Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hampir setiap tahunnya ulang tahunku selalu dirayakan, entah itu dengan membuat tumpeng, membuat kue tart, mengundang keluarga dekat, mentraktir teman-teman sekalian atau mengadakan acara ulang tahun seperti di masa SD. Meski (sedikit) terlambat, ulang tahunku selalu dirayakan.

Tak sedikit yang heran, kenapa ulang tahunku selalu dirayakan padahal aku sudah ‘dewasa’, seharusnya aku lebih mengerti bahwa di dalam agama Islam ulang tahun tidak dirayakan, terlebih lagi aku ini lulusan pesantren.

Kami (aku dan keluarga) secara pribadi tidak melihat adanya sisi negatif dari merayakan ulang tahun, toh hari kelahiran Rasulullah pun selalu dirayakan bukan? Bagi kami merayakan ulang tahun adalah sebagai bentuk syukur sekaligus penanda moment, kaya tahun ini ulang tahunnya gini ... tahun kemaren mah ulang tahunnya gitu ... ya iyalah kan waktu itu masih ... bla bla bla ...

Selain itu, merayakan ulang tahun hanyalah alasan untuk berkumpul bersama keluarga, apalagi kalau bukan masak-masak, makan-makan, ngobrol-ngobrol,  bercanda-bercanda terus ujung-ujungnya ketiduran di atas karpet ditemani TV yang garing ngomong sendiri.


Tahun ini ulang tahunku dirayakan dengan tumpeng. Berbeda dari biasanya, kali ini tidak ada garnish berupa bunga yang terbuat dari tomat atau cabai merah atau telur yang disimpan di puncak tumpeng. Melainkan dummy (tiruan) ballerina bergaun kelopak sawi, alasannya satu, daun seladanya habis. Lagipula, boneka barbie buntung kurang cocok disimpan di puncak tumpeng.

Sebenarnya aku tidak terlalu berminat dengan tumpeng, karena bulan kemarin kami sudah kami sudah tumpengan dalam rangka merayakan ulang tahun adikku. Aku lebih ingin kue tart. Tapi mama keukeuh membuat tumpeng, karena baginya setiap orang harus mendapatkan haknya tanpa terkecuali.

Biasanya, menjelang hari ulang tahunku mama akan berflashback ria menceritakan tentang proses kelahiranku. Cerita yang sama, namun selalu terdengar berbeda ketika diceritakan kembali. Kelahiran bukan Cuma tentang aku saja, ada mama yang menjadi tokoh utama. Aku adalah bagian dari dirinya sama seperti dia yang menjadi bagian dari diriku.

So ... moment ulang tahun adalah perayaan untuk kami berdua.

Mungkin aku ini (masih) kekanak-kanakan, tapi serius deh, yang paling aku suka dari ulang tahun adalah kado haha Bukannya mau menye-menye ya ... Tapi memang aku selalu diberi kado entah apapun bentuknya di setiap ulang tahun, kebiasaan bagus #eh

Dulu, aku selalu menunda-nunda jika orang tuaku menawarkan ‘ingin beli apa?’, kadang malah sampai menolak, sengaja nggak banyak request beli ini itu karena nanti pas ulang tahun mau mintanya sekalian. Sekarang? Alhamdulillah sudah ‘dewasa’ ...


Masih dulu, yang selalu kepikiran menjelang hari ulang tahun itu adalah ‘siapa yang pertama kali ngucapin?’ sekarang mah boro-boro ya kepikiran, masih mending ada yang ngucapin. Eh, tapi tetep sih ayah paling juara, dia smsnya selalu tepat waktu (00.00 WIB) lebih gercep ketimbang pacar #eh. Di rumah, aku dibangunkan dengan nyanyian selamat ulang tahun dari mama yang langsung cupika cupiki sambil mendoakan.

Dan seiring bertambahnya usia semakin sedikit juga yang mengingat ulang tahunku, hanya orang-orang terdekat yang sayang dan care saja. Hidup ini (memang) selektif ...

Apalagi yang didoakan teman-temanku selain segera mendapat ‘kabar baik’. Well ... nggak semuanya juga sih hehe Tapi intinya ya itu, semoga aku mendapatkan kebahagiaan yang selama ini aku inginkan.

Terima kasih

I’ll love you (all) with no limits, more than to the moon and back a zillion times.

Setiap tahunnya doaku selalu sama, semoga Allah SWT mengabulkan semua doa yang belum sempat tercapai di tahun lalu. Allah SWT tidak sibuk, mungkin Ia hanya terlalu pusing mendengarkanku yang banyak request ini itu ...




Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Pernah nggak sih ingin baca artikel tapi kelupaan menyimpan link urlnya? Atau ada artikel yang sudah dibaca tapi ingin dibaca lagi kapan-kapan? Pasti sering ya ... apalagi saat ini hampir semuanya linked. Memang sudah ada fitur bookmark, tapi tidak semua ‘hal’ bisa disimpan menggunakan bookmark. Nah, hal itulah yang menginspirasi Nate Weiner menciptakan Pocket.

Di awal kemunculannya pada tahun 2007 aplikasi Pocket ini dinamai Read It Later, baru pada tahun 2010 developer memutuskan untuk merebranding Read It Later dan mengganti namanya menjadi Pocket.

Aplikasi Pocket untuk smartphone bisa didownload melalui Play Store, jika pencarian dengan keyword ‘Pocket’ tidak juga membuahkan hasil cobalah menggunakan keyword ‘Get Pocket’. Sedangkan untuk penggunaan di desktop, user hanya perlu mendownload Pocket button di situs resmi Pocket. Ketika menemukan link url yang akan disimpan user hanya tinggal mengklik Pocket button.

Aplikasi Pocket ini ditujukan sebagai tempat untuk menyimpan link url dari aplikasi multimedia seperti Twitter dan hasil dari Google search engine, lantas apa bedanya dengan bookmark? Bedanya adalah link url yang sudah disimpan melalui bookmark hanya dibuka ketika sedang online, sedangkan link url yang disimpan melalui Pocket bisa dibuka secara offline.

Namun, ada beberapa link yang hanya bisa dibuka saat sedang online saja. Salah satu kemungkinannya adalah download yang belum selesai. Seperti You Tube yang memiliki motto ‘save now, watch later’, Pocket juga memiliki motto ‘save now, read later’, untuk bisa dinikmati secara offline keduanya mendownload isi link url yang telah disimpan user.

Karena tujuan Pocket adalah untuk membaca link url yang sudah disimpan, maka user bisa menghapusnya jika sudah dibaca. Tapi jika ingin dibaca-baca lagi nanti bisa disimpan di bagian archive, untuk mempermudah pencarian link url yang disimpan user bisa menggunakan tag. Untuk fitur tag ini user hanya bisa mengedit (rename) di desktop sedangkan untuk android fitur tersebut tidak ada.

Untuk bisa menggunakan Pocket user harus membuat akun terlebih dulu, agar nanti ketika berganti gadget / device semua data yang sudah tersimpan tidak hilang. Selain itu user juga bisa membuka akun Pocket nya di desktop dan smartphone secara bersamaan.


Sebagai Pocket user sejak zaman kuliah lalu aplikasi Pocket ini sangatlah praktis dan berguna, terutama untuk menyimpan link url yang didapat dari timeline Twitter. And ... at least, tdak perlu merasa khawatir akan kehilangan data ketika switch device.

Trust me ... 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
So... where should I begin?

Somebody whose exciting turn into 27 has told me about “life begins at 27”, she seems happy and pretty when saying that. At that time I didn’t really notice because I’m still under 25 and 27 is a little far hehe

Then,

Suddenly I’m 27!

Time flies so fast. I still remember the day I write New Year's resolution at nearly midnight, trying to understand what I really looking for in the next year and trying to figure out what should I do to make it happen.

If you had been watching Forrest Gump, you must remember the scene when Forrest and his mother stay in bed before she is gone. She said “Life is like a box of chocolate, you don’t know what you get” to Forrest.

Yap, you don’t know what you get until you took and taste it.

Because in life, sometimes... you can’t have what you want because of a reason. Indonesian should know about Manusia yang merencanakan, Tuhan yang menentukan phrase that learnt in school. It means we are trained to accept that condition (of can’t have what you want because of a reason) undirect.

OK. Forget about the New Year resolution. Most of them failed no longer it was written.

What I write is not only about me for the next year, maybe it’s about my life for the rest. A new life statement that should be put on 5 cm from (my) forehead.

Work smart.

Play hard.

Running faster.

Why isn’t Eat. Pray. Love?

You know... It’s too Julia Roberts (^.^)

When technology makes life easier, there is a chance of impossible things. I want to be a smart worker on the minimax concept, it means a huge result without too much effort hahaha How did it become? By skills. So... I should gain skills until being an expert.

This is the best part, play hard. When traveling I always wondered that everything seems different and interesting from another angle. It brightens me because I’m on fire. No matter where is the destination, I wish to travel a lot.

Dear God. I wish... no, I request... a travelyfe partner who lives passionately, like Mario & Dita (^.^)

FYI. I’d like to write ‘nice to sea you’ rather than ‘vitamin sea’ on the Instagram caption.

Running faster means I should prepare myself to pursue my lost behind, the hiatus is very bothered me because it has taken so much time than it should be. There is a leap year of my lifeline. I want to be equal and more, even if it means I should work harder than others... twice or thrice.

Those are mine. So how about you?




I’m absolutely sure it would be an enchanted journey.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Memang sulit untuk mengucapkan kata perpisahan ,apalagi kita sebagai manusia memang sudah ditakdir kan untuk mencari sebelah tulang rusuk yang memang hilang dan diperuntukan untuk kita cari ,singkat kata kita telah menemukan tulang rusuk itu bukan dalam hal percintaan ato apalah tapi dalam hal persaudaran .

Memang semua orang tak pernah sesama dengan pikiran kita tapi sungguh saya merasa gelisah dengan keadaan hari yang terus berlalu berarti semakin dekat dengan waktu itu ,waktu yang tak bisa saya bayangkan,saya akan kehilangan jiwa saya tawa sedih saya dan semua memory yang telah menetap selama 6 taun dipikiran saya tentang kalian ,sungguh keadaan yang sangat tidak ingin saya rasa kan dan pikirkan.

 Memang  saya tak bisa memberikan apa2 untuk kalian , dan memang cukup sulit juga untuk  mengucapkan kata kalau saya sayang kalian ,saya butuh kalian sebagai pelengkap tawa saya sedih saya dan semua hal yang terindah dan ter puruk yang saya alami .....luph u mile^^

*surat ini diketik Pici di laptop sambil curi-curi waktu sebelum Tapantri (2008), gak sengaja ketemu waktu beres-beres folder, time fies ya sist ... sekarang udah 2017 aja dan kelakuan kita semua masih kaya gini. 😂
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Kalau Indonesia punya Ada Apa Dengan Cinta (AADC) dengan Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputranya, maka Thailand juga punya A Little Things Called Love. Seperti film remaja pada umumnya, A Little Things Called Love masih menceritakan tentang kisah kasih di sekolah, namun dengan versi yang lebih culun.

Khun Nam (Baifern Pimchanok Luevisadpaibul) yang baru saja masuk SMP tanpa sengaja bertemu dengan seniornya Khun Shone (Mario Maurer) sepulang membeli es krim, Shone memberi Nam buah mangga setelah menyelamatkan seekor kucing. Nam yang GR lalu jatuh cinta kepada Shone.

Nam dan adiknya Pang tinggal bersama ibunya sedangkan ayahnya adalah seorang koki yang bekerja di Amerika (yang kalau di fotonya kaya lagi di depan Rumah Makan Padang hehe). Melalui pamannya Chang, ayahnya berjanji jika salah satu diantara anaknya mendapatkan nilai terbaik akan diajak tinggal di Amerika.

Di sekolah Nam bersahabat dengan Cheer, Gei dan Nim yang dianggap sebagai underrate girls karena terlampau biasa. Suatu hari sepulang sekolah mereka mampir di library café dan mendengar percakapan meja sebelah tentang buku 9 Resep Cinta Untuk Siswa. Tak perlu waktu lama bagi mereka untuk mengamalkan setiap intruksi di buku tersebut.


Anak sekolah macam apa yang nggak punya gang? Haha teman-teman Nam berusaha untuk menolong Nam yang ingin PDKT kepada Shone. Banyak kejadian konyol terjadi saat mereka berusaha mengamalkan buku 9 Resep Cinta Untuk Siswa. FYI, this part is very crunchy.

Sayangnya, bukan cuma Nam yang naksir Shone, ada Faye yang terang-terangan PDKT dan caper (cari perhatian). Meski nyebelin abis, Faye ini selalu one step ahead dari Nam cs. Termasuk ketika memilih eskul, Faye dan Nam cs bahkan sempat berantem saat mengantri di tempat pendaftaran eskul tari.

Guru Inn (Sudarat Budtporm) yang eskulnya sepi peminat kemudian memaksa Nam cs yang didepak dari eskul tari untuk masuk ke eskul teater. BTW, guru Inn ini kelakuannya sengklek lah ... kocak dan banyak gaya, pokoknya centre of attention banget. Kalau ada Penghargaan Pemeran Pembantu Wanita Terbaik, she is very worthed.


Karena Nam pintar Bahasa Inggrisnya, guru Inn menunjuknya menjadi pemeran utama sebagai Snow White dan Koy sebagai pangerannya. Untuk mempromosikan eskulnya guru Inn menyiarkan rekaman pada saat pentas di jam istirahat sekolah. Nah, sejak saat itu Nam mulai banyak yang notice dan jadi siswi populer. From nothing to something gitu deh ...

Saat itu ada murid baru bernama Top, Top dan Shone adalah teman akrab karena pernah satu sekolah dan menyukai sepak bola. O iya, sebelum memiliki toko peralatan olahraga, ayah Shone dulunya adalah seorang pemain sepak bola terkenal.

Top dan Shone yang memang sebelumnya sudah eksis menjadi incaran para fans, termasuk diantaranya mayoret di sekolah. Kedua mayoret tersebut berkelahi hingga tidak bisa mengikuti perlombaan yang akan didakan sebentar lagi. Guru Inn lantas menunjuk Nam untuk menjadi mayoret.

Saat Valentine tiba, Nam mendapat banyak hadiah dari fansnya, tapi yang paling ditunggu adalah hadiah dari Shone. Ketika akhirnya Shone datang, Nam cukup terkejut karena Shone ternyata memberikan bunga beserta potnya, meski kecewa karena Shone bilang hadiah tersebut merupakan titipan temannya Nam tetap bersedia menerimanya.

Nam akhirnya malah dekat dengan Top yang naksir sejak melihat Nam latihan teater. Sama seperti si Cinta yang lupa dengan sahabatnya ketika kasmaran, Nam juga melewatkan ulang tahun sahabatnya Cheer karena diajak main oleh inner circlenya Shone dan Top.


Meski sempat marahan, Nam akhirnya berbaikan lagi dengan sahabat-sahabatnya. Terlebih lagi Nam memutuskan untuk menjauhi Top. Tibalah saat kelulusan, Nam mendapatkan nilai tertinggi sehingga ia akan pindah ke Amerika sedangkan Shone akan pergi ke Bangkok untuk sekolah sepakbola.

Sebelum berpisah Nam mengungkapkan perasaannya kepada Shone, tapi Shone bilang ia baru saja jadian dengan Pim teman dekatnya. Sudah jatuh tertimpa tangga, setelah mendengar penolakan Shone, Nam kecebur di kolam renang. Tapi, sebelum pergi ke Bangkok, Shone mampir di rumah Nam dan meninggalkan buku (atau scrapbook) miliknya di depan pintu rumah Nam.

Menonton A Little Things Called Love ini serasa bring back old memories, siapa sih yang belum pernah senyam senyum sendiri di depan kaca? Atau ngibrit ketika kesamprok kecengan? Ada masanya saat ingin banget nyapa tapi malah salting (salah tingkah) ½ mati pas ketemu, padahal ya kalau sekarang dipikir-pikir ‘yaelah ... gitu doang’.

Selain alur ceritanya yang sooo teenager , acting pemainnya yang natural menambah point pada film ini, meski agak janggal karena yang bertransformasi Cuma Nam seorang. A Little Things Called Love memberikan gambaran mengenai anak sekolah di masa kita (???) haha Yang hiburannya cukup dengan jajan sepulang sekolah, main ke rumah teman, main dandan-dandanan, lulur-luluran tapi nggak pakai make up kalau ke sekolah.

Anyway ... d(^.^)b
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates