunakan nalarmu.

Promosi Marvel untuk film Deadpool 2 ini terasa jor-joran, sebelas dua belaslah dengan Avengers: Infinity War. Mungkin Marvel pada sadar kali ya ... Avengers: Infinity War akan semengecewakan itu dan menjadikan Deadpool 2 semacam backup plan. Yang menarik dari Deadpool 2 ini adalah campaign-nya yang ‘wah’, nggak tanggung-tanggung ya ... pakenya David Beckham dongs, meski terkesan “naon sih ieu?” tapi mesti diakui campaign-nya terasa sebanding dengan filmnya.


Oh iya, mb Celine Dion yang lagunya dipake sebagai soundtrack pun kebagian jatah MV-nya disisipi  Deadpool. Waktu nonton MV-nya sebenernya ingin banget membayangkan sosok di balik kostum Deadpool yang uget-ugetan macem ulet keket adalah seorang professional dancer, ya masa Ryan Reynolds sih? Khan ... Khan ... Khan ... Ganteng. Yang ganteng nggak boleh norak biar nggak turun harga jualnya. Syebel aja kalau inget ini 😠


Sedari awal Marvel sudah mewanti-wanti bahwa Deadpool ini itungannya adalah antihero, yang mana diasumsikan sebagai karakter ice breaker yang kerjaannya adalah menghibur, jenuh juga kan nontonin satu galaxy rebutan batu akik hehe. Karakternya memang sengaja dibuat petakilan dan receh-receh aL4y gimana gitu, drama lah pokoknya, tapi teutep ... soundtrack-nya juara apalagi kalau kita seumuran *eh.


Pertama kali nonton Deadpool yang kepikiran malah ... apa coba? Kok kaya Spiderman versi ninja yha~ haha Kostum mewrah superketat dan gayanya yang meliuk-liuk sedikit mengingatkanku akan karakter Spiderman zamannya Tobey Maguire. Well ... kalau Spiderman mukanya ditutupin biar nggak ketahuan mukanya sama orang-orang, Deadpool mukanya ditutupin karena memang ‘jele hehe

Di film Deadpool 2 ini, dikisahkan Wade Wilson a.k.a Deadpool (Ryan Reynolds) menjadikan dirinya sebagai hero yang memberantas kejahatan, statusnya masih freelance ya karena doi (entah karena alasan apa) ditolak masuk geng elite Avengers. Dalam menjalankan aksi heroiknya Deadpool dibantu oleh Dopinder (Karan Soni) yang di film Deadpool pertama nggak sengaja membunuh rival-nya serta Colloseum (Stefan Kapicic) dan Negasonic Teenage Warhead (Brianna Hildebrand), eh iya ada Yukio (Shiori Kutsuna).


Mon maap yee ... tapi diantara semua karakter Marvel yang ku kenal aku merasa Negasonic Teenage Warhead adalah nama paling keren heuheuheu aL4y tapi emo gimana gitulah ... pokoknya kaya nama gaul zaman sekolah dulu deh. Semacem Tsarina Bellatrix XXX atau KAMI (internal joke).

Di Deadpool 2 ini, kita seakan disadarkan bahwa Colloseum dan Negasonic Teenage Warhead + Yukio adalah mutant bagian dari X-Men Universe yang kemungkinan besar akan ikut campur urusan per-Avengers-an kelak. Kalau X-Men Universe dan Marvel Universe memang nyambung, berarti Pietro dan Wanda Maximoff sebenarnya adalah mutant karena kekuatannya bukan berasal dari rekayasa genetika seperti Hulk dan Captain America. 

Di awal film kita akan disuguhkan scene yang membuat bingung, yap, Deadpool berusaha bunuh diri pasca ditinggal Vanessa (Morena Baccarin). Kebayang nggak sih kalau Deadpool bunuh diri, ini filmnya nyeritain apaaa??? Untungnya Deadpool semi immortal, potongan tubuhnya yang dikumpulin Colloseum lama-lama nyambung sendiri, gimana aja tempe yang udah dipotong-potong untuk jadi orek disimpen di wadah terus kelupaan.

Masa penyembuhan Deadpool dihabiskan di X-Men mansion, the real X-Men mansion, tempat dimana Professor X (James McAvoy) tinggal beserta mutant lainnya. Sayangnya, geng  X-Men nggak ikutan di Deadpool 2 ini, mereka hanya muncul sebagai cameo selama beberapa detik saja, jadi kita bakal berasa liat syuting dengan 2 studio yang bersebelahan. Scene ini cukup menegaskan bahwa Deadpool sedang berada di X-Men Universe.

Deadpool kemudian bergabung dengan Colloseum dan Negasonic Teenage Warhead di X-Men mengurus kekacauan yang terjadi di pusat rehabilitasi, sebagai newbie Deadpool tentu saja membuat kesalahan fatal yang menyebabkan dirinya dan Russell (Julian Dennison) si mutant newbie dibawa ke penjara.

Cable (Josh Brolin) adalah Thanos versi live action, tadinya kupikir admin Wikipedia salah ketik ya atau memang ada 2 Josh Brolin yang nggak sengaja ketemu di Marvel Universe, ternyata Josh Brolin memang memerankan 2 karakter yang berbeda. Sebagai Thanos dan sebagai Cable yang bagiku lebih mirip peranakan silang antara Bucky dan Terminator. Apakah ini joke? Mungkin saja ... secara Stan Lee juga muncul sebagai cameo.


Cable yang datang dari masa depan secara khusus memburu Russell, penjara bubar dan Deadpool berhasil kabur. Untuk menyelamatkan Russell, Deadpool membuat audisi tim baru bernama X-Force, scene yang pernah menghebohkan netizen Indonesia karena terselip Andini dan Wiro Sableng di trailer Asia-nya. Mereka yang berhasil direkrut adalah Shatterstar (Lewis Tan), Zeitgeist Bill Skarsgard), Bedlam (Terry Crews), Vanisher (Brad Pitt), Domino (Zazie Beetz) dan Peter (Rob Delaney).

Karakter Domino yang dibuat asyik dan mantips memang menghangatkan suasana ya apalagi superpower-nya juga agak antara ada dan tiada haha 😂 Macem Scrapper 142 (Tessa Thompson) namun dengan dandanan yang lebih mambo. Kenyataannya X-Force ini berguguran saat akan menyelamatkan Russell, hanya menyisakan Deadpool dan Domino, kemudian Cable datang ... dan bergabung dengan X-Force! ❤❤❤

Diantara film Marvel lainnya, Deadpool adalah salah satu film yang mengeskpos scene baku hantam dengan baik, suara pukulan dan tendangannya terdengar jernih sekali, luka pun diperlihatkan dengan jelas. Keputusan untuk menampilkan scene berdarah-dengan cara di zoom in cukup mengurai kengerian ya, seenggaknya nggak terlalu eneg macem Rumah Dara.

Karena tingkat violence-nya cukup tinggi maka wajar kalau Deadpool 2 ini rating-nya R, terlebih lagi unsur LGBT-nya ditampilkan dengan jelas. Agak genggeus gimana gitu ya scene LGBT antara Colloseum dan Deadpool, kayanya mendingan nggak usah dwehhh ... Apalagi kenyataan bahwa Yukio adalah love interest-nya Negasonic Teenage Warhead. FTW!!! 😠😠😠

Deadpool 2 menggunakan teknik (yang menurut movie reviewer) disebut breaking the 4th wall, yakni karakter dalam filmnya bisa berinteraksi langsung dengan penonton layaknya youtuber. Aku sih yes, karena sesuai dengan karakternya Deadpool yang petakilan dan receh. Cocok azha gitchu ... Kalau baru pertama kali nonton film dengan teknik breaking the 4th wall mungkin bakal KZL karena kesannya geje dan nggak sesuai dengan kaidah film, tapi ya ... nikmatin aja deh ... 😉

Nggak ngerti juga kenapa Deadpool 2 ini bisa lulus sensor padahal isi filmnya sebagian besar nyinyirin DC, DC juga nih ah ... jele’ 💩. Kan jadinya dicengcengin mulu ... Referensi dialog Deadpool 2 ini agak berbobot ya, maksudnya, kalau jarang ngikutin info tentang Marvel baik itu komik maupun filmnya pasti agak sulit dicerna, yaeyalahh ... kagak ngerti hehe

Di credits,Deadpool berusaha membersihkan dosa-dosa masa lalu, termasuk kegagalan film Green Lantern yang memang nggak rame hehe Deadpool juga pernah muncul di film Logan, mungkin karena nggak tahu Deadpool siapa kali ya makanya dibunuh *heu Karena film Logan juga aku jadi agak skeptis dengan adanya film tentang Deadpool, yha~ kan udah mati.

Gimana ya, Deadpool ini seperti mewakili sebagian dari diri kita yang ternyata: diam-diam menikmati segala kerecehan yang terjadi di dunia ini (termasuk virtual lyfe) hehe Norak-norak juga diketawain kan 😂😂😂
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates