Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Awal tahun ini dibuka dengan  one day trip ke rumahnya Nurm di Ciwidey, yang mana selalu menjadi  wacana sejak bertahun-tahun yang lalu, dari masa sekolah, kuliah, menikah sampai kini punya baby Raefal.  So ... Mission accomplished!

Perjalanan dari Bandung (bagian Timur) ke Ciwidey bisa dikatakan lancar jaya, mungkin karena orang-orang juga lagi pada istirahat ya setelah jor-joran di long yearend yang sukses bikin bokek minggu lalu hehe 💫


Disaat kita masih OTW, Deya dan Fira udah nyampe karena dianterin Bunda Etty yang mau hangout di minggu pagi. Seperti biasa ... aku dan Icunk langsung ambil posisi nyaman di seat belakang karena lelah semaleman ngobrolin diet sambil ngemilin martabak + susu. Well ... eat today, diet tomorrow ladies ... 😂.

So happy to see you girls ... meski setiap kali ketemu langsung buka forum dan ngobrol dengan tone gordes 😁. Adaaa aja yang dibahas, dikit-dikit eh Deya kena bully, maklum ya sebagai member termuda 90’s girls Deya adalah yang paling shabr dan qona’ah. Iya kan sist?

terkejoed :p

Setelah puas ngerecokin Nurm 😉 kita berencana menghabiskan sisa hari dengan main, tapi mempertimbangkan cuaca yang ke‘nca-‘ncaan dan jarak tempuh yang lumayan jauh, tempat yang dituju adalah yang searah dengan jalan pulang.

Meski semalem udah searching tetep bingung waktu ditanya “sekarang mau kemana?” Yha~ maaf ya manteman ku nggak fokeus searching gegara video call-an dengan Pici 😁 Kalau mau yang pasti ke Kawah Putih apa Ranca Upas apa Rancabali, yang searah dengan jalan pulang mah Barusen Hills.


Untuk menuju Barusen Hills kita harus melalui jalan yang berliku-liku dan sempit kaya di Punclut tapi emang dasarnya supir di Indonesia pada sakti ya, jangankan mobil Tahu Bulat Digoreng Dadakan yang banyak printilannya bis yang segede gaban dan menuh-menuhin gang pun sanggup nyampe Barusen Hills. Salute!

Duhai netizen yang seneng banget bikin review berantai dengan keyword tempat wisata di ciwidey atau tempat wisata hits kekinian di bandung demi nampang di page one, please dweehhh ... kalau bikin review yang bener napa ... 😴.


Bagi kita Barusen Hills ini zonk, mau pulang lagi sayang tapi mau masuk juga sebenernya ogah. KZL kan ya haha ... expectation vs reality-nya terlalu jauh, pelajaran bahwa nggak semua yang terlihat aesthetic dan viral sebegitu adanya di kehidupan nyata.

Dengan tiket seharga Rp 35.000 di weekend yang ‘dijual’ oleh Barusen Hills adalah kolam renang dan spot foto-foto. 


Spot foto-fotonya sedikit dan bagiku kurang menarik, terkesan seadanya dan minim safety. Bahkan untuk ayunan gantung yang nyantol di pohon pinggir tebing nggak ada safety belt atau guide, kalau pun ada guide hanya berjaga di spot foto menara bambu (yang didesain mirip dengan yang ada The Lodge Maribaya) lagi-lagi tanpa safety belt.

Jadi ... tugas guide adalah memberikan pengarahan bagaimana caranya bisa menaiki tangga tanpa harus khawatir akan jatuh. Maklum ya ... safety seharga Rp 5000 mah dapetnya baru pengarahan doang 🥲 Tapi ada aja kok yang naik.


Karena spot foto yang tidak terlalu luas pengunjung mesti ngantri dan bergantian, lebih bagus kalau punya tongsis jadi nggak usah nunggu orang yang sekiranya single untuk minta foto. Bukannya kenapa-napa ya, kita juga sempet salah cari target *elahh ...

Fira nggak sengaja minta tolong foto sama cowok yang kebetulan lewat dengan pacarnya, semacam couple usia sekolahan gitulah, selama kita difoto mbaknya menatap posesip mulu, kan asem jadinya ...  Ngana pikir kita naksyiirrr? 🤣.


Salah satu spot foto yang menjadi favorite (karena memang Cuma itu-itu aja) adalah love garden (iya gitu ya namanya?), taman yang di desain dengan bentuk love atau hati lengkap dengan segala properti hiburan yang juga berbentuk love. Bukannya julid ya tapi ini agak berlebihan sekaligus memaksakan.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi yaudahlah ... selama pengunjung senang mah ya seharusnya nggak masalah hehe Toh kini kesan tidaklah sepenting menjadi viral. Eh tapi spot foto terbaik ada di parkiran, karena kita bisa berfoto dengan latar belakang bebukitan.


Secara pribadi aku kurang sreg dengan Barusen Hills karena nggak asyik dan lebih cocok untuk wisata keluarga yang punya anak ingin berenang, mungkin kalau dengan temen segengs lebih cocok ke tempat yang lebih pasti biar puas, maklum ya kita kan mesti menafkahi feed 😂.

Tapi kalau masih penasaran sih mangga ...

Es Campur Cincin rekomendasinya Dedeyanti 

Barusen Hills
🪧 Gambung Ciwidey, Cisondari, Kabupaten Bandung
⏰ 08.00-17.00
🤑 30K weekdays, 35K weekend
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Voldemort: Origins of The Heir adalah fan fiction (short) movie  yang officially rilis pada tanggal 13 Januari 2018 kemarin di Youtube. Memang sebelumnya sudah banyak fan fiction yang beredar di internet seperti Dumbledore and Grindleweed yang menceritakan tentang kejadian dibalik kematian Ariana Dumbledore, selebihnya adalah kumpulan clip atau slideshow yang berisikan scene favorite-nya para fans.

So. Apa bedanya Voldemort: Origins of The Heir dengan fan fiction (short) movie lainnya? Well... Voldemort: Origins of The Heir memiliki durasi ± 57 menit dan telah mendapatkan persetujuan dari Warner Bros. selaku pemegang lisensi film Harry Potter dengan catatan bukan untuk tayangan komersil, jadilah Voldemort: Origins of The Heir ini rilis di channel  Youtube.

Menariknya biaya produksi film Voldemort: Origins of The Heir berasal dari para fans dengan cara crowdfunding, ya kalau bahasa zaman sekolahnya sih “sumbangan kolektif” haha That’s why di filmnya disisipkan catatan “the film is a-non commercial fan film made by fans for fans and is not associated with Warner Bros and J. K. Rowling”.

Film Voldemort: Origins of The Heir diproduksi oleh Tryangle Flms, sedangkan ceritanya ditulis Stefano Prestia dan disutradarai oleh Gianmaria Pezzato. Dari namanya saja sudah bisa ditebak ya mereka ini adalah Italiano yang so macchiato, mungkin hal ini juga yang menjadi korelasi kenapa hampir semua cast-nya pun Italiano 😜

Tapi ‘nda usah khawatir filmnya jadi berbahasa Italiano, karena meski ditangani oleh orang-orang Italiano bahasa yang digunakan adalah bahasa persatuan internasional; Bahasa Inggris. Cuma memang sampai saat review ini ditulis belum ada subber yang men-translete  filmnya ke Bahasa Indonesia, jadi ya kadang mesti di-rewind berkali-kali karena ngomongnya kecepetan.

Secara timeline, film Voldemort: Origins of The Heir bisa dibilang adalah prequel dari Harry Potter saga karena menceritakan tentang bagaimana Tom Marvolo Riddle bisa menjadi Voldemort  a.k.a You-Know-Who (Kau-Tahu-Siapa). Meski masa lalu Voldemort sudah beberapa kali disinggung di bukunya (baik dalam narasi atau Pensieve) nampaknya fans masih dilanda penasaran gimana sih Voldemort di masa sekolah dulu.

Jadi begini ya...

Cerita dibuka dengan adegan duel seorang wanita dengan beberapa orang bertopeng, pokoknya ambience-nya mirip-miriplah dengan adegan kejar-kejaran Harry Potter cs vs Dark Eater (Pelahap Maut) di Kementrian Sihir. Wanita tersebut akhirnya kalah dan diinterogasi oleh General Makarov (Alessio Dalla Costa) via veritaserum.

Ia kemudian diketahui sebagai Grisha McLaggen (Maddalena Orcali) yang sedang berusaha menyelidiki kematian Hepzibah Smith (Gelsomina Bazetti), selain itu ia juga mencari buku harian Tom Riddle yang diyakininya sebagai horcrux. Dari interogasi tersebut terungkap bahwa Grisha McLaggen adalah teman segengsnya Voldemort.


Saat bersekolah di Hogwarts, Tom Marvolo Riddle (Stefano Rossi) memiliki circle pertemanan elite lintas asrama dengan para keturunan pendiri Hogwarts. Mereka adalah Grisha Mclagen (Aurora Moroni) yang masih keturunan Griffith Griffyndor, Lazarus Smith (Andrea Bonfanti) yang masih  keturunan Helga Hufflepuff dan Wiglaf Sigurdsson (Andrea Deanisi) yang masih keturunan Rowena Ravenclaw.

Sebagaimana Harry Potter, Ron Weasley dan Hermione Granger + Neville Longbottom, gengnya Tom Riddle ini juga sering menghabiskan waktu bersama-sama, dari yang Cuma jalan-jalan santai sampai debat berkepanjangan ala Twitwor atau dari yang Cuma heureuy belaka sampai duel beneran.


Selain sebagai cewek satu-satunya, Grisha McLaggen ini adalah love interest-nya Lazarus Smith, pentesan nyepik mulu 😉 *eaa Namun seiring kegemarannya akan dark margic, Tom Riddle menjadi sosok yang disegani oleh teman-temannya, nggak tahu ya ... pokoknya ada sesuatu pada Tom Riddle yang membuatnya ‘berbeda’.

Setelah lulus dari Hogwarts, Tom Riddle memutuskan untuk berkarir di Toko Peralatan Sihir dan Ilmu Hitam Borgen and Burke milik Caractacus Burke di Knocktrum Alley, bukan berkarir di Kementrian Sihir seperti teman-temannya yang lain. Waini ... anti mainstream banget kan yha~ si Tom Riddle ini 👌


Ternyata Tom Riddle memang berniat untuk mendalami dark magic sambil mengumpulkan ancient heirlooms untuk dijadikan horcrux. Dalam pancariannya ia dipertemukan dengan Hepzibah Smith yang dalam bukunya disebutkan sebagai wanita paruh baya (apa tua ya?) gendut yang memiliki kegemaran mengoleksi ancient heirlooms.

Suatu hari Tom Riddle diutus Caractacus Burke untuk menawar baju zirah Goblin milik Hepzibah Smith, namun ya... karena memang dasarnya Tom Riddle ini cakep jadilah Hepzibah Smith kepincut dan terbujuk untuk menunjukkan 2 ancient heirlooms yang jadi kojonya selama ini. Hufflepuff cup dan Slytherin locket.


Setelah melihat Slytherin locket, Tom Riddle langsung ‘panas’ dan membunuh Hepzibah Smith, untuk menutupi perbuatannya Tom Riddle memanipulasi memory Hokey, peri rumahnya Hepzibah Smith dan menghilang. Slytherin locket sesungguhnya milik Merope Gaunt, ibunya  yang dijual hanya 10 galleons saja kepada Caractacus Burke sebab BU tanpa tahu bahwa sebenarnya Slytherin locket tak ternilai harganya.

Merope Gaunt yang naksir dengan anak si tuan tanah Tom Riddle Sr. kemudian memikatnya via love potion sehingga Tom Riddle Sr. meninggalkan istri serta  anak-anaknya dan hidup bersama Merope Gaunt di London. Yha~ ... Mbaknya pelakor 😜 *ehe Merope Gaunt yang mengira Tom Riddle Sr. akan mencintainya meski tanpa love potion harus kecele sebab Tom Riddle Sr. malah meninggalkannya dan kembali pada istri serta anak-anaknya.

*Sayup-sayup terdengar suara si Kelik Pelipur Lara “nganu Mbak... peletnya abis...” 😂😂😂


Setelah menjadi horcrux, Hufflepuff cup disimpan di lemari besinya Bellatrix Lestrange di Gringgots, sedangkan Slytherin locket disimpan di gua tepi pantai tempat Harry Potter dan Dumbledore dikerubungin zombie yang mirip Smeagol. Regulus Black (adiknya Sirius Black) adalah yang pertama menemukannya dan meninggal saat berusaha menghancurkan horcrux.

Nah. Grisha McLaggen ini sedang berusaha mencari buku harian Tom Riddle karena khawatir akan dijadikan horcrux, ia berusaha sendirian sebab Lazarus Smith dan Wiglaf Sigurdsson sudah meninggal. Makanya ia ingin meminta bantuan General Makarov untuk mendapatkan buku harian Tom Riddle.


Karena Voldemort: Origins of The Heir terlahir dari fans expectation,  maka seharusnya tiada spoiler diantara kita ya 😂😂😂 haha Sebab kita sama-sama sudah tahu bagaimana alur ceritanya atau minimal gambaran besar tentang bagaimana Voldemort mendapatkan dan mengumpulkan horcrux-nya.

Meski dibuat oleh fans namun film Voldemort: Origins of The Heir nggak dibuat asal-asalan, setting, property, costume, make up bahkan visual effect (((VISUAL EFFECT ))) digarap dengan sungguh-sungguh. Mungkin karena ceritanya nggak dipadatkan seperti official movie-nya Harry Potter saga jadinya crew bisa fokus mengeksplorasi dan mengeksekusi, bayangin ajalah ya buku ± 1200 halaman mesti diekstrak (yakali kulit Manggis) menjadi film dengan durasi ± 120 menit 😢😢😢

Mrs. Starks :)

Secara keseluruhan film Voldemort: Origins of The Heir cukup memuaskan dan menyenangkan hati yang belakangan ini lelah dengan film-film bertema dystophia. Cuma satu concern-ku untuk film Voldemort: Origins of The Heir “kenapa makeup-nya Wiglaf Sigurdsson mesti kaya anak emo nangis mascara?” 💤

Bagiku film Voldemort: Origins of The Heir adalah jeda yang crunchy sambil menunggu film The Fantastic Beast and Where You Find Them 2, yang gosipnya ... akan dibuat menjadi 5 film. Wooaaawwww ... rencana yang sungguh membuat frustasi bukan? 😋

Oh iya, kalau mau nonton Voldemort: Origins of The Heir bisa langsung cek di Youtube, atau disini 👇
Happy watching dear muggles 😍😍😍


Picture source: Voldemort: Origins of The Heir Facebook Fans Page
Note: Karena masih ‘anget’ belum ada laman Wikipedia tentang cast-nya
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
www.pexels.com

Hi! Welcome to my This or That post, the unnecessary fact of me 😁 Truthfully, This or That was hype a looooonnnnnggggg time ago ... the early year of blogging (CMIIW) and I’m very interested about it since found accidentally on someone’s blog which am forget who is she/he. Well ... it’s kinda of a quiz or test about ourselves and you can do this in your spare time or when you are boring.

To get know how it worked let’s check mine first 😉

1. Meat or Fish
Fish, even it always got me allergic 😨

2. Beef or Chicken
I’m flexible 😼

3. Shrimp or Squid
Eymmm ... Can I choose both?

4. Crab or Oyster
Crab!

5. Tuna or Salmon
Salmon.

6. Bake or Roast
I’m on which side Satai is 💃

7. Opor or Gulai
This is gonna be hard ... but Gulai teased me well.

8. Rawon or Gudeg
Gudeg. Then Rawon 👌

9. Hati or Ampela
Since I hate Ampela, I always choose Hati.

10. Nugget or Sausage
I want full set of French Fries haha

11. Tahu or Tempe
Absolutely Tempe and Mendoan is the greatest culinary invention ever.

12. Omelette or Sunny Side Up
Omelette. Well ... Since I saw chicken embrio in Biology book I had a low interest of egg, especially a half cooked egg, beside that I’m allergic on protein that caused mostly by egg 😢, so ... I’ll try my best to decrease the egg consumption.

13. Soto Bandung or Soto Lamongan
Soto Bandung.

14. Nasi Kuning or Nasi Uduk
Nasi Uduk.

15. Nasi Goreng or Nasi Liwet
I’m into Nasi Goreng 😚

16. Nasi Goreng or Nasi Padang
Yha~ Sorry but my heart has changed 🙇 I choose Nasi Padang.

17. Bakso Malang or Bakso Aci
As long as it’s not Bakso Urat I’m okay.

18. Bakso Tahu or Batagor
Batagor.

19. Mie Ayam or Mie Bakso
Is there other option? Like Cuankie maybe? *ehe 😋

20. Lomie or Kwetiaw
Kwetiaw.

21. Sushi or Dim Sum
Dim Sum.

22. Spaghetti or Pasta
Pasta.

23. Ramen or Udon
I didn’t like Udon, so I choose Ramen.

24. Indomie or Supermie
Indomie seleraku ... 💘

25. Goreng or Kuah
Goreng. Then Kuah ... I love both.

26. Ketoprak or Pecel
Ketoprak! Then Pecel 😉

27. Lotek or Karedok
Lotek. Eh, Karedok. Eh, Lotek. Eh, Karedok. Eh ... Eh ... Eh ... Gado-gado ... ?

28. Martabak Manis or Martabak Telor
I used buy both, seriously ... 😊

29. Bubur Menado or Bubur Regular
Bubur Menado! Also ... don’t add kecap on my Bubur Regular and never try to stir it.

30. Rujak Ulek or Rujak Bebek
Well ... Rujak Bebek!

31. Doughnut or Pizza
Pizza! Pizza! Pizza!

32. Baguette or Kadet
Kadet.

33. Cake or Pastry
There always a space for Pastry on my tummy hehe

34. Klappetart or Soes
Soes.

35. Lemper or Ketan Gurih
Can I eat this NOW? 😐

36. Kue Ape or Bola Bola Ubi
Ahh ... I’m confused.

37. Pukis or Bandros
So with this.

38. Cilok or Cimol
FTW!

39. Seblak or Lumpia Basah
KZL

40. Cakue or Kue Cubit
Hemehhh ... 😪

41. Nextar or Good Time
Nextar Choco Delight ~

42. Hello Panda or Papa Puff
Papa Puff

43. Anak Emas or Mie Gemezzz
Absolutely Anak Emas 👦👧

44. Lays or Chitato
Both! + Pringles.

45. Ultrajaya or Frisian Flag
I’m a loyal costumer or Frisian Flag.

46. Tea or Coffee
Mineral water please ...

47. Milk or Yogurt
Yogurt + Yakult + Strawberry.

48. Dawet or Wedang
Wedang. But I love Dawet too.

49. Cincau or Cendol
Cincau.

50. Es Serut or Es Puter
Yha~ I love everthing that Mang-Mang SD sell 😍😍😍

Isn’t this fun? Haha Actually I think 50 isn’t enough, Id like to add more but remember you would be bored I finish by 50, maybe later I would like to create This or That sequel or maybe create This or That in different version, movie or book or ... do you have any suggestions? Please let me know ...

Thank you for read my This or That : Food post, see you in next This or That 👄.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
www.pexel.com 

If the last year's resolution theme was Work Smart, Play Hard and Running Faster, this year (2018) the resolution theme is gonna be ...

...

...

...

Jeng! Jeng! Jeng!

...

Self(ish) Branding!

Yha~... it’s the post title 😁

Before continuing to the 2018 resolution theme, let’s review how far my resolution working on the last year.

When technology makes life easier, there is a chance of impossible things. I want to be a smart worker on the minimax concept, it means a huge result without too much effort hahaha How it become? By skills. So... I should gain skills until being an expert.

So far I don’t have any significant gaining skill progress except finishing the How To Build A Sustainable Fashion Business course in Coursera and joining the YCIFI Basic Design Course batch 2 which is held at ITB for ± 4 months. It was my highest reach in 2017.

What I got from YCIFI Basic Design Course in batch 2 is a new perspective on the design area, fashion design. I’m very enjoying the course because it reminds me of the early year of my product designer wanna-be life on campus, I feel alive (again) 💞. It really makes my mind blowing and blooming 💖. Also ... I learnt so many things about fashion design, including how to sew a shirt. Yay!!! 😎

Since I’m jobless, I spent time mostly in the virtual (and immortal) life called the internet, so... what I’ve got? Because my daily (eh, weekly) routine is writing I tried to take care of my blog, I learnt how to increase my blog traffic by writing good content (for me it’s good enough) and how to get an adsense on my blog which is success applied 😊

This is the best part, play hard. When travelling I always wondered that everything seems different and interesting from another angle. It brightens me because I’m on fire. No matter where is the destination, I wish to travel a lot.

Last year I travelled often but it was not for vacation or holiday, it was for accompanying my mother to the place that issued can help her. What a thought journey for me and my family because we spent a big money to do that thing. I don’t say it’s useless but please think first before acting 😐

My farthest destination was Yogyakarta as last year, visiting Ana’s and spent my free time in Mirota / Hamzah Batik, the only thing I didn’t satisfy about is my travelling partner haha 😏 My sister didn’t like travelling as I did and we end up by arguing, maybe later I’ll find a travel mate that loves to explore the city by walking around or by public transportation and didn’t mind to taking a lot of pictures of me. Don't you mind? 😉

FYI. I’d like to write ‘nice to sea you’ rather than ‘vitamin sea’ on the Instagram caption.
Eym... I’m still into it, wanna join? 💃

Dear God. I wish... no, I request... a travel life partner who lives passionately, like Mario & Dita (^.^)
Still in progress hehe

Running faster means I should prepare myself to pursue my lost behind, the hiatus is very bothered me because it has taken so much more time than it should be. There is a leap year of my lifeline. I want to be equal and more, even if it means I should work harder than others... twice or thrice.

I can’t deny that the hiatus took so long but finally, I found the reasons behind it, yes, everybody has their own destiny but not everybody lets anybody know how they survived 🙇🙇🙇

My jobless life officially ends up this year, I still feel amazed at how I broke people’s perceptions about people like me, they think I should be giving up to find a dream job and focusing only on marriage life preparation like others.

I’m 27 to 28 years old and jobless almost for 3 years but somebody throws a chance to be unpredictable, a chance that I won’t be missed. So here I’m ... ready for the next enchanting journey ... 😍

So, that’s all my not-so-detailed 2017 resolution recap, most of them are successful or at least close to what I expected but the rest is still on the way to pick up.

Let’s move to self(ish) (re)branding

Why the resolution theme should be self(ish) branding? Isn’t there any other term or words that can describe the meaning clearly? Well... self(ish) branding covered what I mean, I think couldn’t find other terms or words that would deliver my meaning exactly than self(ish) branding.

Self(ish) branding is my personal term for self-branding or renewing me or metamorphoself or anything you can name it about developing the new me as I want to, I added (ish) because it’s all about me, only about me and yeah... it’s full of statements.

Since my life isn’t going so well and ruined it several times, I can’t do what I really wanna do or at least I am interested in without any doubts of people that think their arguments are right instead of being netizens. Seems my life and death depend on people’s common standards 😔😓

My unstable emotions get worse and affected people’s presumptions, sometimes their version is tremendously insane and great at one time. But on the other side I realize that I couldn’t control people’s minds, feelings or opinions without being involved, what I’m gonna do next is to drive theirs, and that’s why I choose self(ish) branding for the resolution.

Then... What?

All this time I had an interest and curiosity about many things but still had boundaries to make it real, wish later I could find a way to do it. I also had... let says... a mini project 😉 I’ll share it with you soon!

Maybe I would do a little bit of internet manners change haha

What I do next might be out of my habit, but believe me, just because I rarely do doesn’t mean I’m not interested or curious, maybe I’m too lazy to admit that I loved it. See... people change, so with you *eh

Since I am still on the way to finding the capable one (as Kookie haha) I’m on filtered mode, so... I’ll cut everybody whose out of my requirement yha~~~ no, I’m not kidding. I just wanna live my life, so let me... get what I want! 😂😂😂😂😂

Que sera... 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Menyambut libur natal yang bablas sampai libur tahun baru ini aku memutuskan untuk pulang ke rumah ketimbang sok-sokan ikutan macet demi menyambangi destinasi kekinian, eh nggak gitu juga sih ... sebenernya karena ditinggal kengkawan segengs liburan ke Semarang 😂

Icunk, Medus, Deya dan Anis kalap nyari tiket kereta di waktu-waktu mepet, setelah semua printilan ticketing + staying beres mereka baru ingetlah aku nggak ikutan, yha~ teman macam apfah kalyan ini hah? 😂😂😂

Arus balik dari Subang ke Bandung terpantau lancar tapi ngesot, jangan harap bisa merasakan ademnya Lembang ya karena Lembang macetnya nggak shantay. Udah tengah hari, smartphone lowbat, jam-jamnya makan siang ehh ... mobil di depan mogok nggak kuat nanjak 😓. Apalah artinya liburan kalau nggak kena macet ye kan? 😏

Jalur alternatif Maribaya-Dago yang biasanya lancar jaya kemarin mandek, untungnya kita pake motor jadinya bisa rada dipersingkatlah macetnya hehe Menimbang istirahat di Punclut hanya sekedar angan-angan di musim liburan seperti ini, kita akhirnya meneruskan perjalanan sampai ke Dago dan (ujung-ujungnya) malah melipir ke Little Wings Café.


Little Wings Café bukan café baru atau café yang lagi nge-hits ya,malah bisa dibilang Little Wings Café ini adalah café lama karena sudah ada sejak zaman aku kuliah. Lokasinya di daerah Cigadung Dago, kalau dari arah bawah (Suci atau Kanayakan) lurus terus ke atas setelah pertigaan Borma Pahlawan sedangkan kalau dari arah atas (Dago dan sekitarnya) tinggal mengikuti jalan, setelah lapangan golf.

Eh, jangan keliru ya Little Wings Café ini letaknya di bangunan kolonial 3 lantai bercat pink, kalau bangunan joglo yang letaknya pas banget di main entrance adalah Bakmi Yogya, meski masih satu kompleks keduanya beda manajemen *yakali perusahaan haha 😁 Oh iya, nggak usah khawatir motor atau mobil kepanasan karena area parkirnya di berada di bawah pepohonan yang rimbun.

Main entrance

Di Little Wings Café semua lantai berfungsi sebagai tempat makan, karena areanya sendiri nggak terlalu luas dan furniture-nya banyak jadi terkesan sesak. Beberapa diantaranya adalah furniture jadul yang meski ramping tetep bulky sehingga kalau mau lewat mesti melipir dulu. 

Interior ambience-nya lebih ke ekletik ketimbang shabby chic, karena ada beberapa bagian yang udah direnovasi menyesuaikan zaman dan artwork taste-nya (yang ditempel di dinding) lebih mengarah pada aliran kontemporer atau realis.


Selain interior ambience-nya, yang tak kalah menarik dari Little Wings Café ini adalah printilan-printilannya yang unik. Konon, printilan-printilan tersebut didapatkan owner-nya ketika sedang berkeliling dunia, jadi ya kayanya konsepnya semacam mini museum gitulah 🤔.

Saat kita kesana keadaannya lumayan sepi, well ... mungkin karena memang udah lewat jam makan kali ya. Sambil nungguin waitress-nya datang kita liat-liat buku crafting (iya, liat doang tapi nggak bisa baca karena berbahasa Jepang 😌) mostly bukunya adalah buku-buku import dengan topik yang cociks, yha~ gimana dong ... jadi betah kan ... 😍😍😍

Checked in place

Kita memilih stay di lantai 2 karena sepi dan cozy, ini sih yang paling penting, biar nggak keganggu dan mengganggu. Soalnya di lantai 1 lagi ada semacam teamwork briefing dan di lantai 3 lagi ada prewedding photo session 💑.

Karena kita lebih fokus dengan ke-cozy-annya jadi makannya nggak kerasa hehe Mungkin ini yang disebut dengan standar ... biasa aja sih ... tapi tempatnya enak ada angin sepoi-sepoi yang bikin ngantuq 😪

dan ada Totoro ...

Menyoal taste, Little Wings Café termasuk standar yang intinya adalah enak tapi biasa aja ... ya gimana aja rasanya kaya di café sejenis, Cuma memang tempatnya nyaman untuk ngademin kepala apa ngobrol dengan temen, cocok juga untuk ngerjain tugas atau bahkan untuk sekedar menghabiskan waktu.

Ya ... kapan-kapan kesana lagi deh, baca bukunya belum tamat *heu 😋

Memantau arus balik liburan

Bentar, instastory dulu :p




Salty pumpkin soup 

Little Wings Cafe
🏠 Jl. Cigadung Raya Barat No.2, Cigadung, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung
⏰09.00-23.00 (hari Senin tutup)

Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates