Akhirnya dapet juga mood buat nyeritain tentang liburan ke Bromo waktu tahun-tahun kemarin hehe... 🙂 Memang udah rada kadaluarsa sih sebenarnya, tapi teman-teman saya udah pada nulis post, jadilah saya yang selama ini kepanasan gara2 belum posting :)
Banyak sekali alasan yang saya punya, dari mulai blog yang udah nggak layak (karena masih dari zaman SMA & ternyata aL4y o^.^o ) mood yang selalu fluktuatif sampai dengan teror tugas yang merajalela, but anyway... saya bersyukur masih punya keinginan untuk menulis.
Cerita dibuka dengan sebuah adegan galau yang menunjukkan tentang kebimbangan seorang mahasiswi jurusan Desain Produk Itenas yang sedang mengambil kuliah SP (semester pendek), selama kuliah menjelang 4 semester ini, belum pernah sekalipun ia merasakan istirahat (baca: liburan / senang-senang) yahh karena tuntutan tugas tentunya.
Betapa pun kuliah merupakan saat-saat yang cukup menyenangkan (setidaknya bagi dia) dengan kuliah padat merayap namun tetap lancar, keluarga yang selalu menyempatkan menengok di kosan, teman-teman yang baik dan pacar yang ganteng (tentunya) namun dia merasakan hal yang cukup mengusik bagi dirinya, bukan tentang kuliah, keluarga, teman atau pacar, tapi tentang bagaimana ia akan menjalani hidup...
Karena baginya, dia adalah tuhan bagi dirinya sendiri, yang akan menentukan pilihan sesuai dengan kehendaknya, dan cukuplah bagi dia untuk menyadari bawasanya dia memiliki kemampuan untuk mementukan pilihan hidupnya sendiri, karena dia sadar, bahwa dirinya sendirilah yang akan menjalani hidupnya *apaan sih :p.
Lihat pengumuman di FB katanya VC dan Fahria mau pada ke Bromo, ingin ikuttt... sempet bingung soalnya lagi SP, mana yang B. Inggris udah ada yang nggak masuk 1x udah gitu sketsa ngulang tapi... udah lama kuliah jarang-jarang ada yang ngajak liburan. kesempatan nggak datang 2X, belum tentu tahun depan bakalan pada ke Bromo lagi...
Selanjutnya adegan beralih ke kamar kosan , terlihat dengan tergesa-gesa ia mulai packing untuk besok, menimbang-nimbang jaket mana yang akan dibawa, Pintu diketuk, masuklah pacarnya membawa tas yang akan dipinjamkannya. semua barang segera dimasukkan ke tas itu, acara packing dianggap hampir beres (belum termasuk kamera & handycam yang masih di-charge) adegan ditutup di sebuah tempat makan di sekitar kampus.
Yahh.. duitnya pas-pasan bgt, cuma bawa 500 rb se 500 rb an aja, nggak ada kucuran dana tambahan dari ortu.
Kalau bilang mau minta uang, pasti ditanyain buat apa?
Kalau bilang mau pergi, pasti ditanyain sama siapa (aja)?
Kalau bilang mau pergi sama temen, pasti ditanyain ada orang dewasanya nggak? (masih dianggap belum cukup umur)
Kalau bilang mau pergi beberapa hari, pasti ditanyain berapa hari? (harus jawaban pasti)
Kalau bilang mau pergi ke luar kota, pasti ditanyain mau ngapain?
Kalau bilang mau ke Bromo, pasti ditanyain mau ngapain (lagi)?
Kalau bilang mau jalan-jalan (doang), pasti ditanyain kuliahnya gimana?
D.A.N L.A.I.N-L.A.I.N (wassalam...)
Makanya biar ga diinterogasi, pergi duluan, kalsu udah sampe / pulang, baru laporan
Meeting point 1: rumah VC di Garut
Keesokan harinya, pulang kuliah SP dengan langkah yang dipercepat, ia mulai membereskan barang-barang sisa packing semalam, mengecek kasur, meja, lemari, cucian, listrik & terakhir jendela kamar. diikuti langkah gontai pacarnya yang kepanasan mereka menuju stasiun Cicaheum yang jarak angkotnya bisa dihargai Rp1000.
Kebetulan, sampai di depan terminal Cicaheum, ada bis yang mau berangkat (saat itu juga) ke Garut, kebetulan juga masih ada kursi kosong, ia duduk, pacarnya berdiri di lorong bis, terjadi percakapan singkat yang diakhiri pernyataan,
Ia (masih) duduk, pacarnya turun dari bis, calo kecewa, supir menghela nafas, pedagang berlalu lalang, penumpang sibuk dengan tetek bengek masing-masing, knalopot mengeluarkan polusi, ia melihat pacarnya, pacarnya melihat ia, mereka menunggu, bis mulai bergerak, mereka berlambaian, dan tersenyum,
Kebetulan juga hari mendadak mendung di Ujung Berung, hujan mulai turun, bis mulai sesak, ia terlelap.
18 Juli 2010
*masih duduk di bis jurusan Bandung Garut yang mogok.
Daritadi VC dan Fahria ngesms terus, kayaknya takut saya nggak nyampe Garut deh, maklum artiisss... Tapi ini emang daritadi nggak nyampe-nyampe!!! Dari tadi pergi sekitaran jam 3, jam 5an baru nyampe Cileunyi, itu juga gara-gara bisnya mogok, sekali... dua kali... tiga kali...
baru nyampe mesjid Tarogong menjelang magrib, ehh.. dijemput sama Nurul pake motor haha... yang di rumah udah khawatir banget katanya, makasih yahhh... udah khawatir :)
Sampai di rumah, seakan-akan keset welcome menyambut, terdengar kericuhan di kamar paling belakang, (tempat mangkal mile kalo nginep gak tau diri :p) & mulailah mereka semua lomba bercerita, dimulai dari hal yang remeh sampai dengan yang luar biasa, akhirnya acara berhasil terhenti mendadak karena lapar, dehidrasi dan panggilan ibadah, tapi tak sedikit pun mereka semua menampakkan kelelahan di bagian rahang dan mengeluh lelah bicara, seperti ada energi ekstra (yang ghaib) untuk terus bicara, tanpa jeda.
Menjelang malam, sekumpulan remaja dewasa pergi ke minimarket terdekat untuk membeli barang-barang yang dianggap penting untuk dibawa pergi liburan, yang mana kenyataannya cuma beli karena antisipasi kehabisan uang, pulang dari minimarket kericuhan kembali terjadi, kali ini ditambahi dengan packing, butuh waktu sampai tengah malam sampai suasana senyap...
Dinginnya Garut menyapa semenjak adzan awal, mereka yang tidur bak sarden kalengan mulai berebut selimut, tarik sana.. tarik sini... berulang kali... dan menyerah pada ketukan di pintu, secepat mungkin satu persatu mulai shalat & ngantri mandi...
19 Juli 2010 hari pertama (kedua bagi saya)
*base camp mile @guest house pataruman, samping pabrik bulu mata
06.00
Qt masih cengengesan, seneng-seneng gimana gitu... mau pergi liburan
Keempat orang itu masih saja santai-santai berasa di pantai, kurang sadar diri kalau waktu mulai berlalu
06.30
Baru berangkat, jalan-jalan sedikit ke jalan raya sampe nemu angkot jurusan Leles sampe ke Bunderan, & nungguin angkot jurusan Cibatu yang lamaaa bgt..
07.00
Gak ada angkot yang langsung jalan, maunya ngetem terus, biar penumpangnya banyak, VC nawarin naek yang ke Wanaraja dulu baru ke Cibatu, tetep aja ntarnya ngetem lagi, masalah nya kita ngejar kereta yang jam 07.30 Ega yang udah nyampe duluan tiba-tiba sms bilang kalo keretanya udah mau berangkat, beli jangan tiketnya? wahhh... makin galaulah kita semua, akhirnya demi kebaikan perserta trip,, itu angkot dari Bunderan resmi kita sewa sampe Stasiun Cibatu, awalnya supir nawarin 100rb, eh.. ditolak sama ibu-ibu penumpang lainnya, kemahalan katanya, yaudah akhirnya kita tawar 60rb, dianya mau.
Di jalan banyakk halangan, gatau itu orang yang nyebrang, apa macet-macetan ulah supir angkot lainnya, pokoknya nyarisss...
Raut-raut gelisah mulai tampak jelas terlihat, iming-iming menghabiskan waktu bersama teman di tempat yang indah mulai kabur, di angkutan umum pun, mereka (masih) ricuh, mengomentari keadaan yang dianggap kurang mendukung, berusaha memanjatkan doa walau pasrah.
07.30
Mulai panik... serasa hidup bisa berakhir dalam hitungan menit, Rega bilang loketnya udah mau tutup, beli jangan tiketnya??? beeliiii... kita emang belum yakin berapa lama lagi bakal nyampe ke Stasiun Cibatu, yang kita yakin, kita pasti nyampe ke Bromo dengan cara apapun...
07.45
Begitu sampe depan stasiun, langsung bayar & masuk nyariin Ega, begitu masuk...
... semua jantung berhenti berdetak...
... gak ada kereta sama sekali di relnya,
...
kita semua kecewa... (ngarep kalo tadi lebih cepet berangkatnya...)
...
mulai lemas... berharap ada yang menopang kalau mendadak kolaps
Dateng Rega dengan gembolannya sambil ketawa-ketawa... 'keretanya belum dateng' kita langsung ricuh lagi, ketawa-ketawa gak percaya tapi mata berbinar-binar :p
terdengar suara kereta di kejauhan, melambai-lambai hendak sampai... semua mata mulai mencari & berbaris di sepanjang pinggir rel... menunggu saat yang tepat untuk meloncat mendapatkan tempat terbaik...
have a nice trip :3