Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello~

Sebelum meneruskan membaca post-ku ada baiknya kalyan membaca post-nya Bandung Diary yang ini, aku ingin kita berada di frekuensi yang sama saat mendefiniskan istilah ‘ngopi’ 😉. Sebagai warga Jawa Barat tentcunya kita faham betul bahwa ‘ngopi’ nggak selalu berarti minum kopi, melainkan minum teh atau apa gitu yang cocok disandingkan dengan jajanan pasar yang digorang-goreng atau kukas-kukus. Kuyakin bukan hanya aku yang terbiasa dengan aktivitas ‘ngopi’ di pagi hari ini, kalyan begini juga kan? Ayo ngaku wkwkwk 😂

Saat kecil aku pernah ‘dititipkan’ di rumah Mbah di kampung makanya aku jadi terbiasa untuk memulai hari dengan ikut ngobrol sambil ‘ngopi’. Saat dini hari (bahkan sebelum azan subuh) byasanya di atas meja udah tersedia satu teko berisi teh tawar hangat dan gula di wadah terpisah, kalau mau kopi monggo bikin sendiri 😊. Otentcu… belum lengkap ‘ngopi’ tanpa opieun yekan 😁 dan sebagaimana warga Jawa Barat pada umumnya, ngopi ini berbeza dari sarapan 😘.

Sebagai anak kecil, aku sebel banget kalau opieun-nya sebatas singkong atau ubi kukus, tuwir banget kesannya 😁 Karenanya aku akan menunggu Ma (*lupa lagi siapa namanya, yang kuingat hanyalah giginya yang terbuat dari emas 🦷) lewat dengan nyiru-nya yang dipenuhi jajanan. Kadang beli surabi, kadang beli leupeut, kadang beli ketan goreng, kadang beli pisang goreng, kadang beli gemblong, kadang beli kue ali. Per-aci-an sana minggir dulu… kita belum kenalan 😏.

Makanya saat tren ‘ngopi’ menghampiri kawula muda dan melahirkan coffee shop, I’m not getting into it.

Yha~ aku memang bukan market-nya 😁.

Beberapa tahun terakhir coffee shop masuk ke list jalan jajan, karena varian menu-nya udah terasa lebih humble bagi kita yang nggak skena-skena banget. Karena yang sebenarnya kita butuhkan hanyalah tempat yang nyaman untuk ngobrol ngalor ngidul, opieun-nya mah bebas pisan *bukan terserah 😅. Bisa kopi, bisa teh, bisa jus, bisa cendol, bisa croissant, bisa cookies, bisa pizza, bisa cireng, bisa tahu cabe garam, bisa kue-kue lucu atau bala-bala fancy.

Di bawah ini adalah list tempat ngopi (yang ada menu kopinya) yang pernah kita kunjungi. Kalau kalyan berencana ke Bandung dan mencari tempat ngopi yang enakeun untuk ngobrol bareng bestie, list di bawah ini bisa menjadi pertimbangan kalyan saat memilih. Perlu diingat, bagimu taste-mu bagiku taste-ku. Semua yang kutulis berdasarkan preferensiku belaka, selera kita bisa sama bisa juga nggak.

List-nya tersusun sesuai abjad.

BLUE DOORS
Jl. Alkateri No. 1, Banceuy, Bandung

Seingatku Blue Doors ini berada di era yang sama dengan The Yellow Truck dan Two Hands Full, yha~ ini adalah eranya nge-tag teman ngopi di Path 😁. Kita mampir ke Blue Doors dalam perjalanan menuju Kings, lokasinya hook di pertigaan Jl. Alkateri sebelum Kedai Kopi Purnama. Kurasa cara terbaik menuju ke Blue Doors adalah dengan berjalan kaki karena area parkirnya terbatas dan jalannya padat. Untuk review-nya kalyan bisa baca disini ya.

KOPI CANTEL
Jl. Progo No. 34, Riau, Bandung

Pernah nggak sih lewat di FYP kalyan konten TikTok yang: sebutkan kopi favorite kalyan di Bandung. Salah satu yang paling sering disebut adalah Kopi Cantel, dalam bahasa Sunda cantel berarti kait, pacantel berarti berkait, pacantel-cantel berarti saling berkait, plis cmiiw ya Deya 😆. Pacantel adalah pinky promise dalam bahasa Sunda, suatu pertanda kita kembali berbaikan setelah bertikai. Ingat-ingat lagi deh… siapa partner cantelan kalyan dulu? Cantelan ya, bukan cantengan 😅.

Kita mengakui bahwa Kopi Cantel ini sangat beyond expectation, minuman dan makanannya OK, tempatnya nyaman, parkirannya luas dan service-nya juara. Serius deh ini. Waitress-nya nggak keberatan saat kita ingin melihat-lihat spot meja yang kosong, pun security yang memayungi kita menuju mobil 🥺. Main dish-nya menggoda naluri namun karena kita udah makan jadinya order cemilannya aja, porsi sharing menu-nya pas. Untuk rasanya cemilannya aku sih yes, cuma agak seret karena nggak minum air tawar 😁.

4/5 BBQ Cheese French Fries 35K
4/5 Roti Kaya 48K
3/5 Es Kopi Susu Cantel 23K


KOPI TOKO DJAWA
Jl. Braga No. 81, Braga, Bandung

Mungkin kalyan pernah pernah ingat gimana hype-nya Kopi Toko Djawa dulu, pokoknya belum ke Braga kalau belum ke Kopi Toko Djawa. Aku dan Icunk pertama kali ke Kopi Toko Djawa saat awal-awal tinggal di Bandung, 6-7 tahun yang lalu *kalem, kita berjiwa muda kok 😏. Tadinya kita mau minum di tempat biar kaya rang-o-rang yang malam minggunya nongkrong terus di-update di IG story. Eh ternyata disana rame dongs, semua orang pada ngobrol dengan asyik, sedang kita… cukup jadi pendengar 🥺.

Setelahnya kita beberapa kali mampir di Kopi Toko Djawa, mostly gegara bingung mau ngapain lagi di Braga. Kurasa waktu yang tepat untuk mampir di Kopi Toko Djawa adalah pagi hari, karena kita bisa menikmati Braga yang mulai bangun sambil minum kopi di dalam cup. Jangan lupa intip koleksi bacaannya yang beragam, aku bahkan sempat membaca novel Mira W. disana 😆. Kalau kalyan ingin mencoba menu selain es kopi dan es kopi awan, kalyan bisa bisa mencoba Affogato-nya.

4/5 Es Kopi Toko Djawa 20K
4/5 Affogato 20K

percayalah... yang di belakang bukan mazkun 😁

LITTLE CONTRAST
Jl. Nanas No. 11, Riau, Bandung

Sejak tahun lalu Little Contrast ini udah wara-wiri di IG story mantemanku sekalyan, so creamy… so yummy… so nice… so good… sosis kali ah 😂 Kita udah memasukkan Little Contrast ini ke list jalan jajan namun ke-skip mulu, Little Contrast punya beberapa cabang dan yang terdekat berlokasi di Braga. Saat jalan jajan ke Braga, aku dan Icunk pernah mencari Little Contrast namun nggak ketemu dongs, sampai saat post ini ditulis aku belum menemukan Little Contrast Braga. FYI aja yaini, kali aja manteman mau spill patokannya 🥺.

Setelah ke-skip mulu akhirnya kita mampir ke Little Contrast yang di Jl. Nanas, karena lokasinya berada di pemukiman sebrang IBCC kita agak kesulitan mencari area parkir. Oh ya, Little Contrast yang di Jl. Nanas ini nggak kurekomendasikan bagi kalyan yang ingin nongkrong berlama-lama atau yang bestie-nya banyak ya karena agak pak pik pek. Business area-nya hanya seteras-eun aja kita bahkan nggak ngeh ada @gigabites disitu, yha~ mungkin sebaiknya di take away aja.

4/5 Es Kopi Susu Little Contrast 28K


MAKMUR JAYA COFFEE ROASTER
Jl. Lengkong Besar No. 62, Lengkong, Bandung

Meski namanya kurang meyakinkan untuk jadi nama kopisop, Makmur Jaya ini adalah satu kopisop yang (kalau bisa) jangan ke-skip kalau kalyan mampir ke Bandung✨. Aku tahu Makmur Jaya ini dari IG- story Delia yang rekomendasinya jarang gagal, ma’acih eaa. Kita mampir di Makmur Jaya cabang Lengkong karena kebetulan lagi lewat dekat situ, tempatnya so far so good dan kita memilih duduk di luar biar bisa ngobrol dengan suasana yang lebih fresh.

Makmur Jaya memang nggak se-fancy Blue Doors karena image-nya macem toko bangunan wkwk Tapi nggak usah khawatir rasanya OK ya manteman, pilihan menu-nya nggak banyak jadi kita bisa gercep memilih 😁. Kurasa Makmur Jaya ini akan cucok bagi kalyan *terutama warga Bandung yang ingin ngopi enak dengan harga yang humble. Mereka juga menjual cemilan macem croissant dan cookies, tapi kita nggak beli sih jadi kita belum gimana rasanya.

4/5 White Latte 25K
4/5 Matcha Latte 25K


MASAGI KOFFEE
Jl. Gunung Kareumbi No. 1B, Ciumbuleuit, Bandung

Konon, untuk mengetahui apakah seseorang itu orang Bandung asli atau bukan kita bisa mengeceknya dengan Ciumbuleuit 😁. Untuk orang Bandung asli menyebut Ciumbuleuit adalah hal yang mudah, namun bagi orang luar Bandung pronunciation-nya Ciumbuleuit sungguh sangat belibet. Bahkan untuk orang Sunda sepertiku menyebut Ciumbuleuit secara fasih butuh latihan, pun dengan Cikudapateuh dan Nyengseret. Kalyan bisa nggak nih menyebut Ciumbuleuit dalam satu kata utuh? 😅.

Kita mampir ke Masagi Koffee karena tertarik dengan review-nya rang-o-rang yang bilang bahwa Masagi Koffee ini adalah tempat yang cozy untuk ngobrol karena area outdoor-nya yang luas. Yha~ that’s right manteman. Sayangnya reviewer-nya nggak bilang untuk prepare losion anti nyamuk 😂. Kita menghabiskan waktu cukup lama disini dan yha~ kurekomendasikan Masagi Koffee ini bagi manteman yang ingin ngopi sambil membawa bocil.

5/5 Coconut Water 30K
4/5 Aren Latte 37K
3/5 Carrot Cake 38K


SEJIWA COFFEE
Jl. Progo No. 15, Riau, Bandung

Kita menemukan Sejiwa Coffee ini saat jalan-jalan mencari tempat ngopi yang nyaman, sebelumnya kita ke Wheels Coffee di Uniqlo Heritage namun waiting list-nya bikin mundur. Maap… kita nggak segabut itu 😁. Meski nggak sepopuler kopi fancy lainnya, Sejiwa Coffee ini mayan sering muncul tab explore IG-ku, di tab explores kalyan ada nggak? Sejiwa Coffee ini lokasinya berada di sebrang The Hummingbird di Jl. Progo, kalyan pasti langsung ngeh deh karena bangunannya cakep hehe

Untuk tempatnya sih OK ya, nyaman untuk ngobrol karena space antar mejanya lega dan ada tanaman yang bikin mata syeger. Concern-nya hanyalah area parkir yang terbatas, terutama untuk mobil ya kalau motor mah masih bisa diusahakan. FYI. Kalau kalyan ingin beredar di area Riau, Progo, Banda dan sekitarnya, kalyan bisa parkir di Graha Pos. Karena kita ke Sejiwa Coffee-nya udah lama, aku hanya ingat order-anku aja yang Icunk dan Deya mah udah lupa 😅

3/5 Ice Cheese Latte 39K

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Akhir tahun ini kita (siapa lagi?! 😁) mengunjungi soft opening rumahnya Pici di Garut yang masih satu area dengan rumah orang tuanya. Kalau kalyan pernah main ke rumah orang tuanya Pici pasti ngeh deh kalau rumahnya Pici ini (taste-nya) bapaknya banget 😉. Kubilang begini karena kutahu bapaknya Pici hobby-nya merenovasi rumah, senang mengeksplorasi material dan detail oriented. Sudut anak tangga pake list, rooster yang bermotif, teralis yang berulir, pokoknya sebisa mungkin nggak ada space kosong yang sia-sia ✨👌🏻.

Aku dan Deya berangkat di hari Sabtu pagi, transit sebentar di Nagrek karena bisnya Icunk kena macet dan kita sampai di Garut menjelang tengah hari. Tadinya kita mau jalan-jalan di kota, namun karena udah keasyikan ngobrol jadinya mager, ujung-ujungnya kita beli minuman yang berembun, berasa dan berwarna via Go Food 😅. Malamnya kita beli baso aci dan tolak bala karena perut kita bergejolak paska minum eskosu jahara, fix nggak akan beli lagi 🥺.

Tadinya kita mau jalan-jalan ke kota (masih keukeuh) atau lanjut ngobrol di mana gitu… namun menimbang situesyen yang kurang kondusif sebab terhalang Karnaval SCTV, kita memutuskan untuk jalan-jalan ke Gunung Papandayan. Berdasarkan observasi Icunk di TikTok, saat ini adalah tempat wisata baru di Gunung Papandayan yang sedang hype, dimana bunga hydrangea (hortensia) sedang bermekaran. Kuy, marki-try… 😎.


Perjalanan menuju Gunung Papandayan bikinku nostalgia entah karena apa… kemungkinan sih gegera kangen saat masih tinggal di Darul Arqam. Aku, Pici, Nurma dan Shanty pernah jalan dari belakang Darul Arqam melintasi sawah dan sungai, tahu-tahu sampai di Bayongbong. Capek banget… untungnya kita bawa uang jadi pulang ke Darul Arqam-nya pake angkot. Nggak kebayang yekan gimana capeknya kalau kita mesti balik lagi melintasi sawah dan sungai karena nggak bawa uang 😂.

Kita juga pernah camping di Gunung Papandayan, untuk post-nya ada di link ini:
Camping di Gunung Papandayan
Camping di Gunung Papandayan (lagi)

Dari gapura selamat datang di gunung Papandayan yang ada opangnya kita mesti agak bersabar karena jalannya sedang diperbaiki, sisanya mah sih aman ya. Jarak dari gapura ke loket cukup jauh meski jalannya udah lebih baik, merasa heran sendiri, kok mau-maunya ya aku dulu ke loket pake ojek padahal jalannya masih rombeng. Memang ya pulang dari sana aku sakit pinggang dan sakit pantat 😂 mana jalan ke Pondok Saladanya jauh.

lokasi camping pertama kita di samping gapura itu, dulu di pinggirnya ada tempat sampah, sekarang udah berbenah

bunga edelweiss

air yang mengalir dari kolam renang

Sebelum pergi ke gunung Papandayan ada baiknya kalyan mengecek tarif masuk dan tarif lain-lainnya di TWA Papandayan. Untuk wisatawan lokal dan wisatawan internsional tarifnya tentcu berbeda, udah ada penyesuaian meski rate-nya flat (biar nggak pusing meureun nya). Kini di gunung Papandayan kita nggak hanya bisa camping, hiking atau foto prewedding. Kita juga bisa berenang, jalan-jalan di tamannya bahkan menginap di cottage. Fasilitas umum macem toilet, musholla, parkiran dan warung so pasti tertata rapi. Nah, gini dongs… ✨👌🏻.

Kita memilih untuk berjalan-jalan di taman bunga hydrangea (hortensia) sekalian menunggu Alka dan Sangga yang berenang. Disini ada Orchid Garden tapi karena bingung masuknya dari mana kita nggak kesana haha isokey kok, taman bunga hydrangea-nya memuaskan apalagi untuk buibu yang demen bikin story. Hydrangea memang tumbuh di area bersuhu dingin, makanya cocok banget kalau bikin taman bunga hydrangea di gunung Papandayan.

sayangnya nggak wangi

mamanya Pici dan Sangga

mau bilang ini di Jeju, tapi udah pada tahu ini di Papandayan

masih ada yang ukurannya lebih besar daripada ini

lagi pada ngaps?

fotoin bunga ini

another bunga di tepi toilet

Ohya, kalyan menyebut bunga hydrangea sebagai bunga apa? Aku tahunya Kembang Bokor dan bunga Tiga Bulan (karena mekar selama 3 bulan), mama menyebutnya bunga Hortensia dan Deya menyebutnya bunga Borondong 🍿.

Beruntung saat kita kesana bunga hydrangea-nya masih mekar, masih berbentuk bulat sempurna. Selama ini aku hanya tahu bunga hydrangea berwarna yang biru dan putih aja, ternyata ada warna lain yang nggak kalah cantik. Saat kecil bunga hydrangea sering menjadi dekorasi di stand di pameran instansi tempat mama kerja, setelah pamerannya usai dekorasi tanamannya jadi incaran buibu, mayan… masih ada sisa mekar hingga 1 bulan kemudian.

Saat Alka dan Sangga berenang, kita sempat jajan di warung yang ada di area parkiran. Kalyan bisa langsung cap cip cup pilih warung karena barang yang dijual hampir sama, untuk harga mungkin beda tipis tapi gorengan mah kemungkinan sama *sotoy 😁. Kalyan nggak perlu khawatir kekurangan asupan micin karena ada pedagang cilor, cilung, batagor dan peracian duniawi yang mangkal di sebelah warung dengan tertib. Selain itu suasananya memang cocok untuk sekedar ngopi (minum teh hangat sambil ngemil gorengan).

yang anget... yang anget...

ter-legend se-Darul Arqam-eun

Kita turun dari gunung Papandayan saat tengah, waktu yang tepat untuk makan siang yekan… Yha~ dimana lagi kalau bukan di Mulang Sari 😅. Kita ke Mulang Sari yang di depan Mall Garut macem terakhir kali aku kesana dengan Icunk. Saat kita makan sayup-sayup terdengar suara musik dari acara Karnaval SCTV, kenapa sih venue-nya di alun-alun kan di depannya ada Mesjid Agung?! Macem, apakah lapangan Kerkoff kurang OK untuk dijadikan venue acara? 🤔


Setelah nge-drop Pici dan duo bocil di rumahnya kita kembali ke Bandung, Icunk kembali di-drop di Nagrek. Tumben-tumbenan yekan kita pulang saat masih sore 😁. Saat kembali ke Bandung aku baru melihat stasiun Tegalluar yang meriah dari jauh, ketara banget ya udah lama nggak lewat tol 😅 Saat awal tahun ke rumah Pici mah stasiunnya belum jadi.

Garut kota Burayot

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Kembali lagi bersamaku… dan Icunk yang masih gini-gini aja padahal udah menjelang pergantian tahun. Setelah berteduh di Kings dan gabut karenanya kita memutuskan untuk ke Wiki Koffie yang akhirnya kembali beroperasi pasca pandemi selama 2 tahun. Terakhir kali kita kesana dengan Lisna (post-nya bisa dibaca disini), sekarang hanya berdua, alhamdulillah kita masih sehat dan menikmati hidup 😊.

Setelah 2 tahun berlalu kurasa Wiki Koffie nggak banyak berubah, interiornya dan menunya masih sama, yang beruba hanyalah pricelist-nya yang menyesuaikan. Kebetulan cuaca lagi nggak coy, cerah sebentar – gerimis sebentar – hujan sebentar – cerah sebentar – sisanya mendung. Mungkin karena kita udah terbiasa jalan kaki, perjalanan dari Kings ke Wiki Koffie pun terasa cepatz.



Saat kita kesana suasananya nggak begitu ramai jadi nggak perlulah waiting list segala hehe Kita memilih meja di samping jendela biar bisa nontonin kendaraan yang melintas. Memang view-nya nggak se-aesthetic view dari Starbucks Braga, namun kurasa cukuplah untuk merasakan vibes Bandung di sore hari yang sejuk pasca hujan 😘.

Karena sebelumnya udah makan agak berat di Lotek Kalipah Apo,di Wiki Koffie kita memilih menu hiburan alias cemilan ringan yang nggak bikin kenyang 😁 Gegara cuacanya yang syahdu lama-lama kita ngantuks dong, kalau nggak inget lagi di luar kayanya udah tinggal lep aja syareee 🤭.




Di TikTok sering ada yang pake caption: Bandung bisa diem nggak sih? untuk mendeskripsikan Bandung yang terus berevolusi tyada henti, macem yang ini aja belum sempat dicobain eh udah ada yang ono. Jangan jauh-jauh niya… 3 bulan nggak ke Braga pun kita udah herman karena ada café baru yang rasa-rasanya popped out from nowhere. Tahu-tahu ada 🤨.

Kalau beberapa tahun yang lalu trennya adalah kopisop – tempat ngopi sekaligus nongkrong yang diiringi flexing pencapaian hidup. Kurasa saat ini trennya mulai bergeser ke aesthetic café yang menunya fancy bertabur edible flower meski rasanya B aja dan artisan food yang untuk mendapatkannya butuh effort tapi sekalinya berhasil berasa bangga banget gitu 😂.

Alhamdulillah... Weekend well spent.

Yang kita order:


Spring Rolls 20K Dimsum 20K

Chocolate Pancake

Bak Bik Buk Juice

Dari Wiki Koffie kita jalan lagi menuju ke Naripan demi Bakso TikTok, markicob… apakah Bakso-nya cucok dengan taste kita atau cukup-nyoba-sekali-aja. Well… meski jaraknya dekat kita nggak bisa mencapainya dengan cepat gegara hujan turun lagi, kita bawa payung dan jas hujan kok tapi karena mager jadi kita berteduh dulu di Hotel Naripan.

Yap. Ternyata rasanya B aja ya guise… bagimu taste-mu bagiku taste-ku. Meski harganya wajar, kuahnya keasinan.




Wiki Koffie @wikikoffie
Jl. Braga No.90, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
ijazah seharga gorenan

Hay…

Apa kabar dunia? Sudah… gilaaa *pinjem opening-nya Babang Glowing yak ehe 😁.

Udah berminggu-minggu ini aku bolak balik ke minimarket dan supermarket mencari emas cair 💛 yha~ belakangan ini warga +62 sedang kesulitan mendapatkan minyak goreng. Nggak sekali dua kali aku melihat berita tentang perseteruan minyak goreng, atau bapack-bapack mengantri bahkan sebelum tokonya buka, atau penimbun yang dipolisikan 🤷🏻‍♀️.

Heran banget dengan pemerintah yang terkesan nggak berdaya menghadapi krisis semacam ini 💆🏻‍♀️.

Awal tahun ini harga gorengan di Bandung naik dari Rp 1000 per buah ke Rp 5000 per 2 buah. Gorengan gitu lohhh… cemilan warga +62 yang ada hampir di setiap tikungan, yang ada hampir di setiap suasana, yang ada hampir di setiap menu. Kupikir akan aneh rasanya kalau sampai gorengan hilang dari peredaran gegara nggak ada cukup minyak untuk menggorengnya 😑.

Kemudian, nggak ada angin nggak ada hujan pembelian gula pasir mendadak dijatah (*tergantung tokonya), belum kelar urusan gula pasir kini giliran tempe dan tahu yang mendadak absen. Kalau udah begini bisa jadi nanti giliran tepung atau cengek yang hilang dari peredaran. Suram banget yaini masa depan gorengan. Saddd… 🥲

Sebagai orang Sunda (tapi belum jadi official member Sunda Empire) ada salah satu kebiasaan orang Sunda yang menurutku coy banget di keseharian, yap, ngopay. Percayalah guise… kalau ada orang Sunda yang ngajak ngopi artinya nggak plek ketiplek minum kopi ya, melainkan minum kopi dan ngemil jajanan 😂. Malah kadang, bilangnya ngopi ☕ aslinya minum teh 🍵.

Meski idealnya ngopi lebih nikmeh kalau ditemani Ubi atau Pisang kukus, gorengan tetaplah favoritosnya rang-o-rang. Bisa dicek niya di pagi hari, selain Nasi Kuning atau Kupat Tahu yang lapaknya nggak kalah rame tentculah gorengan (yang kadang nyambi jualan kopi). Begitu pun saat hujan, gorengan anget enak nih kayanya… Ramadhan mah nggak usah ditanya, terbayang sejak ba’da ashar 🤗 

Sebegini coy-nya gorengan di keseharian.

Memang kebanyakan mengkonsumsi gorengan nggak baik ya, bikin gendats dan nggak sehat. Minyaknya ditambahin plastik ceunah biar gorengannya awet dan makin crunchy.

Mungkin pemerintah terlalu visioner… Mereka sengaja meniadakan minyak goreng agar kita kembali ke khittoh mengkonsumsi makanan yang dikukus atau direbus. Sip #menujuindonesiasehat2022. Udah saatnya kita kembali bercocok tanam dan bikin empang di kolong rumah, just in case pemerintah pindah ke IKN dan kita dianggurin 😅.

Memikirkan masa depan gorengan ternyata bikin mellow ya…

Update:
Minyak goreng di-booking beberapa partai untuk jadi hampers ;p
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Dari Kopi Moyan kita memutuskan untuk mencari tempat ngopi ngobrol yang asique di area Kota Bandung. Saat itu Memed request ‘yang ada tiramisu-nya’, jadilah kita cari café aesthetic yang sekiranya menyediakan menu ber- tiramisu. Bahkan setelah berputar kesana kesini kita nggak berhasil menemukan tempat ngobrol yang proper, ada aja hal yang bikin kita undur diri… 😅.

Merindu Canteen – lokasi nyempil, sulit parkir
Kopi Cantel – sebelum berangkat aku minum eskosunya di rumah *nggak mau sama 
Drunk Baker Panaitan – waiting list 12 nama, parkir terbatas
The Deli Bakes Café – sulit parkir
Wheels Coffee Roaster – di-skip untuk jalan jajan selanjutnya
Ambrogio Patisserie – hujan

Pilihan terakhir kita adalah Ambrogio Patisserie *yang pasti-pasti aja laya 😅 karenanya kita melipir ke Kantor Pos untuk parkir dan sholat. Saat masuk ke musholla-nya kaget banget… karena ternyata sedang ada kajian keagamaan dengan audience ikhwan bercelana cingkrang dan ukhti bercadar 🤯. Selama kita parkir dan sholat di Kantor Pos baru kali ini momennya berbarengan dengan kajian keagamaan.

Di hari basah begini tentcunya belum afdhol kalau nggak hujan yekan, biasanya hujan turun saat sore sore menuju malam namun nggak jarang cap cip cup, semaunya Allah 😊. Saat sholat di Kantor Pos hujan semakin deras dan kita sepakat untuk nge-skip Ambrogio Patisserie, tyda mungkin untuk sepayung berdua karena kita udah nggak singset 😂.

***

Berhubung udah memasuki waktu makan malam kita mengganti memutuskan untuk mencari tempat makan. Yang hangat dan berkuah kayanya nikmeh yaini… 😆. Opsi pertama adalah Bakso Bintang Asia dan opsi kedua adalah Tsuka Ramen, kalau nggak dapet spot parkir di Bakso Bintang Asia pastikan dapet spot parkir di Tsuka Ramen, plis ini mah… udah nggak ada opsi 😢.

Alhamdulillah kita (eh, Deya ketang) berhasil mendapatkan spot parkir di seberang Bakso Bintang Asia. Aku turun duluan untuk daftar waiting list, udah waswas antriannya panjang eh ternyata cuma 3 nama aja. Let’s go yeoreobun… 😊. Setelah menunggu ± 5 menit kita mendapatkan meja di area semi outdoor, yang karena hujan ditutup pake tirai plastik. 

kusarankan kalyan memilih area semi outdoor karena bisa kena angin sepoi-sepoi

area cemilan 😍

Yang kita order:

Bakso Campur + Kwetiau Rp 36.000/porsi
Order-an kita sama yaini wkwk aku sendiri pilih kwetiau ketimbang bihun karena kemarin-kemarin udah makan bihun *nggak mau sama 😁. Aku malah baru tahu Bakso Bintang Asia kwetiau-nya homemade semalam saat review-nya masuk FYP, pantas aja tekstur kwetiau-nya lembut dan warnanya bersih ternyata memang fresh 😉. Kuahnya disajikan ala pho Vietnam yang pake daun ketumbar (cilantro) dan potongan jeruk nipis.

Onde-onde Rp 7.500/pcs (minimal order 2)
Saat antri aku lihat ada yang order onde-onde ini, tampak menarik dan aku mau... Ukuran onde-ondenya cukup besar dan saat dibelah isinya nggak berhamburan, wanginya harum khas wijen dan isiannya nggak terlalu manis, cucoklah untuk cemilan selama menunggu bakso kita datang.

Siomay Jamur Rp 6.800/pcs (minimal order 3)
Siomay jamurnya enak kok, tapi potongan jamur yang jadi toping-nya mudah lepas, ngenes banget… udah mau disuap eh malah jatuh 😭.

Cireng Cabe Garam Rp 20.000/porsi
Menu ini di take away karena kita mau nganter Icunk ke Cibiru, so far so good… selama macet kita makan Cireng Cabe Garam ini. Untuk cirengnya mah standar sih yang bikin nikmeh adalah taburan bumbunya yang micin abisss 👍👍👍.

kuah original yang nikmeh 💖

potongan cengek hanya pemanis 😂

so pwety 😊

onde-onde yang kumau

kiri: visualisasi bakso urat
kanan: cireng cabe garam yang di take away

***

Kalau kalyan suka bakso dengan kuah yang clean dan nggak keberatan dengan cita rasa fusion, kurasa kalyan mesti coba Bakso Bintang Asia ini. Tapi kalau kalyan suka bakso dengan kuah padat rasa dan ber-mazhab misdaseum, well... simpan uang kalyan 😉. Sampai post ini ditulis aku masih kepikiran menu es-es-annya Bakso Bintang Asia, aku mau es cincau-nya huhu  😢.

Perlu diingat, bagimu taste-mu bagiku taste-ku, selera kita bisa sama bisa aja nggak.

BAKSO BINTANG ASIA 
@baksobintangasia
Jl. Sabang No. 63 Cihapit Bandung Wetan, Kota Bandung
Senin-Minggu, 07.00-22.00 WIB

🍜 Rp 27.500 - Rp 55.000
🥟 Rp 6.800 - Rp 10.500
🍮 Rp 5.000 - Rp 25.000
🥤 Rp 5.000 - Rp 35.000

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates