Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.
Photo by Helena Hertz on Unsplash

Belum sah ya rasanya Ramadan tanpa adanya bukber alias (ber)buka bareng haha Kalau tahun lalu aku bukbernya lebih sering berdua dengan mama + Kadut (kadang-kadang), Ramadhan tahun ini lebih sering buksen alias (ber)buka sendiri, eh nggak deng, ada Alissa di kosan.

Alhamdulillah Ramadan tahun ini bisa terlewati dengan lancar djaya meski nggak pake sahur, ya, karena kupikir kalau shaum Senin-Kamis bisa nggak pake sahur ya pasti bisa juga dong shaum Ramadhan nggak pake sahur. Ya nggak sih? Hehe Pertimbangan lainnya, ku-tak-mau kebablasan tidur setelah sholat shubuh *nah kayanya ini sih alasan utamanya tau sendiri lah ya betapa enaknya tidur di waktu remang-remang pagi macem itu.

Mungkin karena udah diniatkan begitu ya jadi ... meski anak-anak keliling gang mukulin galon dan teriak-teriak berisik pun aku nggak bangun dongs, adem ayem tentrem syaree ... *heu Aku baru tahu ada yang bangunin sahur itu malah disaat berhalangan shaum dan kebetulan lagi nggak bisa tidur, busyett ... padahal heboh banget ya berisiknya. Lantas aku bertanya-tanya: Apakah syaithon benar-benar dibelenggu saat Ramadhan?



Demi mensiasati jadwal bukber yang biasanya tubrukan di akhir Ramadhan, bukber angkatan diadakan di ... minggu pertama Ramadhan, tangginas pisan kan ... haha Kali ini yang jadi host bukber adalah RV X FHR, belum tahu nih tahun depan siapa yang kebagian jadi host-nya, tapi kayanya sih ... aku ... eym ... haha Virtual host bisa kali ah, kompakan pake video call macem Pici kemaren.

Angger weh nya ... tiap ketemu pasti pada gordes haha Eh, jadi inget ya dulu waktu kita mau study tour ke Museum Geologi Bandung, anak-anak kelas lain (junior dan senior) di asrama merasa terganggu dengan suara-suara berisisk yang datang entah darimana, saking mengganggunya para pembina sampai nyariin sumber keberisikan, ternyata ... tau nggak? Itu suara kita loh yang lagi ngobrol sambil nungguin bis datang di depan aula.


Yawla ... ternyata selain sumber kebahagiaan, teman-temanku adalah sumber keributan.



Makanya kita sadar nggak kan cocok kalau bukbernya di café atau hotel, kalau udah ketemu kan maunya duduk dempet-dempetan meski ruangan masih lega, ngobrol-ngobrol kangen dan kalau buat yang udah jadi mamak-mamak pastinya ingin mandiin anaknya. Tetep ya, kalau urusan sholat mah masih pada ngantri hehe


Kenapa ya tiap kali maen dengan Icunk bawaannya laper mulu? Haha

Nggak tahu ya dengan yang lain tapi bagiku esensi Ramadhan adalah berbagi sebagaimana umat Kristiani di hari Natal. Ngaku deh ... pasti pada buat gift list kan ... meluangkan waktu sejenak untuk menuliskan siapa saja yang bakal dikasih gift, ya minimal diingat-ingat lah di dalam hati hehe Kalau dulu ku lebih memilih memberi uang karena ingin praktis (dan seneng aja moment salam tempel haha) kini ku lebih memilih memberi barang dengan karena kupikir uang mah nggak kan kerasa, tau sendiri lah ... zaman sekarang Rp. 20.000 mah apa atuh ... kuota aja Rp. 22.000.


Ya intinya sih, kuingin lebih intimate dengan orang-orang terkasih. Kadang kan orang lupa dengan nominal uang tapi agak ingat dengan barang, setidaknya, barang bisa bertahan lebih lama dibandingkan dengan uang. Jadilah sebelum memutuskan membeli ini itu ku harus mencari tahu apa yang sedang dibutuhkan atau diinginkan, kriterianya Cuma 2: barangnya reasonable dan sesuai budget. Namun khusus untuk inner circle dipastikan over budget karena “yha~ gimana dong, masa Cuma ngasih segini” #lyfe.


Harap maklum ya guise ... ku tumbuh dengan prinsip “serba baru” saat Idulfitri, bener-bener korban advertisement lah haha Kami terbiasa berusaha memberikan penampilan yang terbaik, bukan karena ingin pamer atau apalah tapi lebih karena kami sangat menghargai moment yang terjadi hanya sekali dalam setahun itu. Pokoknya harus all out ya ... ‘nda boleh ngeyel.


Apa saja yang baru? Apa-apa yang yang menempel head to toe termasuk undies dan jepit rambut, bahkan aku dan adikku sampai memiliki dresscode hari ke 2 (yang tentcu saja (semuanya) berbeda dari dresscode hari ke 1) Super sekali orangtuaku. Terimakasih Ayah ... Terimakasih Mama ... Telah memberikan pengalaman konsumtif dan hedon saat kecil sehingga kini ku selalu menganggap orang matre adalah orang yang kebutuhan hidupnya belum terpenuhi.


Lagipula aku memang terbiasa ditugaskan untuk membuat gift list setiap tahunnya, ada masanya ketika list diisi oleh nama-nama kurang dikenal namun beranak pinak atau hanya diisi oleh keluarga dekat saja. Setiap tahunnya pasti berbeda tergantung tingkat kemujuran finansial dan kemurahan hati Tuhan YME, karena kenyataannya nggak semua nama yang berada di dalam list berhasil mendapatkan gift.


Gift-nya nggak melulu berupa uang ya terkadang berupa barang, racun juga sih ini ... karena seringnya ku malah kalap, begitu sampai rumah malah bingung sendiri “beli (barang) ini untuk siapa?” ujung-ujungnya mah ku nggak begitu peduli kepada siapa ku berbagi, mau itu kenal apa nggak yang penting barang tersebut harus “keluar”. Karena kupikir kalau memang sudah diniatkan untuk berbagi ya harus dibagikan, tidak ada alasan untuk menunda-nunda karena setiap barang ada masa pakainya.


Keinginan untuk berbagi itu sifatnya naluriah yha~ nggak perlu dipaksa atau mengada-ada nanti juga muncul sendiri, apalagi kalau sudah merasa berkecukupan. Mungkin arti kepuasan bagi setiap orang berbeda-beda, namun bagiku berbagi adalah satu hal yang bisa membuatku puas selain memiliki barang yang sanggup membungkam keinginanku. Eh. Mungkin faktor U juga kali ya kubilang begini hehe


Kalau bukan karena keinginan untuk berbagi nggak mungkin juga dong orang-orang buat ta’jil terus dibagi-bagi di perempatan (ya, kecuali kalau kampanye), nggak mungkin juga dong, para Uwak masak banyak sampai kita nggak sanggup bilang kenyang, nggak mungkin juga dong para ‘Mang rela kolamnya dipancingan masal meski sebenarnya lebih mudah langsung di-bedahkeun, nggak mungkin juga dong si Eteh jauh-jauh nganterin besek sampai make-up-nya mencair kena terik matahari.


Sebenarnya masih banyak hal-hal yang menujukkan naluri berbagi dalam keseharian, namun di bulan Ramadhan ini entah kenapa ya berbagi itu tampak lebih nyata.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Seperti menonton, membaca adalah candu.

Berbeda dari buku-buku Mak Suri sebelumnya, buku Aroma Karsa ini dirilis dalam format digital dan bersambung, yang mana seakan mengingatkan kembali akan masa kejayaan cerita bersambung di majalah-majalah masa lalu. Meski suka buku-bukunya Mak Suri, kali ini aku memilih abstain ikutan PO digital Aroma Karsa, karena ... merasa tak kan sanggup untuk menunggu minggu demi minggu dengan rasa penasaran. Well ... nonton aja marathon, baca buku pun harus langsung ditamatin. Ya kan? 😙😙😙

Tentu saja awalnya aku tahu Mak Suri ini dari TV, trio-nya yang dinamai RSD (Rida Sita Dewi) pernah mengisi jam-jam pulang sekolahku dengan video klip Bening-nya, sangat menginspirasi untuk me-request payung transparan sebagai hadiah ulang tahun. Waktu berselang ... kemudian Dee Lestari hadir dengan Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh, sebuah buku bertema sci-fi dengan cover yang (bagiku) begitu keren karena desainnya yang futuristik. Harap maklum ya pemirsa ... saat itu aku masih yesterday afternoon kid yang bacaannya masih seputaran Harry Potter 🎩 dan Goosebumps 👻.

Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh adalah buku sci-fi  Indonesia pertamaku selain ensiklopedia bergambar, perkenalan yang lugas dengan Mak Suri. Berasa keren aja gitu setelah tamat baca bukunya hehe 😂 Bahasannya yang diluar nalar dan prosa-prosanya yang asing namun terasa nyaman membuatku ‘dewasa’ seketika, membuatku yakin … she’s the one … haha 😂 Nggak deng, membuatku yakin suatu saat nanti Dee Lestari akan menjadi salah satu penulis hebat kelak. Sayangnya, hal tersebut tidak dibarengi dengan visualisasi filmnya ... yang mana nggak memuaskan sama sekali ... 😫

Diantara buku-bukunya Mak Suri yang paling kusuka adalah seri Supernova, Perahu Kertas juga suka, Madre juga suka, tapi ku lebih cinta Elektra yang sakti ketimbang Kugy yang edgy. Nggak tahu deh kalau nanti sore ... haha 😂😂😂 Apapun tema bukunya, Mak Suri selalu tahu bagaimana caranya memanjakan pembaca dengan sensasi after taste yang begitu pekat. Jadi berasa makan kimchi-nya Mrs. Nam, nyobain Cuma seujung sendok doang tapi rasa pahang dari bawang putihnya masih ketinggalan sampai 2 hari kemudian.

Dibandingkan dengan Perahu Kertas yang membidik cinta kawula muda, Aroma Karsa lebih kompleks karena menghadirkan cinta yang bergerak dalam linimasa yang berbeda. Riset yang dilakukan Mak Suri untuk bukunya nggak tanggung-tanggung, ia menjelajahi hampir setiap sudut bukunya bahkan sebelum menuliskannya. FYI. Ilustrator Aroma Karsa adalah Hezky Kurniawan,  salah satu diantara sekian ilustrator yang gambarnya lumayan sering ku 💘 di IG.

Oh iya. Karena belum beli bukunya ku pinjem punyanya Icunk ... ternyata tebel yha~ ... 😁

Secara garis besar Aroma Karsa adalah tentang indera penciuman manusia yang menyibak rahasia paling kelu dari Puspa Karsa, bunga ajaib yang konon mampu melengserkan seorang raja dari takhtanya. Untuk ukuran zaman sekarang cerita epik semacam Babad Tanah Jawa mungkin kurang populer, namun Mak Suri bisaan merangkulnya dan membawanya  ke masa kini. Konsep dunia paralel atau yang lebih dikenal dengan istilah ‘dimensi lain’ acapkali menjadi bulan-bulan sebab dijadikan dagelan televisi, eym ... meski sebenarnya selalu ada sebagian dari diri kita yang mengakui bahwa ‘dimensi lain’ adalah bagian dari budaya.

Saat iseng scrolling down di media visit-nya Aroma Karsa, terselip komentar yang kurang lebih begini; “wah ... jadi keingatan buku Perfume: Story of A Murderer (karya Patrick Süskind)” Jangankan dikau, pikiranku pun langsung melayang kesana hehe. Keduanya sama-sama membahas tentang aroma dan keberfaedahannya dalam bisnis perfume, Perfume: Story of A Murder berfokus pada usaha Grenouille mengekstraksi aroma perawan, Aroma Karsa berfokus pada usaha menemukan indung bibit, namun lagi-lagi keduanya diyakini sanggup membuat orang hilang akal 💣.

Mungkin karena belum banyak buku yang membahas tentang indera penciuman jadinya langsung dibandingkan head-to-head, nggak salah sih ... karena memang sejauh ini buku tentang aroma terpopuler adalah Perfume: Story of A Murderer dan ... Aroma Karsa kini. Mak Suri mencari celah yang tepat dimana penulis lain enggan menjamah, suatu idelisme yang eksistensinya sulit untuk dibandingkan.

Aroma Karsa akan membawa indera penciuman kita (pembaca) menyusuri semrawutnya TPA Bantar Gebang, dimana Jati Wesi tumbuh dan berhutang budi seumur hidup pada Nurdin Suroso. Jati Wesi bukanlah lelaki sembarang, ia memiliki keistimewaan pada indera penciumannya yang lebih peka dibanding orang biasa. Kebanyakan orang mungkin akan melihat TPA Bantar Gebang sebagai planet sampah, tempat terkumuh dan terjorok yang membayangkannya saja pun tak sudi, namun bagi Jati TPA Bantar Gebang adalah perpustakaan (pribadi) aroma-nya.

Untuk menopang hidup dan membalas budi, Jati bekerja ekstra dari mulai merawat taman di kompleks sekitar, menjadi buruh di pabrik pupuk sampai menjadi karyawan di toko parfum Attarwala. Attarwala sendiri adalah usaha milik Khalil Batarfi, mantan guru kimianya yang memperkenalkannya pada aroma-aroma selain TPA Bantar Gebang sekaligus memanfaatkan keistimewaannya *ehe Pekerjaannya di Attarwala adalah yang paling disukai Jati, yang kelak mengantarkannya kepada Raras Prayagung.

Raras Prayagung tak kan menjadi siapa-siapa jikalau Janirah tidak mengkhianati nasibnya sebagai anak abdi dalem yang saban hari keluyuran di keraton. Janirah-lah yang pertama kali menemukan sisa-sisa Puspa Karsa tersembunyi di balik tembok keraton, mencurinya dan menggunakannya untuk merubah nasibnya sendiri. Hanya kepada Raras Prayagung, Janirah mengungkapkan rahasianya dan mewariskan mimpinya menemukan Puspa Karsa.

Pencarian Raras Parayagung akan Puspa Karsa seakan menjadi obsesi tak berkesudahan, ia mengorbankan hampir segalanya demi menemukan Puspa Karsa. Tahun-tahun berlalu sejak terakhir kali ia melakukan ekspedisi pencarian Puspa Karsa ... namun keinginannya untuk menemukan Puspa Karsa masih membara. Untuk mendukung rencananya, Raras Prayagung perlahan menggalihkan tanggung jawabnya di Kemara kepada Tanaya Suma.

Seperti Jati, Tanaya Suma pun memiliki keistimewaan pada indera penciumannya, namun berbeda dengan Jati yang ditempa oleh kebusukan TPA Bantar Gebang, Suma lebih ringkih karena keterbatasan database aroma yang dijaga oleh Raras Prayagung. Dengan keistimewaaanya, Suma bertanggungjawab untuk departemen fragrance di Kemara dengan produk andalannya yang dinamai Puspa Ananta.

Suma sebenarnya menjalin hubungan dengan Arya Jayadi teman semasa kecilnya, namun ... seperti halnya tokoh kurang penting di FTV, Arya Jayadi diciptakan untuk mengisi kekosongan sebelum Jati dihadirkan. Eym ... mungkin satu-satunya faedah Arya di Aroma Karsa adalah menjadi personal stylist Jati hehe 😁😁

Selain ketiga tokoh sentral diatas yang dikenalkan pada beberapa bab awal, kita akan diajak untuk menemui Anung Linglung yang entah karena apa berada di penjara Bekasi kemudian melipir sejenak kepada Khalil Batarfi si pemilik Attarwala yang dianggap bapak oleh Jati. Dengan perhitungan yang cermat, rupanya Raras Prayagung mempersiapkan ekspedisi lanjutan untuk menemukan Puspa Karsa. Disinilah hubungan Jati dan Suma mulai bergejolak, karena disukai atau tidak hanya salah satu dari mereka yang diperbolehkan ikut.

Pesona Puspa Karsa benar-benar telah memikat Raras Prayagung, tak peduli semusykil apapun ia tetap memberangkatkan tim ekspedisinya mencari Puspa Karsa. Clue yang telah bertebaran sepanjang 2/3 buku Aroma Karsa perlahan-lahan mulai menemukan tempatnya, mengubahnya menjadi satu gambaran besar mengenai linimasa Puspa Karsa yang sesungguhnya dan setting ceritanya yang dipindahkan ke Gunung Lawu yang mistis membuatku yakin Mak Suri pernah berkonsultasi dengan sesepuhnya Gunung Lawu.

Aroma Karsa bukan Cuma sekedar pencarian bunga ajaib di Gunung Lawu melainkan tentang pencarian akan esensi dari kehidupan itu sendiri. Puspa Karsa tercipta bukan untuk mengubah dunia namun untuk mengubah manusia, karena bagaimana pun watak seseorang bisa berubah bahkan ketika Puspa Karsa tidak menampakkan rupanya. Mak Suri ... you stole my heart ehehe

Karena Aroma Karsa, akhirnya aku merasakan lagi bagaimana rasanya begadang semalam suntuk sebab nggak ku~ku~ meninggalkan Jati dan Suma bercengkrama tanpa ada aku diantaranya *elahh *lau siapa?   😂😂😂

Tadinya kuingin menjadikan Aroma Karsa sebagai buku pengantar tidur yang hanya dibaca beberapa bab perharinya, nyatanya ya ... sulit rasanya untuk berhenti (lagi-lagi) meninggalkan Jati dan Suma yang berkomunikasi menggunakan bahasa qalbu haha

Maaf ya Madre, kau harus tersingkir ... peringkat ketiga akan diambil alih oleh Perahu Kertas sementara Supernova tetap berada di peringkat pertama. Yap. Aroma Karsa berada di peringkat kedua, belum bisa mengalahkan Supernova yang bahasannya lebih sci-fi dan terdiri dari 4 buku.

Dari Aroma Karsa, ku jadi tahu kalau fragrance terdiri dari beberapa not dan lab-nya dinamai olfaktorium. Penasaran juga dengan soda kue yang bisa menetralkan aroma tubuh Arya, yakali ... nanti ada monster hidung 👃 , temennya monster kuping 👂 di A Quiet Place 😂 Aroma Karsa ini adalah  paket tur lengkap dunia peraromaan, dipaparkan dari yang terbusuk sampai yang tersemriwing macem komennya Ningsih tentang Puspa Ananta.

Masih dalam rangka belum move on dari after taste-nya Aroma Karsa, beberapa fans sudah mengimajinasikan siapa aktor atau aktris yang sekiranya cocok untuk berperan di film Aroma Karsa kelak. Eym ... aku juga sih haha 😂😂😂

Jati Wesi: Ario Bayu atau siapapun selain aktor komersil yang sering wara-wiri di film-film lainnya.
Tanaya Suma: Bu Dea, dosenku saat kuliah dulu haha mungkin karena namanya memang agak mirip, setiap kali membayangkan sosok Suma yang muncul malah Bu Dea yang obviously kinclong abis. Kalau aktrisnya sih ... Ardina Rasti atau Atikah Hasiholan atau siapa pun selain Raline Shah, please dwehh ... udah main di Supernova kali ah.
Raras Prayagung: Jajang C. Noor
Nurdin Suroso: Siapa sih itu aktor yang perawakannya gempal dan rambutnya keriting, sering main jadi orang qismin yang jahat nan belagu di sinetron-sinetron RCTI? 
Khalil Batarfi: Mieke Lucock  
Anung Linglung: Sudjiwo Tedjo
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
When my SPV asked me to start designing a bag my mind is like: Really? I even haven’t any idea about that... The last time I designed a bag is in college and it didn’t end very well. But when working for someone else, I should prepare myself to be a multi-skill designer because they knew me as an industrial designer which means, I can design everything as long as the (supporting) industry is available.

Yeah... thug lyfe...😫

Then I realize, no matter am I design shoes, bags, jewelry, or sunglasses, I’m still a designer and a designer could design anything. So... the challenge was accepted! I tried my best to design a bag day by day, observing and practicing to make a good one, the funniest thing is... they didn’t use any of my designs because they think we had a different perception of taste. Well... I don’t want to comment on that... ehehe 😋

The only thing I learned from that case is to do everything passionately and don’t even think about the production thingy, a kind of: is it would be produced or not?. I might not produce the bag yet but I had a great time to design and I’m very appreciative of it. Thanks for gave a month to let me do what I love *kisses 😚😚😚





* All designs credit is belong to Lestari Utami made by Micosoft Power Points 🖏
* To see more design, please visit my Behance gallery.
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
www. pexels.com

Darimana datangnya inspirasi?

Kalau ada yang jawab “dari mata turun ke hati”... Yak! Kamu luar biasa... haha 😂😂😂

Sering ada yang menanyakan; desainer kerjanya ngapain aja? Kalau mau dijabarin satu persatu pasti banyak ya, namun intinya desainer kerjanya adalah merealisasikan mimpi dan mewujudkan rupa 😍. Mimpinya siapa? Tentu saja mimpinya klien *eh Kecuali... kalau sudah punya usaha sendiri ya, idealismenya berbeda.

Sebagai desainer memang ada previledge tersendiri yang membuat kita agak ‘berbeda’ dengan yang lain, ya meski ujung-ujungnya tetep dikejar deadline 😂 Ada anggapan bahwa desainer kerjanya nggak bisa dipaksa-paksa (bener banget sih ini) eh tapi tergantung dimana kerjanya ding, kalau yang di requirement kerjaannya ‘sanggup bekerja di bawah tekanan’ mah lain ceritanya 😏 *heu Selalu ada ‘maklum’ untuk kita yang suka ngelamun di depan layar PC atau mondar mandir nggak jelas seharian kaya setrikaan, karena katanya “nggak apa-apa, lagi nyari inspirasi kan?”

Sebegitu istimewanya inspirasi, sebegitu biasanya fee desainer. Yha~~~ 🌈🌈🌈

Karena saat ini aku bekerja sebagai desainer aja yang kerjanya hanya mendesain tanpa perlu membuat sample di workshop atau market research kaya desainer lain, kebanyakan waktuku dihabiskan di kantor, lebih tepatnya, di depan layar PC yang bikin mata siwer kalau kelamaan ditatap. Sayangnya, nggak ada field trip atau market research untuk membantu proses desain kita dengan alasan “kan bisa pake internet” *elahh... 😫

Meski berbatas pada space kerja, masih ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendatangkan inspirasi. Kan kita kreatif... *ehe *apeu 😂 Nggak harus tumplek mendatangkan inspirasi sih, tapi seenggaknya bisa membuat mood lebih nyaman dan tentram karena mood sangat berpengaruh besar ya dalam menentukan nasib suatu hari. Belum kepo juga dengan desainer lainnya (selain Widy dan temen di sebelah) tapi kayanya sih mirip-mirip... ya semoga aja mirip hehe 😊

Darimana datangnya inspirasi?

Sebelum (mulai) bekerja, biasanya aku akan meluangkan waktu sekitar 1 jam atau lebih untuk mengecek smartphone biar nggak terganggu saat bekerja nanti. Apa yang dicek? Social media timeline atuh...  kali aja ada yang belum dilove fotonya atau di reply tweetnya haha Begitupun dengan Whatsapp dan Line, ngeread chat berbalas video di grup keluarga sekalian ngehapusin videonya yang suka nggak sengaja kedownload. Kemudian, baca-baca notification atau newsletter dari blog atau situs yang ku subscribe.

Oh iya, chat kerjaan meski dikirim setelah sholat tahajud direspon mengikuti jam operasional kerja ya, sabtu dan minggu juga ikutan libur. Mon maap yee urusan kantor selesaikanlah di kantor, ku tak ingin membiasakan diri untuk borderless karena nanti bisa-bisa nggak kan ada bedanya waktu libur dengan waktu kerja.

Okey, diulang lagi ya...

Darimana datangnya inspirasi?

KAIZEN 
Ini sebenernya istilah di kantor lama ya, yang intinya adalah membereskan / membersihkan space kerja baik itu sebelum maupun sesudah bekerja karena dipercayai bahwa lingkungan yang baik akan menghasilkan mood yang baik. Setuju sih ini, karena selain menciptakan mood aku jadi belajar untuk bertanggungjawab dan memupuk sense of belonging teritori 😉

PINTEREST
Sebagai bibelnya dunia pergambaran Pinterest menyajikan berbagai gambar yang menyejukkan mata dan membuka pikiran. Banyak inspirasi yang bisa didapatkan dari Pinterest terutama yang berhubungan dengan desain.

YOUTUBE
Sebelum mulai mendesain ada baiknya untuk menonton video craftmanship-nya brand-brand ternama seperti Hermes, Channel, Dior dkk. Seneng aja melihat desainernya ngawur-ngawur premium material untuk membuat strap jam tangan, kulit buaya sebadan-badan yang dipake Cuma bagian tengahnya aja dongs demi mengejar tekstur. Kan jadi kepikiran ... sisa kulitnya dikemanain coba? 🤔

SPOTIFY ATAU RADIO

Sebenarnya aku lebih suka mendengarkan radio ketimbang playlist di Spotify, tapi karena sampai saat ini belum menemukan penyiar yang enak ngebawain acara jadi seringnya melipir ke Spotify. Track list Spotifyku nggak jauh beda dengan lagu-lagu yang ada di laptop, nggak terlalu fanatik dengan penyanyi tertentu (kecuali Sheila on 7) yang penting lagunya enak didengar dan nyenengin. Mendengarkan musik saat bekerja ini lebih ke arah untuk membangun mood ya ...

HILIR MUDIK
Kadang jenuh juga nambleg mulu di kursi kaya Jabba The Hut, untuk me-refresh otak ada baiknya untuk jalan-jalan sebentar, biasanya sih ke pantry biar agak berfaedah dikit tapi kalau beneran sumpek seringnya mondar-mandir nggak jelas ke bagian lain, sing penting cuci mata 👀👀.

Selain hal-hal diatas ada banyak hal yang sebenarnya lebih bisa mendatangkan inspirasi, kaya jalan-jalan, nonton film, karena inspirasi lebih banyak datang dari hal-hal kecil semacam joke's receh tapi kan berhubung space kerjanya berbatas hal-hal diatas lah yang paling memungkinkan untuk dilakukan. Mungkin akan berbeda kalau lingkungan kerjanya berubah atau pindah 😉.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Eym... Demi kenyamanan fans Marvel Cinematic Universe yang belum sempat menonton film Avengers: Infinity War beserta penonton pengiringnya aku memutuskan untuk agak menahan diri dengan menunda mem-posting review ini sekiranya hingga euphoria-nya agak mereda, karena ku sadar... ku hanya netyzen byasa yang tak sanggup menulis review tanpa membeberkan spoiler 💃😉😉😉.

Sejak seminggu sebelum film resmi dirilis di Indonesia, timeline Twitterku dibumbui oleh screencapture-an presale ticket film Avengers: Infinity War berikut dengan spekulasi-spekulasi mendalam based on trailer, credits and comics. Aku sih yes! Karena ku jadi bisa memperkirakan ketersediaan seat di bioskop tanpa mesti membuka aplikasi pemesanan tiket online di smartphone, serta mendapatkan info terbaru mengenai serba serbi Marvel Cinematic Universe dari link yang sengaja di-share untuk menunjukkan antusiasme ke-Marvel-an 💋🖏.

Setelah galau belum menemukan teman menonton yang se-iya se-kata, akhirnya aku join dengan Icunk + Lisna yang ternyata belum kebagian tiket sejak hari Kamis (26/05) di Ubertos, belakangan Widy join ketimbang anyep menonton sendirian. Oh iya, Ubertos adalah... Ujung Berung Town Square, mall  yang masih terbilang baru di daerah Bandung Timur dengan harga tiket nomat (masih) Rp. 25.000. 

Seharusnya,  aku tinggal naik bus Damri jurusan Leuwi Panjang-Elang, turun di bunderan Cibiru, naik angkot jurusan Cileunyi-Cicaheum dan turun di depan Ubertos. Kenyatannya, tulisan via tol di bawah tulisan Leuwi Panjang- Elang nggak kelihatan, ku baru ngeh ketika bus berbelok menuju jalan tol... Haasssyou!!! 💩💩💩 Karena nggak memungkinkan untuk turun di jalan tol akhirnya kuikut sampai Jatinangor, #letmetellyouastory... Jatinangor adalah ujung Bandung bukan Ujung Berung. Perlu sekitar 2 jam-an lebih sampai akhirnya ada bus Damri jurusan Tanjungsari-Leuwi Panjang via Cibiru yang lewat, kesanku  selama menunggu: ”Yawla, ini masih Bandung, tapi kenapa kaya dimana gitu ya?”  😫

Meski sudah berlarian menuju XXI yang mana beneran jauhnya dan melewati Marrakesh yang masih tutup, aku terlambat ± 10 menit dan baru masuk studio saat scene... seorang cewek SMA lari-larian sambil teriak “Anantaaa! Anantaa! Anantaa Prahadi” baru kali ini ku bersyukur ada trailer sebelum film 🙋🙋🙋 ehehe. Agak surprise juga ya dengan demografi penonton kali ini, selain kita-kita (ehm) ada banyak keluarga kecil yang membawa anak-anak (beberapa balita) meski sudah terpampang jelas batas usia penonton adalah 13 tahun keatas. Meh naon sih? 😠Banyak adult scene-nya meur...
Yang pertama mati di Infinity War adalah lampu bioskopnya.
— ᴛᴜʙᴀɢᴜsᴛᴜʙɪᴛʀᴜ (@tbputera) April 25, 2018
Dan anak-anak pada nangis minta lampu dinyalakan, sementara penonton lain mulai syebel, ingin  menegur tapi malas ditegur balik, adu bacot, kemudian batal nonton #trueevent Serius deh, bukannya mau nyinyirin orang lain apa gimana ya tapi aku jadi sulit fokus mengikuti filmnya. Di depanku duduk keluarga dengan 1 orang anak, nggak nangis, tapi karena badannya yang masih kecil itu ia kadang berdiri... BERDIRI... BERDIRI... (((BERDIRI)))... hmm... daku emosi 😠. Scene percakapan serius antar superheroes mesti terdistraksi oleh nyanyian, sekali lagi, bukannya mau nyinyir apa gimana ya, tapi anak itu nyanyi-nyanyi disaat studio hening loh. Mungkin pikirnya ia sedang konser, namun kuyakin pasti seketika penonton ingin punya infinity gauntlet *hilang dalam satu jentikan jari.

Euphoria film Avengers: Infinity War sudah terasa kental bahkan sejak sebelum film Thor dan Black Panther rilis, ibarat tumpeng, seharusnya film Avengers: Infinity War ini adalah garnish bunga cabai merah yang disimpan di puncaknya. Namun alih-alih menjadi puncak gunungan yang super duper  hyper spesial, potongan puncak yang biasanya didedikasikan untuk orang terberarti di hidup ini malah dijatuhkan ke tangan yang salah, tangannya Thanos.


Kalau mengikuti film-filmnya Marvel Cinematic Universe pasti tahu Thanos (Josh Brolin) pernah sedikit disinggung di film The Guardian of The Galaxy sebagai ayah angkat Gamora (Zoe Saldana), yang pada saat itu belum memiliki satu infinity gauntlet pun. Di credit film Thor: Ragnarok ada scene yang menampilkan kapal evakuasi Asgardian dihadang oleh kapal besar yang sudah pasti bukan milik Peter Quill yang ternyata adalah milik Thanos. Sudah bisa ditebak ya, Thanos meluluhlantakkan kapal evakuasi Asgardian dengan begitu mudahnya dan membantai semua penumpangnya tanpa ampun.

Belum faham juga ya kenapa tipu daya Loki (Tom Hiddleton) kurang berhasil dimata Thanos, yang pasti Heimdall (Idris Elba) sangat berjasa mengantarkan Bruce Banner a.k.a Hulk (Mark Ruffalo) ke New York sanctum yang dijaga oleh Dr. Strange (Benedict Cumberbatch) dan Wong (Benedict Wong) yang langsung menemui Tony Stark a.k.a Iron Man (Robert Downey Jr.). Agak mencurigakan memang, Loki yang biasanya penuh negosiasi menyerah dengan mudahnya kepada Thanos, memberikan kesan bahwa gap scene dimana ia menghilang sejenak digunakan untuk ‘hal-hal lain’. Semoga Heimdall, tak sengaja mengantarkan Scrapper 142 a.k.a Valkyrie (Tessa Thompson) dan Korg (Taiki Waikiki) bertemu Lady Sif (Jaimie Alexander) yang mangkir dari pertempuran.

you knew what we are really want...

Di film Avengers: Age of Ultron, Avengers dibuat terbelah menjadi 2 kubu, Iron Man Vs Captain America. Secara personal tentunya aku lebih memilih kubu Captain America karena... selain ganteng dan tambah ganteng di film ini Captain America lebih punya pendirian ketimbang Iron Man. Scarlett Witch a.k.a Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen) dan Vision (Paul Bettany) yang sedang ber-khalwat diserang oleh anak buah Thanos yang mengincar infinity ‘mind’ stone, beruntung mereka diselamatkan oleh Steve Rogers a.k.a Captain America (Chriss Evans), Natasha Romanov a.k.a Black Widow (Scarlett Johanson) dan Sam Wilson a.k.a Falcon (Anthony Macky) yang kemudian membawanya ke Wakanda. BTW, kusuka rambut Black Widow yang baru, lebih fresh aja gitu liatnya...

Sementara itu, Peter Parker a.k.a Spiderman (Tom Holland) yang sedang OTW study tour langsung berdiri bulu kuduknya ketika melihat pesawat Thanos. Merasa terpanggil, ia langsung ikut berjibaku melawan anak buah Thanos yang diceng-cengin “Squidward” oleh Iron Man, agak garing memang... tapi harap maklum, namanya juga joke’s om-om. Iron Man dan Spiderman berusaha menyelamatkan Dr. Strange yang berhasil diculik, meninggalkan Dr. Bruce Banner yang susah banget berubah jadi Hulk, mungkin karena terlalu bahagia bisa kembali lagi ke bumi ia jadi sulit untuk merasakan kemarahan. 


Oh iya, Thor (Chris hemsworth) yang dicampakkan begitu saja oleh Thanos di luar angkasa diselamatkan oleh gengnya Guardian of The Galaxy, Peter Quill a.k.a Starlord (Chriss Pratt) yang mau nggak mau kalah macho dengan Thor harus rela dikudeta sepihak oleh Rocket (Bradley Cooper) dan Groot (Vin Diesel). Sebagai generasi millennials tua Groot yang sekarang sudah nggak semenggemaykan Groot saat masih piyik. Thor, Rocket dan Groot menuju Nidavellir untuk membuat senjata baru Thor, disana hanya tersisa Eitri (Peter Dinkleage) yang juga adalah pembuat sarung tangan infinity gauntlet-nya Thanos. Nah, meski sebelumnya Groot bersikap acuh tak acuh karena sibuk dengan gadget-nya, di Nidavellir ini si Groot mulai tampak keberfaedahannya haha

Sedangkan sisa Guardian of The Galaxy yaitu Starlord, Gamora, Drax (Dave Bautista) dan Mantis (Pom Klementieff) pergi menemui Taneeler Tivan yang dulu pernah dititipi infinity stone oleh Lady Sif. Seperti biasa... Drax yang hidupnya penuh kebaperan merusak rencana tim dan membuat Gamora diculik oleh Thanos. Di Titan (planetnya) Thanos menggunakan Nebula (Karen GIllan) untuk menggertak Gamora yang tahu dimana letak infinty ‘soul’ stone. Disini aku jadi mempertanyakan, apakah fungsi Gamora yang dipelihara dan dididik oleh Thanos selama ini sama halnya seperti fungsi Harry Potter yang dipelihara dan dididik oleh Albus Dumbledore?


Di Wakanda, Okoye (Danai Gurira) complain kepada T’Challa (Chadman Boswick)karena kedatangan kubu Captain America agak kurang sesuai dengan request-nya, Vision yang sekarat diperbaiki oleh Shuri (Letitia Wright) dan dijaga oleh Scarlett Witch sedang T’Challa, Okoye, M’Baku, Captain America, Black Widow, Bucky, Falcon dan Rhodes beserta seluruh jajaran anggota Dora Milaje dan lain sebagainya berusaha mengulur waktu. Nggak dijelasin namanya siapa, yang jelas pasukan villain yang mukanya pada mirip hyena menyerang Wakanda bertubi-tubi macem bacain komentar haters di IG Lamtur, refresh-nya cepet.

Iron Man, Dr. Strange dan Spiderman berkoalisi dengan Starlord, Drax dan Mantis untuk mengalahkan Thanos, mereka hampir berhasil... melepaskan infinity gauntlet dari Thanos, tapinya nggak jadi *penonton gregetan. Dr. Strange yang sebelumnya bersemedi untuk mengkalkulasikan presentase kemenangan Avengers vs Thanos langsung menyerah begitu tahu kemungkinannya 1: sekian. Ah, bang... khayy~ Tahu sendiri kan ya begitu ada satu orang di dalam tim yang pesimis, gugur bunga semua mentalnya. 

netyzen ...

Di Wakanda, Avengers terdesak karena pasukan villain cepet banget refresh-nya, Thor yang pengertian langsung turun ke medan perang dan berusaha semampunya. Well... sebenernya agak was-was juga ya kalau sampai Thor berhadapan langsung dengan Thanos, karena... gimana kalau senjatanya hancur lagi? Kalau Hela aja yang nggak punya infinity gauntlet bisa mengancurkan senjatanya Thor, you know lah... semudah menjentikkan jari. Scarlett Witch yang sudah berusaha mati-matian menghancurkan infinity stone-nya Vision kecele berat, sebab nyatanya Thanos lebih cerdik.

Ada yang bilang bahwa Thanos ini karakternya nggak jauh berbeda dengan Killmonger yang swag, ya mesti diakui Thanos termasuk villain yang agak reasonable mengingat ia memiliki alasan tersendiri untuk mengambil peran sebagai Tuhan dan memiliki tujuan mulia menyeimbangkan tatanan semesta. Eym... semacam Guardian of The Galaxy gitu kali ya niatnya. Menurutku ketimbang melenyapkan populasi seharusnya Thanos mengendalikan populasi, buat program KB (Keluarga Berencana) kek, GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) kek, PELITA (Pembangunan Lima Tahun) kek, niscaya populasi aman terkendali rakyat hidup damai sentosa.

Tapi kayanya iya sih Thanos mulai kepikiran untuk mengendalikan populasi, karena akhirnya ia datang sendiri ke Indonesia Bali dan ngadem di Ubud, mungkin masih pikir-pikir ... 🤔

Masih tentang Thanos, kenapa ya... Joko Anwar bisa sadar sendiri dirinya mirip Thanos?

Thanos mana Thanos? pic.twitter.com/jxHSlihpht
— Joko Anwar (@jokoanwar) April 28, 2018

Bagiku, ending film Avengers: Infinity Wars ini sungguh diluar ekspektasi dan nggak memuaskan sehingga memancing komentar dari hati yang terdalam; “apfah-apfahan ini hah?”. Satu yang pasti; kuyakin the lost Avengers di tempatkan di dunia paralel menanti Captain Marvel beserta (young) Avengers yang belum sempet ikutan Infinity War menjemput. Kenapa mesti Captain Marvel? Simple aja guys, doi udah di-booking Nick Fury (Samuel L. Jackson) 😂 hehe FYI. Kusuka agen Maria Hill (Colbie Smulders) karena ia adalah Robin Scherbatsky 💖💖💖

Mungkin karena sibuk milih soundtrack untuk film terbarunya Deadpool + Ant Man nggak ikutan infinity war, tapi kayanya Deadpool + Ant Man cucok kalau dijadikan duo macem Vincent + Desta gitu ☻hehe Tapi bebas sih... aku bilang begini karena installment-nya nggak seheboh Black Panther atau Iron Man di masanya. Masih penasaran juga dengan She Hulk, apakah ia adalah Gamora versi beukah? Ataukah ia sedang disembunyikan dulu supaya surprise pas muncul di credits. Belum tahu kapan The Wasp akan rilis, yang pasti aku menantikan Deadpool karena... soundtrack-nya yang hasyikk... ⌣


Saking banyaknya superhero yang ikutan infinity war ku sering gagal fokeus dan capek ngetikin namanya satu persatu, tapi ya gimana lagi yang ikutan infinity war-nya kan banyak makanya post ini paragrafnya agak panjang-panjang. Saranku, sebelum nonton film Avengers: Infinity War ini ada baiknya untuk menonton film-film Marvel lainnya seperti The Guardian of The Galaxy, Captain America: Winter Soldier dan Avengers: Age of Ultron tapi kalau bisa sih semuanya. Agak genggeus juga kan ya lagi nonton di-toel-toel  “Non, itu pohon apa?”, “Non, itu siapa sih? Yang ada batu di kepalanya”, “Non, yang dikasih tangan itu siapa? Ada di film yang mana?” 😐

Budayakan menonton film Marvel lainnya sebelum menonton Avengers: Infinity War sebagaimana budayakan membaca caption sebelum langsung chat tanya PL.

Plot twist
Thanos yang memiliki infinity gauntlet membuat TCU (Thanos Cinematic Universe) sendiri, superhero-nya udah ada tinggal nunggu investor doang 😂😂😂


* all gif taken from giphy.com and the rest is taken from Marvel fandom tweet on my twitter timeline
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates