Tak sedikit yang heran,
kenapa ulang tahunku selalu dirayakan padahal aku sudah ‘dewasa’, seharusnya
aku lebih mengerti bahwa di dalam agama Islam ulang tahun tidak dirayakan,
terlebih lagi aku ini lulusan pesantren.
Kami (aku dan keluarga)
secara pribadi tidak melihat adanya sisi negatif dari merayakan ulang tahun, toh hari kelahiran Rasulullah pun selalu
dirayakan bukan? Bagi kami merayakan ulang tahun adalah sebagai bentuk syukur
sekaligus penanda moment, kaya tahun
ini ulang tahunnya gini ... tahun kemaren mah ulang tahunnya gitu
... ya iyalah kan waktu itu masih ... bla
bla bla ...
Tahun ini ulang tahunku
dirayakan dengan tumpeng. Berbeda dari biasanya, kali ini tidak ada garnish berupa bunga yang terbuat dari
tomat atau cabai merah atau telur yang disimpan di puncak tumpeng. Melainkan dummy (tiruan) ballerina bergaun kelopak sawi, alasannya satu, daun seladanya
habis. Lagipula, boneka barbie buntung
kurang cocok disimpan di puncak tumpeng.
Sebenarnya aku tidak
terlalu berminat dengan tumpeng, karena bulan kemarin kami sudah kami sudah tumpengan dalam rangka merayakan ulang
tahun adikku. Aku lebih ingin kue tart.
Tapi mama keukeuh membuat tumpeng,
karena baginya setiap orang harus mendapatkan haknya tanpa terkecuali.
Biasanya, menjelang hari
ulang tahunku mama akan berflashback
ria menceritakan tentang proses kelahiranku. Cerita yang sama, namun selalu
terdengar berbeda ketika diceritakan kembali. Kelahiran bukan Cuma tentang aku
saja, ada mama yang menjadi tokoh utama. Aku adalah bagian dari dirinya sama
seperti dia yang menjadi bagian dari diriku.
So ... moment
ulang tahun adalah perayaan untuk kami berdua.
Mungkin aku ini (masih)
kekanak-kanakan, tapi serius deh,
yang paling aku suka dari ulang tahun adalah kado haha Bukannya mau menye-menye ya ... Tapi memang aku
selalu diberi kado entah apapun bentuknya di setiap ulang tahun, kebiasaan
bagus #eh
Dulu, aku selalu
menunda-nunda jika orang tuaku menawarkan ‘ingin beli apa?’, kadang malah
sampai menolak, sengaja nggak banyak request beli ini itu karena nanti pas
ulang tahun mau mintanya sekalian. Sekarang? Alhamdulillah sudah ‘dewasa’ ...
Masih dulu, yang selalu kepikiran menjelang hari ulang tahun itu
adalah ‘siapa yang pertama kali ngucapin?’
sekarang mah boro-boro ya kepikiran,
masih mending ada yang ngucapin. Eh, tapi tetep
sih ayah paling juara, dia smsnya
selalu tepat waktu (00.00 WIB) lebih gercep
ketimbang pacar #eh. Di rumah, aku dibangunkan dengan nyanyian selamat ulang
tahun dari mama yang langsung cupika
cupiki sambil mendoakan.
Dan seiring bertambahnya
usia semakin sedikit juga yang mengingat ulang tahunku, hanya orang-orang
terdekat yang sayang dan care saja.
Hidup ini (memang) selektif ...
Apalagi yang didoakan teman-temanku selain segera mendapat ‘kabar baik’. Well ... nggak semuanya juga sih hehe Tapi intinya ya itu, semoga aku mendapatkan kebahagiaan yang selama ini aku inginkan.
Apalagi yang didoakan teman-temanku selain segera mendapat ‘kabar baik’. Well ... nggak semuanya juga sih hehe Tapi intinya ya itu, semoga aku mendapatkan kebahagiaan yang selama ini aku inginkan.
Terima kasih
I’ll love you (all) with no limits, more than to
the moon and back a zillion times.