Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Menyambut Haloween, tahun ini Columbia Pictures memilih untuk merilis film yang diadaptasi dari novel horror anak remaja yang (pernah) booming hampir 30 tahun lalu, Goosebumps.

Bergaya Sebelum Mati, Guru Monster, Sekolah Hantu, Menara Teror, Kutukan Bangsa Viking,

Bagi sebagian orang judul-judul diatas mungkin sangat familiar, ya judul-judul tersebut merupakan beberapa judul dari serial Goosebumps karya R. L. Stine. Selain karena ceritanya yang seram dan twist ending serta cover illustration nya yang eye catching dan mengerikan menjadi salah satu ciri khas Goosebumps yang tak terlupakan.

Pada masa itu Goosebumps merupakan bacaan horror standar yang wajib dimiliki oleh anak remaja, sekurang-kurangnya mereka pasti pernah membaca Goosebumps, entah itu meminjam dari teman atau bahkan menumpang baca di toko buku.

Tentu saja Goosebumps bukan satu-satunya serial horror yang digemari oleh para remaja, ada Anonymorph dan sederet serial horror lainnya. Akan tetapi bisa dikatakan Goosebumps adalah yang paling digemari, bahkan saking populernya R.L. Stine juga sampai merilis Goosebumps dalam format yang menarik.

Dalam salah satu bukunya yang berjudul Karnaval Hantu, R.L. Stine menempatkan pembaca sebagai tokoh utamanya dan membiarkan mereka (pembaca) menentukan alur cerita sesuai dengan keinginannya, agak membingungkan ya?

Jadi, pembaca akan dihadapkan pada beberapa pilihan pada setiap halamannya, setiap pilihan mengarahkan pada halaman tertentu, dan tetap seperti itu sampai akhirnya pembaca bisa menyelesaikan buku tersebut. Tak usah khawatir, apapun pilihannya R.L. Stine akan mengarahkan pembacanya pada plot pilihannya, (karena) ia tak akan membiarkan pembacanya melewatkan monster-monster ciptaannya.

Dengan dirilisnya Goosebumps The Movie ini seakan-akan memberikan angin segar bagi dunia perfilman Hollywood dalam genre film horror, yang kini didominasi dengan remake film-film jadul.

Bagi yang pernah menghabiskan masa kecilnya dengan membaca Goosebumps mungkin agak terkejut sekaligus senang dengan dirilisnya Goosebumps The Movie ini, apalagi kalau bukan untuk bernostalgia dengan cerita-cerita seram ala R. L. Stine.

Goosebumps The Movie sendiri berkisah tentang Zach Cooper yang baru saja pindah ke sebuah kota kecil, ia bertetangga dengan Hannah yang ternyata adalah anak dari R. L. Stine, penulis buku terkenal Goosebumps, yang aneh dan misterius. Sebenarnya, semua monster dan hantu yang ada di bukunya adalah nyata, R. L.  Stine berusaha untuk menjaga agar mereka tetap berada di dalam buku.
Suatu hari tanpa sengaja Zach dan Hannah serta seorang temannya yang bernama Andy melepaskan monster dan hantu yang terkurung ribuan tahun lamanya. Kekacauan pun segera terjadi, Nah, tugas mereka adalah mengembalikan monster dan hantu tersebut ke tampat asalnya.

Monster dan hantu yang terdapat dalam Goosebumps The Movie bukanlah monster dan hantu baru, yang baru saja diciptakan khusus untuk film tersebut, melainkan monster dan hantu yang pernah muncul dalam serial Goosebumps.

Coba dilihat trailer nya


Karena semua monster dan hantu pernah mendapatkan tempat di hati pembacanya, mungkin penonton akan sedikit kecewa, tidak semua monster dan hantu bisa ditampilkan karena  durasi yang terbatas. Beberapa belas tahun yang lalu sebenarnya sudah pernah ada serial TV Goosebumps, dari ke 62 buku Goosebumps (seingat saya) tidak semuanya diangkat ke layar kaca. Semoga saja dengan hadirnya Goosebumps The Movie ini akan menarik minat para sutradara untuk membuat remake serial TVnya.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

The most epic scene in my home when it’s rain. In rainy seasons we prefer to moving out the clothes inside than outside because sometimes (or several times) I forgot about it hehe ... I don’t need to check again and again if it’s in, less worries for me. Furtunately my house still had an empty space for urgent case such as this conditions, actually we used it for put some unusable goods before, but my aunty changed it into indoor drying space yesterday, we moved out some stuff into the walls and nailed the rope in the other side of walls, still amateur but at least it could be more effective to drying the clothes.

So, it’s mine ... what’s yours?
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Yang kau baca saat ini adalah versi upgrade dari review film The Great Gatsby.

***

Hello~

Meski udah sering main di film yang bagus Leonardo DiCaprio baru 1 kali memenangkan Academy Awards (Oscar) untuk katagori The Best Actor yakni untuk film The Revenant di tahun 2015. Film Leo pertamaku tentcu adalah Titanic, ngaku deh… siapa yang nonton Titanic sembunyi-sembunyi juga? Aku bukan fans-nya Leo tapi aku cukup mengikuti film-filmnya, ketimbang The Revenant aku lebih suka The Wolf of Wall Street, Catch Me If You Can dan The Great Gatsby.

Sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa, kurasa The Great Gatsby memiliki complete package yang membuatnya memorable, alur ceritanya okay, cast-nya okay, set-nya apalagi. Sayangnya, di Academy Awards 2014 saingan doi adalah: Gravity, 12 Years A Slave, Dallas Buyer Club dan Her. Maap… hamba undur diri hehe The Great Gatsby adalah film adaptasi dari novel berjudul sama karya F. Scott Fitzgerald yang diterbitkan pada tahun 1925, bercerita tentang kiprah ((KIPRAH)) Jay Gatsby seorang milyuner muda demi mendapatkan cinta Daisy Buchanan.

Apa yang membuat The Great Gatsby sebegitu ikonik dan dijadikan referensi sana sini? IMHO, karena The Great Gatsby merupakan ilusi sempurna dari American Dream yang diidamkan oleh semua orang.

The Great Gatsby dinarasikan oleh Nick Carraway (Tobey Maguire) yang baru aja pindah ke New York, ia menyewa sebuah rumah di Long Island dan bertetangga dengan Jay Gatsby (Leonardo DiCaprio), seorang milyuner misterius. Tak ada yang tahu siapa Gatsby sebenarnya atau bagaimana ia mendapatkan kekayaannya, yang orang tahu Gatsby adalah party hoster yang mengadakan pesta meriah setiap malam.

Yha~ di masa kini Gatsby adalah owner skin care yang gemar flexing.

Nick memiliki sepupu bernama Daisy Buchanan (Carey Mulligan) yang menikah dengan Tom Buchanan (Joel Edgerton), mereka tinggal tepat di seberang rumah Gatsby. Suatu hari Daisy mengundang Nick ke rumahnya, bermaksud mencomblangkannya dengan Jordan Baker (Elizabeth Debicki) seorang golfer amatir sekaligus sahabatnya. Dari Jordan, Nick mengetahui bahwa Tom berselingkuh dengan Myrtle Wilson (Isla Fischer) yang bersuamikan George Wilson (Jason Clarke).



Suatu hari Nick mendapat undangan pesta dari Gatsby, karena belum memiliki banyak teman ia mengajak Jordan. Betapa terkejutnya mereka saat mengetahui siapa Gatsby, Nick mengenal Gatsby sebagai rekannya saat bertugas di WW1, sedang Jordan mengenal Gatsby sebagai mantan kekasih Daisy. Iye. Gatsby dan Daisy pernah berkisah dan lost contact saat Gatsby bertugas di WW1,

Daisy yang mengira Gatsby telah meninggal memutuskan untuk menikah dengan Tom, ironisnya, Daisy menerima surat dari Gatsby sehari sebelum pernikahannya. Kepada Nick, Gatsby mengungkapkan keinginannya untuk bertemu dengan Daisy, ia juga bercerita bahwa ia sengaja membeli rumah di seberang rumah Daisy dan mengadakan pesta meriah setiap minggunya, berharap suatu saat nanti Daisy akan datang.

Nick pun mengatur pertemuan untuk Gatsby dan Daisy di rumahnya, salah satu scene terbaik yang pernah kulihat adalah living room Nick yang didekorasi ala taman bunga. Cantik. 


Pertemuan itu adalah awal dari pertemuan-pertemuan lainnya, Daisy bahkan akhirnya datang ke pesta yang diadakan oleh Gatsby. Scene Daisy yang kegirangan dilempari pakaian oleh Gatsby adalah scene yang kurasa sangat jujur dalam merepresentasikan Daisy yang realistis. Meski saling cinta mereka berdua sebenarnya beda kasta, alasan yang sama mengapa Daisy tetap menerima Tom meski tahu doi sering berselingkuh.

Untuk memuluskan hubungan mereka Gatsby meminta Daisy untuk jujur kepada Tom, Daisy pun setuju dan mengajak Gatsby untuk menemui suaminya Plaza Hotel. Sayangnya, Daisy nggak mampu berkata-kata dan memilih untuk diam meski Gatsby udah ngode-ngode "ayo dong ngomong". Situesyen yang rikuh ini bikin mereka semua nggak nyaman, ditambah lagi Tom yang me-reveal statusnya Gatsby yang merupakan penjual barang illegal.


Daisy dan Gatsby pulang lebih dulu namun kendaraan mereka malah menabrak Myrtle saat melewati Valley of Ashes. Tom yang mengikuti dari belakang kemudian mengatakan kepada Georga bahwa yang menabrak Myrtle adalah Gatsby, bhang kek memang priya yang satu ini... George yang gelap mata kemudian mendatangi rumah Gatsby dan menembaknya sebelum akhirnya ia bunuh diri. Diantara semua orang di kota itu hanya Nick yang dengan sukarela mengurus pemakaman Gatsby.

Dan Daisy? Ia kembali menjalani hari-harinya bersama Tom.

Pada akhirnya The Great Gatsby adalah cerita tentang 2 orang brengsek yang menjalani hari-hari seperti biasanya. Keduanya bahkan cukup egois untuk mengabaikan fakta bahwa ada orang-orang yang terluka karena ulah mereka. Sialnya mereka nggak cukup peduli dan memilih untuk segera berpindah kota demi memulai hidup baru, nggak salah sih... karena konsepnya rekonsiliasi pernikahan but it cost too much btw. 

Aku suka set-nya yang megah dan cakeeppp... perfecto! The costume, furniture, decoration, and so on. This movie set is in Art Deco style, with so many geometric shapes and lines inside, and the color tone is neat and classy. I love Jordan to Daisy's outfit because her style is more elegant than Daisy which is more feminine.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Here is mine, where is yours? 
Foto itu diambil ketika aku masih duduk di bangku kelas 1 SMA, ketika acara FIKIR berakhir, acara awal dari serentetan acara-acara lainnya yang membuatku sibuk. Setelah difoto kami kocar kacir dihardik pembina.

Aku tergabung dalam seksi (section / bagian) yang khusus menangani urusan PubDekDok yaitu Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi yang mana mengharuskanku untuk tetap siaga pada saat sebelum sampai setelah acara berlangsung. Seksi paling sok sibuk dan paling rese sepanjang sejarah organisasi, yang paling molor padahal tanggungjawabnya sebesar aula dan seisinya.


Belum pernah sekali pun aku hengkang dari seksi PubDekDok, eh, kecuali 1 kali, sewaktu menjadi ketua acaranya. Tapi akhirnya aku harus ikut turun tangan karena dekor belum siap beberapa jam sebelum acara berlangsung.


Sejak pertama kali kelasku membuat acara aku ditempatkan di PubDekDok, mungkin mereka menempatkanku disitu karena aku lebih suka melakukan pekerjaan yang remeh temeh nan detail¸ aku tak tahu, karena aku pun tidak memiliki ketertarikan pada seksi yang lain. Sampai akhirnya kelasku membuat acara perpisahan aku masih ditempatkan di PubDekDok, tidak berubah. Hingga kini.

Kalau biasanya kami bertemu hanya pada saat nikahan atau buka bareng setiap menjelang akhir bulan Ramadhan. Kali ini kami mengadakannya secara resmi (official) di Garut, kenapa di Garut? Simple. Karena kami sekolah di Garut, sehingga setiap sudutnya memiliki kenangan tersendiri di hati kami.


Karena masing-masing dari kami sudah mulai bekerja dan settle down, settle down disini adalah memiliki pasangan yang sah dan mengurusi rumah tangga berikut anak, makanya agak susah juga kan mengkoordinir acaranya karena kini sebagian dari kami sudah memiliki pertimbangan lainnya, keluarga. Dan tidak semuanya bisa seperti dulu lagi karena ada perasaan yang harus dijaga.
Menurutku sangat tidak disarankan untuk membawa pacar atau kecengan atau TTM (Teman Tapi Menye-menye) nya ke reuni, karena ... you know lahh (I bet you knew) kehadirannya akan dianggap ngagokan (membuat rikuh), karena kemungkinan besar mantan pacar sewaktu sekolah dulu juga datang #eh.

Masih mending kalau dia bisa bersikap so cool, lain lagi kan kalau bete gak jelas, ujung-ujungnya bisa ngerusak acara dengan mulai stalking + dulak delek. If it’s happen to me, you know what would I say ... gue gak tau siapa lo, tapi lo pasti tau siapa gue. Cruel? That’s me.


Awalnya (waktu belum banyak yang datang) memang akan ada yang say Hi, kenalan, BBB (Basa Basi Busuk), sisanya? Ngomongin dibelakang haha Nggak lah, minimal jadi photographer dadakan, sering dimintain tolong fotoin karena you are the only one whom out of our circle. Serius deh, aku pribadi sering sekali ngacangin (mengabaikan) pacar teman yang dibawa reuni, sorry to say, tapi aku lebih suka menghabiskan waktu dengan teman-temanku daripada harus peduli dengannya, siapa lo?

Sebenarnya sudah ada panitia tersendiri yang mengurusi reuni kali ini, VC juga sudah bilang kalau aku takkan ikut sehingga tugas PubDekDok jadi-jadian diserahkan kepada Icunk dan Amie, katanya mereka bertugas untuk mengatur dekorasi. Resmi banget kan pake dekor?

Tapi ya, beberapa hari kemudian Ansor selaku panitia bagian acara memintaku untuk mengirimkan foto-foto semasa sekolah dulu karena dia mau bikin profile, karena berhubung si Ansor ini gak kenal-kenal banget sama semua putri, dia minta bantuanku untuk bikin profile. Karena katanya aku paling rajin stalking.


Isn’t it funny? Mereka memintaku untuk membuat profile yang karena aku dianggap paling K-Pop (baca: kepo). Aku memang suka banget K-Pop, tapi itu kalau lagi iseng atau gak sengaja haha Kalau mengkhususkan diri untuk K-Pop rasa-rasanya agak kurang sreg yah, karena aku juga mesti sengaja ngacak-ngacak socmed dengan gak santai. Iya. Kalau  gak santai berasa lagi dikear-kejar deadline.

Dengan senang hati lah aku bikinin profile meski dengan memory yang seadanya, mumpung masih punya waktu luang, kalau sudah berkeluarga kan belum tentu aku yang akan membuatnya.



Dan dimulailah petualanganku ke masa lalu ... aku bongkar barang-barang semasa sekolah dulu dan menemukan banyak sekali hal-hal absurd dan gak jelas lainnya. Yang paling membuatku deg-degan ½ mati adalah ketika membaca ulang diary-diary lama, memang ada sebagian isinya yang menggelikan, tentang kejadian sehari-hari, tentang guru di sekolah dan kelakuan teman-teman yang aku anggap konyol sealigus menyebalkan. Sisanya adalah curhat remaja labil yang butuh dikecengin haha

Sumpah, diary ku (isinya) sampah !!! Waktu aku buka diary, meluncurlah berbagai macam benda-benda yang pernah aku anggap berharga dulu, tiket nonton pertunjukan teater, tiket jalan-jalan, struk belanja di Griya, bungkus permen, foto-foto, kertas jasus yang dicuri teman ku dari Lab. Bahasa, kertas contekan yang tulisannya super duper kecil serta surat-surat gombal yang kalau dibaca saat ini bakalan bikin ROTF (rolling on the floor).

Bukan Cuma di diary, aku menemukan beberapa surat terselip di plastik sampul buku-buku pelajaran (lalu berharap Mang Loak tak kan pernah notice dan tertarik membacanya) dan halaman belakang buku-bukuku dipenuhi dengan lirik-lirik lagu yang pernah hits di zamannya, banyak sekali, hampir setengahnya (buku). Itu belum termasuk curhat dengan teman sebangku.

Berikutnya adalah binder. Anak sekolah macam apa yang belum pernah punya binder, semua pasti pernah punya, diantara isinya pasti terselip lirik lagu dan jadwal pelajaran. Binder milikku semua isinya adalah lirik lagu, karena aku menghabiskan lebih banyak waktu dengan menulis ulang lirik lagu ketimbang menulis pelajaran. Hasilnya adalah satu binder penuh lirik lagu yang sering dipinjam teman kalau mau nyanyi atau sekedar ingin copy paste liriknya.

Di binder aku juga menemukan absen lembaran kelas yang aku curi ketika akan lulus, lembar pengumuman libur bulanan dan list ulang tahun teman-temanku. Pada saat itu Facebook belum sebooming seperti tahun-tahun kemarin, aku sengaja menuliskan tanggal ulang tahun mereka dengan harapan agar bisa mengirimi sms perdana “Happy Milad” karena tidak bisa menyalami mereka langsung dan meminta ditraktir.

Selain itu aku juga memiliki berkaset-kaset rekaman kegiatan sehari-hari selama di sekolah, dari mulai rekaman pelantikan IRM, jalan-jalan ke Ngamplang sampai stalking pembina. Parahnya, aku ternyata masih menyimpan kaset MiniDV yang berisi pertandingan basket. Hadiah dari Anyah ketika aku sakit.

Aku mengakhiri petualanganku lebih cepat karena dikejar deadline dari yang punya hajat, maklum, dengan susunan acara yang teroganisir membuat kami, panitia, harus on time.

Malam-malam selanjutnya aku habiskan dengan membuat profile, memilih foto-foto dan menambahkan sedikit kata-kata yang mikirnya susah minta ampun. Biasanya aku mulai dari pagi jelang siang sekitar jam 09.00 WIB dan berakhir minimal jam 12.00 WIB di malam hari, tentu saja aku mengerjakannya tanpa schedule dan target yang jelas. Kadang sehari bisa menyelesaikan 2-3 slide, kadang bisa sampai 12 slide atau bahkan tidak mengerjakan sama sekali.

Setelah melalui malam-malam panjang ala jomblo di malam minggu, profile untuk reuni jadi juga, gak banyak sih isinya, tapi lumayan untuk mengingatkan masa lalu.
Congratulations for me !!!


Kabarnya slide show yang berisi profile tersebut sukses membuat semua nya kacau, ya maksudnya aku mengacaukan hidup temanku saat ini, aku memaksa mereka mengingat masa lalu yang mungkin teman-teman ku sengaja ingin lupakan. Semisal kebiasaan cupu seperti metik cengek di Lab Fisika sebelum makan siang, nonton berjamaah Inikah Rasanya di SCTV, menyanyi di kamar mandi full 1 album atau minum susu yang banyak agar tinggi seperti Seara Arisugawa di serial cantik Baby Love.

Ada beberapa hal yang sebenarnya (terpaksa) aku tambahkan karena aku tidak memiliki memory pribadi dengan temanku, bisa jadi karena aku dan dia tidaklah terlalu akrab atau temanku sangat tertutup padaku, maklum sajalah ... aku ini sungguh sangat K-Pop. Anggap saja aku terlalu peduli sehingga aku harus tahu apa saja yang terjadi dengannya, tapi karena itulah aku satu-satunya orang yang sangat cocok untuk mengerjakan profile ini.

Kalau saja dulu aku memiliki banyak waktu untuk ngeblog dan akses Wifi tak terbatas, mungkin aku akan menjadi Gossip Girl ... Haha

... and who am I? That’s one secret I’ll never tell. You know you love me. XOXO. Gossip Girl ...


Aku mungkin akan mengakhiri postingan blogku dengan kata-kata tersebut, hanya saja dengan tatanan bahasa yang PASTI 4LaY.

Saat slide show tersebut dipertontonkan, aku menerima beberapa chat via (apps) Line, baik itu secara langsung (private) atau group dari teman-temanku. Intinya mereka complain karena aku memilih foto mereka yang tidak cantik dan modis seperti sekarang. Helll Ohh ... !!! Masa lalu tetaplah masa lalu, aku tidak mungkin meretouch foto mereka satu-satu agar terlihat keren di masa kini karena mereka seperti itu adanya, polos, culun dan meledak-ledak a.k.a ababil gahar.

Maybe they still couldnt realize that the essentials of reunion is to bring back the old memories. Mmhhh ... sudah ku duga.

Dan sama seperti reuni pada umumnya, reuni kali in pun membawa cerita tersendiri, apalagi kalau bukan cerita cinta yang (sampai saat ini masih) dikenal dengan sebutan CLBK (Cinta Lama Belum Kelar). Bukan, ini bukan cerita cinta yang bertepuk sebelah tangan atau cerita cinta yang kandas di tepi lapangan basket, tapi cerita cinta terselubung yang sengaja dituliskan di sebuah gayung mandi berwarna biru muda milik Deya. Yuzarien.

Adalah Deya salah seorang temanku yang thoughtful dan optimis, bertahun-tahun lamanya ia menyendiri (jomblo), tidak memiliki tambatan hati sehingga membuat khawatir teman-teman sekelas. Mungkin selera Deya terlalu tinggi (setinggi bule kah?) sehingga tak satu pun dari teman-teman putra yang ia cocok untuknya, Deya lebih memilih untuk mendekatkan diri kepada kefansannya, kakak kelas yang ia kagumi.

Kami yang iseng kemudian menjodoh-jodohkan Deya dengan Deden, teman sekelompoknya waktu MABICA atau OSPEK di sekolah umum. Selain karena sama-sama jomblo, mereka berdua cocok karena sama-sama terlihat manis dari jauh. Sayangnya, Deden pindah sekolah sebelum sempat menyelesaikan SMP. Kepindahan Deden yang mendadak tidak menyurutkan niat kami untuk membuat Deya memiliki kecengan, tak jemu-jemunya kami menyanyikan yel-yel “Deyaa Deden. Aaa ... baa dan” dengan ritme jinggle iklan Pepsodent pada masa itu.

Hingga pada suatu hari, Deya menuliskan kata Yuzarien di gayung biru miliknya. Tiba-tiba. Yang aku tahu Yuzarien adalah singkatan dari nama-nama kefansannya, yaitu Yusuf, Eza, Ariel (kayanya Deya naksir Nazriel Irham vokalis Peter Pan karena mirip dengan Very AFI) dan Deden. Yang terakhir aku anggap hanya mengisi kekosongan, penyempurnaan kata, karena Yuzarien lebih mudah dilafalkan ketimbang Yuzari.

Di profile Deya aku menuliskan bahwa gayung Yuzarien adalah salah satu favorite itemsnya. Aku tidak pernah menyangka Deden hadir di reuni. Setelah malam slide show itu Deya dibully masal di Path, bukan salah Deya yang repath foto keseruan reuni kemarin, tapi salah Deden. Deden comment “Yuzarien teh siapa?” di foto Deya. Tentu saja comment tersebut memicu ku dan teman-teman untuk ikut berpartisipasi dalam ajang #1000commentDeyaDeden.

Malam itu terjadi reuni virtual di Path, temanku yang biasanya jadi silent reader juga ikutan comment. Aku yang jarang sekali cekikikan waktu membalas comment berkali-kali harus ditegur mama karena senyum-senyum sendiri. Ahh ... mama ... kaya gak tau aja anak muda haha

Meskipun Deya agak sewot waktu membalas comment, tapi aku tahu ... Deya juga pasti lagi cengar cengir waktu scrolling up / down comment di fotonya. Membaca sisa-sisa kekonyolan teman-teman yang walau pun membuat malu ½ mati tapi tetap masih sayang sama Deya. Aku juga #eh.
Bagi sebagian orang bertemu dengan mantan pacar / kecengan di reuni itu nothing to lose, tapi bagi sebagian orang lainnya bertemu dengan mantan pacar itu sooo ... meaningful. Kaya  Path. Atas nama harga diri, banyak orang lebih memilih scroll down timeline sampe ke recent update yang terakhir dilihatnya, Sekalinya gak sengaja visit profile (eh, kepencet ...) langsung maximum stalking , sebegitu berharganya nyali untuk visit profile ibarat nyawa di online game, disimpan baik-baik dan digunakan hanya dalam keadaan yang paling genting. Selain itu ... no way !!!

But, anyway ... Congratulation Deya & Deden !!!
#deyadedenabadan
#saveyuzarien
#savedeyadedensampaipelaminan
#misterigayungyuzarien



XOXO 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates