Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Ramadan selalu menyisakan cerita, entah itu cerita sedih, cerita bahagia atau cerita agak kurang penting macem post ini. Kalau Ramadhan tahun lalu aku disibukkan dengan videographer wanna be life be like dan proyek ambisius membuat paper flowers ala Pinterest. Ramadan tahun ini aku sok sibuk dengan YCIFI dan agak senewen karena banyak hal.

Yawla... senewen.😏

Mostly, karena banyak hal tidak berjalan sebagaimana mestinya. (But hey) this is lyfe ~ You can’t got everything...

Aku kayanya mulai senewen sejak ditinggal kabur ART, seriously... ART-nya kabur. Makanya dulu aku pernah mayah-mayah di Twitter, ingin banget ngomong kasar cuma orangnya nggak jadi followers, kan percuma udah berapi-api tapi dianya sendiri malah nggak pernah tahu. 😒

Nggak ada harta yang diambil, ya mungkin karena di rumah juga nggak ada apa-apa kali ya... Satu-satunya yang dia ambil adalah kunci rumah, nah itu masalahnya, kunci rumah yang dia ambil sepaket sama kunci-kunci lainnya, ya kunci pintu samping, ya kunci rolling door garasi, ya kunci-kunci gembok pager.

Mama jelas stress karena merasa kehilangan dayang-dayang, aku apalagi... Selain karena masih sering bolak balik Bandung karena YCIFI, ditinggal kabur ART berasa dikhianati. Aku mesti mengurusi tetek bengek rumah tangga termasuk merawat mama lagi. Kan... Kan... Kan... Jadi sulit kemana-mana.

Ishhh... KZL 😠😠😠

Yaudahlah ya... semoga dapet ART lagi ntar. Yang lebih baik, yang lebih hidéng, yang lebih care dan yang paling penting yang nggak akan kabur. Anyone?

Ramadan tahun ini nggak sempet ikutan bukber karena grup WA angkatannya keburu rusuh, agak memalukan memang ya rusuh hanya karena bukber, tapi... sudah terjadi. Sekalinya bukber tandingan adalah dengan Icunk, itu juga mendadak dengan pertimbangan weekday nggak akan seramai weekend. Ternyata ya... orang-orang berfikir sama, kita bahkan sampai ditolak oleh 3 tempat dengan alasan penuh, padahal ini Cibiru lohh... baru menjelang jam ½ 5 sore... dan bukan tempat yang kekinian. OMG... 😟

Kita akhirnya terdampar di rumah makan Sunda (selain Ampera) yang owner-nya turun tangan melayani tamu saking hectic-nya, meski masaknya agak lama kita sih seneng-seneng aja karena jadi bisa nge-ghibah. Aduh ghibah... berasa masih di DA hehe Setelah adzan maghrib berkumandang baru bisa nge-ghibah + nge-godin. Bener-bener ya... Godaan syaithon yang terkutuk...

Menjelang Lebaran Bi Kenda (yang dulu suka beres-beres di rumah sebelum ada ART) menyempatkan mampir setelah berobat ke Puskesmas di dekat rumah. Kemudian curhat tentang suaminya (Pak Kenda) yang lebih memilih untuk menghabiskan hari tuanya dengan judi togel bersama para tukang becak di gang depan rumah ketimbang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Err... Masih musim ya judi togel? Dikirain cuma online doang... 😢 Sebagai anak yang pernah tumbuh bersama mereka, aku turut merasa sedih dan tak habis pikir mengenai jalan hidup yang dipilihnya. But however semua kembali pada diri masing-masing sih, tapi semoga Pak Kenda bisa mendapatkan hidayah di Ramadan ini ya...

Seminggu sebelum Lebaran Widy ditabrak pengendara motor di daerah Cibiru saat dalam perjalanan pulang berobat dari klinik. Ia sendiri nggak menuntut si penabrak karena ia pikir yang menabrak juga belum tentu bisa bertanggungjawab, diem mulu sih nggak mau ngomong, yaudah lah ya namanya juga musibah.

Aku diberitahu sehari setelah kejadian, tadinya aku pikir ia cuma kecelakaan nggak parah macem baret-baret atau lebam-lebam, nyatanya malah lebih parah. Ia minta dijemput di kostannya, nggak as soon as possible sih, tapi tetep aja panik...😨😨😨 Mama jelas nggak bisa dikasih tahu, ayah dikasih tahu tapi reaksinya malah sama kaya si penabrak, diem mulu, shock kali ya... atau memang udah nggak peduli.

Aku lantas meminta sepupuku untuk menjemput Widy di Bandung, selain karena sudah mulai arus mudik, kalau nyetir malem nggak kelihatan jalannya... 😭 Perjalanan ke Bandung kali ini termasuk yang paling sunyi. Hampir setengah perjalanan gelap karena mati lampu, belum lagi kabut tebal di daerah Dayang Sumbi (sekitar main gate Gunung Tangkuban Perahu) orang-orang juga nggak tahu pada kemana, bener-bener sepi. Ketika sampai Terminal Ledeng barulah ketemu orang-orang, kemudian macet sampai Cibiru.

It wasn’t easy to maintain 2 people with their habits.

H.U.F.T.

(skip)

Kalau biasanya menjelang Lebarang kita membeli bunga yang dijual berjejeran di sepanjang trotoar depan Chandra, sekarang mah nggak dong, karena nggak ada yang nganterin... eeaaa... motor jelas rusak, mobil disimpan di rumah Mbah karena kunci rolling door garasi belum sempet diganti. Tahh... Tahh... Tahh... hasil perbuatan siapa itu hah !!! 😠😠😠

(Masih) KZL.

Wacana mudik yang sebelumnya sempat didiskusikan secara serius mesti batal karena banyak hal lainnya (meski sebagian adalah yang diatas ini *heu). Kecewa juga sih nggak jadi mudik, karena kan memang udah lama nggak mudik. Apa kabar feed IG yang udah gersang ini haha 😊😊😊

Kata mama: “Coba ya kalau mama udah punya menantu, nanti bisa diajak mudik...“

Mah... mendingan sewa driver kali ah, kita kan mudiknya bukan ke Garut apa Tasikmalaya macem orang-orang, tapi ke Solo terus ke Surabaya terus lanjut ke Bali. Kalau masih sanggup kita bisa terus lanjut ke Lombok terus lanjut ke NTT terus lanjut ke NTB terus lanjut ke Maluku, nanti Lebaran Haji (Idul Adha) kita sholat sunnah-nya di lapangan PT. Freeport di Papua. Gimana? Sanggup?

Kata mama dalam hati: “Kalau nggak sanggup... Ya shangguuupiinnn...”

😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂

Selamat Lebaran.
Mbak Nonon ~

Note : nggak nerima salam selain salam tempel
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Masih inget kan dengan Masnya yang minta ambulance jemput Mbaknya di lab jahit karena ‘Yang ... aku sakit perut’? Nah ini ada kelanjutannya ...

Selesai Final Project Exhibition, manekin yang dipinjam wajib dikembalikan ke gudang di gedung CADL. Karena diantara kita nggak ada yang bawa mobil, jadilah manekin-manekin tersebut diangkut mandiri dari gedung Creative Center Timur ke gedung CADL dengan berjalan kaki, dengan gembolan properti exhibition di tangan satunya lagi.

Saat menunggu lift turun, muncul si Mas dan si Mbak yang waktu itu tea dengan manekin se-lift-eun.

👷 “Yang! Kenapa sih kamu mau-maunya ngerjain kaya gini!”
*Sambil ngeluarin manekin dari lift dengan emosi.

👯👯👯
*Melipir agak menjauh dari lift.

👷 “Kenapa bukan mereka aja sih yang bawa manekinnya sendiri kesini?!”
*(masih) ngeluarin manekin dari lift dengan emosi.

👸 “Biar sekalian Yang ... kita kan ada mobil ...”
*Sambil ngebenerin letak manekin yang dikeluarin Masnya dari lift.

👯👯👯 "Mereka sadar nggak sih ada kita disini? 
*Sambil saling menatap penuh arti.

👷 “Kamu tuh ya ... kebiasaan banget!
*(masih) ngeluarin manekin dari lift dengan emosi.

👸 “Nggak ada salahnya dong Yang... bantuin temen...”
*Duh ... baik banget nih si Mbaknya ... kaporit Minceu! 💘

👯👯👯 “Kayanya kita nggak dianggap deh”
*Sambil saling menatap penuh arti.

👷 “Emang mereka nggak mikir apa kita ini capek?!”
*(masih) ngeluarin manekin dari lift dengan emosi.

Eh. Belum sempet dijawab pintu lift-nya tertutup ...

👸 “Yang ... Yang ... Yang ...”
*Dan Mbaknya ngetok-ngetok pintu lift kaya ngetok pintu kamar.

Pintu lift sebelah terbuka, muncul temennya yang lain dengan manekin yang juga se-lift-eun.

👯👯👯
*Langsung nyamperin, bantuin ngeluarin manekin dari lift, estafet.

👷👸
*Ngeluarin sisa manekin dengan tergesa-gesa.
*Keduanya masuk ke lift.
*Dan manekinnya ditinggalin.

Bener-bener ya nih si Masnya ... Nggak tahu deh siapa yang masukin ke gudang, tapi kayanya temennya yang di lift sebelah.

Ketika kita (akhirnya) masuk lift ...

Udahlah ya nggak usah diceritain gimana pecyahnya isi lift 😂😂😂

Jadi intinya si Masnya agak keberatan dengan sikap si Mbaknya yang tenggang rasa, mau dititipin manekin sementara temen-temen yang lain bongkar properti exhibition. Sementara si Mbaknya mikir nggak ada salahnya bantuin temen toh kita ada fasilitas (mobil).

Bukannya kita nggak mau bantuin mereka, Cuma nggak enak aja ... bisi dikira ikut campur 😇 Nggak ngerti juga kenapa malah kita yang salting dan malu sendiri sementara mereka nggak. Bisa dibayangin ya ... Udah sore, gedungnya lagi sepi, Masnya ngomongnya sambil teriak sementara Mbaknya kalem. Iya sih, serasa dunia milik berdua, da kita (+bapak-bapak yang bertugas) mah Cuma penonton 📺

Mungkin dalam hati masing-masing “Ya Allah jauhkanlah hamba dari roller coaster relationship kaya barusan” 🙏

“Coba ya tadi kita insta story-in ...” 😼😶

*Kemudian terdengar suara mobil ngebut ...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Dari 20 orang peserta YCIFI Basic Fashion Course batch 2, yang officially ikutan exhibition ada 14 orang. Khrisna mengundurkan diri, Jeje tetep ikutan meski lagi magang di Bali (final project-nya ikut exhibition sedang raganya lagi galau asyik di pinggir pantai) dan yang 5 orang lagi nggak dihitung *eh. Bukannya jahat ya, tapi bagiku ini hal yang cukup mengganggu.

Saat exhibition ada 5 slot kosong di Basic Fashion Course batch 2, jangankan final project-nya orangnya aja kita nggak kenal. Seingatku mereka pernah datang beberapa kali di materi-materi awal, setelahnya lenyap nggak ada kabar, tapi absennya ada yang full. 

Kita sih menyayangkan sekali... ada banyak orang yang ingin mengikuti YCIFI Basic Fashion Course ini, semestinya kalau dari awal udah sadar kemungkinan untuk lanjutnya rendah lebih baik diganti dengan kandidat lain yang lebih sanggup. Karena nggak mudah menyisihkan ½ dari kuota untuk bisa lolos YCIFI Basic Fashion Course batch 2 ini.

Kalau alasannya adalah kuliah kesannya malah effortless, bukannya kita nggak pernah merasakan kuliah, di jurusan desain pula ya. Yang masih berstatus mahasiswa/i pun ada tapi mereka menentukan pilihan. Kaya Susy dan Shinjo yang menggugurkan salah satu mata kuliahnya demi YCIFI Basic Fashion Course batch 2. Tapi kalau dibandingin dengan Farah yang hijrah dari Bangka ke Bandung, ah da kita mah apa atuh...

Eh kok malah jadi curhat ya?

Final Project Exhibition ini dilaksanakan pada minggu-minggu terakhir bulan Ramadhan, karenanya yang berkunjung sedikit, kalau nggak keluarga ya teman dekat itu pun kalau belum pada mudik. Anyway... Makasih loh Kak Admin chat komplainnya sudah di-read.

Kalau dibandingkan dengan Advance, yang Basic memang kalah cetar tapi kita sih senang-senang saja, bangga-bangga saja... Karena kita tahu betapa sulitnya menghasilkan design yang sesuai dengan konsep. Nah, rata-rata kita gagal di eksekusi, karena kita terlalu terpaku pada mood board meski sebenarnya kita juga agak kurang sreg (dengan mood board yang dipilih). Mungkin karena itu ya jadinya kita ½ hati mengerjakannya...

Tapi bagaimana pun sebagai designer sekaligus yang mengerjakannya kita memiliki pertimbangan sendiri. Mungkin kita seharusnya asistensi detail-nya juga, karena bisa jadi hal-hal semacam itulah yang mengacaukan design secara keseluruhan. Kritik dan saran yang dilontarkan oleh mentor kita jadikan sebagai masukan, karena kalau menjadikannya sebagai ‘komentar netizen’ yang ada kita malah bakal uring-uringan terus. Toh, mereka melihat dari point of view bidang keahlian yang dimilikinya berdasarkan pengalamannya selama ini.

We trust you...
YCIFI and my dream... ✌









Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Dunia berubah ketika negara api menyerang ...

Ketika teknologi memudahkan segalanya, ada orang-orang yang rajin men-download film dan bermurah hati membaginya. Bagi sebagian orang ini adalah rezeki, meski sebenarnya merupakan kejahatan yang harus dibasmi. Termasuk kita-kita, mahasiswa mahasiswi yang kere akibat tugas hehe

Tapi emang ya, sejak sering sharing film hasil download-an intensitas nonton di bioskop jadi berkurang. Aku nonton ke bioskop hanya jika filmnya punya effect yang maha keren atau suka dengan ceritanya.

Selebihnya nonton di laptop atau ikutan streaming berjamaah pake wifi kampus #eh.  Apalagi saat punya hardisk 500 GB, duhh ... serasa dunia milik berdua weh (dengan laptop). Tiada malam tanpa movie marathon ...

Kebiasaan nonton di laptop dimulai sejak aku masih duduk di bangku SMA. Karena saat itu belum zamannya download film di internet, satu-satunya sumber film adalah DVD yang sengaja dibawa dari rumah atau disewa dari Ultra.

Masih inget Ultra? FYI. Ini bukan susu loh ... Ultra ini adalah salah satu tempat penyewaan DVD yang menyebar hampir di tiap kota dan legal (resmi) karena sudah mendapatkan license dari distributor film yang bersangkutan.

Filmnya sendiri cukup lengkap meski tidak se-update di bioskop. Oh iya, karena yang nonton bukan hanya aku jadi pemilihan filmnya berdasarkan kesepakatan bersama. Saking seringnya ke Ultra, kita sampai punya kartu member segala haha


Sebelum punya laptop aku sering menginap di rumah teman yang punya DVD player, apalagi kalau bukan untuk menonton ahaha Nggak afhdol rasanya kalau libur nggak nonton. Demi bisa nonton DVD, kita rela kok jauh-jauh ke rumahnya Jaojah di Wanaraja ... Catet ya, demi bisa nonton DVD.

Satu-satunya kekurangan nonton di laptop adalah ukuran layarnya yang kueeciilll ... Jadi suka kasihan kalau nonton berjamaah di asrama, ranjangnya suka dikerubutin sambil desek-desekan, apalagi kalau Ringring ikutan nonton, beuhh ... ngabisin lapak cuy.

Pernah, saat sedang asyik-asyiknya nonton K-Drama Full House di laptopnya Fahria, datang Bu Eni (pembina) yang penasaran dengan suara-suara asing di asrama. Sebagian langsung melipir, sebagian tetap bertahan, sayangnya ... scene yang sedang ditonton adalah scene Song Hye Kyo dan Rain honeymoon di cottage.

Laptop ini saya sita!

Karena nonton di laptop temanku bahkan sampai ada yang di DO (drop out) dan di skors. Loh kok bisa? Bisa lah ... kan nontonnya film ... apa ya? Sejenis film anatomi yang diharamkan FPI haha 
Sampai sekarang aku  tak habis pikir bagaimana caranya membuat layar laptop segede kertas A4 jadi layar tancep.

Serius. Yang nonton itu hampir 1 kelas loh ... Tapi yang di DO malah yang punya laptop. Masih menjadi misteri yang di skors berperan jadi apa? Yang memilih filmnya? Atau yang mengorganisir acara nonton barengnya? Mungkin tidak keduanya ... Atau malah keduanya?

Harga diri banget gak sih? Di DO dan di skors karena nonton di laptop  Dan satu sekolah tahu. Ketika liburan usai ‘Mah, Pah aku liburnya diperpanjang seminggu lagi’. Kalau kata Vici mah: Cekakaakaaaks ... Gile lu Ndro!


Mungkin tidak semua orang pernah mengalami zaman layar tancep, aku lagi-lagi cukup beruntung pernah mengalaminya. Layar tancep dulu pernah populer sebagai hiburan perayaan kenduri, melebihi Wayang Golek dan Organ Tunggal.

Menariknya bukan Cuma tamu undangan, kerabat atau tetangga dekat saja yang bisa menikmatinya, umat satu kampung dan kampung tetangga bisa ikut menonton. Karena diadakan di lapangan, kita harus membawa alas dan selimut (optional) sendiri, oh iya jangan lupa bawa uang karena banyak pedagang stand by di pinggir lapangan.

Sebagai hiburan yang merakyat, layar tancep merupakan ajang silaturahmi sekaligus ajang PDKT #eh. Tak jarang komentar-komentar penonton saat film sedang diputar malah jauh lebih membuat terpingkal-pingkal ketimbang filmnya sendiri.

OK. Kembali ke laptop ...

Untuk mendukung kegiatan movie marathon kita terbiasa untuk sharing film di sela-sela kuliah. Kebanyakan adalah film sekali tamat atau serial yang kalau sekali nonton pasti keterusan dan merasa nggak enak karena belum tamat, mungkin karena itu juga kali ya dinanami movie marathon atau nonton maraton.

Karena sering kuliah mandiri, kita jadi punya banyak waktu luang yang sering digunakan untuk nonton berjama’ah di kampus sambil ngemil Sabana. Jam-jam malas tengah hari diisi dengan nonton film yang nantinya dihapus setelah tamat macam Premium Rush, Life As We Know it atau Leap Year. Nggak ngerti juga ya kenapa nonton Paranormal Activity mesti di-mute, padahal nontonnya siang-siang dengan temen di kampus.


Setelah selesai sidang TA ke 2, aku menghampiri temanku di ruang Himpunan yang letaknya bersebelahan dengan ruang sidang. Saat itu Idam sedang asyik menonton serial Games of Thrones di laptop Ikcwan, gebleknya, laptop tersebut ditaruh membelakangi pintu masuk. Tahu sendiri kan serial Games of Thrones, selalu ada uncensore scene di setiap episode-nya hehe

Nah, karena ada keperluan Idam mem-pause dulu tontonannya, tepat di scene yang ... yaudah lah ya ... so Games of Thrones gitu (YKWIM). Kita sebenarnya ‘ngeh sih, tapi tidak terlalu peduli karena sudah menganggap tontonan semacam serial Games of Thrones adalah hal yang biasa. Intinya ya, kita terlampau mager untuk me-minimize tab-nya.

Tak disangka muncul salah satu dosen penguji sidang TA merangkap Ketua Jurusan di pintu ruang Himpunan ...

Dengan sedikit gusar ia bertanya “Siapa yang menonton ini?” yang kompak kita jawab dengan “Nggak tahu Pak ...”. Sungguh suatu kebodohan menyatakan tidak tahu sementara bukti menyatakan sebaliknya, “Masa nggak tahu?” disitu aku merasa belum selesai sidang “Bilang sama yang punya laptop, menghadap ke kantor saya setelah sidang TA 2 selesai!”.

Kita Cuma bisa cekikikan membayangkan sanksi apa yang menunggu Idam atau Ikcwan. Tapi karena yang ditunggu belum datang, muncul ide jahil mengerjai Ratum yang kebetulan baru datang. Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba “Tum, disuruh Ketua Jurusan menghadap di kantor abis sidang TA ke 2 selesai” yang dijawabnya dengan sotoy “Oh ... OK. OK”.

Jahat banget ya kita ... Haha Nggak tahu juga gimana akhirnya kasus Games of Thrones, entah siapa yang akhirnya menghadap Ketua Jurusan, yang jelas ruang Himpunan kembali disegel.
Begitulah nonton di laptop mengisi hari-hariku tanpa bioskop, meski kadang suka bikin anyep karena nontonnya sendiri, lebih banyak sukanya ketimbang dukanya haha

*kita: aku dan teman-teman
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Actually there is more than these, but remember I’m not writing #myfavoriteplaylist which was ever hype on Instagram, I’d like to share my recent playlist (nowadays), just in case you are curious ;p I know ... mostly is an old song which was listened in high school, yes, my music taste is so old fashion hehe

These playlist picked randomly from my music folder, it means ... I’m not in broken heart mode or whatever that makes me looks so miserable. I’m choosing these song because I want to hear it. You can make it as reference if you bored with your playlist.

Mocca – I Remember
Keira Knightley – Like A Fool
Aditia Sofyan – Adelaide Sky
One Direction – History
Sandy Sondhoro – Tak Pernah Padam
Santana Feat. Michelle Branch – The Game of Love
Andre Hehanusa – Karena Ku Tahu Engkau Begitu
Switchfoot – Always
Barasuara – Bahas Bahasa
The Beach Boy – Wouldn’t It Be Nice
Gloria Jessica –  A Sky Full of Stars
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates