Menyambut libur nasional di tanggal 17 Agustus saya punya beberapa pilihan kegiatan, yakni:
1. Camping dengan teman SMA ke gunung Papandayan di Garut (fix plan)
2. Camping dengan teman kuliah (masih wacana, belum jelas mau kemana)
3. Ikut mengantar sepupu ke bandara
4. Meneruskan acara ulang tahun mama di rumah
5. Do nothing, wasting time
Setelah berbimbang-bimbang dan menimbang-nimbang, saya akhirnya memilih untuk pergi camping ke gunung Papandayan. Gak pake izin orang tua *efek terbiasa hidup mandiri :) mama tahunya saya main dan menginap di rumah Pici yang ada di Garut.
Biar gak ngaret seperti camping sebelumnya saya berangkat pagi-pagi sekali, dibujarak antara Subang dan Garut
Dibutuhkan waktu sekitar 4-5 jam untuk ke Garut dari Subang, karenanya saya berangkat pagi-pagi sekali. Beruntung malamnya saya udah ngebut packing jadi besoknya tinggal berangkat, jam 6 pagi saya udah OTW ke Bandung dan sampai di Terminal Cicaheum jam 8 pagi. Sialnya bis jurusan Bandung-Garut yang saya naiki ngetem lamaa banget... Saat bisnya udah terisi, eh malah berpapasan dengan arak-arakan pawai 17 Agustusan...
Pawai inilah yang akhirnya menghambat saya untuk datang secepatnya ke Garut.
Saat gelisah menanti arak-arakan pawai 17 Agustusan berakhir, muncul seorang bapak paruh baya dengan gitar yang diujungnya ditempel cup plastik. Ya. Pengamen! Awalnya saya nggak faham beliau menyanyi apa, namun saat mencapat reff lamat-lamat saya mulai mengenali lagunya. Iwan Fals... Sarjana Muda.
Semesta kayanya pengertian banget ya tetiba menghadirkan lagu Sarjana Muda saat saya galau mellow karena urusan pekerjaan, lagunya mendadak jadi "gw bgt". But, anyway... terimakasih sudah mengiringi perjalanan saya kali ini sebagai sarjana muda. Bahkan sampai Tarogong pun liriknya masih terngiang-ngiang...
Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Mengandalkan ijasahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
Tuk jaminan masa depan
Langkah kakimu terhenti
Di depan halaman sebuah jawaban
Termenung lesu engkau melangkah
Dari pintu kantor yang di harapkan
Tergiang kata tiada lowongan
Untuk kerja yang di dambakan
(Sarjana Muda - Iwan Falls)
Resah mencari kerja
Mengandalkan ijasahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
Tuk jaminan masa depan
Langkah kakimu terhenti
Di depan halaman sebuah jawaban
Termenung lesu engkau melangkah
Dari pintu kantor yang di harapkan
Tergiang kata tiada lowongan
Untuk kerja yang di dambakan
(Sarjana Muda - Iwan Falls)
Karena keterlambatan yang diluar kendali, teman-teman yang udah sampai lebih dulu memutuskan untuk pergi ke gunung Papandayan sehingga saya mesti menyusul sendiri kesana. Fahria bolak-balik meneelpon, mengingatkan kalau di gerbang gunung Papandayan ada banyak ojek atau mobil bak terbuka untuk transportasi saya menuju camp office. "bayarnya 20 ribu ya... jangan lebih, kalau nggak ada ojek pake mobil, tapi kalau pake mobil harus nungguin orang lain dulu, bla... bla... bla... bla..."
OK. Noted.
Tarogong OK
Maktal OK
Bayongbong OK
Alun-alun Cisurupan OK
Saya sampai di Cisurupan sekitar jam 3 sore dan memutuskan untuk ishoma sendirian.
Mengingat derita saat camping ke gunung Papandayan beberapa tahun lalu, saya merasa naik mobil kurang efisien, lama, sempit dan kerasa banget kalau ada jalanan yang berlubang. Makanya sekarang saya mau coba naik ojek, sama aja sih sebenarnya... cuma kalau naik ojek, 'mangnya bisa leluasa milih jalan, salip mobil, salip truk, salip orang-orang yang lagi jalan. Minusnya naik ojek, pinggang jadi sakit dan pantat jadi tepos.
Kita janjian di camp office biar mudah ditemukan, disana ada Pici dan Hany yang kebagian tugas untuk menunggu saya biar ada teman naik ke Pondok Salada. Teman saya pernah bilang kalau Pondok Salada nggak terlalu jauh dari camp office, mereka juga camping-nya di dekat kawah. Eh... begitu ketemu Pici dan Hany, mereka bilang Pondok Salada itu ada di balik bukit, di balik bukit lagi, di balik kawah. So... Tempat yang dulu pernah dijadikan tempat nge-camp adalah... parkiran!!
Woww.. tahun berlalu, saya udah pamer sana sini pernah nge-camp di gunung Papandayan, ternyata cuma nge-camp di parkiran '____'
Dengan segala kegondokkan yang menggelayut di hati, saya bertekad untuk mencapai Pondok Salada. Tapi belum berapa lama jalan udah mulai terasa capek, banyak istirahat pun gak membuat saya tambah semangat, yang ada malah makin lama jalannya. Belum pernah rasanya jalan sesesak ini, ditambah lagi semakin malam kadar oksigen semakin menipis. Biar jalannya seneng, kita foto-foto dulu... :))
Hari sudah semakin gelap ketika kami mulai mendaki kawah Papandayan menuju Pondok Salada. Menghindari lubang-lubang kawah yang bertebaran dan berkejaran dengan kabut bukanlah hal yang mudah, tidak satu pun dari kami yang pernah benar-benar mencapai Pondok Salada, tersesat dan mati karena gas beracun adalah pikiran busuk yang menelusup otak.
Beruntung, ada seorang pemuda, atau laki-laki yang bukan paruh baya. Memisahkan dirinya dengan sengaja, kembali ke parkiran, karena kunci motornya ketinggalan, nancep di belakang jok :( temannya dibiarkan menunggu di tempat yang lain. Dengan dia, kami mengekor, sampai ketemu temannya. Basa basi busuk mengiringi kami, yang baru tahu, bahwa jalan ke Pondok Salada tidaklah semudah kelihatan di bawah bukit.
Tips: Pakai semua yang bisa dipakai (jaket, syal dll) lebih berguna ketimbang membebani diri sendiri :))
Berkali-kali hati menciut karena beberapa orang yang ditemui di sepanjang jalan bilang "Pondok Selada masih lumayan dekat, kira-kira satu jam perjalanan lah, tapi ya kalau jalannya kayak gini bisa lebih". So? berkelabatlah bayangan 3 ekor siput mendaki bukit, jalan pelan-pelan karena berat bawa rumah :( gabisa lari, bisanya ngesot, pingsan kena semburan gas beracun.
Tapi, dengan munculnya mas-mas yang ketinggalan kunci motor itu, muncul juga harapan bisa nyampe bareng ke Pondok Salada. Kami (+ mas yang gatau namanya siapa) melanjutkan perjalanan, pada akhirnya dengan sangat gembira, saya kabarkan bawasanya dia (sebut saja mas kunci) bisa bertemu dengan kawan seperjalannannya.
Kami baru tiba di daerah yang agak datar sekitar maghrib, jelang-jelang sunset gitu lah.. ini nih fotonya :)
Biarlah Papandayan jadi latar dari saya yang ingin pamer banget :D ahaha
Terimakasih untuk mas kunci yang mau bawain tas sampai atas sini dan temennya yang mau-maunya diperdaya jadi juru potret sunset jelang maghrib ini. <3 <3 <3
Setelah berfoto-foto kami berjalan menyusuri Lawang Angin, seperti gerbang yang dibuat dari bukit yang dijebol bagian tengahnya. Selang air sepanjang jalan merembesi kaki, terlalu hebat untuk dibuat sampai ke atas gunung. Lalu ada tanah datar yang sudah dihiasi tenda-tenda, tidak teratur. Tapi sayang, masih bukan Pondok Salada :((
Masuklah kami sekalian ke dalam gang kecil diantara pepohonan, katanya sehabisnya jalan ada Pondok Salada. Menggunakan senter kami menjalani gang yang 'legok' haha... sampai pada akhirnya, ada titik-titik api unggun lengkap dengan siluet tenda beserta bayang-bayang remang isinya :)) Mulanya hanya beberapa, semakin lama semakin banyak, kayak pasar malam lah. Yang masak, masak. Yang tidur, tidur. Yang ngobrol, ngobrol. Yang nyari kecengan juga banyak :)
Bener banget kata orang-orang yang nge-camp sebelum sini "Pondok Selada udah penuh, tapi bisa lah untuk 1 atau 2 tenda" weeww... Eh, BTW kesan pertama lihat pasar tenda ini adalah haha... serasa ikutan Piala Dunia Quidditch-nya Harry Potter hehehe... Bedanya yang akan kami semua tonton besok adalah sunrise bukan Viktor Krum.
Pici mulai meneriakkan nama Fahria, yang nyaut malah cowok-cowok penghuni tenda remang haha... Karena Tuhan Maha Mengetahui bawasanya hambanya udah gak kuat jalan dengan kondisi mata yang siwer gara-gara kacamata patah :( segeralah kami dipertemukan dengan keponaakannya Pici. Cupika cupiki, chit chat, simpan barang dan ishoma.
Kita sempat main ke tenda lain, niatnya mau nyari api unggun biar gak kedinginan. Kesana kesini, SKSD, janjian besok mau liat sunrise :)) Sepanjang malam saya kembali nggak bisa tidur, dingin. biar pake sleeping bag sekalipun masih dingin. Kali ini yang jadi sumber masalahnya, tendanya, bivak lagi :( bukan tenda yang biasa dibuat nge-camp. Alasnya pake karpet, matrasnya gak ada. Orangnya 5, sleeping bag-nya 2 :(